BATAK Dalihan Natolu

BATAK Dalihan Natolu Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from BATAK Dalihan Natolu, Digital creator, Jalan pancing, Medan.

Horas tano batak, Dalihan natolu Somba marhulahula,Elek marboru,Manat mardongan tubu, kami akan memberikan video2 yang menarik seputar batak,jangan lupa like & ikuti ya
horas

29/11/2024

Nitip dulu ya fb, full memori

20/11/2024

Manghali holi, budaya batak

07/08/2024

lungun nai 😭😭

24/07/2024
17/07/2024

Kasihan nenek ini, hidup sebatang kara 😭😭
#

#
Sorotan

06/06/2024

Mari suku batak,tetap pertahankan adat ustiadat horass

Asal Usul Suku Karo dari India, Mereka Bukan Orang BatakDalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia...
05/06/2024

Asal Usul Suku Karo dari India, Mereka Bukan Orang Batak

Dalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia (1995)" karya Kol (Purn) Sempa Sitepu menuliskan dengan tegas jika Suku Karo bukan berasal dari si Raja Batak. Sehingga penyebutan Batak Karo jelas mengubah sejarah.

Dalam penjelasannya, dia pun mencantumkan sisilan suku Karo yang dirangkum dari cerita leluhurnya yang lahir tahun 1838. Dituliskan jika leluhur etnis Karo dari India Selatan yang berbatasan Myanmar.

Dahulunya, ada seorang raja hidup dengan permaisurinya di seberang laut. Sang raja rupanya memiliki panglima bernama Karo yang merupakan orang keturunan India.

Entah tiba-tiba sang raja mengatakan pada Panglima Karo ingin pergi ke lokasi baru untuk mendirikan kerajaan. Sang putri raja Si Miansari ikut serta. Miansari yang sudah menyimpan rasa kepada Karo memilih ikut rombongan dengan pasukan yang dipimpin sang panglima.

Pasukan pun berlayar hingga tiba di Pulau Pinang. Konon mereka tinggal beberapa bulan di pulau itu hingga sang Raja kepincut dengan pulau yang lebih luas di sebelah selatan.

Dengan semangat raja pun akhirnya meminta pasukan bersiap untuk menyeberang. Nahas, di tengah laut, mereka diterjang ombak besar hingga pasukan terpencar. Beruntung putri Miansari dengan rombongan Panglima Karo terdampar. Sementara keberadaan sang raja tak diketahui.

Putri Miansari dengan Panglima Karo pun sepakat pergi dengan membawa dua dayang dan tiga pengawal. Dalam pencarian tempat baru itu, akhirnya Miansari dan panglima menikah. Rombongan pun akhirnya tiba di pulau Perca (Sumatera). Saat ini, tempat tersebut dinamkaan Belawan.

Masih belum ingin menetap, rombongan pun menelusuri aliran sungai hingga tiba di tempat yang kini dinamakan Durin Tani. Di tepat itu diketahui ada gua yang disebut gua Umang. Dianggap tak aman, Panglima Karo dengan rombongan pergi hingga sampau ke tempat bernama Buluhawar, Bukum. Mereka pun tinggal di kaki gunung kini bernama Sikeben yang berdekatan dengan Bandarbaru.

Masih mencari tempat yang lebih nyaman, Karo kembali berpindah hingga tiba di kaki Gunung Barus. Meski pemandangan dan udara di tempat tersebut sangat disukai rombongannya, Karo tetap ingin mencari tempat lain yang mirip dengan tanah kelahirannya.

Saat beristirahat di bawah pohon beringin, Karo mengutus anjing untuk menyusuri sungai yang kini disebut Sungai Lau Biang. Beruntung anjing itu kembali dengan selamat. Karo dan rombongan pun kembali melakukan perjalanan hingga tiba di daratan tinggi bernama Mulawari atau berseberangan dengan si Capah (Seberaya). Daratan tinggi kini ini sebut Tanah Karo.

Keturuan Putri Miansari-Karo

Pernikahan Putri Miansari-Karo dikaruniani tujuh anak. Anak pertama hingga keenam semuanya perempuan.

1. Corah
2. Unjuk
3. Tekang
4. Girik
5. Pagit
6. Jile

Anak ketujuh berjenis kelamin laki-laki. Lantaran disebut sebagai penerus, anak ketujuh ini diberi nama Meherga (berharga).

Lahir anak ketujuh Karo ini juga menjadi cikal bakal terciptanya merga di Suku Karo. Merga pun akhirnya menikah dengan anak Tarlon (saudara bungsu dari Miansari) bernama Cimata.

Merga dan Cimata pun memiliki lima anak laki-laki yang namanya menjadi induk marga Suku Karo. Anak pertama yakni Karo (sebagai leluhur agar diingat para keturunannya). Anak keduanya yakni Ginting.

Anak ketiga yakni Sembiring. Nama itu diambil kata kata Si Mbiring yang artinya hita. Konon, Sembiring ini paling hitam di antara saudaranya. Anak ke empat Peranginangin. Dia diceritakan lahir saat angin puting beliung. Sementara anak kelima atau bungsu diberi nama Tarigan.

Itulah sejarah kenapa orang Karo tidak mau disebut orang Batak. Mereka tidak ingin menghapus sejarah leluhurnya hingga disebut suku Batak.

Sumber: Inews

03/06/2024

Jadi parumaen/menantu di suku batak itu sich gampang2 susah, "didok ikon parbahul2 nabolon", disuatu sisi tidak semua mental Ibu sama, apalagi klu sdh kena batinnya, bisa punya efek selain ke diri sendiri, & ke orng2 disekitar kita, bisa jd gampang marah,emosi, tidak percaya diri, bahasa kerennya 'Insecure" 😃😃, ada beberapa hal yg hrs kita lakukan :
1.Sabar...sabar...sabar...
2.berpegang teguh pada Pencipta langit & bumi,
3.Jika cintaMu hilang naikkan levelnya jadi kasih, spy kita kuat melewatinya,
4.ampuni dirimu dulu, & kemudian balaskan dendammu dengan mendoakan yg menyakitimu, krn itu sama aja kamu menaroh barah api dikepalanya.
5.Lepaskan, jngn gemgam jika mereka tdk menganggap kamu penting, lepaskan & iklaskan...
"koq tau aq tips2 ini" jangan...jangan...😃😃😃

Address

Jalan Pancing
Medan
20222

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when BATAK Dalihan Natolu posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share