07/08/2025
Rumah tangga anggota Polres Pakpak Bharat, Brigadir Polisi Frengky Napitupulu, kini jadi sorotan. Istrinya, Hotma Ulinta Panjaitan (32), seorang ibu Bhayangkari, memilih angkat suara dan melayangkan aduan langsung ke Kapolda Sumatera Utara Irjen Whisnu Hermawan Februanto.
Hotma mengaku sudah tiga tahun hidup dalam tekanan sejak menikah dengan Brigpol Frengky pada tahun 2022 lalu. Yang paling menyakitkan, kata Hotma, dirinya tidak pernah diberi nafkah oleh sang suami, padahal Frengky adalah anggota aktif Polri dengan gaji dan tunjangan.
"Untuk makan sehari-hari aja saya harus kerja keras buka laundry sendiri. Itu pun udah saya jalani sejak sebelum menikah," ujar Hotma dengan nada sedih, Rabu (6/8/2025).
Tapi itu baru permukaan. Hotma mengungkapkan sejumlah perilaku tak pantas suaminya, mulai dari kecanduan judi online dan konvensional, game online, hingga diduga berselingkuh dan menggunakan jasa wanita panggilan saat dinas ke Medan.
Lebih mengejutkan lagi, sebelum mereka menikah, sempat muncul seorang wanita yang mengaku sudah dihamili oleh Brigpol Frengky. Namun pernikahan tetap dilangsungkan karena sudah terlanjur dekat.
"Setelah nikah, kelakuannya malah makin menjadi-jadi," kata Hotma.
Bukan hanya dugaan perselingkuhan, Hotma juga mengaku diancam akan ditembak oleh Frengky menggunakan senjata dinas.
"Setelah kami cekcok, dia sempat bilang akan menembak saya pakai pistol dinas. Itu supaya saya gak lapor ke Propam," katanya sambil menahan tangis.
Saat ini, keduanya sudah pisah ranjang selama kurang lebih empat bulan dan tengah berproses cerai di pengadilan. Selama menikah, Hotma juga dilarang bergabung dengan Bhayangkari dan tidak pernah diajak ke lingkungan istri-istri polisi lainnya.
Belakangan, Hotma menduga itu adalah cara suaminya menutupi semua kebohongan dan kelakuannya.
Hotma juga menyebut bahwa Brigpol Frengky meminjam uang sebesar Rp200 juta di lingkungan Polres Pakpak Bharat, diduga menggunakan tanda tangan palsu atas nama istrinya.
"Ada uang Rp200 juta dia pinjam tanpa saya tahu. Saya curiga, tanda tangan saya dipalsukan," bebernya.
Kini, Hotma mengaku mengalami tekanan psikis, bahkan sempat harus konsultasi ke psikiater karena stres berat. Ia meminta perlindungan hukum kepada Kapolda Sumut dan mendesak agar Brigpol Frengky segera dipindahkan dari Polres Pakpak Bharat demi keselamatannya.
"Saya minta Kapolda menindak tegas dan memindahkan dia dari Polres Pakpak Bharat. Saya takut disakiti, ditembak, atau bahkan dibunuh," kata Hotma.
Pihak Polda Sumut melalui Kasubbid Penmas AKBP Siti Rohani Tampubolon membenarkan sudah menerima aduan Hotma Ulinta Panjaitan.
"Kita cek dulu aduannya. Yang jelas akan ditindaklanjuti," ujarnya singkat.