Maliq Nganjuk

Maliq Nganjuk Cerita inspiratif dan informatif
(1)

Parade Kambing di Udara, Atraksi Mini Zoo Thailand Bikin Ngakak!Di sebuah kebun wisata kecil bernama Uncle Phong Mini Zo...
15/09/2025

Parade Kambing di Udara, Atraksi Mini Zoo Thailand Bikin Ngakak!

Di sebuah kebun wisata kecil bernama Uncle Phong Mini Zoo di Thailand, ada pemandangan unik yang membuat pengunjung tertawa sekaligus kagum: barisan kambing berjalan santai di atas papan kayu tinggi, seolah sedang menggelar parade di udara.

Video atraksi sederhana ini pertama kali viral di TikTok melalui akun , menampilkan kambing-kambing yang dengan lincah melangkah di jalur kayu panjang di atas kepala pengunjung. Dari bawah, pengunjung bersorak melihat bagaimana hewan-hewan itu begitu percaya diri, bahkan tanpa terlihat takut pada ketinggian.

Fenomena ini bukan sekadar hiburan. Kambing memang dikenal sebagai hewan yang lihai menjaga keseimbangan, terbiasa hidup di lereng terjal dan bebatuan curam. Bagi mereka, papan kayu yang tinggi bukanlah ancaman, melainkan jalur biasa untuk berpindah tempat. Di kebun mini ini, jalur udara juga berfungsi praktis: memudahkan kambing menuju kandang atau area makan tanpa harus berdesakan di bawah.

Yang membuat atraksi ini inspiratif adalah: kadang hal sederhana bisa membawa kebahagiaan besar. Dengan kreativitas dan pemahaman terhadap perilaku hewan, pengelola mampu menghadirkan tontonan unik tanpa perlu teknologi rumit atau fasilitas mewah. Anak-anak yang datang belajar bahwa hewan pun punya cara luar biasa untuk beradaptasi, sementara orang dewasa diingatkan bahwa kegembiraan bisa lahir dari momen kecil yang tak terduga.

Viralnya parade kambing di udara ini juga menunjukkan sisi lain media sosial: bukan hanya tempat hiburan cepat, tapi juga jendela untuk melihat bagaimana interaksi manusia dengan hewan bisa menghadirkan senyum, rasa syukur, dan inspirasi.

Di balik tawa pengunjung, ada pesan sederhana: hidup tak selalu butuh hal besar untuk terasa indah. Kadang, seekor kambing yang berjalan di atas papan sudah cukup untuk membuat hati ringan dan bahagia.

Sains di Balik Ketahanan Unta: Dari Darah Hingga Suhu TubuhKalau ada hewan yang benar-benar pantas disebut “juara bertah...
14/09/2025

Sains di Balik Ketahanan Unta: Dari Darah Hingga Suhu Tubuh

Kalau ada hewan yang benar-benar pantas disebut “juara bertahan hidup di padang pasir”, jawabannya adalah unta. Bayangin aja, di tempat panas yang bisa bikin manusia dehidrasi hanya dalam hitungan jam, unta bisa jalan berhari-hari tanpa minum sekalipun. Rahasianya? Ada pada cara tubuhnya bekerja, dari darah, ginjal, sampai suhu tubuhnya yang super fleksibel.

Pertama, soal darah unta. Sel darah merah mereka berbentuk lonjong, beda dengan manusia yang bulat. Bentuk ini bikin darah unta tetap bisa ngalir lancar walaupun tubuhnya lagi kekurangan air. Bahkan, unta bisa minum sampai puluhan liter air sekaligus setelah kehausan, dan darahnya tetap aman, tidak “pecah” karena kelebihan cairan.

Lalu ada ginjal dan usus unta yang bekerja sangat efisien. Ginjal mereka mampu menyaring air semaksimal mungkin, sampai-sampai urine unta jauh lebih pekat daripada manusia. Begitu juga dengan kotorannya—saking keringnya, kotoran unta bisa langsung dipakai buat bahan bakar api di gurun.

Ketahanan unta juga datang dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Kalau kita gampang kena heatstroke di panas terik, unta bisa menaikkan dan menurunkan suhu tubuhnya sendiri. Pagi hari suhunya bisa rendah supaya nggak cepat kehilangan cairan, lalu siang hari bisa naik supaya tubuhnya nggak gampang kepanasan. Sistem pintar ini bikin mereka hemat energi dan air.

Jangan lupakan soal punuknya. Banyak orang kira punuk unta isinya air, padahal sebenarnya itu cadangan lemak. Lemak inilah yang bisa dipecah tubuh jadi energi, bahkan menghasilkan sedikit air sebagai “bonus”. Jadi, punuk itu kayak powerbank alami buat unta.

Dengan semua kemampuan ini, wajar kalau unta dijuluki “kapal padang pasir”. Dari darahnya yang unik, ginjalnya yang super hemat, sampai suhu tubuhnya yang adaptif, semua dirancang alam supaya hewan ini bisa bertahan hidup di salah satu tempat paling ekstrem di bumi.

Diam Bukan Pasif, Tapi Strategi: Seni Menahan Ego di Dunia yang BisingDi tengah dunia yang semakin bising, diam sering d...
13/09/2025

Diam Bukan Pasif, Tapi Strategi: Seni Menahan Ego di Dunia yang Bising

Di tengah dunia yang semakin bising, diam sering disalahartikan sebagai kelemahan, tanda pasif, atau tidak tahu apa-apa. Padahal, riset dari University of Wisconsin menunjukkan bahwa orang yang mampu diam dalam situasi penuh tekanan justru memiliki regulasi emosi yang lebih baik dan membuat keputusan lebih tepat. Diam bukan berarti kalah, melainkan sebuah strategi untuk menahan diri ketika kata-kata hanya akan memperkeruh keadaan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat bagaimana konflik menjadi semakin rumit hanya karena orang bereaksi terlalu cepat. Mereka yang mampu menahan diri dan memilih diam sejenak biasanya terlihat lebih dewasa, karena tahu kapan waktu yang tepat untuk bicara. Diam di sini adalah seni mengendalikan ego, memberi jeda pada pikiran agar bisa merumuskan respons yang lebih bijak.

Menariknya, diam juga memberi ruang bagi pengamatan yang lebih tajam. Saat tidak sibuk membela diri atau bereaksi, kita bisa menangkap detail kecil—ekspresi, bahasa tubuh, bahkan emosi orang lain—yang sering terlewat. Dari situlah lahir pemahaman yang lebih utuh terhadap situasi, sehingga keputusan yang diambil pun lebih kuat dan tidak tergesa-gesa.

Lebih jauh, diam adalah bentuk penghematan energi mental. Kata-kata yang terlontar tanpa arah hanya menguras tenaga dan sering berakhir pada penyesalan. Sebaliknya, diam memberi waktu bagi pikiran untuk menenangkan diri, memproses informasi, dan hanya mengeluarkan ucapan yang benar-benar bernilai. Dalam keheningan, seseorang justru membangun wibawa, karena ia menunjukkan kendali penuh atas dirinya.

Maka, diam bukanlah tanda ketidakmampuan, melainkan cermin kedewasaan. Ia adalah strategi untuk menjaga kejernihan berpikir, melatih kesabaran, dan menahan ego yang ingin selalu menang. Di dunia yang semakin ramai dengan suara, diam bisa menjadi pilihan paling berani—sebuah pernyataan kuat bahwa kendali diri lebih bernilai daripada sekadar terdengar.

Raksasa yang Jarang Turun Gunung: Misteri Hidup Belalang Ranting di Tajuk PohonDi hutan hujan pegunungan Queensland, Aus...
13/09/2025

Raksasa yang Jarang Turun Gunung: Misteri Hidup Belalang Ranting di Tajuk Pohon

Di hutan hujan pegunungan Queensland, Australia, para peneliti dikejutkan oleh sosok serangga yang ukurannya jauh di luar kebiasaan. Belalang ranting raksasa (Acrophylla alta) berhasil ditemukan dalam kondisi hidup, dengan panjang tubuh mencapai hampir 40 cm dan berat sekitar 44 gram—setara dengan sebuah bola golf.

Serangga ini bukanlah spesies baru, namun jarang sekali terlihat. Alasannya sederhana: mereka hidup di tajuk pohon pada ketinggian hutan, jarang turun ke tanah sehingga sulit dipelajari. Baru ketika ada kesempatan khusus, seperti saat peneliti menjelajah malam dengan lampu sorot, makhluk luar biasa ini bisa diperhatikan lebih dekat.

Dengan tubuh yang menyerupai ranting, belalang ini memiliki kemampuan kamuflase hampir sempurna. Tubuh besar mereka justru menjadi perisai alami, membuat predator kesulitan mengenali keberadaannya. Fakta bahwa serangga seberat ini bisa bertahan hidup di tajuk pohon memberi petunjuk tentang betapa kompleksnya ekosistem hutan hujan tropis Australia.

Penemuan ini bukan sekadar catatan unik dunia serangga, melainkan juga peringatan. Hutan tempat mereka tinggal menghadapi ancaman deforestasi dan perubahan iklim. Jika habitat di tajuk pohon musnah, misteri kehidupan mereka ikut hilang tanpa sempat dipahami sepenuhnya.

Belalang ranting raksasa ini mengingatkan kita bahwa masih banyak rahasia alam yang belum terungkap. Kadang, di balik pepohonan yang tampak biasa, tersimpan makhluk luar biasa yang menantang pemahaman kita tentang keragaman kehidupan di bumi.

Kreativitas Bukan Bakat, Tapi Hasil Latihan Sehari-hariBanyak orang mengira kreativitas adalah bawaan lahir. Padahal, pe...
12/09/2025

Kreativitas Bukan Bakat, Tapi Hasil Latihan Sehari-hari

Banyak orang mengira kreativitas adalah bawaan lahir. Padahal, penelitian dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa kreativitas lebih mirip otot: ia bisa dilatih, diperkuat, dan berkembang seiring kebiasaan. Orang yang setiap hari melatih imajinasi dan berani mencoba hal baru cenderung lebih kreatif dibanding mereka yang membiarkan pikirannya jalan di tempat.

Kita pasti pernah bertemu dengan sosok yang selalu punya ide segar, entah di kantor, di kelas, atau dalam obrolan santai. Mereka bukan sekadar pintar, tapi mampu melihat peluang di balik masalah. Sebaliknya, ada p**a orang yang cepat menyerah, mengulang cara lama, dan menutup diri dari perubahan. Inilah alasan mengapa melatih kreativitas penting: bukan sekadar untuk “jadi berbeda”, tapi agar hidup terasa penuh kemungkinan.

1. Membiasakan Otak Bertanya “Bagaimana Jika?”
Pertanyaan sederhana ini bisa memicu ide-ide baru. Misalnya, “Bagaimana jika rapat diadakan tanpa meja?” atau “Bagaimana jika resep lama dimodifikasi dengan bahan lokal?”. Semakin sering otak diajak bermain dengan skenario berbeda, semakin luas p**a cakrawala berpikir kita.

2. Berani Keluar dari Rutinitas
Rutinitas yang terlalu kaku membuat otak nyaman, tapi mandek. Cobalah hal-hal kecil: p**ang lewat jalan berbeda, mencoba hobi baru, atau mendengarkan musik dari genre asing. Perubahan kecil memaksa otak membentuk pola baru yang merangsang kreativitas.

3. Membaca dan Menonton di Luar Zona Nyaman
Inspirasi sering datang dari tempat tak terduga. Membaca novel sains fiksi atau menonton dokumenter sejarah, meski bukan favorit, dapat memperluas wawasan. Otak akan belajar menghubungkan hal-hal yang tampaknya tidak berkaitan.

4. Menulis untuk Mengasah Imajinasi
Tulisan bukan hanya catatan, tapi cara untuk merapikan ide. Menulis cerita pendek, jurnal, atau sekadar catatan harian membantu otak melihat pola dalam pikiran kita. Dari sana, ide-ide segar lebih mudah lahir.

5. Menjaga Pikiran Tetap Rileks
Kreativitas butuh ruang. Stres berlebih justru membuat pikiran buntu. Itulah mengapa banyak orang mendapat ide terbaik saat mandi, berjalan santai, atau menjelang tidur. Memberi jeda pada otak sama pentingnya dengan bekerja keras.

6. Diskusi dengan Orang yang Berbeda Latar Belakang
Berbincang dengan orang dari profesi atau budaya lain membuat kita melihat masalah dari kacamata berbeda. Perbedaan perspektif ini bisa jadi bahan bakar kreativitas yang tak ternilai.

7. Olahraga untuk Menyegarkan Pikiran
Bukan hanya tubuh yang butuh gerak, otak juga. Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak, membuatnya lebih segar dan responsif. Bahkan jalan kaki 20 menit bisa membantu ide-ide baru bermunculan.

Pada akhirnya, kreativitas bukanlah “pemberian” untuk segelintir orang. Ia bisa dipelajari, diasah, dan ditumbuhkan lewat kebiasaan sehari-hari. Semakin sering otak diajak bermain, semakin tajam p**a ia dalam menemukan jalan keluar. Jadi, kreativitas mana yang ingin kamu latih hari ini?

61 Tahun Menunggu Keadilan: Choi Mal-ja Akhirnya DibebaskanTahun 1964, seorang remaja berusia 18 tahun bernama Choi Mal-...
12/09/2025

61 Tahun Menunggu Keadilan: Choi Mal-ja Akhirnya Dibebaskan

Tahun 1964, seorang remaja berusia 18 tahun bernama Choi Mal-ja mengalami peristiwa yang mengubah seluruh jalan hidupnya. Ia menjadi korban kekerasan seksual di Korea Selatan. Dalam upaya melawan, Choi menggigit lidah penyerangnya. Bukannya dianggap sebagai bentuk pembelaan diri, ia justru dijadikan terdakwa.

Pengadilan kala itu menjatuhkan vonis 10 bulan penjara kepada Choi, sementara sang penyerang hanya dihukum 6 bulan kurungan. Dari sanalah kisah pilu bermula—korban berubah menjadi pelaku, dan keadilan tertutup oleh pandangan hukum yang bias terhadap perempuan.

Selama puluhan tahun, Choi membawa luka itu dalam diam. Hidupnya dipenuhi stigma, tetapi ia tak pernah menyerah. Dengan penuh keberanian, ia memperjuangkan peninjauan kembali kasusnya, meski sering dianggap mustahil.

Barulah di tahun 2025, enam dekade kemudian, pengadilan Korea Selatan meninjau ulang kasus tersebut. Dalam persidangan di Busan, jaksa penuntut bahkan meminta maaf dan mengakui kesalahan hukum masa lalu. Putusan pun dibatalkan: Choi resmi dibebaskan dari segala tuduhan.

Baginya, ini bukan hanya kemenangan pribadi, tapi juga simbol perjuangan untuk semua korban yang pernah bungkam.

“Saya tidak bisa membiarkan kasus ini terbengkalai… Saya ingin membela korban-korban lain yang bernasib sama dengan saya,” kata Choi dengan suara bergetar.

Kisah Choi Mal-ja adalah cermin tentang betapa panjang dan berat jalan menuju keadilan. Ia menunjukkan bahwa hukum bisa salah, tapi kebenaran akan menemukan jalannya—meski harus menunggu 61 tahun.

Dari kisah ini, kita belajar bahwa keberanian untuk melawan ketidakadilan tak pernah sia-sia. Meski keadilan bisa tertunda, ia tidak pernah benar-benar hilang.

98,7% Kita Sama dengan Bonobo, Tapi Mereka Lebih Pandai Hidup RukunDi sebuah sudut hutan Kongo, tawa seorang pengasuh be...
12/09/2025

98,7% Kita Sama dengan Bonobo, Tapi Mereka Lebih Pandai Hidup Rukun

Di sebuah sudut hutan Kongo, tawa seorang pengasuh bercampur dengan keceriaan dua bayi bonobo yang menempel manja di tubuhnya. Satu memeluk erat layaknya anak kecil yang tak ingin dilepas, sementara yang lain berguling terbalik, memperlihatkan tingkah polos yang mengundang tawa. Sekilas, pemandangan ini terlihat seperti interaksi ibu dan anak di taman bermain. Namun, mereka bukan manusia—mereka adalah bonobo.

Bonobo, kerabat dekat manusia, berbagi sekitar 98,7% DNA dengan kita. Artinya, secara genetik, jarak antara kita dengan mereka sangatlah tipis. Tidak heran jika ekspresi wajah, cara bermain, bahkan kebutuhan akan kasih sayang mereka terasa begitu mirip dengan manusia.

Namun, ada satu hal yang membuat bonobo istimewa: mereka dikenal sebagai primata yang cinta damai. Tidak seperti simpanse yang kerap bersikap agresif, bonobo lebih sering memilih jalan rukun. Konflik di antara mereka biasanya diselesaikan lewat kedekatan sosial, berbagi makanan, atau bahkan sekadar pelukan.

Foto ini menangkap esensi hubungan antara manusia dan bonobo. Bayi-bayi bonobo yatim yang kehilangan ibunya akibat perburuan liar dirawat penuh cinta oleh pengasuh manusia di Lola ya Bonobo Sanctuary, satu-satunya tempat perlindungan bonobo di dunia. Di sini, manusia menjadi “ibu pengganti”—memberi susu, pelukan, dan rasa aman, agar si kecil bisa tumbuh sehat dan siap kembali ke alam.

Melihat wajah sang pengasuh yang tertawa bersama bonobo kecil di pelukannya, kita seakan diingatkan: meski hanya berbeda 1,3% DNA, ternyata mereka bisa lebih pandai hidup damai dibanding manusia.

Anak Gajah Tari Meninggal Mendadak di Tesso Nilo, Penyebab Masih MisteriDuka kembali menyelimuti Taman Nasional Tesso Ni...
10/09/2025

Anak Gajah Tari Meninggal Mendadak di Tesso Nilo, Penyebab Masih Misteri

Duka kembali menyelimuti Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau. Seekor anak gajah sumatera bernama Kalistha Lestari, atau akrab disapa Tari, ditemukan mati mendadak pada Rabu (10/9/2025). Tari baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-2 pada 31 Agustus lalu, namun kini tubuh mungilnya tergeletak tak bernyawa di kandang perawatan.

Menurut Kepala Balai TNTN, Heru Sutmantoro, Tari sehari sebelumnya masih terlihat sehat. Namun esok paginya, sang pawang gajah (mahout) terkejut saat menemukan Tari sudah tak bernapas. Tidak ada luka ataupun tanda-tanda sakit serius yang terlihat sebelumnya. “Saya sangat kaget, karena sore kemarin masih sehat, pagi ini sudah ditemukan mati,” kata Heru.

Untuk mencari tahu penyebab pasti, tim dokter hewan langsung melakukan nekropsi dan mengambil sampel organ tubuh Tari. Sampel ini akan dikirim ke Bogor untuk analisis laboratorium. Polisi juga ikut turun tangan melakukan penyelidikan, termasuk kemungkinan adanya faktor eksternal seperti racun.

Kematian Tari bukanlah kasus tunggal. Dalam 10 tahun terakhir, setidaknya tercatat 23 gajah sumatera mati di kawasan Tesso Nilo. Kawasan ini memang menghadapi berbagai persoalan berat: perburuan liar, perambahan hutan untuk kebun sawit ilegal, hingga dugaan praktik korupsi alih fungsi lahan. Semua itu mengancam kehidupan satwa langka yang seharusnya dilindungi.

Kisah Tari bukan hanya kabar duka, tapi juga sebuah pengingat. Gajah sumatera adalah satwa dilindungi, simbol kekayaan alam Indonesia, sekaligus penanda keseimbangan ekosistem hutan. Ketika satu anak gajah mati, itu bukan sekadar kehilangan hewan, melainkan hilangnya harapan untuk kelestarian spesies yang kini terancam punah.

Ribuan warganet menyampaikan belasungkawa di media sosial Balai TNTN. Mereka bersedih sekaligus marah, berharap pemerintah benar-benar serius menjaga hutan dan satwa liar. Tari, meski pergi terlalu cepat, telah menyuarakan pesan penting: tanpa kepedulian manusia, masa depan gajah sumatera bisa berakhir lebih cepat dari yang kita bayangkan.

Kisah Tari mengingatkan kita bahwa satwa liar tidak hanya butuh perlindungan hukum, tapi juga kepedulian nyata. Menjaga hutan, melawan perburuan, dan menolak alih fungsi lahan bukan hanya soal satwa, tapi soal masa depan bumi kita. Tari mungkin sudah tiada, tapi pesan yang ia tinggalkan tetap hidup: cintailah alam sebelum semuanya terlambat.

Sosok Kapibara, Hewan Paling Santuy yang Disukai Semua SpesiesDi tengah hiruk-pikuk dunia hewan yang kadang penuh persai...
10/09/2025

Sosok Kapibara, Hewan Paling Santuy yang Disukai Semua Spesies

Di tengah hiruk-pikuk dunia hewan yang kadang penuh persaingan, ada satu sosok unik yang justru selalu jadi simbol ketenangan: kapibara. Hewan pengerat terbesar di dunia ini terkenal dengan sifatnya yang super santuy dan ramah, sampai-sampai ia bisa berteman dengan hampir semua makhluk lain.

Lihat saja pada foto ini, seekor kapibara duduk tenang sambil dikelilingi monyet kecil yang tampak begitu nyaman berada di dekatnya. Bahkan, si monyet seolah menjadikan kapibara sebagai "tembok hangat" tempatnya bersandar dan bercengkerama. Fenomena seperti ini bukan hal langka, sebab kapibara memang punya kemampuan alami untuk menciptakan suasana damai.

Kapibara dikenal sering bersantai bersama berbagai hewan lain: burung yang hinggap di punggungnya, kucing yang tidur di sampingnya, hingga anjing yang bermain dengan riang di sekitarnya. Tidak ada rasa takut, apalagi agresif—yang ada hanya keakraban lintas spesies.

Para peneliti percaya, sifat sosial kapibara yang hidup berkelompok dan hobinya berendam di air membuatnya terbiasa menerima kehadiran makhluk lain. Sikap tenang inilah yang membuatnya dijuluki sebagai “hewan paling ramah di dunia hewan”.

Kisah kapibara memberi pesan sederhana tapi bermakna: kadang, kekuatan terbesar bukanlah agresi, melainkan ketenangan dan keramahan. Saat kita bisa hidup santuy dan terbuka, perbedaan tidak lagi jadi batas, tapi justru jembatan untuk menjalin persahabatan.

Aksi Gokil! Penerjun Ini Tebar 100 Juta Benih Pohon di Langit AmazonKadang untuk menyelamatkan bumi, kita butuh ide yang...
10/09/2025

Aksi Gokil! Penerjun Ini Tebar 100 Juta Benih Pohon di Langit Amazon

Kadang untuk menyelamatkan bumi, kita butuh ide yang terdengar gila. Itulah yang dilakukan Luigi Cani, seorang penerjun payung profesional asal Brasil yang juga juara dunia skydiving. Bukan hanya melompat untuk adrenalin, kali ini ia terjun membawa misi yang jauh lebih besar: menanam kembali hutan Amazon yang gundul.

Pada awal tahun 2022, Luigi meloncat dari ketinggian 2.000 meter dengan membawa sebuah kotak raksasa. Bukan sembarang kotak, tapi berisi lebih dari 100 juta benih dari 27 jenis pohon asli Amazon. Saat berada di udara dengan kecepatan hampir 300 km/jam, Luigi membuka kotak tersebut dan membiarkan benih-benih itu jatuh bebas, menyebar bersama angin ke area hutan yang rusak.

Aksinya ini bukan sekadar atraksi. Benih yang ia sebarkan sudah dipilih secara khusus: bisa tumbuh tanpa campur tangan manusia, dengan tingkat keberhasilan tumbuh lebih dari 95 persen. Itu artinya, setiap benih yang jatuh punya peluang besar untuk menjadi pohon baru, menambah oksigen, memberi tempat hidup bagi satwa liar, sekaligus menjadi benteng melawan perubahan iklim.

Kenapa Amazon? Karena hutan ini sering disebut sebagai paru-paru dunia, penghasil oksigen terbesar di bumi, tapi setiap tahun luasnya semakin berkurang akibat deforestasi. Luigi tahu, dengan keahliannya sebagai penerjun, ia bisa berkontribusi dengan cara yang tidak biasa tapi sangat berdampak.

“Kalau kita ingin melihat perubahan, kita harus berani melakukan sesuatu yang nyata,” begitu kira-kira pesan dari aksinya. Tidak semua orang bisa terjun dari pesawat dengan membawa 100 juta benih, tapi pesan yang dibawa Luigi sederhana: setiap orang bisa menanam sesuatu. Bisa di halaman rumah, bisa di sekolah, atau bahkan cukup dengan mendukung gerakan penghijauan.

Dari langit Amazon, Luigi sudah memulai langkahnya. Dan setiap kali satu benih tumbuh menjadi pohon, bumi ini punya alasan baru untuk terus bernapas.

Dari Penyapu Toko ke Miliarder Teknologi: Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsAppDi sebuah desa kecil di pinggiran Kiev, Ukrain...
08/09/2025

Dari Penyapu Toko ke Miliarder Teknologi: Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsApp

Di sebuah desa kecil di pinggiran Kiev, Ukraina, lahirlah Jan Koum pada 24 Februari 1976. Hidupnya sejak kecil penuh keterbatasan: sekolah tanpa kamar mandi yang layak, musim dingin yang menggigit, hingga listrik yang sering padam. Di tengah tekanan ekonomi dan diskriminasi terhadap keluarga Yahudi, ibunya akhirnya memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat ketika Jan berusia 16 tahun. Namun kehidupan di tanah impian itu tidak langsung indah. Setibanya di Mountain View, California, keluarga kecil ini hidup dari bantuan sosial pemerintah. Ibunya bekerja sebagai pengasuh anak, sementara Jan membantu dengan menyapu lantai toko kelontong. Mereka bahkan harus antre untuk mendapat jatah makanan gratis.

Meski hidup dalam keterbatasan, Jan Koum memiliki rasa ingin tahu yang besar. Ia membeli buku bekas tentang pemrograman dari toko secondhand dan belajar coding secara otodidak. Dunia komputer menjadi pelarian sekaligus harapan baru baginya. Perjuangannya membawanya kuliah di San Jose State University sambil bekerja sebagai tester keamanan di Ernst & Young. Nasib baik kemudian mempertemukannya dengan Brian Acton, seorang insinyur yang kelak menjadi rekan seperjuangan. Keduanya bekerja bersama di Yahoo! sejak 1997. Jan akhirnya memutuskan keluar dari kuliahnya, karena kesempatan belajar lebih besar ia temukan langsung dari dunia kerja.

Tahun 2007, setelah hampir satu dekade di Yahoo!, Jan dan Brian memutuskan berhenti. Mereka sempat ditolak saat melamar ke Facebook dan Twitter. Namun justru dari penolakan itulah ide besar lahir. Pada awal 2009, setelah membeli iPhone, Jan melihat peluang besar dari App Store yang baru berkembang. Ia ingin membuat aplikasi sederhana yang memungkinkan orang tetap terhubung—tanpa iklan, tanpa gimmick, hanya komunikasi murni. Pada ulang tahunnya yang ke-33, ia mendirikan WhatsApp Inc. bersama Brian Acton.

Filosofi mereka sederhana: “No ads. No games. No gimmicks.” WhatsApp dirancang ringan, aman, dan menjaga privasi pengguna. Tanpa promosi besar-besaran, aplikasi ini tumbuh pesat hanya karena kualitasnya, hingga dipakai oleh ratusan juta orang dalam waktu singkat. Keberhasilan WhatsApp menarik perhatian Facebook. Pada 2014, Mark Zuckerberg membeli WhatsApp dengan nilai fantastis US$19 miliar—salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah teknologi. Bagi Jan Koum, yang dulu harus mengandalkan kupon makanan, keberhasilan ini adalah puncak dari perjalanan panjang penuh perjuangan.

Meski menjadi miliarder, Jan Koum tetap dikenal sederhana. Ia meninggalkan WhatsApp pada 2018 karena tidak sepakat dengan rencana Facebook untuk memonetisasi data pengguna. Baginya, menjaga kepercayaan orang jauh lebih berharga daripada keuntungan semata. Kisah Jan Koum mengingatkan kita bahwa kesulitan bukanlah akhir, tetapi justru awal. Dari tukang sapu dan antre kupon makanan, ia bisa mendirikan aplikasi global. Belajar bisa dari mana saja, bahkan dari buku bekas. Fokus pada kebutuhan nyata dapat melahirkan inovasi besar. Dan yang terpenting, prinsip lebih penting daripada uang.

Kisah Jan Koum adalah bukti bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, bisa meraih impian besar jika berani bermimpi, bekerja keras, dan memegang teguh nilai yang diyakini.

Fenomena Langka! Blood Moon Bakal Terangi Langit Malam September 2025Pada tanggal 7–8 September 2025, langit akan menamp...
07/09/2025

Fenomena Langka! Blood Moon Bakal Terangi Langit Malam September 2025

Pada tanggal 7–8 September 2025, langit akan menampilkan salah satu pertunjukan alam paling menakjubkan: Gerhana Bulan Total atau Blood Moon. Selama lebih dari lima jam, Bulan akan melewati bayangan Bumi, dengan fase puncak totalitas berlangsung sekitar 82 menit. Di saat inilah Bulan akan tampak berubah warna menjadi merah kejinggaan, seolah menyala di kegelapan malam.

Fenomena langka ini bisa disaksikan langsung oleh miliaran orang di berbagai belahan dunia. Wilayah terbaik meliputi Asia, Australia bagian barat, Afrika, dan sebagian Eropa, termasuk Indonesia. Sayangnya, masyarakat di Amerika Utara dan Selatan tidak dapat menikmatinya karena saat gerhana terjadi, di sana masih siang hari.

Yang menarik, untuk melihat Blood Moon ini tidak dibutuhkan alat khusus. Cukup luangkan waktu, cari tempat dengan langit terbuka, dan pastikan cuaca cerah. Bagi pecinta astronomi, teleskop atau kamera tentu bisa mempercantik pengalaman mengabadikan momen langka ini.

Lebih dari sekadar fenomena alam, Blood Moon mengingatkan kita bahwa jagat raya berjalan dalam keteraturan luar biasa. Di balik rutinitas sehari-hari, langit selalu menyimpan keajaiban yang mampu menyatukan perhatian manusia di seluruh dunia. 🌕✨

Address

Kuniran RT. 003/RW 009 Jekek Baron
Nganjuk
64394

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Maliq Nganjuk posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Maliq Nganjuk:

Share