Maliq Nganjuk

Maliq Nganjuk Reaction
(1)

Perjalanan Panjang Prada Lucky Menuju Seragam TNIPerjalanan hidup Prada Lucky Chepril Saputra Namo adalah kisah tentang ...
11/08/2025

Perjalanan Panjang Prada Lucky Menuju Seragam TNI

Perjalanan hidup Prada Lucky Chepril Saputra Namo adalah kisah tentang kegigihan, mimpi besar, dan perjuangan yang penuh liku. Sejak masih remaja, Lucky sudah memendam keinginan kuat untuk menjadi bagian dari Tentara Nasional Indonesia. Cita-cita itu bukan sekadar ambisi pribadi, melainkan juga bentuk baktinya kepada bangsa dan kebanggaan bagi keluarganya.

Namun, jalan menuju gerbang TNI tidaklah mulus. Lucky harus menghadapi proses seleksi yang ketat, penuh tantangan fisik, mental, dan akademik. Setiap kali mencoba, ia berhadapan dengan kenyataan pahit—gagal. Tetapi kegagalan itu tidak membuatnya menyerah. Ia memilih untuk bangkit, memperbaiki diri, dan mencoba lagi.

Ibunya, yang selalu berada di sisinya, menjadi saksi betapa anaknya berjuang dengan sepenuh hati. Ia melihat bagaimana Lucky berlatih keras, menjaga kesehatan, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin setiap kali seleksi dibuka. Dukungan dan doa keluarga menjadi bahan bakar semangatnya untuk terus melangkah.

Akhirnya, kerja keras itu membuahkan hasil. Lucky berhasil lolos seleksi dan resmi menjadi prajurit TNI. Momen itu menjadi puncak kebahagiaan bagi keluarga—impian yang selama ini diperjuangkan akhirnya tercapai. Seragam hijau yang ia kenakan bukan hanya simbol kedisiplinan dan kehormatan, tetapi juga lambang dari keteguhan hati dan keyakinan bahwa kegigihan mampu mengalahkan rintangan.

Sayangnya, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Beberapa bulan setelah ia mulai bertugas, kabar duka datang. Prada Lucky meninggal dunia akibat dugaan penganiayaan oleh seniornya. Kejadian tragis ini mengguncang keluarga, sahabat, dan masyarakat luas. Sosok pemuda yang dikenal ramah, sopan, dan pantang menyerah itu pergi untuk selamanya, meninggalkan kenangan perjuangan yang tidak akan dilupakan.

Kini, kisah Prada Lucky menjadi pengingat bahwa di balik seragam kebanggaan, ada cerita-cerita tentang mimpi, pengorbanan, dan cinta keluarga. Semangatnya akan selalu hidup sebagai inspirasi bagi mereka yang sedang berjuang meraih cita-cita, betapapun sulit jalannya.

Kopda Bazarsah, penembak tiga polisi saat penggerebekan judi sabung ayam di Lampung, divonis hukuman mati dalam sidang d...
11/08/2025

Kopda Bazarsah, penembak tiga polisi saat penggerebekan judi sabung ayam di Lampung, divonis hukuman mati dalam sidang di Pengadilan Militer I-04 Palembang pada Senin (11/08).

Suasana di ruang sidang langsung riuh oleh isak tangis dari keluarga korban begitu vonis dibacakan.

Kasus ini terjadi saat tiga anggota Polsek Way Kanan, Lampung, menggerebek tempat perjudian sabung ayam pada 17 Maret 2025.

Tiga polisi tewas dalam kejadian itu, yakni AKP (Anumerta) Lusiyanto, Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto dan Bripda (Anumerta) M. Ghalib Surya Ganta.

Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini, media sosial dan ruang publik di beberapa kota ramai oleh gam...
11/08/2025

Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini, media sosial dan ruang publik di beberapa kota ramai oleh gambar bendera bajak laut —bendera hitam dengan lambang tengkorak ber-topi jerami. Bagi para penggemar anime, itu adalah simbol kebebasan, petualangan, dan solidaritas kru bajak laut Straw Hat. Namun, bagi sebagian orang, simbol ini memicu perdebatan: pantaskah bendera fiksi menggantikan atau bersanding dengan simbol kebangsaan?

Menariknya, jauh sebelum Luffy dan krunya diciptakan Eiichiro Oda, perairan Nusantara—khususnya Riau—sudah punya cerita bajak laut sendiri. Salah satu tokohnya bahkan diakui sebagai pahlawan nasional: Raja Haji Fisabilillah.

Raja Haji lahir di pertengahan abad ke-18, keturunan bangsawan Bugis yang berpengaruh di Kesultanan Johor-Riau. Ia dikenal sebagai panglima perang yang menguasai taktik laut, menggabungkan kekuatan armada kapal cepat dan serangan mendadak di jalur perdagangan Selat Melaka.

Bagi Belanda pada masa itu, aksi-aksi Raja Haji sering dianggap sebagai gangguan perdagangan—bahkan tidak jarang dicap sebagai “perompakan”. Namun, dari sudut pandang masyarakat Melayu, tindakannya adalah bagian dari perlawanan terhadap monopoli VOC dan pembelaan kedaulatan laut.

Konflik terbesar yang dipimpin Raja Haji terjadi antara 1782 hingga 1784. Dalam Perang Riau, ia memimpin serangan ke Malaka, memaksa VOC bertahan mati-matian. Taktik gerilya laut yang digunakannya membuat Belanda kewalahan, hingga mengerahkan bantuan besar-besaran. Pada 18 Juni 1784, Raja Haji gugur di Teluk Ketapang, Malaka.

Meski gugur, perlawanan itu menjadi simbol keberanian laut Melayu. Atas jasanya, pemerintah Indonesia menetapkan Raja Haji Fisabilillah sebagai Pahlawan Nasional pada 1997. Namanya kini diabadikan menjadi nama bandara internasional di Tanjung Pinang.

Bendera One Piece melambangkan kru yang berlayar bebas, menentang tirani, dan menjaga solidaritas di tengah bahaya. Semangat itu, dalam bentuknya yang nyata, pernah hidup di Selat Melaka abad ke-18 melalui kepemimpinan Raja Haji.

Bedanya, perjuangan Raja Haji bukan fiksi. Ia bertempur mempertaruhkan nyawa demi kedaulatan wilayah laut, melawan kekuatan kolonial yang jauh lebih besar. Namun kesamaan nilai—kebebasan, perlawanan terhadap ketidakadilan, dan keberanian—membuat bendera bajak laut fiksi ini seakan menemukan pantulan historisnya di perairan Riau.

Hari ini, di tengah hiruk pikuk bendera One Piece yang menghiasi dinding dan layar ponsel, ada pelajaran penting: simbol hanyalah pintu masuk. Yang terpenting adalah memahami nilai di baliknya. Raja Haji Fisabilillah menunjukkan bahwa “bajak laut” dalam konteks sejarah Nusantara bisa berarti pejuang kemerdekaan yang melawan penguasa zalim di laut.

Di Hari Kemerdekaan, kita bisa belajar dari semangat itu—menghadapi tantangan zaman dengan keberanian, menjaga kebebasan, dan tidak pernah tunduk pada ketidakadilan, baik di darat maupun di laut.

Film animasi "Merah Putih: One For All" tengah menjadi sorotan netizen di berbagai platform media sosial. Karya anak ban...
10/08/2025

Film animasi "Merah Putih: One For All" tengah menjadi sorotan netizen di berbagai platform media sosial. Karya anak bangsa ini menuai banyak pujian karena menghadirkan kualitas animasi yang dinilai setara dengan produksi internasional, namun tetap mempertahankan sentuhan khas budaya Indonesia.

Film ini mengisahkan petualangan sekelompok karakter yang bersatu demi melindungi tanah air dari ancaman besar. Cerita dibalut dengan nilai-nilai persatuan, keberanian, dan pengorbanan, yang dikemas secara emosional namun tetap ringan untuk dinikmati oleh berbagai kalangan usia.

Banyak warganet memuji detail visual, desain karakter, serta alur cerita yang menyentuh hati. Tak sedikit yang mengapresiasi upaya tim produksi dalam menggabungkan teknologi animasi modern dengan unsur lokal seperti musik tradisional, motif batik, hingga kisah-kisah pahlawan yang menginspirasi.

Kesuksesan "Merah Putih: One For All" dinilai menjadi bukti bahwa industri animasi Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah global. Antusiasme penonton pun diharapkan mendorong lahirnya lebih banyak karya serupa yang mengangkat budaya dan cerita asli Indonesia ke panggung dunia.

Benjamin Guggenheim: Pria yang Memilih Terhormat di Tengah Tragedi TitanicBenjamin Guggenheim, seorang pengusaha Amerika...
10/08/2025

Benjamin Guggenheim: Pria yang Memilih Terhormat di Tengah Tragedi Titanic

Benjamin Guggenheim, seorang pengusaha Amerika keturunan Yahudi, lahir pada tahun 1865 dan merupakan bagian dari keluarga Guggenheim yang terkenal kaya raya. Pada April 1912, ia menjadi salah satu penumpang kelas satu di kapal megah RMS Titanic. Perjalanan itu awalnya dimaksudkan sebagai perjalanan pulang dari Eropa ke New York.

Namun, ketika Titanic menabrak gunung es di Samudra Atlantik pada malam 14 April 1912, kepanikan melanda. Di tengah kekacauan itu, Benjamin Guggenheim menunjukkan sikap yang jarang terlihat di tengah bencana: keberanian dan kehormatan. Saksi mata mengatakan, ketika para penumpang berjuang untuk mendapatkan tempat di sekoci, ia menolak untuk menyelamatkan diri lebih dulu. Ia berpakaian rapi dengan tuksedo dan berkata kepada pelayan pribadinya:

“Sampaikan pada istri saya… saya telah memainkan peran saya dengan setia sampai akhir. Tidak ada wanita yang akan tertinggal di kapal ini karena Benjamin Guggenheim bukanlah pengecut.”

Guggenheim tahu bahwa ia tidak akan selamat malam itu, tetapi ia ingin dikenang sebagai pria yang menjunjung kehormatan di atas rasa takut. Tubuhnya tak pernah ditemukan, namun kisahnya menjadi bagian dari legenda Titanic — simbol keberanian seorang manusia yang memilih mengutamakan orang lain di detik-detik terakhir hidupnya.

Keadilan untuk Nia Kurnia Sari: Vonis Mati bagi Pelaku Pembunuhan dan PemerkosaanPariaman, Sumatra Barat — Suasana ruang...
05/08/2025

Keadilan untuk Nia Kurnia Sari: Vonis Mati bagi Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan

Pariaman, Sumatra Barat — Suasana ruang sidang Pengadilan Negeri Pariaman dipenuhi ketegangan dan emosi pada hari putusan. Setelah hampir setahun menanti, keluarga Nia Kurnia Sari akhirnya mendengar kalimat yang mereka tunggu: hukuman mati bagi pelaku kejahatan keji terhadap putri mereka.

Indra Septiarman, pria berusia 27 tahun yang dikenal dengan panggilan “In Dragon”, dijatuhi vonis hukuman mati oleh Majelis Hakim PN Pariaman karena terbukti melakukan pembunuhan berencana dan pemerkosaan terhadap Nia, seorang penjual gorengan yang dikenal ramah dan pekerja keras.

Tragedi ini terjadi pada September 2024, saat Nia ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Penyelidikan mengungkap bahwa ia diperkosa dan dibunuh menggunakan tali rafia, yang kemudian menjadi barang bukti utama dalam persidangan.

Selama proses hukum, Indra bersikap berbelit-belit, bahkan sempat mencoba membalikkan keadaan dengan menuding korban terlibat dalam jaringan narkoba. Namun upaya tersebut gagal meyakinkan majelis hakim.

“Terdakwa Indra Septiarman, terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindakan pidana pembunuhan berencana dan persetubuhan,”
— tegas Ketua Majelis Hakim Dedi Kuswara saat membacakan putusan.

Majelis hakim menyatakan bahwa semua bukti dan saksi secara konsisten menunjukkan keterlibatan aktif Indra dalam merencanakan dan melaksanakan kejahatan tersebut.
Temuan tali rafia yang diduga digunakan untuk membunuh Nia menjadi kunci dalam menguatkan dakwaan pembunuhan berencana.

Namun, kuasa hukum Indra, Dafriyon, menilai ada rekayasa dalam pembuktian, khususnya mengenai tali rafia yang dianggap sebagai barang bukti utama.

“Bukti itu dipaksakan dan direkayasa,” ujar Dafriyon dalam pembelaannya.

Meski begitu, hakim menolak seluruh dalih pembelaan dan menilai bukti serta keterangan saksi sudah cukup kuat untuk menjatuhkan vonis maksimal.

Di luar ruang sidang, Eli, ibu kandung Nia, tak mampu membendung air mata saat vonis dijatuhkan. Ia menyebut bahwa hukuman mati adalah keadilan yang setimpal.

“Sejak awal (minta) hukuman mati,” ucap Eli, dengan suara bergetar.

Kasus ini menjadi sorotan publik karena menyangkut nyawa perempuan pekerja keras yang hanya mencari nafkah untuk keluarga. Tragedi Nia menyuarakan ketakutan banyak perempuan, namun juga memperlihatkan bahwa keadilan — meski lambat — tetap bisa ditegakkan.

Vonis mati bagi Indra bukan hanya soal hukuman, tetapi juga peringatan keras terhadap kekerasan seksual dan pembunuhan terhadap perempuan. Ini adalah bentuk penegasan bahwa hukum tak bisa didiamkan saat kemanusiaan diinjak-injak.

Tragedy by the Sea: Pelajaran Berharga Tentang Keselamatan Anak di PantaiPada tahun 1954, sebuah foto mengguncang hati d...
05/08/2025

Tragedy by the Sea: Pelajaran Berharga Tentang Keselamatan Anak di Pantai

Pada tahun 1954, sebuah foto mengguncang hati dunia. Foto itu berjudul "Tragedy by the Sea", diambil oleh fotografer John L. Gaunt di Hermosa Beach, California. Tampak sepasang suami istri berdiri di tepi pantai, saling berpegangan erat, dengan ekspresi yang hancur oleh kesedihan. Beberapa menit sebelumnya, anak mereka yang masih berusia 19 bulan terseret ombak besar dan menghilang di laut.

Foto ini tidak hanya meraih Penghargaan Pulitzer 1955, tetapi juga menjadi simbol keheningan tragis yang muncul saat rasa kehilangan datang tiba-tiba. Tragedi ini menjadi peringatan penting bagi semua orang tua tentang bahaya yang tersembunyi di balik keindahan laut.

⚠️ Kenapa Pantai Bisa Berbahaya untuk Anak-anak?
Pantai sering kali terlihat aman dan menyenangkan. Namun, ada beberapa risiko yang harus benar-benar diwaspadai, terutama untuk anak kecil:

-Arus Balik (Rip Current)
-Arus bawah laut yang kuat dapat menyeret anak-anak ke tengah laut dalam hitungan detik, bahkan di perairan yang terlihat tenang.
-Ombak Mendadak
-Ombak bisa datang tiba-tiba dan dengan kekuatan besar, mampu menjatuhkan anak kecil atau menyeretnya jika tidak dijaga.

Kurangnya Pengawasan

Di pantai yang ramai, anak-anak bisa dengan mudah berjalan terlalu jauh tanpa disadari oleh orang tua.

Ketidaktahuan Akan Kondisi Pantai

Tidak semua pantai memiliki penjaga pantai atau tanda peringatan. Banyak orang tua tidak sadar akan bahaya yang tersembunyi.

👪 Langkah-langkah Untuk Menjaga Anak Tetap Aman di Pantai
Berikut beberapa tips penting yang bisa menyelamatkan nyawa:

Selalu berada di dekat anak – Jangan pernah biarkan anak bermain sendiri, bahkan di tepi air.

Gunakan pelampung khusus anak – Tapi ingat, pelampung bukan pengganti pengawasan.

Pilih pantai dengan penjaga – Pantai dengan lifeguard jauh lebih aman.

Ajari anak tentang bahaya air – Edukasi sejak dini bisa membantu mereka lebih waspada.

Hindari bermain terlalu dekat dengan ombak – Apalagi saat ombak sedang besar atau cuaca tak menentu.

Kenali tanda arus balik – Biasanya terlihat seperti jalur air yang lebih tenang di antara ombak, tapi sangat kuat menyeret ke tengah.

"Tragedy by the Sea" bukan hanya sekadar foto bersejarah — itu adalah peringatan abadi. Dalam hitungan detik, keceriaan bisa berubah menjadi duka mendalam. Orang tua mana pun bisa mengalami kejadian serupa jika tidak waspada, dan rasa penyesalan datang saat semuanya sudah terlambat.

Menghabiskan waktu di pantai bersama keluarga memang menyenangkan, tapi keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama. Selalu awasi anak-anak dengan penuh perhatian. Kenali bahaya, dan ambil langkah pencegahan sebelum terlambat. Jangan biarkan keindahan laut menipu kita tentang kenyataan yang tersembunyi di balik ombaknya.

"Lebih baik mencegah satu tragedi daripada mengenangnya seumur hidup."

Polemik Bendera One Piece: Menpora Tegaskan Negara Berhak Melarang Jika Dianggap Mengganggu5 Agustus 2025 – Dalam bebera...
04/08/2025

Polemik Bendera One Piece: Menpora Tegaskan Negara Berhak Melarang Jika Dianggap Mengganggu

5 Agustus 2025 – Dalam beberapa hari terakhir, jagat maya dan berbagai daerah di Indonesia diramaikan dengan fenomena pengibaran bendera bajak laut dari anime Jepang — bendera ikonik bergambar tengkorak dengan topi jerami, milik kelompok Straw Hat Pirates yang dipimpin karakter Monkey D. Luffy.

Fenomena ini viral terutama menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke‑80 Kemerdekaan RI. Warga dari berbagai kalangan, terutama generasi muda, tampak memasang bendera ini di rumah, motor, bahkan tiang-tiang bambu yang biasanya dipakai untuk bendera Merah Putih.

Namun, di balik kehebohan ini, muncul peringatan serius dari pemerintah. Menteri HAM Natalius Pigai secara tegas menyatakan bahwa negara memiliki hak untuk melarang penggunaan bendera tersebut apabila dianggap mengganggu ketertiban sosial dan semangat nasionalisme.

“Jika simbol atau atribut tertentu — meskipun berasal dari budaya pop — digunakan secara masif dalam konteks yang berpotensi menggantikan simbol negara, maka negara memiliki hak untuk melarang,” tegas MenHAM dalam pernyataan pers yang dikutip dari Antara News, Minggu (4/8/2025).

“Kemerdekaan kita diproklamasikan oleh mereka yang rela berkorban jiwa. Di hari suci seperti 17 Agustus, jangan sampai simbol hiburan justru menutupi makna historis itu,” tambahnya.

Bendera Straw Hat Pirates dalam konteks anime One Piece adalah lambang kebebasan, persaudaraan, dan semangat petualangan. Namun, ketika simbol ini dipasang lebih tinggi dari bendera negara — apalagi menggantikan Merah Putih — hal itu bisa menimbulkan kekhawatiran.

Beberapa tokoh nasional menyampaikan bahwa fenomena ini perlu dipahami bukan semata sebagai candaan atau tren, tapi juga sebagai tanda bahwa generasi muda merindukan sosok pahlawan yang jujur, berani, dan tidak korup — seperti tokoh Luffy dalam anime tersebut.

Namun tetap saja, menurut pemerintah, tidak semua ekspresi budaya bisa dibenarkan jika melampaui batas wajar dan mengaburkan identitas nasional.

Fenomena ini memunculkan diskusi publik: Apakah simbol fiksi boleh digunakan secara masif di ruang publik nasional? Di negara lain seperti Malaysia dan India, simbol budaya pop Jepang juga pernah dilarang di acara resmi negara karena dianggap mengganggu nilai nasionalisme.

Namun di sisi lain, para warganet berpendapat bahwa pengibaran bendera One Piece hanyalah bentuk kreativitas generasi muda yang bosan dengan simbolisasi kosong. Banyak di antara mereka tetap memasang Merah Putih dengan benar, lalu menambahkan bendera anime sebagai simbol tambahan.
kompas: “Luffy bukan ancaman. Dia lambang kejujuran dan impian. Yang perlu dilarang itu bukan benderanya, tapi para pejabat yang korup.”

: “Hormati Merah Putih, tapi jangan marah kalau anak muda juga punya idola baru. Justru ini peluang untuk pendekatan budaya.”

: “Bendera hiburan ya di kamar. Bendera negara ya di tiang bendera. Hormati tempat dan waktunya.”

MenHAM Natalius Pigai dengan tegas menyampaikan bahwa negara berhak melarang penggunaan simbol asing jika terbukti mengganggu simbol negara dan menurunkan nilai nasionalisme, terutama di momen penting seperti 17 Agustus.

Pemerintah kini tengah memantau tren ini dengan seksama dan mengimbau masyarakat untuk tidak menjadikan budaya pop sebagai pengganti simbol kenegaraan, melainkan menjadikannya sebagai ekspresi pribadi yang tetap menjunjung tinggi identitas bangsa.

Reza Gladys Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara Dampak Skincare Miliknya yang Ilegal Tidak Terdaftar di BPOM
04/08/2025

Reza Gladys Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara Dampak Skincare Miliknya yang Ilegal Tidak Terdaftar di BPOM

Laksamana Malahayati – Sang Singa Laut Perempuan dari AcehDalam lembaran sejarah Indonesia, nama-nama seperti Diponegoro...
04/08/2025

Laksamana Malahayati – Sang Singa Laut Perempuan dari Aceh

Dalam lembaran sejarah Indonesia, nama-nama seperti Diponegoro, Sudirman, atau Soekarno begitu sering terdengar. Namun, di antara mereka, ada satu nama perempuan yang seharusnya berdiri sejajar — bahkan melampaui — dalam hal keberanian dan kepemimpinan militer: Laksamana Keumalahayati, atau yang lebih dikenal sebagai Laksamana Malahayati.

Pejuang Laut dari Bumi Serambi Mekah
Lahir di tanah Aceh sekitar abad ke-16, Malahayati adalah anak dari keluarga bangsawan dan militer. Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, dan kakeknya adalah panglima perang di Kesultanan Aceh. Semangat kepahlawanan mengalir dalam darahnya.

Berbeda dari perempuan pada umumnya di masa itu, Malahayati memilih masuk ke Ma’had Baitul Maqdis, semacam akademi militer Kesultanan Aceh. Ia mempelajari strategi perang, ilmu navigasi, dan seni bertempur di laut — dunia yang kala itu didominasi laki-laki.

Armada Janda Pejuang: Inong Balee
Ketika suaminya gugur dalam pertempuran melawan Portugis di Selat Malaka, Malahayati tidak mundur. Ia justru memimpin pasukan khusus yang dikenal sebagai “Inong Balee”, yang berarti “janda-janda pemberani”.

Pasukan ini terdiri dari para perempuan yang kehilangan suami mereka dalam perang. Dengan semangat balas dendam terhadap penjajah, mereka menjadi prajurit laut yang ditakuti musuh.

Laksamana Malahayati pun diangkat sebagai panglima angkatan laut oleh Sultan Aceh — menjadikannya laksamana perempuan pertama di dunia.

Melawan Penjajah Eropa
Di bawah komandonya, armada Aceh berhasil mengguncang dominasi Portugis dan Belanda di perairan Nusantara. Ia bahkan tercatat pernah bertemu dan bernegosiasi langsung dengan utusan Ratu Elizabeth I dari Inggris, dan mengusir Cornelis de Houtman dari wilayah Aceh.

Dalam satu pertempuran sengit, Malahayati berhasil menewaskan Cornelis de Houtman— salah satu pelaut Belanda pertama yang mencoba menjajah Indonesia — dalam duel satu lawan satu di geladak kapal.

Mengapa Jarang Disebut?
Meskipun keberaniannya luar biasa, nama Malahayati lama terlupakan dari buku pelajaran sejarah. Mungkin karena ia perempuan. Mungkin karena ia berasal dari daerah yang jauh dari pusat kekuasaan di Jawa. Tapi seiring waktu, kisahnya mulai bangkit kembali.

Pada tahun 2017, pemerintah Indonesia akhirnya menetapkan Laksamana Malahayati sebagai Pahlawan Nasional.

Warisan yang Menginspirasi
Malahayati bukan hanya pejuang. Ia simbol keberanian perempuan. Bahwa perempuan juga bisa memimpin pasukan, menghadapi musuh, dan memegang kendali sejarah.

Hari ini, namanya diabadikan dalam nama jalan, kapal perang militer, dan bahkan universitas. Tapi lebih dari itu, warisan Malahayati hidup dalam semangat perempuan-perempuan Indonesia yang tak takut berdiri di garda depan — di medan apapun.

Di layar kaca era 2000-an, satu nama selalu hadir menyuntikkan tawa: Ulfa Dwiyanti. Host dan komedian kelahiran Bandung,...
04/08/2025

Di layar kaca era 2000-an, satu nama selalu hadir menyuntikkan tawa: Ulfa Dwiyanti. Host dan komedian kelahiran Bandung, 4 Mei 1972 ini adalah bagian dari generasi emas pelawak Indonesia yang tak hanya menghibur, tapi juga membuka jalan bagi perempuan dalam dunia komedi yang saat itu didominasi oleh pria.

Siapa yang bisa lupa aksi kocaknya dalam acara Spontan bareng Komeng, atau gaya khasnya di Pamoria, Sahur Kita, hingga Ngerumpi di Mall? Dengan gaya bicara yang lugas, ekspresi yang spontan, dan kemampuan berimprovisasi yang luar biasa, Ulfa menjelma jadi ikon.

Namun di balik tawa itu, ada perjalanan panjang. Foto masa mudanya yang kini beredar kembali — dengan senyum lebar sambil memegang piala — mengingatkan kita bahwa Ulfa bukan hanya lucu, tapi juga berprestasi. Dia bukan sekadar pelawak. Dia seorang entertainer sejati.

Kini, di usia 53 tahun, Ulfa tampil berbeda. Mengenakan hijab dan tampil lebih kalem, wajahnya tetap bersinar — tak hanya karena perawatan, tapi karena ketenangan dan kedewasaan. Dunia mungkin telah berganti, namun auranya tetap sama: bersahaja, hangat, dan autentik.

Ulfa memilih jalannya sendiri. Tak lagi sering muncul di layar kaca, namun jejaknya tetap kuat di ingatan generasi yang tumbuh bersamanya. Sosoknya kini lebih banyak hadir dalam ruang-ruang spiritual, berbagi pengalaman hidup dan kebijaksanaan, bukan hanya banyolan.

Ulfa Dwiyanti adalah bukti bahwa lucu bisa bermartabat. Bahwa wanita bisa bersinar di atas panggung tanpa harus kehilangan jati diri.

Dari Kocok-Kocok hingga Komedi 2002, dari gadis Bandung hingga sosok inspiratif berhijab — Ulfa telah menempuh perjalanan yang luar biasa.

Dan bagi kita yang pernah tertawa bersamanya, Ulfa bukan sekadar komedian lawas. Dia adalah kenangan yang hidup. Sebuah babak penting dalam sejarah hiburan Indonesia.

Siti Manggopoh: Perempuan Minang yang Memimpin Perang Melawan Belasting BelandaPada tahun 1908, ketika penjajah Belanda ...
04/08/2025

Siti Manggopoh: Perempuan Minang yang Memimpin Perang
Melawan Belasting Belanda

Pada tahun 1908, ketika penjajah Belanda mulai menerapkan sistem pajak belasting secara paksa kepada rakyat di Sumatera Barat, satu nama perempuan muncul sebagai simbol perlawanan: Siti Manggopoh.

Lahir di daerah Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, Siti bukanlah bangsawan atau militer terlatih. Ia hanyalah seorang perempuan biasa dari Minangkabau yang sejak muda dikenal berani dan disegani. Namun keberaniannya menginspirasi banyak orang—dan kelak akan mengguncang kekuasaan kolonial.

Kebijakan belasting adalah bentuk pajak wajib dari pemerintah kolonial Hindia Belanda yang dianggap menindas rakyat. Para petani dan rakyat kecil dipaksa membayar pajak tinggi, sementara akses terhadap tanah, pendidikan, dan kesehatan sangat terbatas. Ketimpangan ini membangkitkan kemarahan rakyat Lubuk Basung.

Siti Manggopoh melihat ketidakadilan itu secara langsung. Ia bukan hanya marah—ia bertindak. Dengan dukungan masyarakat dan tokoh setempat, ia merancang perlawanan bersenjata terhadap Belanda.

Perlawanan pecah pada 15 Juni 1908. Siti Manggopoh memimpin serangan terhadap pos Belanda di Manggopoh. Dalam penyerbuan malam hari itu, mereka berhasil menewaskan sekitar 53 tentara Belanda dan menghancurkan pos penjagaan. Ini adalah salah satu kemenangan besar rakyat Minang terhadap penjajahan Belanda.

Namun, kemenangan itu dibayar mahal. Belanda membalas dengan serangan brutal dan menangkap banyak tokoh rakyat. Meski demikian, semangat perlawanan yang dipimpin Siti Manggopoh menyebar ke berbagai daerah dan menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan rakyat Minang.

Nama Siti Manggopoh sempat tenggelam dalam narasi sejarah nasional yang lebih banyak menyoroti tokoh laki-laki. Padahal, ia adalah salah satu dari sedikit perempuan Indonesia yang memimpin perlawanan bersenjata langsung melawan kolonialisme Belanda.

Baru belakangan ini, tokoh-tokoh seperti Siti Manggopoh kembali diangkat ke permukaan, terutama melalui riset sejarah lokal dan gerakan kesetaraan gender dalam pelestarian sejarah.

Di tengah peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, mengenang tokoh seperti Siti Manggopoh adalah penting. Ia bukan hanya pejuang yang terlibat langsung dalam aksi perlawanan, tetapi juga simbol bahwa perempuan memiliki tempat dalam panggung sejarah kemerdekaan.

Warisan Siti adalah warisan keberanian, keadilan, dan suara rakyat kecil yang menolak tunduk pada penindasan. Ia membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari satu tekad, satu suara, dan satu tindakan berani.

Referensi Fakta:
Dokumentasi Sejarah Sumatera Barat – Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang.

Address

Nganjuk

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Maliq Nganjuk posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Maliq Nganjuk:

Share

Nearby media companies


Other Nganjuk media companies

Show All