Maliq Nganjuk

Maliq Nganjuk Cerita inspiratif dan informatif
(1)

Eric Schmidt Percaya pada Orang, Bukan Ide: Mengapa Investor Google Tua Pilih DarioTahun 1983, seorang anak lahir di Ame...
25/12/2025

Eric Schmidt Percaya pada Orang, Bukan Ide: Mengapa Investor Google Tua Pilih Dario

Tahun 1983, seorang anak lahir di Amerika Serikat dengan pertanyaan sederhana: bagaimana otak bekerja? Empat puluh dua tahun kemudian, Dario Amodei berdiri di tengah revolusi teknologi yang ia bantu ciptakan—bukan sebagai entrepreneur berkedok, tapi sebagai fisikawan yang tetap setia pada metode ilmiah. Cerita ini bukan tentang kesuksesan mudah. Ini tentang pilihan.

Gelar sarjana Fisika dari Stanford memberi Dario fondasi yang berbeda. PhD Biophysics Princeton memperdalam obsesinya: bagaimana informasi mengalir melalui sistem kompleks. Ketika ia bergabung dengan Baidu di bawah Andrew Ng, pertanyaan itu tidak menghilang—malah berevolusi. Di Google Brain, Dario mulai mencari pola. Kemudian di OpenAI, ia menemukan jawabannya. AI Scaling Laws—hukum yang membuktikan kecerdasan AI meningkat seiring penambahan daya komputasi dan data—bukan sekali jadi. Ini hasil dari ribuan eksperimen dan keberanian mengajukan pertanyaan fundamental. Penemuan ini menggerakkan pengembangan GPT-2, GPT-3, dan mengubah cara industri membangun AI.

Namun pada akhir 2020, Dario memimpin eksodus peneliti senior dari OpenAI. OpenAI bergeser ke arah komersial agresif yang mengabaikan safety—aspirasi awal mulai terkikis. Keputusan untuk keluar adalah pilihan paling sulit. Tetapi Dario memilih mendirikan Anthropic sebagai Public Benefit Corporation. Bukan untuk menghindari profit, tapi untuk mengatasi paradoks: bagaimana membangun AI canggih tanpa mengorbankan keamanan dan kemanusiaan. Constitutional AI menjadi metodologi inti—memberikan "konstitusi" atau pedoman moral pada AI agar tetap membantu tanpa berbahaya.

Dan di sini, orang yang paling mengejutkan datang: Eric Schmidt, mantan CEO Google, secara personal berinvestasi pada Dario—bukan pada ide, tapi pada karakter dan track record ilmiah. Endorsement ini bukan tentang teknologi. Ini tentang kepercayaan. Kepercayaan itu terbukti. Valuasi Anthropic mencapai $61.5 miliar hingga $183 miliar. Investasi besar dari Amazon dan Google mengikuti. Pemerintah dunia memanggil Dario sebagai konsultan ahli mengenai risiko AI dan regulasi teknologi. Time 100 tahun 2025 mengakui kehadirannya sebagai AI Architect.

Dario tidak berbicara tentang "menyelamatkan dunia." Ia optimis bahwa penemuan obat-obatan seperti penyembuhan kanker bisa tercapai dalam dekade ini melalui AI yang dibangun dengan benar. Ini adalah visi jangka panjang—bukan untuk profit semata, tapi untuk kemanusiaan. Pilihan untuk memilih jalan yang benar, ternyata, adalah pilihan yang paling dipercaya.

Maliq Nganjuk

Sistem Perkawinan Polyandry Fraternal di Pegunungan Himalaya NepalDi wilayah pegunungan terpencil   bagian utara, sepert...
24/12/2025

Sistem Perkawinan Polyandry Fraternal di Pegunungan Himalaya Nepal

Di wilayah pegunungan terpencil bagian utara, seperti , , , dan , terdapat praktik perkawinan yang disebut fraternal, di mana seorang perempuan menikah dengan dua atau lebih pria yang bersaudara kandung. Sistem ini telah berlangsung selama beberapa generasi dan masih ditemukan di beberapa desa yang terletak di ketinggian ekstrem, tempat akses terhadap sumber daya alam sangat terbatas. Tanah pertanian di wilayah tersebut sempit dan sulit digarap, sehingga pembagian warisan menjadi isu penting bagi kelangsungan ekonomi keluarga.

Praktik polyandry ini berkembang sebagai strategi untuk menjaga agar tanah, rumah, dan harta keluarga tidak terpecah menjadi bagian-bagian kecil yang tidak produktif. Dengan menikah pada satu istri bersama, saudara-saudara laki-laki dapat mempertahankan kepemilikan tanah secara kolektif dan mengelola sumber daya secara lebih efisien. Dalam struktur keluarga polyandry, saudara tertua biasanya dianggap sebagai kepala rumah tangga dan ayah resmi bagi anak-anak yang lahir. Namun dalam praktiknya, semua suami dianggap sebagai ayah dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap anak-anak, tanpa membedakan ayah biologis. Anak-anak tumbuh dalam lingkungan keluarga besar yang melibatkan semua pihak secara aktif.

Tiga hal yang dapat diamati dari sistem ini: pertama, polyandry fraternal berfungsi sebagai mekanisme ekonomi untuk mencegah fragmentasi tanah dan memastikan keberlanjutan produktivitas keluarga di lingkungan yang keras. Kedua, hubungan antar-suami diatur melalui kesepakatan internal yang mencakup pembagian waktu bersama istri dan tanggung jawab rumah tangga, yang memerlukan komunikasi dan saling menghormati untuk menghindari konflik. Ketiga, meskipun praktik ini unik, keluarga polyandry di Nepal menghadapi tantangan yang sama dengan keluarga pada umumnya, seperti kebutuhan akan harmoni, pembagian peran, dan pengasuhan anak, hanya dengan struktur yang lebih kompleks.

Dalam beberapa dekade terakhir, praktik polyandry mulai berkurang seiring dengan meningkatnya akses pendidikan, urbanisasi, dan pengaruh hukum nasional Nepal yang secara resmi hanya mengakui perkawinan monogami. Banyak generasi muda dari wilayah tersebut yang bermigrasi ke kota atau memilih pernikahan konvensional satu lawan satu. Namun di desa-desa yang masih terisolasi, tradisi ini tetap dipertahankan oleh sebagian masyarakat sebagai bagian dari identitas budaya dan strategi bertahan hidup yang telah terbukti efektif selama berabad-abad.

Polyandry fraternal di Nepal adalah contoh bagaimana struktur sosial dapat beradaptasi dengan kondisi geografis dan ekonomi tertentu. Meskipun praktik ini tidak lagi dominan, keberadaannya tetap menjadi dokumentasi penting tentang keragaman bentuk keluarga manusia dan bagaimana masyarakat merespons tantangan lingkungan dengan cara yang berbeda. Di tengah perubahan zaman, beberapa keluarga di pegunungan masih menjalani kehidupan dengan sistem ini, menjaga warisan budaya yang mencerminkan hubungan erat antara manusia, tanah, dan keluarga.

Keputusan Orang Tua yang Mengubah Budaya Donasi Organ di ItaliaPada 29 September 1994, sebuah mobil yang membawa keluarg...
23/12/2025

Keputusan Orang Tua yang Mengubah Budaya Donasi Organ di Italia

Pada 29 September 1994, sebuah mobil yang membawa keluarga Green dari Amerika Serikat ditembaki di jalan raya –Reggio , . , bocah berusia tujuh tahun, duduk di kursi belakang bersama adiknya ketika peluru menembus jendela mobil dan mengenai kepalanya. Orang tuanya, dan , segera membawa Nicholas ke rumah sakit terdekat. Setelah beberapa hari perawatan intensif, dokter menyatakan bahwa Nicholas mengalami kematian otak dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan secara medis.

Dalam situasi tersebut, Reginald dan Maggie Green membuat keputusan untuk mendonorkan organ Nicholas. Tujuh orang di Italia menerima organ dari tubuh Nicholas: dua di antaranya adalah anak-anak yang membutuhkan transplantasi ginjal, seorang wanita mendapatkan kornea yang memulihkan penglihatannya, dan empat penerima lainnya mendapatkan hati, jantung, serta organ vital lain yang menyelamatkan hidup mereka. Keputusan ini dilakukan di tengah masa berkabung, dan keluarga Green kemudian kembali ke Amerika Serikat setelah proses donasi selesai.

Tiga hal penting yang terjadi setelah peristiwa ini: pertama, kasus Nicholas Green menjadi berita besar di Italia dan memicu diskusi publik tentang donasi organ, yang sebelumnya jarang dibicarakan secara terbuka. Kedua, dalam beberapa tahun setelah 1994, angka pendaftaran donor organ di Italia meningkat secara signifikan, fenomena yang kemudian dikenal sebagai "Efek Nicholas". Ketiga, nama Nicholas diabadikan dalam berbagai bentuk penghormatan di Italia, termasuk nama sekolah, jalan, taman, dan monumen, sebagai pengingat akan dampak keputusan keluarga Green terhadap masyarakat Italia.

Keluarga Green sendiri tidak berhenti di situ. Reginald dan Maggie Green mendirikan yayasan untuk mempromosikan kesadaran donasi organ, dan mereka sering berbicara di berbagai negara tentang pengalaman mereka. Mereka menyatakan bahwa keputusan untuk mendonorkan organ Nicholas adalah cara untuk memberikan makna pada kehilangan yang mereka alami, dan mereka berharap keputusan tersebut dapat menginspirasi orang lain untuk mempertimbangkan donasi organ sebagai tindakan yang dapat menyelamatkan nyawa.

Hingga saat ini, nama Nicholas Green tetap diingat di Italia, bukan hanya sebagai korban kejahatan, tetapi sebagai simbol dari keputusan yang mengubah kehidupan banyak orang. Tujuh nyawa diselamatkan secara langsung, dan ribuan orang lainnya mendapat manfaat dari peningkatan kesadaran donasi organ yang terjadi setelahnya. Cerita ini menjadi salah satu contoh bagaimana tindakan satu keluarga, dalam masa paling sulit mereka, dapat membawa perubahan sosial yang luas dan berkelanjutan.

Lucy Maud Montgomery: Penulis Anne of Green Gables yang Menyimpan Luka Mendalam di Balik Kesuksesan GlobalPada tahun 187...
23/12/2025

Lucy Maud Montgomery: Penulis Anne of Green Gables yang Menyimpan Luka Mendalam di Balik Kesuksesan Global

Pada tahun 1876, seorang anak perempuan berusia 21 bulan kehilangan ibunya akibat tuberkulosis di , Prince Edward Island, . kemudian dibesarkan oleh kakek dan neneknya, dan , yang menerapkan disiplin ketat dalam tradisi Presbiterian . Ayahnya, , pindah ke dan meninggalkan secara permanen di bawah pengasuhan kakek-neneknya. Pada 1890, Maud sempat mencoba tinggal bersama ayah dan ibu tirinya di wilayah Barat, tetapi di sana ia diperlakukan seperti pembantu rumah tangga, dilarang melanjutkan sekolah, dan diminta mengasuh adik tirinya. Setahun kemudian, ia kembali ke Island dan menetap di sana hingga dewasa.

Maud bekerja sebagai guru dan jurnalis di The Daily Echo, Halifax, sambil terus menulis fiksi. Pada 1905, ia menyelesaikan manuskrip "Anne of Green Gables", sebuah novel tentang seorang gadis yatim piatu yang adopsinya keliru namun akhirnya menemukan rumah dan keluarga di Prince Edward Island. Manuskrip tersebut ditolak oleh lima penerbit. Maud sangat kecewa dan menyimpan naskah itu di dalam kotak topi selama dua tahun. Pada 1907, ia mencoba lagi dan akhirnya naskah diterima oleh L.C. Page & Co. di Boston. Buku tersebut diterbitkan pada 1908 dan langsung menjadi best-seller internasional. Kesuksesan ini membuka jalan bagi karier literatur Maud, yang kemudian menulis 20 novel, lebih dari 530 cerita pendek, dan 500 puisi sepanjang hidupnya.

Tiga hal penting yang membentuk kehidupan dan karya Maud: pertama, ia menikah dengan Ewan Macdonald, seorang pendeta, pada 1911, bukan karena cinta romantis tetapi karena merasa sudah waktunya untuk menikah dan memiliki anak, sesuai norma sosial saat itu. Kedua, suaminya mengalami gangguan mental yang disebut melankolia religius, suatu kondisi di mana ia percaya bahwa dirinya dan keluarganya telah dikutuk, dan Maud harus menyembunyikan kondisi ini dari jemaat gereja selama puluhan tahun untuk menjaga reputasi keluarga. Ketiga, untuk mengatasi tekanan mental akibat merawat suami dan anaknya yang bermasalah, Maud menggunakan obat-obatan seperti bromida dan barbiturat yang diresepkan dokter pada masa itu, yang akhirnya menyebabkan ketergantungan.

Meskipun menghadapi berbagai tekanan pribadi, Maud tetap produktif hingga akhir hidupnya. Jurnal pribadinya, yang kini menjadi sumber penelitian di University of Guelph, memberikan gambaran rinci tentang kehidupan seorang perempuan penulis di era Edwardian, termasuk tantangan yang ia hadapi dalam mengelola karier, keluarga, dan kesehatan mental. Karya-karyanya, terutama "Anne of Green Gables", menjadi simbol kemandirian intelektual dan kekuatan imajinasi, menginspirasi pembaca di seluruh dunia hingga saat ini. Pulau Prince Edward Island, yang menjadi latar ceritanya, kini menjadi destinasi wisata global, sebagian besar berkat warisan literatur yang ia tinggalkan.

Lucy Maud Montgomery meninggal pada 1942. Selama puluhan tahun, penyebab kematiannya dilaporkan sebagai gagal jantung, namun pada 2008, keluarganya mengungkap bahwa ia kemungkinan besar meninggal akibat overdosis obat. Catatan yang ditemukan di samping tempat tidurnya menunjukkan bahwa ia mengalami kesulitan mental yang parah pada tahun-tahun terakhirnya. Kisah hidupnya mencerminkan kompleksitas pengalaman seorang perempuan penulis di awal abad ke-20, yang mampu menciptakan dunia fiksi yang penuh harapan meski menghadapi realitas pribadi yang sangat sulit. Warisan literaturnya tetap hidup, tidak hanya dalam buku-buku yang terus dibaca, tetapi juga dalam pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana karya seni dapat lahir dari pengalaman hidup yang penuh tantangan.

Gadis 11 Tahun yang Menulis Blog Anonim di Bawah Ancaman TalibanPada tahun 2009, di    ,  , seorang gadis berusia 11 tah...
22/12/2025

Gadis 11 Tahun yang Menulis Blog Anonim di Bawah Ancaman Taliban

Pada tahun 2009, di , , seorang gadis berusia 11 tahun bernama mulai menulis blog anonim untuk Urdu. Dalam tulisan-tulisannya, ia mendokumentasikan kehidupan sehari-hari di bawah kendali Taliban, yang saat itu menutup sekolah-sekolah perempuan dan menghancurkan lebih dari seratus bangunan pendidikan di wilayah tersebut. Malala menulis dengan nama samaran, menggambarkan ketakutan dan harapan anak-anak yang ingin terus belajar meski dihadapkan pada larangan keras. Tulisan-tulisannya sederhana namun jelas: ia tidak ingin berhenti membaca buku dan percaya bahwa pendidikan adalah hak setiap anak.

Seiring waktu, identitas Malala mulai diketahui publik, terutama setelah ia tampil dalam beberapa wawancara dan dokumenter tentang situasi pendidikan di Swat. Pada 9 Oktober 2012, saat pulang sekolah menggunakan bus, seorang pria bersenjata naik ke kendaraan tersebut dan menanyakan keberadaan Malala. Tiga tembakan dilepaskan, satu peluru mengenai bagian kepala Malala. Ia segera dilarikan ke rumah sakit lokal, kemudian dipindahkan ke , dan akhirnya dievakuasi ke untuk perawatan intensif. Kondisinya kritis selama beberapa minggu, namun setelah serangkaian operasi dan rehabilitasi, Malala pulih secara bertahap.

Tiga hal penting yang terjadi setelah peristiwa tersebut: pertama, serangan terhadap Malala memicu kecaman internasional dan meningkatkan perhatian global terhadap hak pendidikan anak perempuan di wilayah konflik. Kedua, Malala dan keluarganya kemudian menetap di Inggris, di mana ia melanjutkan pendidikan dan aktivisme. Ketiga, pada 2014, Malala menerima Penghargaan Nobel Perdamaian bersama Kailash Satyarthi, menjadikannya penerima Nobel termuda dalam sejarah, pada usia 17 tahun.

Setelah pemulihan, Malala mendirikan , sebuah organisasi yang berfokus pada advokasi pendidikan perempuan dan memberikan bantuan pendanaan untuk proyek-proyek pendidikan di berbagai negara, termasuk , , , dan . Ia juga terus berbicara di forum internasional, termasuk Majelis Umum , untuk menekankan pentingnya akses pendidikan bagi semua anak, terlepas dari gender atau latar belakang ekonomi. Malala menyelesaikan pendidikan sarjana di dan tetap aktif dalam kampanye global untuk hak pendidikan.

Kisah Malala Yousafzai dimulai dari tulisan anonim seorang anak yang ingin terus belajar. Apa yang ia tulis di blog sederhana itu akhirnya menjadi bagian dari gerakan global yang lebih besar, mendorong perubahan kebijakan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sebagai hak dasar manusia. Dari Lembah Swat hingga panggung internasional, perjalanan Malala menunjukkan bagaimana suara satu individu, meskipun dimulai dengan cara yang sangat sederhana, dapat memiliki dampak yang meluas dan berkelanjutan.

Beatrix Potter: Dari Peneliti Jamur yang Ditolak hingga Penulis Legendaris dan KonservasionisPada akhir abad ke-19, seor...
22/12/2025

Beatrix Potter: Dari Peneliti Jamur yang Ditolak hingga Penulis Legendaris dan Konservasionis

Pada akhir abad ke-19, seorang perempuan muda dari keluarga kaya di , , menghabiskan waktu berjam-jam mengamati jamur dan lumut dengan mikroskop. Namanya , lahir pada 1866, dididik di rumah tanpa akses formal ke sekolah atau universitas. Ia menghasilkan ratusan ilustrasi jamur yang sangat detail dan akurat, serta tertarik pada liken, struktur yang ia duga merupakan hubungan simbiosis antara dan . Pada sekitar tahun 1897, ia mengirimkan makalah tentang liken ke , salah satu lembaga ilmiah paling berpengaruh di . Namun karena perempuan tidak diizinkan menjadi anggota penuh atau mempresentasikan makalah sendiri di hadapan forum, pamannya yang membacakan tulisan tersebut. Makalahnya tidak diterima untuk publikasi, dan akses Potter ke dunia ilmiah formal tetap tertutup.

Setelah pengalaman tersebut, Potter mengalihkan fokusnya ke bidang lain yang tetap memungkinkan ia menggunakan keterampilan observasi dan ilustrasinya. Pada 1902, ia menerbitkan " " dengan biaya sendiri setelah beberapa penerbit menolaknya. Buku itu kemudian dicetak ulang oleh & Co. dan menjadi sangat populer. Selama dua dekade berikutnya, Potter menulis dan mengilustrasikan 23 buku anak-anak dengan format kecil, yang menampilkan karakter hewan dengan latar belakang flora dan fauna yang digambar berdasarkan pengamatan langsung. Ilustrasinya menggabungkan detail anatomi yang akurat dengan narasi yang menarik bagi anak-anak, menjadikannya salah satu penulis dan ilustrator paling sukses di masanya.

Tiga hal penting yang terjadi setelah kesuksesan literaturnya: pertama, royalti dari buku-bukunya memberikan kemandirian finansial yang memungkinkan Potter membeli di , , dan lahan-lahan lain di wilayah tersebut. Kedua, setelah menikah dengan pengacara lokal William Heelis pada 1913, ia semakin fokus pada pertanian domba dan pengelolaan lahan, mengurangi produksi buku baru. Ketiga, pada 1997, Linnean Society mengeluarkan permintaan maaf resmi atas perlakuan masa lalu terhadap perempuan, termasuk menyebut nama Beatrix Potter, mengakui bahwa kebijakan gender lembaga tersebut telah menghalangi kontribusi ilmiah yang potensial.

Pada saat kematiannya pada 1943, Potter telah mewariskan sekitar 4000 are tanah, 15 peternakan, dan beberapa bangunan ke National Trust, organisasi konservasi Inggris. Warisan ini kini menjadi bagian dari Lake District National Park, salah satu kawasan konservasi alam dan budaya paling penting di Inggris. Potter tidak hanya dikenang sebagai penulis anak-anak, tetapi juga sebagai konservasionis yang secara praktis menjaga lanskap pedesaan dan mendukung pertanian berkelanjutan di wilayah pegunungan.

Perjalanan Beatrix Potter menunjukkan bagaimana seseorang dapat mengalihkan keterampilan dan minat ilmiah ke bidang lain ketika jalur formal tertutup. Dari seorang peneliti amatir yang ditolak oleh lembaga akademis, ia menjadi penulis yang karyanya dibaca jutaan anak di seluruh dunia, sekaligus pelindung alam yang meninggalkan warisan fisik berupa ribuan hektar tanah yang kini dilindungi untuk generasi mendatang. Kontribusinya mencakup seni, literatur, dan konservasi, menjadikannya salah satu tokoh paling beragam di Inggris abad ke-20.

Maliq Nganjuk

Remaja 14 Tahun Turun ke P**a 15 Meter untuk Selamatkan BalitaPada tahun 2013, di kota kecil  ,  , seorang balita berusi...
21/12/2025

Remaja 14 Tahun Turun ke P**a 15 Meter untuk Selamatkan Balita

Pada tahun 2013, di kota kecil , , seorang balita berusia tiga tahun bernama terjatuh ke dalam p**a vertikal sedalam 15 meter. Diameter p**a sangat sempit, tidak memungkinkan orang dewasa untuk masuk. Tim pemadam kebakaran dan warga setempat berkumpul di lokasi, mencoba berbagai cara untuk mengeluarkan anak itu, namun belum ada yang berhasil. Kondisi di dalam p**a gelap, sempit, dan dingin, sementara waktu terus berjalan.

Di tengah situasi tersebut, seorang remaja berusia 14 tahun bernama mengajukan diri untuk turun. bukan bagian dari tim penyelamat resmi, hanya seorang siswa sekolah menengah pertama yang kebetulan berada di sekitar lokasi kejadian. Setelah petugas mempertimbangkan berbagai opsi dan menyadari bahwa postur tubuh Cristian memungkinkan ia masuk ke dalam p**a, mereka akhirnya menyetujui. Cristian dipasangi tali pengaman, kemudian diturunkan perlahan ke dalam sumur p**a. Beberapa menit kemudian, ia berhasil menemukan Gabriel, memeluknya dengan hati-hati, lalu memberi sinyal kepada tim di atas untuk menarik mereka berdua keluar. Ketika keduanya muncul kembali di permukaan, warga yang berkumpul menyambut dengan lega.

Tiga hal yang dapat dicatat dari peristiwa ini: pertama, Cristian tidak memiliki pelatihan formal dalam penyelamatan, tetapi ia memiliki ketenangan dan ukuran tubuh yang tepat untuk situasi tersebut. Kedua, keputusan untuk mengizinkan seorang remaja turun ke dalam p**a adalah langkah yang diambil karena tidak ada pilihan lain yang lebih aman atau lebih efektif pada saat itu. Ketiga, peristiwa ini terjadi dalam waktu relatif singkat, namun membutuhkan koordinasi yang baik antara Cristian, petugas pemadam kebakaran, dan warga yang membantu mengamankan tali serta memberikan instruksi dari atas.

Setelah kejadian tersebut, Cristian menerima penghargaan dari pemerintah daerah sebagai "anak paling berani di wilayah tersebut". Media lokal dan nasional memberitakan aksinya, dan namanya menjadi dikenal di berbagai kalangan. Meski demikian, Cristian tetap menjalani kehidupan seperti remaja pada umumnya. Dalam beberapa wawancara, ia menyatakan keinginannya untuk menjadi pemadam kebakaran di masa depan, sehingga ia dapat terus membantu orang lain dalam situasi darurat.

Peristiwa di Segarcea ini menjadi salah satu contoh bagaimana tindakan spontan dalam kondisi terbatas dapat menghasilkan hasil yang positif. Cristian tidak merencanakan untuk menjadi penyelamat hari itu, tetapi ia mengambil keputusan yang akhirnya menyelamatkan nyawa seorang anak. Gabriel kembali kepada keluarganya, dan Cristian melanjutkan pendidikannya dengan mimpi yang kini lebih jelas: suatu hari, ia ingin memiliki kemampuan resmi untuk menolong lebih banyak orang.

Maliq Nganjuk

Sang Matematikawan yang Mengubah DuniaNamanya jarang disebut dalam percakapan sehari-hari, namun tanpa karyanya, dunia m...
21/12/2025

Sang Matematikawan yang Mengubah Dunia

Namanya jarang disebut dalam percakapan sehari-hari, namun tanpa karyanya, dunia modern tidak akan mengenal maupun . Pada abad ke-9 Masehi, di wilayah Kekhalifahan yang kini mencakup sebagian dan , seorang sarjana bernama Muḥammad ibn Mūsā al- menghabiskan hidupnya menyusun metode-metode yang kelak menjadi fondasi ilmu hitung hingga saat ini. Ia bukan penemu konsep-konsep tersebut dari nol, melainkan pengolah yang cermat: ia mengumpulkan pengetahuan Yunani, India, dan Babilonia, kemudian merangkainya menjadi sistem yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan praktis.

Dalam salah satu karyanya yang paling berpengaruh, menjelaskan cara memecahkan masalah pembagian warisan, transaksi jual-beli, dan sengketa tanah—situasi nyata yang dihadapi masyarakat pada zamannya. Ia tidak menggunakan simbol-simbol rumit atau rumus yang sulit dipahami; sebaliknya, penjelasannya ditulis dalam bentuk naratif yang dapat diikuti oleh siapa saja yang memiliki pemahaman dasar tentang angka. Dari teks inilah muncul istilah Arab "al-jabr", yang berarti "penyatuan kembali" atau "restorasi", dan istilah ini kemudian diserap ke dalam bahasa Latin sebagai "algebra". Metode yang ia jabarkan menjadi kerangka dasar untuk aljabar modern, digunakan dalam pendidikan formal di seluruh dunia hingga hari ini.

Kontribusi al-Khwārizmī tidak berhenti pada aljabar. Dalam karya lain, ia memperkenalkan sistem bilangan desimal yang berasal dari India kepada dunia Islam dan, melalui terjemahan Latin, kepada Eropa. Sistem ini menggantikan angka Romawi yang lebih sulit dioperasikan, dan membuka jalan bagi perhitungan yang lebih efisien dalam perdagangan, astronomi, dan arsitektur. Ketika manuskrip-manuskrip ini diterjemahkan ke bahasa Latin pada Abad Pertengahan, nama al-Khwārizmī ditransliterasi menjadi "Algorithmi". Dari sini lahir kata "algorithm" dalam bahasa Inggris dan "algoritma" dalam bahasa Indonesia—istilah yang kini menjadi inti dari komputasi, pemrograman, dan teknologi digital. Setiap kali seseorang menggunakan mesin pencari, mengakses media sosial, atau menjalankan aplikasi berbasis data, ia sebenarnya sedang menjalankan prinsip-prinsip yang dapat ditelusuri kembali ke metode sistematis yang disusun oleh sarjana Persia ini lebih dari seribu tahun lalu.

Yang menarik dari warisan al-Khwārizmī adalah sifatnya yang pragmatis dan inklusif. Ia tidak menulis untuk kalangan elite akademis saja, tetapi untuk siapa pun yang membutuhkan alat berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatannya yang metodis dan terstruktur menjadi model bagi perkembangan ilmu pengetahuan di era berikutnya, baik di dunia Islam maupun Eropa. Meski namanya tidak seterkenal tokoh-tokoh Renaisans atau revolusi ilmiah Eropa, jejak karyanya hadir dalam setiap perhitungan matematis, setiap baris kode komputer, dan setiap sistem yang bergantung pada logika terstruktur. Al-Khwārizmī adalah contoh dari bagaimana pemikiran satu individu, yang bekerja dengan tenang di perpustakaan Bayt al-Hikmah di , dapat membentuk peradaban global selama berabad-abad.

Maliq Nganjuk

Rehabilitasi Adaptif: Ibu dan Anak di Yunnan Mengembangkan Solusi Perawatan MandiriDi bawah pohon-pohon yang membentang ...
20/12/2025

Rehabilitasi Adaptif: Ibu dan Anak di Yunnan Mengembangkan Solusi Perawatan Mandiri

Di bawah pohon-pohon yang membentang di Xi'ping Street, , , seorang ibu bernama kini berusia 62 tahun melakukan sesuatu yang menjadi rutinitas hariannya sejak 2021: membimbing anaknya melangkah demi langkah. Setiap gerakan memerlukan perhitungan, setiap sesi perawatan dirancang dengan tujuan. Ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan strategi kasih sayang—keputusan yang dibuat seorang ibu untuk tetap membuka kemungkinan bagi anaknya, meski dunia mengatakan itu sudah tidak mungkin lagi.

Perjalanan ini dimulai pada Desember 2019, ketika —anaknya yang bekerja sebagai polisi bantu—mengalami stroke perdarahan otak yang parah. Pada usia 29 tahun, kondisinya menjadi sangat serius: tubuhnya hampir sepenuhnya lumpuh, hanya kemampuan berkedip mata yang tersisa. Setelah melalui fase kritis, dokter dan banyak orang di sekitar keluarga menyarankan untuk menerima kenyataan itu. Namun Deng memilih jalan berbeda. Dia tahu bahwa tidak bergerak berarti komplikasi—luka tekanan, atrofi otot, hilangnya harapan. Dalam keputusan itu terkandung cinta yang konkret: dia tidak akan membiarkan anaknya terjebak dalam imobilitas. Dengan dukungan suami (yang pada masa muda sendiri pernah mengalami cedera dan memahami perjuangan), Deng mulai merancang program rehabilitasi di rumah.

Dedikasi Deng terlihat dalam setiap detail yang dia persiapkan. Dia membeli peralatan mobilitas listrik bekas dan membuat pengikat khusus sesuai ukuran tubuh anaknya—inovasi sederhana yang lahir dari kebutuhan. Setiap hari, dalam dua sesi di pagi dan sore, masing-masing berlangsung 30 hingga 40 menit, Deng membantu anaknya melakukan latihan pembebanan berat. Perbedaan tinggi badan mereka—Deng hanya 1,55 meter sementara anaknya 1,82 meter—tidak menghalanginya. Dia memakai sepatu hak tinggi 10 sentimeter agar dapat mendukung tubuh anaknya dengan lebih stabil. Persiapan ini bukan hanya fisik; di luar sesi latihan, rutinitas medis harian mencakup pemberian makan terjadwal, pemberian obat, dan pembalikan posisi tubuh setiap dua jam untuk mencegah komplikasi. Setiap tindakan adalah ungkapan kasih sayang yang diwujudkan melalui keharusan dan ketekunan. Itulah yang membuat cerita ini berbeda—bukan pertanyaan apakah ibu mampu, melainkan bagaimana ibu terus menemukan cara agar anaknya tetap memiliki peluang untuk hidup lebih baik.

Program latihan ini mulai menunjukkan hasil nyata dan menarik perhatian publik melalui media sosial pada Juni 2024. Respons yang datang adalah pengakuan terhadap kerja keras mereka: sumbangan dari orang asing, penawaran bantuan profesional, dan akhirnya, donasi dari sebuah perusahaan teknologi di berupa (kerangka mekanis yang dikenakan pada tubuh untuk mendukung gerakan). Teknologi ini adalah momen penting—mengurangi beban fisik pada Deng sambil memberikan metode rehabilitasi yang lebih terukur. Dukungan komunitas ini memvalidasi apa yang sudah Deng lakukan selama bertahun-tahun sendirian: bahwa kerja keras ibu untuk anaknya layak dihargai dan didukung oleh lebih banyak orang.

Kisah Deng dan Cai adalah kisah tentang cinta yang tidak pasif melainkan aktif, cerdas, dan terus menerus mencari solusi. Dalam konteks sistem perawatan jangka panjang yang terbatas di banyak wilayah pedesaan, mereka mengembangkan pendekatan yang menunjukkan apa yang mungkin ketika seorang ibu menolak untuk menyerah. Setiap hari mereka kembali ke jalanan yang sama, melanjutkan latihan yang sama, dan dalam konsistensi itu, terlihat bentuk cinta yang paling nyata—bukan yang berbicara banyak, melainkan yang hadir dan bekerja, hari demi hari.

Maliq Nganjuk

Aktivis Lingkungan Peru Melakukan Pernikahan Simbolis dengan Pohon di Berbagai NegaraDi bawah pohon berusia ribuan tahun...
20/12/2025

Aktivis Lingkungan Peru Melakukan Pernikahan Simbolis dengan Pohon di Berbagai Negara

Di bawah pohon berusia ribuan tahun di Oaxaca, , seorang pria dengan jas putih resmi mengucapkan janji. Tanpa mitra manusia, dia berdiri sendiri di hadapan pohon yang megah—pohon tertua di Amerika Utara—dan merayakan apa yang dia sebut sebagai pernikahan. Pemandangan ini mungkin terasa aneh bagi banyak orang, namun bagi , seorang aktor dan aktivis lingkungan asal , ini adalah cara konkret untuk mengkomunikasikan pesan yang mendesak tentang krisis planet.

Torres memulai aksi simbolis ini pada Juni 2013 di Peru dengan pernikahan pertamanya dengan pohon. Sejak saat itu, dia telah melanjutkan kampanye serupa di lebih dari sepuluh negara: Argentina pada November 2013, dengan pohon bernama Aliehuen Nehuen; Kolombia pada November 2014 di Bogotá; Meksiko dengan pohon Tule yang legendaris; kemudian memperluas ke Eropa dengan acara di Paris dan Brussels pada 2022, dan terakhir ke Central Park di New York pada akhir 2024. Setiap upacara diselenggarakan dengan kostum formal dan ritual yang sama, menciptakan identitas visual yang kuat untuk kampanyanya. Melalui organisasi yang dia dirikan bernama Corazones Verdes Mundial (Hati Hijau Dunia), Torres menghubungkan setiap aksi simbolis dengan fokus nyata pada penanaman pohon dan perlindungan hutan.

Konteks di balik kampanye ini adalah krisis deforestasi yang nyata. Hutan Amazon—yang sering disebut sebagai paru-paru planet—mengalami kerusakan berskala besar, dengan jutaan hektare kehilangan pohon setiap tahunnya di Amerika Latin. Torres memilih pohon sebagai lambang karena peran fundamental mereka dalam kehidupan manusia: menyediakan oksigen, air, dan stabilitas iklim. Dengan memilih lokasi di negara-negara yang berbeda dan memberikan nama pada pohon-pohon yang dia "nikahi," Torres menciptakan narasi yang menghubungkan krisis lingkungan global dengan tindakan lokal yang terukur.

Respons terhadap aksi Torres beragam. Media internasional memberikan liputan yang mencakup admiration hingga skeptisisme tentang efektivitas pendekatan performatif semacam ini. Namun, organisasi lingkungan secara umum mendukung pesan inti yang dia sampaikan tentang pentingnya reforestasi dan kesadaran atas kerusakan hutan. Aksi ini juga menciptakan percakapan publik tentang ketergantungan manusia pada alam, memicu diskusi di media sosial, dan menarik perhatian dari komunitas yang mungkin tidak tersentuh oleh kampanye lingkungan tradisional. Setiap upacara, yang dilakukan di tempat publik dengan ijin yang sesuai, menjadi momen untuk mengingatkan orang bahwa perlindungan alam memerlukan komitmen berkelanjutan.

Kampanye Torres menunjukkan bahwa advokasi lingkungan dapat mengambil bentuk yang tidak konvensional. Pernikahan pohon, dalam konteks ini, bukan sekadar gerak seni provokasional, melainkan metode untuk menarik perhatian terhadap krisis yang memerlukan tindakan nyata. Organisasi Corazones Verdes Mundial terus fokus pada penanaman pohon dan pelestarian hutan di berbagai belahan dunia, menghubungkan bentuk artistik dari kampanye dengan hasil konkret dari kerja reforestasi.

Maliq Nganjuk

Address

Kuniran, Jekek Baron
Nganjuk
64394

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Maliq Nganjuk posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Maliq Nganjuk:

Share