16/12/2025
📚 Fawaid Pagi Hari Ini :
*JANGAN BERSIKAP GHULUW (MELAMPAUI BATAS) DALAM BERAGAMA !*
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman, yang secara khusus ditujukan kepada orang-orang Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) :
يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْحَقَّ ۚ إِنَّمَا ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلْقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ ۖ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ ۖ وَلَا تَقُولُوا۟ ثَلَٰثَةٌ ۚ ٱنتَهُوا۟ خَيْرًا لَّكُمْ ۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ سُبْحَٰنَهُۥٓ أَن يَكُونَ لَهُۥ وَلَدٌ ۘ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
_“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Alloh kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara."_ (QS An-Nisa’ : 171)
*Tafsir Ringkas :*
1. Dalam ayat yang mulia ini, Alloh melarang Ahli Kitab (khususnya orang-orang Nasrani) dari bersikap ghuluw (berlebih-lebihan/melampaui batas) dalam agama.
Dan yang dimaksud sikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam beragama di sini adalah *sikap berlebihan atau melampaui batas dalam memuji-muji atau menyanjung Nabi mereka, yaitu Nabi Isa alaihis salam, hingga mengangkat atau meninggikan derajat beliau sampai pada derajat ketuhanan (dianggap sebagai Tuhan atau anak Tuhan).*
2. Dalam ayat ini p**a, Alloh ta’ala menjelaskan tentang kedudukan Nabi Isa bin Maryam alaihis salam yang sebenarnya.
Bahwa Nabi Isa alaihis salam itu hanyalah :
• Rosul Alloh (utusan Alloh),
• Kalimat Alloh (yakni yang diciptakan oleh Alloh ta’ala dengan perintah “Kun” (jadilah !), maka terjadilah, meskipuan tanpa adanya seorang bapak).
• Ruh dari Allah (yakni salah satu dari ruh ciptaan Allah, bukan bagian dari Dzat Alloh ta’ala)
Dalil lainnya yang menunjukkan, bahwa *Nabi Isa alaihis salam adalah seorang Nabi dan Rosul,* adalah firman Alloh ta’ala :
مَّا ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ ٱلرُّسُلُ وَأُمُّهُۥ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ ٱلطَّعَامَ ۗ ٱنظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ ٱلْءَايَٰتِ ثُمَّ ٱنظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
_“Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rosul, dan ibunya seorang yang sangat berpegang teguh dengan kebenaran, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).”_ (QS. Al-Maidah (5) : 75)
Juga firman Alloh ta’ala :
قَالَ إِنِّى عَبْدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِىَ ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا
_“Berkata Isa : "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Alloh, Dia memberiku Al-Kitab (Injil), dan Dia menjadikan aku seorang nabi.”_ (QS. Maryam [19] : 30)
Dalil lainnya yang menunjukkan, bahwa *Nabi isa diciptakan oleh Alloh dengan kalimat “Kun”,* sebagaimana dalam firman Alloh di surat Ali Imron ayat 59 :
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ ۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
_“Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Alloh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya : "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.”_ (QS Ali Imron : 59)
3. Dalam ayat ini p**a, terdapat *pengingkaran terhadap aqidah/keyakinan trinitas,* sebagaimana yang diyakini orang-orang Nasrani.
Dengan kata lain, firman Alloh ta’ala yang berbunyi (yang artinya) : _“Jangan mengatakan (Tuhan itu) tiga !”,_ ini adalah *bantahan dan pengingkaran yang sangat tegas/keras terhadap keyakinan trinitas tersebut (yakni meyakini adanya Tuhan Bapa, Tuhan Anak, Roh Kudus).*
Bahkan dengan tegas, *Alloh ta’ala menyatakan kafirnya orang yang menyakini akidah Trinitas ini,* sebagaimana dalam firman Alloh ta’ala :
(لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ)
_“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah itu adalah salah seorang dari (tuhan) yang tiga (trinitas)”. Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih."_ (QS. Al Maidah: 73)
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
_“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam.”_ (QS. Al Maidah: 17)
4. Dalam ayat yang mulia ini p**a, terdapat *penegasan tentang perkara Tauhid (Keesaan Alloh ta’ala).*
Yakni, *Allah itu adalah Ahad (Tuhan Yang Maha Esa), tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta Dia Mahasuci dari segala bentuk penyerupaan dengan makhluk.* (lihat p**a dalil tentang hal ini, dalam surat al-Ikhlas ayat 1-4)
*Faedah atau Pelajaran Penting dari ayat ini :*
1. Bahwa *Tauhid (mengesakan Alloh ta’ala dalam beribadah) itu, adalah pondasi keselamatan di dunia dan di akhirat.*
*Semua Nabi dan Rosul mengajak kepada pengesaan Alloh dalam beribadah, termasuk Nabi Isa alaihis salam.*
Bukan mengajak kepada perbuatan syirik (menyekutukan Alloh dalam beribadah), bukan mengajak penyembahan kepada makhluk.
Seperti dalam firman Alloh ta’ala :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ …{36}
_“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”_ (QS. An Nahl :36).
Thoghut, artinya adalah semua bentuk sesembahan selain Alloh !
Juga dalam firman Alloh ta’ala :
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ
_“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu (wahai Nabi Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”_ (QS Al-Anbiya’ : 25)
2. Bahwa *sikap Ghuluw dalam beragama, adalah sebab timbulnya kesesatan.*
Terutama *sikap ghuluw (berlebih-lebihan atau melampaui batas) dalam memberikan pujian dan sanjungan terhadap orang-orang shalih (para Nabi, wali, ulama dan lain-lain), hal itu akan dapat mengantarkan kepada perbuatan syirik (menyekutukan Alloh).*
Alloh ta’ala juga berfirman di ayat lainnya :
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوْٓا اَهْوَاۤءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَاَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَّضَلُّوْا عَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ
_"Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulu (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.”_ [QS Al-Mâ`idah (5) :77]
3. Bahwa *Nabi Isa alaihis salam itu bukan Tuhan, dan bukan p**a sebagai anak Tuhan.*
Ayat ini menjadi dalil yang sangat tegas dan gamblang untuk membatalkan aqidah/keyakinan orang-orang Nasrani yang menyimpang.
4. Bahwa *agama Islam ini memuliakan Nabi Isa alaihis salam secara benar.*
Ya, agama Islam ini menetapkan, *bahwa beliau itu adalah sebagai seorang Nabi dan Rosul Alloh yang mulia, tetapi tanpa mengangkatnya pada derajat ketuhanan.*
Ini beda dengan orang-orang nasrani yang sangat ghuluw kepada beliau.
5. Bahwa *nilai kebenaran itu harus diukur dengan wahyu (dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah).*
Artinya, *ajaran agama itu tidak boleh dibangun di atas perasaan, tradisi, atau logika semata, tetapi harus berdasarkan wahyu dari Alloh subhanahu wa ta’ala.*
*Kesimp**annya :*
a. Firman Alloh ta’ala yang terdapat dalam Surat An-Nisā’ ayat 171 ini adalah *salah satu dalil pokok dalam bantahan terhadap perbuatan syirik yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani (yang menjadikan Nabi Isa alaihis salam sebagai Tuhan atau anak Tuhan).*
b. Dan ayat yang mulia ini juga sebagai penegasan, bahwa *ajaran agama yang dibawa dan disampaikan oleh para Nabi dan Rosul Alloh semuanya itu adalah Tauhid (perkara mengesakan Alloh dalam beribadah), tanpa bersikap ghuluw dan tanpa pengurangan (meremehkan).*
Demikianlah pelajaran dari Firman Alloh ta'ala tersebut di atas.
Semoga bisa menjadi nasehat dan tambahan ilmu yang bermanfaat untuk kita semuanya.
_Nas-alulloha at-taufiq wal Istiqomah ………_
Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.