Kajian Sunah

Kajian Sunah kump**an kajian sunah kunjungi d tiktok nya juga yg

kajian sunah

bntahan klau isa bukan tuhan n anak tuhan
21/12/2025

bntahan klau isa bukan tuhan n anak tuhan

*Bismillah**TIDAK PERLU TAKUT DIDOAKAN JELEK JIKA KITA TIDAK BERBUAT ZALIM*Syaikh Muhammad al-‘Utsaimin rahimahullah ber...
21/12/2025

*Bismillah*

*TIDAK PERLU TAKUT DIDOAKAN JELEK JIKA KITA TIDAK BERBUAT ZALIM*

Syaikh Muhammad al-‘Utsaimin rahimahullah berkata :

“Seseorang tak perlu takut dengan doa keburukan ! Kecuali jika ia pelaku kezaliman.

Ketika ada yang mendoakan keburukan untuk orang yang tidak zalim, ingatlah, yang bisa mengabulkan doa hanya Allah. Jika Allah mengabulkan doa seperti itu, maknanya Allah justru menolong orang-orang yang zalim, dan ini jelas tidak mungkin.

Bahkan Allah berfirman :

إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّلِمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung.” (QS. Al-An‘am 21).

Karena itu, jangan takut dan mengkhawatirkan doa keburukan untukmu dari orang lain tanpa alasan yang benar. Sebab yang mengabulkan doa adalah Allah, dan Dia tidak mungkin menolong pihak yang zalim.”

(Fath Dzil Jalali wal Ikram, 2/238).

*Silahkan dishare untuk menyebarkan ilmu agama dan kebaikan. Jazakumullahu khairan.*

Barakallahu fiikum.



•••┈••••○❁✨✨❁○••••┈•••

20/12/2025

📚 Fawaid Pagi Hari Ini :

*NABI ISA ALAIHIS SALAM TIDAK PERNAH MENYURUH UMATNYA UNTUK MENYEMBAH DIRI BELIAU DAN IBUNDANYA !*

_Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh ….._

Berikut ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang secara tegas menjelaskan, *bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam tidak pernah menyuruh umatnya menyembah dirinya maupun ibunya, bahkan beliau berlepas diri dari keyakinan tersebut.*

Diantaranya adalah :

*Pertama : Firman Alloh ta’ala, di surat Al-Mā’idah ayat 116 :*

وَإِذْ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ ءَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِى وَأُمِّىَ إِلَـٰهَيْنِ مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَـٰنَكَ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِى بِحَقٍّ ۚ إِن كُنتُ قُلْتُهُۥ فَقَدْ عَلِمْتَهُۥ…

_“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman : “Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau pernah mengatakan kepada manusia : *“Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?”* Isa menjawab : “Mahasuci Engkau (ya Alloh), tidaklah pantas bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku mengatakannya, tentu Engkau telah mengetahuinya…..”_ (QS Al-Maidah : 116)

Tentang tafsir ayat tersebut, *Al-Imam Ibnu Katsir* rohimahulloh menjelaskan :

هذا توبيخ للنصارى وتقريع لهم على رؤوس الأشهاد يوم القيامة

_“Ini adalah bentuk celaan dan kecaman terhadap kaum Nasrani, yang Alloh lakukan di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat nanti !”_

Perhatikanlah : Bahwa pertanyaan Allah kepada Nabi Isa alaihis salam dalam ayat tersebut di atas, bukan karena Alloh itu tidak tahu, *tetapi dalam rangka untuk membongkar kebohongan orang-orang Nasrani (yang mengatakan itu adalah ajaran Nabi Isa alaihis salam), dan juga dalan rangka untuk membersihkan Nabi Isa dari tuduhan telah mengajarkan kesyirikan (penyembahan kepada selain Alloh).*

*Al-Imam Ibnu Katsir* rohimahulloh juga menegaskan :

وَعِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ بَرِيءٌ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ

_“Isa ‘alaihis salam berlepas diri dari seluruh keyakinan (syirik) tersebut.”_

*Al-Imam Ath-Thobari* rohimahulloh dalam tafsirnya juga berkata :

إنما سأل الله عيسى ليقرّ العباد بحقيقة ما قاله عيسى لقومه

_“Allah bertanya kepada Isa, agar para hamba mengakui kebenaran apa yang sebenarnya disampaikan Isa kepada kaumnya.”_

Jawaban Nabi Isa alaihis salam ketika ditanya oleh Alloh seperti tersebut dalam ayat di atas : “Subhānaka …. dst”

*Al-Imam Ibnu Katsir* rohimahulloh menjelaskan, bahwa kata “Subhanalloh”, ini adalah *bentuk penyucian terhadap Allah, dari segala bentuk kesyirikan dan kebohongan.”*

Jadi, pelajaran penting dari ayat ini :

a. Nabi Isa alaihis salam tidak pernah sama sekali memerintahkan penyembahan kepada dirinya atau ibundanya Maryam.

b. Ayat yang mulia ini adalah hujjah (dalil) yang paling kuat untuk membantah akidah Trinitas dan pengkultusan Nabi Isa dan ibundanya Maryam, yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani.

*Kedua : Firman Alloh ta’ala di surat Al-Mā’idah ayat 117 :*

مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَآ أَمَرْتَنِى بِهِۦٓ أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۚ

_“(Nabi Isa berkata) : “Aku tidak mengatakan kepada mereka, kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku, yaitu : “Sembahlah Alloh, Robb-ku dan Rabb kalian semua.”_ (QS Al-Maidah : 117)

Tentang tafsir ayat ini, Al-Imam Ibnu Katsir rohimahulloh menjelaskan :

أي ما دعوتهم إلا إلى توحيدك وإخلاص العبادة لك

_“Yaitu, “Aku tidak menyeru (mendakwahi) mereka, kecuali kepada perkara mentauhidkan-Mu, dan memurnikan ibadah hanya kepada-Mu.”_

*Pelajaran penting dari ayat ini :*

a. Bahwa *dakwah Nabi Isa alaihis salam adalah mengajarkan akidah Tauhid*, yakni mengesakan Alloh ta’ala dalam beribadah kepada-Nya, dan melarang umatnya dari berbuat syirik, yakni peribadatan kepada selain Alloh !

b. Berarti, *isi risalah dakwah beliau adalah sama dengan para para Nabi dan Rosul lainnya, yaitu mendakwahkan Tauhid, dan melarang dari syirik.* (lihat : QS An-Nahl : 36, dan Al-Anbiya’ : 25)

*Ketiga : Firman Alloh ta’ala di surat Āli ‘Imrān ayat 51 :*

إِنَّ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۗ هَـٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ

_“(Nabi Isa berkata) : “Sesungguhnya Alloh adalah Robbku dan Robb kalian, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.”_ (QS Ali Imron : 151)

*Al-Imam Al-Qurthubi* rohimahulloh, dalam tafsirnya tentang ayat ini beliau berkata :

فيه دليل قاطع على أن عيسى عبد مربوب

_“Ini adalah dalil yang tegas, bahwa Nabi Isa itu adalah seorang hamba yang diatur (oleh Allah), bukan Tuhan yang disembah !”_

Iya, Jika Nabi Isa itu Tuhan, tidak mungkin beliau berkata “Rabbku” (Tuhan-ku), tidak mungkin p**a beliau menyamakan dirinya dengan manusia yang lainnya sebagai “hamba Alloh”.

*Pelajaran dari ayat ini :*

a. Bahwa Nabi Isa alaihis salam menyatakan, bahwa beliau itu mempunyai Robb (Tuhan yang disembah).

Berarti, keberadaan beliau itu adalah sebagai hambanya Alloh. Bukan Tuhan yang disembah !

b. Ini juga sebagai bantahan bagi orang-orang nasrani yang menganggap Nabi Isa sebagai Tuhan !

*Keempat : Firman Alloh ta’ala di dalam surat Az-Zukhruf ayat 59 :*

إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلًا لِّبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ

_“Nabi Isa itu tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami beri nikmat, dan Kami jadikan sebagai tanda bagi Bani Israil.”_ (QS Az-Zukhruf : 59)

*Al-Imam Ibnu Katsir* rohimahulloh menjelaskan tafsir ayat ini :

أي ليس بإله ولا ابن إله كما زعمت النصارى

_“Yaitu, beliau itu bukan Tuhan dan bukan p**a anak Tuhan, sebagaimana klaim orang-orang Nasrani._

*Pelajaran dari ayat ini :*

a. Alloh ta’ala menegaskan, bahwa Nabi Isa alaihis salam adalah sebagai seorang hamba Alloh, bukan Tuhan (sesembahan) !

b. Hal ini menghancurkan konsep trinitas yang mereka yakini.

c. Ayat ini menegaskan tentang posisi/kedudukan Nabi Isa alaihis salam yang benar, yaitu beliau sebagai seorang Hamba Alloh dan Rosululloh (utusan Alloh), bukan tuhan, juga bukan anak tuhan !

*Kesimp**an pelajaran ini :*

1. Bahwa diantara prinsip Akidah Ahlus Sunnah adalah :

a. *Meyakini, bahwa Nabi Isa alaihis salam tidak pernah mengaku dirinya sebagai Tuhan, juga tidak pernah menyuruh umat beliau untuk menyembah diri beliau, juga tidak pernah menyuruh untuk menyembah ibunya.*

b. *Beliau hanya mengajak atau mendawahi umat manusia kepada perkara Tauhid (mengesakan Alloh dalam beribadah).*

2. *Bahwa penyembahan kepada Nabi Isa dan ibunda beliau Maryam, adalah penyimpangan umat Nasrani setelah beliau tidak ada bersama mereka (yakni setelah beliau diangkat ke langit oleh Alloh ta’ala).*

3. Dan *penyembahan yang mereka lakukan kepada Nabi Isa dan ibundanya, bukanlah ajaran Nabi Isa ‘alaihis salam !*

*Tetapi itu semuanya yang diada-adakan oleh orang-orang nasrani sendiri yang telah menyimpang, sesat dan kafir (yakni, mereka membuat bid’ah dalam perkara aqidah/keyakinan, yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi mereka) !*

Demikianlah pembahasan yang ringkas ini, semoga bermanfaat untuk kita semuanya.

Allohu yubarik fiikum .....

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

19/12/2025

📚 Fawaid Pagi Hari Ini :

*BERTEMANLAH DENGAN AMAL SHOLIHMU !*

قال ‎الإمام ابن رجب رحمه الله
*صاحب من تصاحب، فوالله الذي على العرش استوى لن يصاحبك في قبرك إلا صاحب واحد، ألا وهو عملك الصالح، فأحسن صحبته يحسن صحبتك في قبرك*

📚 (لطائف المعارف 99).

*Al-Imam Ibnu Rojab Al-Hanbali* rohimahulloh pernah berkata:

_“Bertemanlah dengan siapa saja yang kamu ingin berteman dengannya !_

_Maka demi Alloh, yang Dia beristiwa’ di atas ‘Arsy-Nya, tidak akan ada yang menemanimu di dalam kuburmu, kecuali satu teman/sahabat saja, yaitu amal sholihmu !_

_Maka perbaikilah persahabatanmu dengannya, niscaya dia akan berbuat baik menemanimu di dalam kuburmu !"_

( *Latha'iful Ma'arif* (hal. 99), karya Al-Imam Rojab Al-Hambali rohimahulloh)

*Makna Ringkas kalimat tersebut :*

Seseorang itu boleh saja memiliki banyak teman di dunia ini, namun semua temannya itu pasti akan berpisah saat kematian tiba.

*Dan satu-satunya “teman setia” yang akan terus menemani kita hingga di alam kubur nanti, hanyalah amal-amal kita !*

*Jika amal kita itu baik (yakni yang ikhlas dan sesuai sunnah Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam)*, maka amal itu akan menjadi penenang dan penolong kita di alam kubur.

*Dan jika amal kita itu buruk*, maka amal kita itu akan menjadi sebab kesempitan dan penyesalan kita di alam kubur dan di akhirat nanti !

*Faedah dan pelajaran penting :*

1. Nasehat di atas, hendaknya *menjadikan kita lebih menguatkan semangat hidup kita agar lebih fokus untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat nanti.*

Ingatlah, kehidupan di dunia ini adalah sementara saja, yang kekal akan terus bersama kita hanyalah pahala amal kita.

Semua teman di dunia akan pergi dan menjauhi kita dengan kematian kita, sedangkan amal yang kita lakukan, dia itulah yang akan terus menyertai kita, hingga kita di alam kubur.

2. Nasehat tersebut di atas, *hendaknya memotivasi kita untuk memperbaiki kualitas amal yang kita lakukan.*

Bukan sekadar amal yang banyak jumlahnya dan macamnya, tetapi *hendaknya amal itu yang ikhlas karena Alloh dan yang benar sesuai tuntunan Rosululloh. Inilah amal yang berkualitas itu.*

3. Nasehat tersebut, *hendaknya mengurangi ketergantungan kita kepada orang lain (siapapun dia).*

Karena semua teman dekat, keluarga, kerabat, dan harta benda, tidak akan pernah ikut menemani kita di dalam kubur.

Yang akan mengikuti atau menyertai kita, hanyalah amal-amal kita.

Jadi, jangan bergantung dengan mereka semuanya, cukuplah memperbaiki diri dengan amal-amal sholih yang kita lakukan, dan berharap dialah yang akan menyertai kita dalam kebaikan.

4. Nasehat tersebut juga *hendaknya mendorong kita untuk banyak melakukan muhasabah harian (setiap hari).*

Yakni, hendaknya kita selalu bertanya kepada diri sendiri dan mengoreksi diri, sudah berapa banyak amal-amal sholih yang kita lakukan setiap harinya.

Karena sesungguhnya setiap amal yang kita lakukan di hari ini, adalah akan menjadi “teman” bagi kita di alam kubur nanti

5. Nasehat tersebut di atas, *hendaknya juga menumbuhkan di dalam hati kita perasaan takut dan dan juga berharap kepada Allah ta’ala.*

Yakni, hendaknya kita takut jika amal-amal kita adalah buruk/jelek, dan akan menjadi teman yang buruk yang menemani kita di alam kubur.

Dan kita juga berharap mendapatkan rahmat atau kasih sayang Alloh dengan sebab amal sholih yang kita lakukan, sehingga dia akan menjadi teman baik yang akan menemani kita di alam kubur nanti.

Intinya adalah : *Jika kita ingin ditemani dengan teman yang baik di alam kubur nanti, maka hendaknya kita temani diri kita sendiri di dunia saat ini dengan amal sholih atau amal-amal yang baik yang bisa kita lakukan !*

Diantara dalil yang menunjukkan hal itu adalah hadits dari *Anas bin Malik* rodhiyallohu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ : أَهْلُهُ وَعَمَلُهُ وَمَالُه، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ ، وَيَبْقَى وَاحِد، يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

_“Yang akan mengikuti/mengiringi mayit (ketika diantar ke kuburan) adalah tiga golongan, (yaitu) : keluarganya, amalannya dan hartanya. Akan kembali dua golongan, dan satu golongan akan tetap menemaninya (di dalam kubur)._

_Maka keluarga dan hartanya akan kembali p**ang (ke rumahnya), sedangkan amalannya akan tetap menemaninya.”_ (HR *Al-Bukhori* (4/194) no. 6514, dan *Muslim* (4/2273) )

Demikianlah pembahasan yang ringkas ini. Semoga bermanfaat untuk kita semuanya ....

Dan semoga p**a Alloh subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita, agar selalu istiqomah dalam beribadah dan beramal sholih, sampai akhir hayat kita nanti.

_Nas-alulloha At-taufiq wal istiqomah ……._

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

16/12/2025

berat nya ujian nafsu n wanita

16/12/2025

📚 Fawaid Pagi Hari Ini :

*JANGAN BERSIKAP GHULUW (MELAMPAUI BATAS) DALAM BERAGAMA !*

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman, yang secara khusus ditujukan kepada orang-orang Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) :

يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْحَقَّ ۚ إِنَّمَا ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلْقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ ۖ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ ۖ وَلَا تَقُولُوا۟ ثَلَٰثَةٌ ۚ ٱنتَهُوا۟ خَيْرًا لَّكُمْ ۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ سُبْحَٰنَهُۥٓ أَن يَكُونَ لَهُۥ وَلَدٌ ۘ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا

_“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Alloh kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara."_ (QS An-Nisa’ : 171)

*Tafsir Ringkas :*

1. Dalam ayat yang mulia ini, Alloh melarang Ahli Kitab (khususnya orang-orang Nasrani) dari bersikap ghuluw (berlebih-lebihan/melampaui batas) dalam agama.

Dan yang dimaksud sikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam beragama di sini adalah *sikap berlebihan atau melampaui batas dalam memuji-muji atau menyanjung Nabi mereka, yaitu Nabi Isa alaihis salam, hingga mengangkat atau meninggikan derajat beliau sampai pada derajat ketuhanan (dianggap sebagai Tuhan atau anak Tuhan).*

2. Dalam ayat ini p**a, Alloh ta’ala menjelaskan tentang kedudukan Nabi Isa bin Maryam alaihis salam yang sebenarnya.

Bahwa Nabi Isa alaihis salam itu hanyalah :

• Rosul Alloh (utusan Alloh),

• Kalimat Alloh (yakni yang diciptakan oleh Alloh ta’ala dengan perintah “Kun” (jadilah !), maka terjadilah, meskipuan tanpa adanya seorang bapak).

• Ruh dari Allah (yakni salah satu dari ruh ciptaan Allah, bukan bagian dari Dzat Alloh ta’ala)

Dalil lainnya yang menunjukkan, bahwa *Nabi Isa alaihis salam adalah seorang Nabi dan Rosul,* adalah firman Alloh ta’ala :

مَّا ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ ٱلرُّسُلُ وَأُمُّهُۥ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ ٱلطَّعَامَ ۗ ٱنظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ ٱلْءَايَٰتِ ثُمَّ ٱنظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

_“Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rosul, dan ibunya seorang yang sangat berpegang teguh dengan kebenaran, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).”_ (QS. Al-Maidah (5) : 75)

Juga firman Alloh ta’ala :

قَالَ إِنِّى عَبْدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِىَ ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا

_“Berkata Isa : "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Alloh, Dia memberiku Al-Kitab (Injil), dan Dia menjadikan aku seorang nabi.”_ (QS. Maryam [19] : 30)

Dalil lainnya yang menunjukkan, bahwa *Nabi isa diciptakan oleh Alloh dengan kalimat “Kun”,* sebagaimana dalam firman Alloh di surat Ali Imron ayat 59 :

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ ۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

_“Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Alloh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya : "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.”_ (QS Ali Imron : 59)

3. Dalam ayat ini p**a, terdapat *pengingkaran terhadap aqidah/keyakinan trinitas,* sebagaimana yang diyakini orang-orang Nasrani.

Dengan kata lain, firman Alloh ta’ala yang berbunyi (yang artinya) : _“Jangan mengatakan (Tuhan itu) tiga !”,_ ini adalah *bantahan dan pengingkaran yang sangat tegas/keras terhadap keyakinan trinitas tersebut (yakni meyakini adanya Tuhan Bapa, Tuhan Anak, Roh Kudus).*

Bahkan dengan tegas, *Alloh ta’ala menyatakan kafirnya orang yang menyakini akidah Trinitas ini,* sebagaimana dalam firman Alloh ta’ala :

(لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ)

_“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah itu adalah salah seorang dari (tuhan) yang tiga (trinitas)”. Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih."_ (QS. Al Maidah: 73)

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman :

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ

_“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam.”_ (QS. Al Maidah: 17)

4. Dalam ayat yang mulia ini p**a, terdapat *penegasan tentang perkara Tauhid (Keesaan Alloh ta’ala).*

Yakni, *Allah itu adalah Ahad (Tuhan Yang Maha Esa), tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta Dia Mahasuci dari segala bentuk penyerupaan dengan makhluk.* (lihat p**a dalil tentang hal ini, dalam surat al-Ikhlas ayat 1-4)

*Faedah atau Pelajaran Penting dari ayat ini :*

1. Bahwa *Tauhid (mengesakan Alloh ta’ala dalam beribadah) itu, adalah pondasi keselamatan di dunia dan di akhirat.*

*Semua Nabi dan Rosul mengajak kepada pengesaan Alloh dalam beribadah, termasuk Nabi Isa alaihis salam.*

Bukan mengajak kepada perbuatan syirik (menyekutukan Alloh dalam beribadah), bukan mengajak penyembahan kepada makhluk.

Seperti dalam firman Alloh ta’ala :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ …{36}

_“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”_ (QS. An Nahl :36).

Thoghut, artinya adalah semua bentuk sesembahan selain Alloh !

Juga dalam firman Alloh ta’ala :

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ

_“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu (wahai Nabi Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”_ (QS Al-Anbiya’ : 25)

2. Bahwa *sikap Ghuluw dalam beragama, adalah sebab timbulnya kesesatan.*

Terutama *sikap ghuluw (berlebih-lebihan atau melampaui batas) dalam memberikan pujian dan sanjungan terhadap orang-orang shalih (para Nabi, wali, ulama dan lain-lain), hal itu akan dapat mengantarkan kepada perbuatan syirik (menyekutukan Alloh).*

Alloh ta’ala juga berfirman di ayat lainnya :

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوْٓا اَهْوَاۤءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَاَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَّضَلُّوْا عَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ

_"Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulu (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.”_ [QS Al-Mâ`idah (5) :77]

3. Bahwa *Nabi Isa alaihis salam itu bukan Tuhan, dan bukan p**a sebagai anak Tuhan.*

Ayat ini menjadi dalil yang sangat tegas dan gamblang untuk membatalkan aqidah/keyakinan orang-orang Nasrani yang menyimpang.

4. Bahwa *agama Islam ini memuliakan Nabi Isa alaihis salam secara benar.*

Ya, agama Islam ini menetapkan, *bahwa beliau itu adalah sebagai seorang Nabi dan Rosul Alloh yang mulia, tetapi tanpa mengangkatnya pada derajat ketuhanan.*

Ini beda dengan orang-orang nasrani yang sangat ghuluw kepada beliau.

5. Bahwa *nilai kebenaran itu harus diukur dengan wahyu (dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah).*

Artinya, *ajaran agama itu tidak boleh dibangun di atas perasaan, tradisi, atau logika semata, tetapi harus berdasarkan wahyu dari Alloh subhanahu wa ta’ala.*

*Kesimp**annya :*

a. Firman Alloh ta’ala yang terdapat dalam Surat An-Nisā’ ayat 171 ini adalah *salah satu dalil pokok dalam bantahan terhadap perbuatan syirik yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani (yang menjadikan Nabi Isa alaihis salam sebagai Tuhan atau anak Tuhan).*

b. Dan ayat yang mulia ini juga sebagai penegasan, bahwa *ajaran agama yang dibawa dan disampaikan oleh para Nabi dan Rosul Alloh semuanya itu adalah Tauhid (perkara mengesakan Alloh dalam beribadah), tanpa bersikap ghuluw dan tanpa pengurangan (meremehkan).*

Demikianlah pelajaran dari Firman Alloh ta'ala tersebut di atas.

Semoga bisa menjadi nasehat dan tambahan ilmu yang bermanfaat untuk kita semuanya.

_Nas-alulloha at-taufiq wal Istiqomah ………_

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

بسم الله الرحمن الرحيم🍂 “Ah malas ibadah, dia aja kaya padahal kagak ibadah?”Bisa jadi ada yang mendapatkan limpahan rez...
16/12/2025

بسم الله الرحمن الرحيم

🍂 “Ah malas ibadah, dia aja kaya padahal kagak ibadah?”

Bisa jadi ada yang mendapatkan limpahan rezeki namun ia adalah orang yang gemar maksiat. Ia tempuh jalan kesyirikan –lewat ritual pesugihan- misalnya, dan benar ia cepat kaya. Ketahuilah bahwa mendapatkan limpahan kekayaan seperti itu bukanlah suatu tanda kemuliaan, namun itu adalah istidraj. Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).

Allah Ta’ala berfirman,

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 141) disebutkan, “Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka. Sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka pun terdiam dari segala kebaikan.”

15/12/2025

📚 Fawaid Pagi Hari Ini :

*BERSABARLAH, SEMUA UJIAN DAN MUSIBAH ITU AKAN MENJADI PENGHAPUS DOSA-DOSAMU !*

قال الحافظ ابن رجب رحمه الله:

*وكل ما يؤلم النفوس ويشقّ عليها فإنَّه كفارة للذنوب.*

مجموع الرسائل (17/4).

*Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Rojab Al-Hambali* rohimahulloh pernah berkata :

_"Segala sesuatu yang menyakitkan jiwa dan terasa berat bagi manusia (yakni musibah yang menimpanya), maka hal itu akan menjadi penghapus dosa-dosa(nya)."_

( *Majmu' Ar-Rosail* (4/17), karya Al-Imam Ibnu Rojab Al-Hambali rohimahulloh)

*Makna dari Nasehat tersebut :*

Setiap rasa sakit, kesedihan, musibah, ujian, atau beban berat yang dirasakan oleh seorang mukmin, baik secara fisik maupun batinnya, apabila itu semua dihadapi dengan sabar dan ridho, *maka Alloh akan menjadikan hal itu sebagai kaffaroh (penghapus) dosa-dosanya !*

Hal ini mencakup : sakit pada badannya, kesedihan hatinya, tekanan hidup yang dialaminya, kehilangan harta atau keluarganya, gangguan dari orang lain, kesempitan rezeki yang dialaminya, dan lain-lain, selama hal itu bukan akibat dari kemaksiatan atau dosa-dosa yang terus dilakukannya tanpa diiringi taubat kepada Alloh.

*Faedah atau Pelajaran yang bisa kita ambil :*

1. Bahwa adanya musibah itu hendaknya menjadi *penghibur hati bagi orang yang beriman.*

Hal itu karena *musibah itu bukanlah tanda kebencian Alloh kepada hamba-hamba-Nya, tetapi bisa menjadi rahmat dan pembersih dosa-dosanya.*

2. Adanya musibah itu *hendaknya menumbuhkan kesabaran dan sikap husnuzhon (prasangka baik) kepada Alloh.*

Ya, seorang mukmin itu harus yakin : tidak ada rasa sakit dan kepedihan yang dia rasakan akan menjadi hal yang sia-sia. Akan tetapi semua itu justru akan bisa menjadi penghapus dosa-dosanya.

3. Adanya musibah itu *hendaknya mendorongnya untuk menerima takdir Alloh yang berlaku padanya dengan penuh keridhoan.*

Ya, karena setiap kepayahan dan kesulitan hidup yang dirasakannya, ada nilai pahala dan penghapusan dosa.

4. Nasehat di atas mengajarkan kepada kita, *agar kita menjauhkan diri kita dari sikap berputus asa.*

Artinya, kita harus yakin bahwa kesulitan dan kepedihan hidup yang kita rasakan di dunia ini, *bisa menjadi sebab keselamatan kita di akhirat nanti.*

Dalil-dalil yang menunjukkan pernyataan tersebut di atas sangat banyak, diantaranya adalah sebagai berikut :

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

_“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (makanan). Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”_ (QS Al-Baqoroh : 155)

Ayat yang mulia ini menunjukkan, bahwa adanya ujian dan musibah bagi orang yang beriman itu adalah suatu kepastian (yakni pasti akan ada), baik yang kecil maupun yang besar.

Tetapi Alloh memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, dengan ampunan dan pahala besar yang disediakannya di akhirat nanti.

Dalam hadits yang shohih, Rasulullah ﷺ bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاه

Dari *Abu Huroiroh* rodhiyallohu ’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda :

_“Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah, baik yang berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah, sampai-sampai duri yang melukainya, melainkan dengan itu semua Alloh akan menghapus dosa-dosanya.”_ (HR. *Al-Bukhori* no. 5641 dan *Muslim* no. 2573)

Hadits ini sangat jelas menunjukkan, bahwa semua perkara yang “menyakitkan jiwa dan berat dirasakan” (yakni semua bentuk musibah yang menimpa), maka hal itu akan menjadi penghapus dosa-dosanya.

Terutama, jika itu semua dihadapi dengan kesabaran dan ridho dengan takdir Alloh ta’ala yang berlaku padanya.

Dalam hadits yang lainnya, Rosulullah ﷺ bersabda :

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

_“Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Alloh mencintai suatu kaum, niscaya Alloh akan memberikan cobaan kepada mereka._

_Maka barangsiapa yang ridho (dengan cabaan dan takdir Alloh tersebut), maka Alloh akan ridho kepadanya. Dan barangsiapa yang marah/murka (yakni tidak ridho dengan musiabah atau takdir Alloh yang berlaku padanya tersebut), maka Alloh juga akan murka kepadanya.”_ [HR. *At-Tirmidzi,* no. 2320 dan *Ibnu Majah*, no. 4021 dengan sanad yang hasan].

Hadits ini menunjukkan, *adanya musibah atau ujian hidup itu bukanlah suatu kehinaan, tetapi sebagai tanda cinta Alloh kepada hamba-Nya yang beriman.*

Jadi, *kesimp**annya :*

• Janganlah kita memandang musibah atau ujian hidup itu dengan kacamata dunia, tetapi pandanglah dengan kacamata akhirat.

• Boleh jadi, perkara yang paling menyakitkan yang kita rasakan di dunia ini, justru akan menjadi perkara yang paling menyelamatkan kita di akhirat nanti.

Karena itu, hadapilah musibah dengan kesabaran dan keridhoan, insya Alloh semuanya akan baik-baik saja.

Demikianlah nasehat ini. Semoga bermanfaat untuk kami yang menulisnya, dan juga untuk saudara kami semuanya, khususnya yang saat ini sedang mengalami penderitaan, musibah dan bencana yang menimpanya, yang ada di daerah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dan di daerah-daerah lainnya.

Semoga Alloh ta’ala menguatkan mereka dengan kesabaran ! Dan hanya kepada Alloh ta’ala, kita memohon pertolongan dan perlindungan ….

_Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah ...._

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

Address

Nganjuk
64483

Telephone

+6281216459378

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kajian Sunah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share