11/11/2025
Tahukah kamu? Sebelum zaman modern, manusia ternyata tidak tidur 8 jam penuh dalam satu waktu seperti sekarang. Mereka justru tidur dalam dua fase, yang dikenal sebagai pola tidur bifasik atau segmented sleep. Pola ini dulu umum banget di Eropa dan sebagian Asia sebelum abad ke-19, terutama saat dunia belum dipenuhi lampu listrik dan jadwal kerja modern.
Dalam pola bifasik, orang biasanya menjalani “first sleep” sekitar pukul 8–12 malam, lalu terbangun selama 1–2 jam di tengah malam. Waktu terjaga ini sering digunakan untuk berdoa, membaca, berbincang dengan keluarga, bahkan sekadar merenung atau menulis. Setelah itu, mereka kembali ke “second sleep” sampai menjelang pagi. Pola ini dianggap alami karena mengikuti ritme tubuh manusia saat malam benar-benar gelap dan tenang.
Setelah munculnya revolusi industri dan penerangan listrik, manusia mulai terbiasa bekerja lebih malam, dan akhirnya pola tidur bifasik tergantikan oleh tidur tunggal (monofasik) tidur 7–8 jam tanpa terputus. Namun kini, para ahli mulai melirik kembali pola tidur bifasik sebagai alternatif yang bisa membantu produktivitas dan kualitas istirahat, terutama bagi yang sulit tidur panjang sekaligus.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur dalam dua sesi bisa mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan menyesuaikan ritme alami tubuh. Jadi, kalau kamu sering terbangun tengah malam tapi tetap merasa segar, bisa jadi tubuhmu masih menyimpan memori dari pola tidur nenek moyang kita dulu.
Sumber:
Roger Ekirch, At Day’s Close: Night in Times Past (2005)
BBC News – The Myth of the Eight-Hour Sleep (2012)
Scientific American – Humans Used to Sleep in Two Shifts