
09/04/2025
‘De beste stuurlui staan aan wal’ (Sahabat terbaik mampu melindungi), kalimat ini menjadi motto dari surat kabar Perempoean Bergerak. Dijelaskan dalam buku "Seabad Pers" surat kabar bulanan Perempoean Bergerak terbit pertama kali pada 15 Mei 1919 di Wilhelminastraat, Deli, Sumatera Timur. Surat kabar ini didirikan oleh ibu Satiaman Siregar sebagai surat kabar yang mengangkat isu perempuan. Sejak pendiriannya, surat kabar ini mengusung konsep feminis dan dipercaya sebagai koran feminis pertama di Indonesia.
Satiaman Siregar atau Boetet Satidjah merupakan istri dari Parada Harahap tokoh pers legendaris kelahiran Pargarutan, Tapanuli Selatan. Parada Harahap turut andil sebagai Hoofdredacteur dalam surat kabar Perempoean Bergerak. Nama-nama wartawan perempuan yang tercantum dalam box redaksi dalam surat kabar tersebut diantaranya; Boetet Satidjah (Redaktur wanita), Anong S. Hamidah, Ch. Baridjah dan Siti Sahara. Sejarah mencatat bahwa Boetet Satidjah menjadi wartawati pertama yang berhasil mendirikan surat kabar.
Dalam buku Seabad Pers dijelaskan bahwa sejak edisi bulan Juni 1919, surat kabar Perempoean Bergerak telah mendapat dukungan dari Europasche Vrouwen en Juvvfroum (Forum Istri-Isti & Perempuan Eropa) untuk mengabarkan pergerakan dan arus feminisme di Eropa. Langkah tersebut menjadi catatan penting terhadap perkembangan feminisme di Indonesia.
Dalam menyuarakan gerakan feminisme dalam surat kabarnya, Perempoean Bergerak mengambil langkah yang lebih halus untuk memperjuangan kesamaan hak perempuan dengan laki-laki. Sebab mereka yakin bahwa kesamaan hak perempuan dapat dicapai dengan dukungan laki-laki.
Terbitan pertama Perempoean Bergerak mengangkat isu tentang "Nyai" perempuan pribumi yang menjadi simpanan orang-orang Belanda. Siti Rokhiah menulis tentang bagaimana penderitaan seorang perempuan pribumi yang diperlakukan bak seekor itik petelur oleh laki-laki Belanda.
Kemudian ibu Satiaman Siregar (Boetet Satidjah) dalam surat kabar Perempoean Bergerak edisi 16 Juni 1919, menulis tentang pentingnya anak-anak perempuan mengenyam pendidikan dengan judul tulisan "Anak-anak Perempoean Wadjib Djoega Bersekolah".