Animeotaku

Animeotaku Update news about japanese anime for Indonesia

Di Kota Bunga, tepatnya di kawasan Pesanggrahan. Pada pinggir mulut sebuah jalan yang hanya dapat dilintasi sebuah kenda...
23/10/2024

Di Kota Bunga, tepatnya di kawasan Pesanggrahan. Pada pinggir mulut sebuah jalan yang hanya dapat dilintasi sebuah kendaraan terdapat sebuah gerobak kecil yang berjualan makanan.
Tampak ada tiga orang pria yang tengah berbincang dengan seorang wanita muda. Kemudian sepertinya, permbicaraan mereka memanas. Tahu-tahu saja, dua dari tiga pria tersebut menggulingkan gerbok tersebut.
Seketika itu, si perempuan bertelut di hadapan lawan-lawan bicaranya. “Bang, ampun, Bang. Maafkan saya belum bisa membayar uang keamanan… ayah saya sedang sakit keras. Beliau membutuhkan biaya yang sangat besar jadi—”
“Heh, kamu pikir ayahmu itu adalah urusan kami, hah?!” potong salah satu pria dengan membentak. Kedua matanya membeliak seolah mengancam. Sepertinya, dia merupakan pemimpin dari kelompok tersebut.
“Ta-tapi…”
“Kamu berdagangan di sini dan semua orang yang membuka usaha di daerah sini harus menyetorkan uang keamanan pada kami!” laki-laki yang lain turut menyerobot kata-kata si wanita.
“Bolehkah saya membayarnya nanti, karena untuk saat ini, saya harus membayar biaya pengobatan ayah saya…!” mohon si gadis dengan memelas. Sepasang matanya sudah tergenang oleh air.
Dua orang preman itu memandang ke arah pemimpin mereka yang menatap perempuan belia tersebut dengan mengangkat dagu.
Perlahan-lahan, lelaki yang mengenakan setelan rapi namun tidak tampak perlente itu tersenyum, kemudian berucap, “Baik, baik. Begini saja. Jika kau memang tak bisa membayar uang keamanan itu, bagaimana jika kamu membayarnya menggunakan tubuhmu?!”
Sang gadis yang berucucuran air mata terperangah. Dia sudah meminta ampun demi dapat lolos dari tagihan uang kemanan para preman tersebut. Tapi sekarang, rupanya mereka berniat melakukan sesuatu terhadap dirinya.
“Bawa cewek ini!” kata si pemimpin preman.
“Tidak, tidak, jangan…!”
“Ayo ikut dengan kami!”
“Jangan, tolong, jangan…!”
Dua orang preman meraih kedua lengan gadis itu dan menyeret dia. Pemimpin mereka melangkah jumawa ke arah sebuah gang.
Sangat disayangkan. Ada beberapa orang di sana yang menyaksikan apa yang terjadi, namun tak satu pun di antara mereka yang dapat berbuat apa-apa.
“Bang, jangan, Bang. Saya berjanji akan membayar uang keamanan itu… tapi jangan—”
“Diam, kamu! Kau bisa bebas dari uang keamanan apabila kamu melayani kami secara reguler!” kata si pemimpin pereman dan teman-temannya tertawa senang.
“Hahahaha…!”
Setibanya di gang buntu yang menjadi tujuan mereka, para preman berusaha menelanjangi korban mereka. Gadis tersebut sudah meronta-ronta, akan tetapi tenaganya tidak sebanding dengan orang-orang yang sudah mengerubuti dia.
“Tidak…, jangan!” jerit si perempuan belia.
“Jangan berontak, gadis manis. Awalnya kamu akan merasa sakit dan ternodai. Tapi kalau sudah biasa, enak rasanya!” ujar si pemimpin perman. Belum apa-apa, dia sudah akan membuka celana.
“Lepaskan adikku…!”
Tiba-tiba saja aktifitas busuk ketiga orang itu terhenti begitu mereka menyadari ada orang yang masuk dalam gang tempat mereka berada. Tiga-tiganya segera menoleh ke belakang dan terperangah. Jackie hadir di sana.
Mendapat kesempatan untuk lolos, Sherina segera menerobos orang-orang yang berusaha merudapaksa dirinya dan buru-buru lari ke arah abangnya.
“Kakak…!” seru Sherina dan segera memeluk Jackie.
Tiga tahun yang lalu, Sherina yang memiliki bakat bermusik luar biasa mengikuti ujian saringan masuk Institut Seni Bunga dan berhasil mendapat kursi di Fakultas Seni Musik milik universitas seni terbaik Negara Nagaka itu.
Sherina semestinya melanjutkan pendidikannya. Akan tetapi sekarang, dia terpaksa berjualan nasi rames. Kini Jackie dapat melihat wajah adiknya yang dulu bersinar kuyu. Sherina juga tidak lagi mengenakan baju yang semodis biasanya.
Mengetahui apa yang terjadi pada adiknya, hati Jackie bergetar. Ia masuk penjara karena membela adiknya yang digoda oleh para pemuda kaya yang bertingkah berandalan. Baru saja, adiknya nyaris mendapat perlakuan yang lebih buruk lagi.
“Jackie…, bukankah semestinya kau masih mendekam dalam penjara?” ucap si pemimpin preman.
Dia adalah Kiko Liando. Ayahnya memiliki beberapa toko di daerah sana. Banyak uang, Kiko yang hanya ongkang-ongkang kaki pun bergaul dengan para preman. Sehingga, perilakunya menjadi sama dengan kawan-kawannya.
“Aku sudah keluar,” jawab Jackie dengan gaya tenangnya.
“Hahaha…!” Kiko tertawa geli seolah apa yang dikatakan Jackie sebegitu kocaknya. “Jackie, apakah kamu kabur dari Bawah Sembilan? Jangan-jangan kamu menjadi buronan sekarang?”
Perkataan Kiko membuat Sherina memandangi Jackie dengan perasaan khawatir. Menyadari adiknya gelisah hanya karena kata-kata Kiko, Jackie langsung menyahut.
“Aku berkelakuan baik selama di Bawah Sembilan dan membantu polisi menangkap bandit-bandit seperti kalian. Jadi, aku mendapatkan abolisi,” papar Jackie santai.
Tetapi rupanya, apa yang dia ucapkan membuat Kiko dan kawan-kawan gusar. Mereka takut Jackie datang ke sana atas perintah polisi dan mereka akan ditangkap.
“Jadi maksudmu, kau akan menyerahkan kami pada polisi?” tanya Kiko geram.
“Jika kalian tidak mau menyerah, terpaksa. Tapi jika kalian meminta maaf dengan bertekuk lutut di hadapanku, aku tidak akan mengundang mereka,” Jackie kembali berucap dengan kalem.
“Hooo…, begitu? Baiklah. Terpaksa, akulah yang akan membuatmu bertekuk lutut di hadapan kami, napi! Teman-teman, hajar dia!”

tinyurl.com/monsterpenjara

“Rasakan ini!”Dhuast!Seorang pria tinggi besar yang mengenakan busana napi berwara oranye mendaratkan tinju di p**i kiri...
06/10/2024

“Rasakan ini!”
Dhuast!
Seorang pria tinggi besar yang mengenakan busana napi berwara oranye mendaratkan tinju di p**i kiri Jackie. Semua tahanan yang berada di ruangan gym bersuara.
“Waaah…!”
Wajah Jackie terlempar ke arah kanan. Tetapi, dia baik-baik saja. Laki-laki yang menghantam wajahnya terperangah.
Cepat saja, Jackie memandang ke sekeliling. Para sipir Penjara Bawah Sembilan memandang ke arah dia.
Penjara Bawah Sembilan adalah ‘neraka dunia’ bagi para kriminal. Jackie ditahan di sana hanya karena perkara sepele. Dia menyelamatkan adiknya yang digoda oleh sekelompok pemuda berandalan di depan sebuah kafe.
Tapi ternyata, orang yang Jackie hajar adalah anak seorang ‘petinggi’. Dasar sial, Jackie dituduh melakukan penganiayaan dan mendekam di Bawah Sembilan.
“Ayolah, beri aku tanda,” ucap Jackie dalam hati.
Sesuai dengan yang ia harapkan, pemimpin sipir yang bertugas mengangguk tak kentara pada dia. Bersamaan dengan itu, pria yang Jackie hadapi kembali maju dan berniat untuk kembali melayangkan pukulan.
Tap…!
Bugh!
Jackie menangkis serangan lawan. Dengan cepat seperti tidak terlalu bertenaga, kepalan Jackie mendarat tepat pada titik di mana empedu lawan berada.
Seketika itu laki-laki gundul dengan jambang tebal tersebut terdiam. Lantas, dia merasakan ada nyeri yang menyebar dari badannya hingga ke kepala.
Sejurus kemudian, lelaki yang tubuhnya dipenuhi oleh otot itu lunglai dan jatuh mengekrut di lantai ruangan gym.
Bluk!
“YEAAAH…!”
“JA-CKIE…, JA-CKIE…, JA-CKIE…!”
Seketika itu, para napi yang berada di ruangan gym bersorak mengelu-elukan Jackie yang tetap tenang. Teman-temannya sesama napi mendatangi dia. Mereka merangkul, memijat-mijat pundaknya disertai mimik riang. Jackie tersenyum kalem.
Para sipir mengangkat tubuh lawan Jackie dan membawanya pergi. Salah seorang di antara mereka menghampiri Jackie.
“Terima kasih, Jackie. Tak terpikirkan olehku seperti apa suasana di sini nanti setelah kau bebas,” ucap sang sipir sembari menepuk pundak Jackie. Ia tersenyum.
Saat Jackie dijebloskan dalam penjara, di selnya ada seorang pria tua dengan rambut panjang dan cambang yang sudah memutih.
Awalnya, Jackie menyangka mendapat kawan seorang psikopat. Sipir juga menyebut laki-laki bernama Dewa Agung itu sebagai: ‘suhu gila’.
“Aku sengaja mencari gara-gara agar bisa masuk kemari. Supaya, aku bisa menyelesaikan pembuatan Batu Sembilan Keajaiban,” kata Dewa Agung sembari sibuk merangkai benda yang ia sebut.
“Orang ini benar-benar gila!” kata Jackie dalam hati waktu itu.
Ternyata panggilan ‘suhu’ bagi dia tak sekedar lawakan. Orang tua itu memang sering memberi petuah. Semakinlah, Jackie menyangka Dewa Agung sinting.
Meski begitu, mesti ia akui, seluruh perkataan Dewa Agung masuk akal. Setelah Jackie mendekam dalam sel selama 1 minggu, Dewa Agung berkata padanya.
“Maukah kau menjadi muridku?”
Ragu karena masih menganggap kawan satu selnya kemungkinan tidak waras, Jackie tetap menerima tawaran Dewa Agung.
Awalnya meremehkan, lama kelamaan Jackie mengetahui, Dewa Agung mungkin gila tapi laki-laki tua tersebut mengajarkan dia banyak hal. Mulai dari ilmu bela diri, ilmu medis hingga ilmu kultivasi.
“Terimalah ilmu dewa dariku ini, Nak.”
Perkataan Dewa Agung bukan hisapan jempol belaka. Digembleng selama bertahun-tahun, Jackie bertransformasi menjadi tahanan yang paling disegani di Bawah Sembilan.
Para pembuat onar bertekuk lutut di tangannya. Kepala lapas pun tahu, siapa orang yang dapat diandalakan untuk menyembuhkan napi yang sakit. Bukan hanya para tahanan. Keluarga, teman dan kenalan-kenalan mereka juga berobat pada Jackie.
Sekarang, Jackie tinggal di ‘ruang tahanan VIP’. Statusnya memang tetap tahanan. Akan tetapi, dia mendapat perlakuan istimewa. Malah bisa dikatakan sejahtera.
Menjelang siang itu, Juan Hardian, Kepala Lapas Bawah Sembilan mendatangi sel Jackie. Dia mengatakan ada seseorang yang membutuhkan perawatan.
“Wanita ini adalah Vanessa Halim, putri pemilik Halim Group. Katanya dia terkena pagutan ular,” tutur Juan yang berjalan menuju klinik penjara bersama Jackie.

tinyurl.com/monsterpenjara

Chapter 04: Pernikahan MendadakDing![Host mendapatkan 1000 Timeless Point.]“Selamat, Master. Anda berhasil mengikuti ins...
30/04/2024

Chapter 04: Pernikahan Mendadak

Ding!
[Host mendapatkan 1000 Timeless Point.]
“Selamat, Master. Anda berhasil mengikuti instruksi dengan baik.”
Sistem dalam diri Hae-yun bereaksi. Di belakang sana, keluarga Kang sedang terkagum-kagum karena mereka telah memperoleh uang 100 juta won secara cuma-cuma.
“Hae-yun…! Seandaikan kau ingin berbisnis serabutan denganku, kau tahu di mana kamu bisa menemuiku, bukan?”
Terdengar suara Tuan Kang berseru pada Hae-yun yang berlalu bersama keluarganya. Kini, keluarga Kang berkasak-kusuk. Karena secara mengejutkan, lelaki yang sebelumnya mereka remehkan ternyata tidak seperti yang mereka sangka sebelumnya.
“Siapa Hae-yun itu sebenarnya?”
“Lalu, siapa p**a ayahnya itu?”
“Dengan hanya menjentikkan jari, dia menghabiskan uang 100 juta…”
“Pasti dia adalah orang yang sangat kaya raya!”
Ra Chunghee memang tidak dikenal di Korea Selatan. Hanya kalangan tertentu di sana yang mengetahui siapa dia. Sebab, Chunghee lebih banyak tinggal di Amerika Serikat.
Ia lebih dikenal dengan nama Nicola Valentino, seorang tycoon pemilik perusahaan korporasi multinasional The South Bank Global Group.
Sebagian orang akan bergidik apabila mendengar nama kongsi milik ayah Hae-yun tersebut. Karena, mereka juga dijuluki orang-orang sebagai Geng Naga Emas.
Seperti kata sistemnya, manip**asi waktu mengakibatkan perbedaan antara masa yang Hae-yun jalani sebelumnya dengan masa yang ia tapaki sekarang.
Di masa sebelumnya, Chunghee juga memang adalah seorang pengusaha besar. Atas dukungan dia, putranya bisa mendirikan sebuah perusahaan teknologi raksasa. Tapi pada masa ini, Chunghee bukan sekedar pengusaha. Akan tetapi, seorang pemimpin jaringan mafia internasional.
“Jadi, hal penting apa yang ingin Daddy sampaikan padaku?” tanya Hae-yun, lantas menyeruput kopinya. Dia dan keluarganya telah berada di bagian outdoor dari sebuah restoran mewah.
“Ada anggota sekte kita yang membutuhkan bantuan,” jawab Chunghee.
Sistem Hae-yun menyebutkan bahwa keluarga Ra merupakan keturunan dari sekte mage yang disegani sejak era Gojoseon.
Jika pada masa sebelumnya hal tersebut tidak pernah terungkap, sekarang perkump**an orang sakti milik nenek moyangnya masih dilestarikan dan persaudaraan mereka masih terjaga hingga di zaman modern.
“Bukankah itu biasa?” Hae-yun menanggapi.
“Yang satu ini agak tidak biasa. Karena kebetulan, aku juga membutuhkan pabrik milik dia. Aku tidak bisa bertindak sebagai Don Valentino, mengambil alih pabrik tersebut begitu saja.”
“Karena pemiliknya adalah anggota sekte,” Hae-yun menambahkan perkataan Chunghee.
“Benar. Salah satu cara bagiku untuk membantu dia dan membuat pabrik tersebut bisa berada di bawah kendali kita adalah…” Chunghee berkata menggantung. Ia berhenti sejenak, barulah melanjutkan. “Dengan menikahkan kamu dengan anak perempuan pemiliknya.”
Begitu Chunghee mengucapkan kalimat yang keluar dari mulutnya belakangan, Hae-yun tertegun. Lambat-lambat, ia meraih cangkir kopi tanpa gulanya. Menyeruput minumannya terlebih dahulu, ia pun bertanya.
“Memangnya… haruskah seperti itu? Maksudku…, Daddy tidak memiliki rencana lain selain… menikahkanku dengan anak pemilik pabrik tersebut?” tanya Hae-yun penuh perasaan sangsi.
“Itulah mengapa kami menyusulmu ke The Fathom, Hae-yun. Agar kau tidak jadi menikahi putri dari… entah siapa orang-orang di sana itu tadi,” Lim Yi-sook, ibunda Hae-yun yang masih cantik di usianya berkata kocak sekaligus menyindir.
“Tenang saja, Kak. Anak dari anggota sekte itu cantik. Aku, mommy dan daddy sudah melihat fotonya,” goda Jae-hwa pada kakaknya.
“Tidak usah Hae-yun melihat atau mengetahui nama calon istrinya terlebih dahulu. Supaya, jadi kejutan nanti,” lucu Yi-sook tersenyum geli lalu meminum tehnya.
Tingkah keluarganya membuat Hae-yun terdiam. Lagi, ia meminum kopi. Di saat kepalanya masih dibuat kebingungan dengan rencana Chunghee, sistemnya mengirim notifikasi.
Ding!
[Rencana pernikahan dadakan terdeteksi sebagai misi.]

Karyakarsa: bit.ly/relovesystem

Wattpad: https://www.wattpad.com/myworks/367563611-re-love-system

Chapter 03: 100 Juta“Ya, saya memang seorang pekerja serabutan—untuk sementara ini-tetapi saya memiliki cukup uang untuk...
26/04/2024

Chapter 03: 100 Juta

“Ya, saya memang seorang pekerja serabutan—untuk sementara ini-tetapi saya memiliki cukup uang untuk menghidupi Min-young, Uncle,” Hae-yun membela diri.
“Memangnya, berapa pemas**anmu setiap bulannya dari… membersihkan rumah orang, membetulkan peralatan rumah yang rusak? Dua atau tiga juta? Untuk membeli make up dan skin care Min-young saja itu tidak cukup, tahu, tidak?!”
Ada seorang wanita berdiri di sebelah si bapak turut berceloteh. Dia turut angkat bicara. Sama seperti pasangannya, ia meremehkan Hae-yun.
“Tapi Aunty, aku—” Hae-yun mencoba untuk menjelaskan akan tetapi Tuan Kang menyerobot apa yang akan ia katakan.
“Sudah, cukup! Sadarilah, Hae-yun. Coba bayangkan, Min-young akan turut mengurus semua bisnis-bisnisku. Sedangkan kamu… lihat dirimu. Seorang cleaning service merangkap tukang reparasi dan…, entah apa lagi yang kau kerjakan. Sungguh menjijikan!”
Hari Minggu itu sep**angnya ia dari gereja, Hae-yun datang ke perayaan hari ulang tahun Tuan Kang. Dia bermaksud membuat kejutan bagi Kang Min-young. Dengan cara, meminang kekasihnya itu.
Namun setelah Hae-yun mengutarakan niatnya, yang terjadi tidak seperti yang dia harapkan. Tuan dan Nyonya Kang tidak s**a putrinya dinikahi seorang laki-laki yang memiliki profesi tidak jelas.
“Lagi p**a, Min-young sudah punya calon suami yang jauh lebih baik dari pada kamu. Itu dia, Sang-kyung namanya!”
Sedari ia datang, Hae-yun memang telah melihat kemunculan seorang pria yang dekat dengan Min-young. Sekarang, laki-laki tersebut berdiri tidak jauh dari tempat dirinya berada. Ia bersedekap, sembari memandang ke arah Hae-yun layaknya ingin menebar ancaman.
Min-young berdiri di sebelah laki-laki tersebut. Dia menatap ke arah Hae-yun tanpa ekspresi yang berarti. Ia pun melingkarkan tangannya pada lengan Sang-kyung.
“Sang-kyung ini bisnisnya banyak. Orang tuanya juga berkawan denganku dan istriku. Bukan kamu yang… entah datang dari mana, pekerjaan pun tidak jelas!” cerocos Tuan Kang pongah.
Saat itu, tentunya keluarga besar Kang sedang berkumpul di sana. Apa yang tengah berlaku di hadapan mereka membuat para anggota keluarga Kang yang lain berceletuk.
“Anak itu mimpi di siang bolong apa bagaimana? Tidak memiliki pekerjaan yang tetap, tapi berani melamar Min-young…!”
“Tidak tahu diri memang. Aku tidak mau memiliki kemenakan seperti dia!”
“Hanya tukang serabutan tapi berlagak bisa menafkahi Min-young…”
“Untung ada Sang-kyung. Kalau tidak, kasihan Min-young mesti memiliki suami miskin seperti itu!”
Bisa mendengar apa yang diucapkan paman dan bibi Min-young, Hae-yun mulai panas hati. Dia sudah memutuskan untuk mengambil dompet yang berada pada saku celana.
Ding!
Tiba-tiba, muncul sebuah visualisasi layaknya notifikasi digital pada mata Hae-yun. Meski begitu, tampilan dengan bentuk-bentuk digital berwujud hologram tersebut sama sekali tidak mengganggu penglihatannya.
Dia langsung tahu. Pemberitahuan yang mengambang stabil di udara itu pasti berasal dari sistem yang telah berada dalam dirinya.
[Menikahi Min-young tidak termasuk dalam misi.]
Itulah tulisan yang terpampang di sana. Kemudian terdengar suara wanita dalam kepalanya. “Master, jika Anda pergi sekarang juga, Anda akan mendapatkan 1000 Timeless Point. Jika Anda ingin meladeni keluarga Kang, Anda hanya akan mendapatkan 250 Timeless Point. Pilihan ada di tangan Anda.”
Untuk sejenak, Hae-yun terpukau. Ternyata, sistemnya bisa berkomunikasi dengan dirinya seperti itu. Tidak ada yang dapat melihat notifikasi sistem yang muncul selain dia. Sekarang, sang sistem berbicara padanya tanpa bisa didengar orang lain.
Logikanya sederhana saja. Sistemnya meminta Hae-yun untuk tidak menikahi Min-young. Dia harus menurut.
Agar mendapat nilai yang lebih tinggi, Hae-yun harus pergi dari sana sekarang. Jika ia tetap berada di situ dan meladeni kelaurga Kang, Timeless Point yang dirinya dapatkan sangat rendah.
“Sang-kyung, usir manusia sampah ini dari sini!” titah Nyonya Kang pada calon suami baru putrinya.
Padahal, Hae-yun sudah berniat untuk hengkang dari sana. Tapi karena Nyonya Kang menyuruh Sang-kyung mengusir dia, Hae-yun bertahan untuk mengetahui. Apa yang akan dilakukan lelaki tersebut padanya.
Meminta izin pada Min-young yang melepaskan gandengannya, Sang-kyung melangkah mendekat pada Hae-yun yang memandangi dia.
“Hae-yun, kamu mendengarnya sendiri. Keluarga Kang sudah merasa tidak nyaman kamu ada di sini. Jadi sebaiknya, kamu angkat kaki saja,” ujar Sang-kyung dengan agak mendongak, karena postur tubuh Hae-yun lebih tinggi dibanding dia. Ia berkata lagi.
“Oh ya, apa kamu punya ongkos untuk naik bus? Kalau tidak, biar aku memberinya untukmu.”
Sejak tadi sudah dianggap remeh dan direndahkan sedemikian rupa oleh keluarga Kang, emosi Hae-yun memuncak juga. Tangan kananya mulai terkepal, bersiap untuk melepaskan pukulan.
“Selamat siang, tuan-tuan dan nyonya-nyonya!”
Baik anggota keluarga Kang maupun tamu mereka yang di dalam hall The Fathom Hotel terkejut. Sekonyong-konyong, serombongan orang dengan setelan perlente masuk ke sana.
Lelaki setengah baya yang berdiri paling depan berucap lantang. Ia mengenakan jas panjang yang terlihat mahal. Juga, sebuah syal bermotif logo produk fashion kenamaan menggantung pada lehernya.
Sontak, Hae-yun menoleh ke arah belakang. Dia melihat. Bersama pria itu, ada wanita yang juga kelihatan mengenakan busana prestisius. Seorang gadis yang mengenakan pakaian trendi mendampinginya. Di belakang mereka, ada lima orang laki-laki necis mengikuti.
“Daddy, mommy, Jae-hwa…?!” kaget Hae-yun dalam hati.
“Kami tahu kami tidak diundang. Kami datang kemari hanya untuk menjemput putra kami.”
Ra Chunghee berkata seraya merangkul pundak Hae-yun yang melongo, menatap ayahnya. Sedangkan Chunghe kembali angkat bicara.
“Mohon maaf apabila tingkah laku anak kami juga sudah mengganggu atau bahkan menimbulkan keresahan.”
Kocak. Dengan ekspresi lugu, Hae-yun memandang ke arah Tuan dan Nyonya Kang, Min-young juga Sang-kyung. Ia tersenyum tawar. Ayahnya melebarkan sebelah tangan sembari menjentikkan jari.
Satu dari lima orang pria yang mengiringi keluarga Ra maju. Dia membawa sebuah koper. Begitu orang itu sudah berada di dekatnya, Chunghee berucap.
“Buka tas itu!”
Tanpa ragu, bawahan Chunghee melakukan apa yang diperintahkan junjungannya. Kontan, keluarga Kang terperangah. Tatkala, mereka melihat ada tumpukan uang yang begitu rapi di dalamnya.
“Ada 100 juta dalam tas itu. Menurutku, cukup untuk menggantikan kerugian yang disebabkan oleh anakku. Tapi aku rasa, dia tidak berbuat macam-macam, bukan?”
Sembari berucap, Chunghee menepuk-nepuk pundak Hae-yun. Terpaksa, putranya tersenyum malu-malu pada dia.
“Tolong serahkan tas tersebut pada…”
Begitu Chunghee berucap, Nyonya Kang langsung buru-buru maju guna menerima tas yang penuh dengan uang tersebut.
“Baiklah, kami mohon diri. Semoga hari Anda menyenangkan dan… selamat ulang tahun bagi siapa pun yang sedang merayakannya,” tandas Chunghee. Ia membalikkan badan, membawa anaknya dalam rangkulan dia.
“Daddy, apa yang daddy, mommy dan Jae-hwa lakukan di sini?!” tanya Hae-yun setengah berbisik. Ibu dan adiknya tampak terkekeh-kekeh.
“Menjemputmu, tentu saja. Apalagi?”
“Tapi kalian membongkar penyamaranku jadinya!”
“Ada hal penting yang harus kita bicarakan, Nak.”

Karyakarsa: bit.ly/relovesystem

Wattpad: https://www.wattpad.com/myworks/367563611-re-love-system

Miliarder pl***oy Ra Hae-yun kehilangan Park Seo-ah, istrinya yang menderita kanker otak. Ia pun mengalami kecelakaan f...

Chapter 02Cahaya itu bak melaju dalam kecepatan yang sangat tinggi. Singkat saja, Hae-yun telah tiba di sebuah ruangan s...
23/04/2024

Chapter 02

Cahaya itu bak melaju dalam kecepatan yang sangat tinggi. Singkat saja, Hae-yun telah tiba di sebuah ruangan serba putih.
Limbung dan terheran-heran, ia memandang sekeliling. Ruangan kosong yang sangat terang itu bak tak memiliki ujung. Tidak ada siapa-siapa di situ selain dia.
“Master Ra…”
Terdengar suara seorang wanita menyapa Hae-yun. Entah karena dia linglung, vokal yang lembut namun lugas itu mengingatkan ia akan suara seseorang.
“S-seo-ah…?” balas Hae-yun bertanya. Suaranya nyaris berbisik tapi terdengar begitu jelas dalam tempat tersebut.
“Park Seo-ah adalah istri Anda yang di kehidupan lalu telah meninggal dunia karena menderita kanker otak, Master. Aku bukan Seo-ah.”
Kini, Hae-yun dapat mendengar jelas. Suara yang sampai ke telinganya agak tinggi dibanding vokal Seo-ah yang rendah dan dalam untuk ukuran seorang wanita.
“Si-siapa kamu—, di mana ini?” tanya Hae-yun lugu. Ia memutar badan, berusaha memastikan di mana dirinya berada sekarang.
“Aku hanyalah sebuah sistem, Master. Atau, AI. Anda sekarang berada di ruang transit antar waktu.”
“Sistem…, ruang transit antar waktu?!” bingung Hae-yun terkaget-kaget.
Ra Hae-yun merupakan seorang ahli IT dan penggila teknologi. Itulah kenapa, dia dapat mendirikan MyTech.
Karena apa yang dikatakan oleh sang sistem, sekarang kepalanya mengerahkan segala pengetahuan yang dirinya miliki. Mulai dari matematika, algoritma hingga teori fisika quantum.
“Biar aku jelaskan. Leluhur Anda merupakan kepala sekte mage terkuat di masa Gojoseon. Mereka adalah pahlawan-pahlawan yang menumpas kejahatan.”
Begitu suara itu memaparkan, tiba-tiba muncul visualisasi layaknya sebuah monitor komputer dalam bentuk hologram di hadapan Hae-yun sehingga ia terkesima.
Di situ, tampil para pendekar zaman dahulu kala tengah beraksi. Mereka melompat bahkan melayang di udara, bertarung menggunakan pedang maupun tangan kosong. Juga, mengerahkan kekuatan gaib.
“Merunut dari sejarah keluarga Anda, di masa depan, cicit-cicit Anda telah mengembangkan MyTech menjadi InTech Universal yang bukan hanya bergerak di bidang bisnis berbasis teknologi.”
Tampilan pada monitor di hadapan Hae-yun berubah. Ia melihat suasana masa depan dengan bangungan-bangunan futuristik dan teknologi-teknologi canggih.
“Mereka juga menjadikan InTech Universal sebagai sebuah organisasi pertahanan internasional guna menangkal gerakan-gerakan ekstrim berbasis teknologi dan supranatural yang mengancam dunia.”
Lagi, Hae-yun dapat menyaksikan tayangan layaknya dalam film laga. Kali itu, seperti genre science fiction.
Orang-orang kembali mengerahkan kekuatan supranatural, juga menggunakan senjata-senjata yang tentunya belum pernah ia lihat sebelumnya.
“Lantas, InTech Universal menemukan bahwa salah satu musuh kita, yaitu sebuah kelompok teroris kultus yang menamakan diri Forbidden Realm telah melakukan perjalanan waktu.”
Begitu sistem berbicara, adegan pada monitor di depan Hae-yun berubah. Terlihat sekelompok orang dengan busana futursitik layaknya sepas**an tentara mendatangi semacam situs bersejarah berperangkat canggih.
Ada yang membuat Hae-yun sangat terkejut. Sebab, ia melihat dirinya sendiri di sana. Hae-yun yang ada di situ sepertinya adalah orang penting. Karena, banyak orang berbicara padanya dan dia juga memberi perintah.
“Itu… aku?” batin Hae-yun terkesima.
“Beruntung, kita berhasil mendeteksi bahwa mereka berada di lini masa sekarang. Sayangnya, motif dari kelompok kultus ini belum diketahui. Dikhawatirkan, mereka akan mengubah sesuatu di masa ini, untuk mengintervensi apa yang terjadi di masa depan,” lanjut sistem menjelaskan.
Sebetulnya, Hae-yun masih tidak percaya dengan apa yang terjadi dengannya. Meski begitu, ia menanggapi sistem yang terus berbicara padanya tersebut.
“Jadi, apa yang harus… kita lakukan. Agar…, bisa mencegah perbuatan orang-orang jahat itu?” polos Hae-yun berkata dengan lambat.
“Anda harus turun tangan untuk menghentikannya, Master Ra.”
“Aku—, tapi… bagaimana caranya?” kontan Hae-yun balas bertanya.

Chapter 01. KehilanganDalam sebuah SUV berlogo BMW yang berada di pelataran parkir sebuah kawasan apartemen, sepasang pr...
22/04/2024

Chapter 01. Kehilangan

Dalam sebuah SUV berlogo BMW yang berada di pelataran parkir sebuah kawasan apartemen, sepasang pria dan wanita tengah asyik bermesraan. Mereka saling menautkan bibir dengan penuh hasrat. Hingga akhirnya, sang hawa menjauh.
“Hae-yun, rasa-rasanya… aku tidak ingin membiarkanmu pergi,” ucap perempuan tersebut sembari membelai wajah pasangannya.
“Aku juga merasakan yang serupa, Eun-ji,” balas Hae-yun. Ia mengusap kepala wanita yang ada di hadapannya penuh kasih sayang.
Bertukar kata sejenak, Hae-yun dan Eun-ji memajukan kepala mereka sehingga bibir mereka pun kembali bertemu. Untuk yang kedua kali, Eun-ji menjauhkan wajahnya dari Hae-yun.
“Kamu harus tiba di rumah tepat pukul 10 nanti bukan?” tanya Eun-ji.
Hae-yun mengangkat tangan kiri. Ia memandang ke arah arloji Rolex yang membalut pergelangan lengannya. Waktu menunjukkan sekira setengah delapan malam.
“Bisa lewat sedikit. Lagip**a, ini masih pukul setengah delapan lewat. Kita masih memiliki banyak waktu,” sahut Hae-yun, seraya menggenggam tangan Eun-ji erat-erat.
“Kalau begitu, kamu masih sempat untuk… ‘mengeloni’ aku hingga aku tertidur. Lalu, barulah kamu p**ang. Iya ‘kan… Oppa?” Eun-ji berujar dengan gaya genit lagi manja.
Gemas karena tidak kuasa melihat ekspresi wajah yang dibuat oleh Eun-ji, Stephen kembali mendaratkan bibirnya pada ujung mulut wanita cantik yang ada di hadapannya. Singkat saja memang. Tetapi, ia melakukannya hingga berkali-kali. Setelahnya, ia berucap.
“Kalau memang itu yang kamu inginkan, ayo!” ucap Hae-yun. Kemudian, ia dan Eun-ji turun dari mobil miliknya tersebut dan melangkah beriringan menuju ke salah satu dari dua tower apartemen yang ada di sana.
Ra Hae-yun adalah seorang pebisnis sukses. Memulai semuanya dengan membuat aplikasi komunikasi bernama Mychat dan media sosial kenamaan MyLife, perusahaan MyTech terus berkembang dan mendirikan situs forum jual beli MyShop.
Disusul dengan berdirinya gerbang pembayaran digital mereka yang disebut MyPay, sekarang MyTech menjadi sebuah perusahaan konglomerasi multinasional raksasa di bidang teknologi juga hiburan. Lalu, menggurita hingga bisnis kuliner, properti dan lain-lain.
Terang saja, nama Hae-yun semakin melambung di negaranya bahkan dunia internasional. Apalagi, usianya masih sangat muda. Dia juga memiliki paras yang tampan. Terang saja, hal tersebut membuat Hae-yun digilai banyak wanita.
Kim Eun-ji bukan satu-satunya perempuan yang pernah mampir dalam kehidupan Hae-yun. Sekian wanita sudah pernah berkencan secara diam-diam dengannya. Ya, diam-diam. Sebab, sang miliarder merupakan pria yang sudah menikah.
“Apa bekal yang kamu persiapkan untukku pagi ini?”
Tanya Hae-yun yang tengah menikmati sandwich gandum seraya menoleh pada Seo-ah istrinya, yang telah ia nikahi sejak satu tahun yang lalu.
Pagi itu, miliarder berusia 31 tahun tersebut telah duduk di ruang makan dari kediamannya yang mewah lagi megah. Dari situ, ia bisa melihat Seo-ah tengah berdiri di hadapan kitchen set.
“Bokkeum-bap,” jawab Seo-ah tanpa menoleh pada suaminya. Dia terus mempersiapkan bumbu dari masakan yang tengah ia buat.
“Lagi…?” tanya Hae-yun mencandai istrinya. Dia berkata dengan nada seolah-olah, dirinya merasa bosan dengan menu nasi goreng.
Padahal sebetulnya, dia sangat menyukai nasi goreng buatan Seo-ah. Dalam hatinya, dia berharap sang istri membuat nasi goreng. Ternyata benar. Sehingga, dia merasa senang.
“Sudahlah…, aku mempersiapkan sesuatu yang mudah dan cepat. Jangan banyak permintaan!”
Seketika itu, Hae-yun terkejut. Seo-ah menjawab pertanyaan singkatnya yang tidak serius dengan agak membentak. Seolah mengetahui ada yang salah dengan sang istri, Hae-yun menatap curiga pada pasangan hidupnya lalu bertanya.
“Yeobo, gwenchana?”
“Gwenchana yo,” jawab Seo-ah. Namun lantas, jemari sebelah tangannya menyentuh dahi. “Hanya …, sakit kepalaku sedang kambuh.”
“Bagaimana kalau sore nanti kita mengunjungi dokter?”
“Boleh sa—“
Belum juga Seo-ah menuntaskan kata-katanya, sekonyong-konyong tubuh sintalnya lunglai. Bagai hewan buas yang terusik, Hae-yun melepaskan roti yang berada dalam tangannya dan segera melompat bangkit dari tempat ia duduk.
“Seo-ah…?!”
Beruntung. Sebelum Seo-ah benar-benar roboh di lantai dapur, Hae-yun berhasil menangkapnya. Begitu mendekap sosok sang istri, Seo-ah semakin panik. Tubuh Seo-ah mengalami kejang.
“Seo-ah…? Seo-ah…!” pekik Hae-yun. Mendengarnya, para pegawai di rumah itu mendatangi dia. Hae-yun langsung membopong tubuh istrinya dengan meneteskan air mata.
Apa yang menimpa Seo-ah menjadi titik balik Hae-yun si miliarder pl***oy. Dari dokter, ia mengetahui bagaimana Seo-ah menderita kanker otak yang dengan cepat menjalar menjadi stadium akhir. Hanya keajaiban yang bisa membuat istrinya itu dapat bertahan hidup lebih lama.
Mengetahui kesempatan Seo-ah untuk menikmati hidup sudah dapat dihitung, Stephen mencurahkan seluruh waktu dalam hidupnya bagi sang istri.
Ia memanjakan Seo-ah dengan memenuhi semua permintaan istrinya dan terutama, meninggalkan Eun-ji yang akhir-akhir ini telah menjadi wanita idaman lain bagi dirinya.
Berusaha mengobati Seo-ah hingga ke Amerika, Hae-yun harus menerima kenyataan. Seo-ah hanya mampu bertahan 6 bulan persis.
Kini, Hae-yun tengah bersimpuh di pusara pasangan hidupnya. Dia memandangi nisan pendamping hidupnya dengan mata tergenang air sembari bersuara, layaknya berbicara pada sang istri.
“Seo-ah, aku percaya. Kamu sudah bersama-sama dengan Tuhan di surga. Sekarang kamu mengetahui semua rahasiaku. Ya, selama ini aku khilaf. Maafkan aku. Aku sangat mencintaimu, Park Seo-ah…!”
Lalu, Hae-yun pun meratap. “Tuhan, jika saja engkau memberiku satu kesempatan lagi untuk kembali mencintai Seo-ah sepenuh hati, aku mau, ya, Tuhan. Sesulit apapun jalanku nanti… aku berjanji akan mengasihi dia dengan sempurna, hingga maut memisahkan kami kembali!”
Bukannya Hae-yun tidak mampu membuktikan apa yang ia ucapkan di hadapan nisan Seo-ah. Karena tiga hari kemudian, ia memutuskan untuk menjumpai Eun-ji yang bagai agak memaksa untuk mengajak dirinya bertemu.
Tidak ada rasa apapun dalam diri Hae-yun saat bertatap muka dengan perempuan yang seharusnya, telah menjadi mantan selingkuhannya. Dia hanya berusaha berusaha menghibur diri setelah matanya terus mengucurkan air selama beberapa hari.
“Maafkan aku dan teman-teman, Hae-yun. Kami hanya berusaha menghibur kamu dengan berguyon dan tertawa-tawa,” ujar Eun-ji. Ia dan Hae-yun tengah berada dalam SUV sang miliarder, menuju ke apartemen Eun-ji usai berkaraoke bersama.
“Tidak masalah, Eun-ji. Toh aku juga butuh sedikit hiburan,” Hae-yun menanggapi dengan senyum tipis yang agak lesu.
Eun-ji membelai-belai lengan Hae-yun. Namun lantas, tangan wanita itu mulai beralih menuju dada. Jari-jemarinya menyentuh putik pria itu. Ia tahu. Hae-yun—biasanya-s**a jika dia memperlakukannya demikian.
Akan tetapi, Hae-yun bergeming. Ia tetap fokus mengemudi. Tapi kemudian, tangan Eun-ji menjalar ke bagian bawah tubuhnya. Dia melucuti sabuk celana Hae-yun, lalu mulai membuka kancing juga resleting bawahan si miliarder.
Bruak!
Tiba-tiba saja benturan yang sangat kencang mendera mobil yang dikemudikan Hae-yun dari arah belakang. Sehingga, SUV yang ia kemudikan kehilangan kendali dan menabrak satu mobil di depan.
Entah apa yang terjadi selanjutnya. Karena, Hae-yun merasa pandangannya diliputi cahaya yang menyilaukan.

Address

Pagaden Baru

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Animeotaku posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Animeotaku:

Share