03/02/2024
MERTUAKU PEMUJA SE-TAN 2
Rasa penasaran membuatku melupakan tujuan awal yang ingin menuntaskan hajat di WC. Mendadak perut yang tadi melilit tak terasa lagi.
Suara tangisan itu masih terdengar bersamaan dengan suara ibu mertua yang juga bicara. Entah apa lagi yang ia katakan suaranya tak begitu jelas seperti berbisik-bisik.
"Ngapain di sana, Sya?"
Suara teguran membuatku terjingkat kaget.
"Kak Aksa? Sejak kapan di sana?"
"Aneh kamu. Ngapain tengah malam begini? Kamu lagi dengerin apa, sih?" Ia bertanya sembari mendekat.
"Itu-itu tadi .... "
Belum selesai kalimat yang hendak ku ucapkan ketika pintu kamar itu tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok ibu mertua dengan mata sembab. Begitu keluar, pintu itu kembali ditutup rapat sehingga aku tak punya kesempatan untuk melihat apapun yang ada di dalamnya.
"Kalian sedang apa di sini?" Ibu mertua bertanya sembari menatap Aksa juga aku dengan tatapan menyelidik.
"Ibu ... Menangis .... ?" Tak menjawab, Aksa justru balik bertanya, dan aku juga bisa melihat mata ibu mertua yang sembab seperti habis menangis.
"Ibu cuma teringat ayahmu, Aksa," sahut ibu mertua dengan suara serak.
Aku terhenyak. Ingin rasanya kukatakan bahwa tadi aku mendengar suara seorang laki-laki yang menangis. Akan tetapi aku menahan diri. Pikiranku bekerja dengan cepat. Rasanya tak ada gunanya mengatakan itu. Ibu mertua pasti akan menyangkal dan bahkan mungkin akan marah karena aku dianggap menuduhnya macam-macam.
"Kalian sedang apa di sini?" Ia bertanya lagi.
"Itu tadi, perutku tiba-tiba mulas, Bu," jawabku. "Tadi aku dengar suara orang menangis makanya aku berhenti di sini," imbuhku lagi.
"Itu pasti suara ibu, Sya. Sebaiknya ibu istirahat saja. Ini tengah malam. Ibu bisa sakit kalau sering begadang,* timpal Aksa.
"Ibu tadi bermimpi ayahmu. Itu sebabnya ibu ke sini. Dengan berada di kamar ini, rasa rindu ibu bisa sedikit terobati," sahut ibu mertua. Ia bicara pada Aksa. Akan tetapi aku merasa ia melirikku dengan tatapan yang aneh.
___
Se