Faqih Publishing

27/06/2025

"Kata orang, mungkin kita dipertemukan hanya untuk menjadikan semua pertemuan itu sebagai pelajaran." (hal. 79)

27/06/2025

Profil Penulis

27/06/2025

"Aku bukan tipe orang yang meninggalkan karena kekurangan, tapi kalau aku capek karena sakit hati terus-terusan, ya aku mundur."

(hal. 82)

27/06/2025

"Seasing apa pun kita sekarang, percayalah, aku tidak pernah benar-benar melupakanmu dan semua tentang kita."

(hal. 83)

27/06/2025

Buku sudah bisa dipra pesan sampai tanggal 15 Juli 2025 di Link Berikut: https://tinyurl.com/FaqihPub

BLURB:
Buku ini menceritakan kisah cinta seorang gadis kecil yang jatuh hati pada pria dewasa. Tentang bagaimana cinta tumbuh, berjalan beriringan dalam rasa, lalu retak karena ego salah satu pihak. Sebuah perjalanan yang mengajarkan Sari untuk lebih menghargai siapa pun yang hadir dan memilih untuk tetap tinggal bersamanya nanti.

Katanya, pertemuan itu cuma pelajaran - bertemu, saling menyayangi, lalu muncul ego, berpisah, menyesal, belajar mengikhlaskan. Semua itu menyakitkan, tapi pada akhirnya... kita harus tetap melanjutkan hidup kita masing-masing. Mungkin, bagi Sari, butuh waktu lama untuk benar-benar melupakan seseorang yang setiap detiknya ia rindukan. Dan entah, apakah akan ada sosok lain yang bisa menggantikan Kak Rahmat dalam hatinya? Selingkuh itu penyakit, dan semoga dari kisah ini, kita semua belajar untuk lebih menghargai pasangan kita - terutama untuk Sari sendiri, semoga semua ini menjadi pelajaran berharga ke depannya.

Dan pertanyaannya...
Apakah kita masih bisa kembali?

___
Spesifikasi buku:
Softcover, Bookpaper, 124 Halaman

lebih sedikit

27/06/2025

"Rumah bukan lagi tempat yang nyaman, bukan juga tempat pemberi kebahagiaan - melainkan, rumah ialah semua air mata berasal."

(hal. 25)

27/06/2025

24/05/2025

"Rumah adalah pusat peradaban. Dan ibu adalah jantungnya. Detak keikhlasanmu. adalah detak hidup umat ini."

24/05/2025

"Seiring bertumbuh, kita akan menyaksikan fitrah mereka memancar lugu. Bawaan ego yang meminta setiap keinginan untuk diikuti, mengguratkaneskpresi di wajah mereka yang lucu. Sesekali kita mungkin kesal, bahkan tak jarang kita menjadi menaikan nada seraya menunjukkan ekspresi marah. Namun sadarlah, mereka hanyalah anak-anak yang perlu dididik untuk mengelola rasa dan keinginan kearah kebaikan."

24/05/2025

"Berbahagialah setiap Perempuan dengan peran yang dipilihkan oleh Allah Swt., karena peran ini penuh keutamaan, limpahan pahala, pujian dari Allah, dan akan mendapatkan surga."

24/05/2025

"Kehadirannya/(anak) bukan hanya mengubah duniaku, tapi membongkarulang semua keyakinan yang kupegang selama ini. Aku tidak sedang menjadi ibu bagi seorang bayi. Aku sedang dilahirkan ulang, menjadi versi diriku yang belum pernah ada sebelumnya."