25/05/2025
Faedah Memandang Gambar Raudhah Syarifah (Makam Nabi ﷺ)
فَائِدَةٌ فِي النَّظَرِ إِلَى صُورَةِ الرَّوْضَةِ الشَّرِيفَةِ قَالَ العَلَّامَةُ الصَّاوِيُّ المَالِكِيُّ:
لَمَّا كَانَ مِنْ أَعْظَمِ أَسْبَابِ الوُصْلِ: التَّعَلُّقُ بِصِفَاتِ الحَبِيبِ وَ بِكَثْرَةِ الصَّلَاةِ عَلَيْهِ ﷺ حَتَّى يَصِيرَ خَيَالُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ أَيْنَمَا كَانَ، وَضَعَ صَاحِبُ دَلَائِلِ الخَيْرَاتِ صُورَةَ الرَّوْضَةِ الشَّرِيفَةِ لِيَنْظُرَ فِيهَا البَعِيدُ عَنْهَا عِنْدَ صَلَاتِهِ عَلَى الحَبِيبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، فَيَنْتَقِلُ مِنْهَا إِلَى تَصَوُّرِ مَنْ فِيهَا، فَإِذَا كَرَّرَ ذَلِكَ مَعَ كَثْرَةِ الصَّلَاةِ صَارَ لَهُ المُخَيَّلُ مَحْسُوسًا وَهُوَ المَقْصُودُ.
وَ لِذَلِكَ أَشَارَ بَعْضُهُمْ بِقَوْلِهِ:
فِي رَوْضَتِهِ الحُسْنَى مَنَايَ وَبُغْيَتِي
وَفِيهَا شِفَا قَلْبِي وَرُوحِي وَرَاحَتِي
فَإِنْ بَعُدَتْ عَنِّي وَعَزَّ مَزَارُهَا
فَتَمْثَالُهَا عِنْدِي بِأَحْسَنِ صُورَةٍ
أُنَزِّهُ طَرْفَ العَيْنِ فِي حُسْنِ رَوْضِهَا
فَيَسْلُو بِهَا لُبِّي وَسِرِّي وَمَهْجَتِي
فَهَا أَنَا يَا قُطْبَ العَوَالِمِ كُلِّهَا
أُقَبِّلُهَا شَوْقًا لِأُطْفِئَ عَلَتِي
ثُمَّ التَّدَرُّجُ بِالنَّظَرِ فِي القُبَّةِ الخَضْرَاءِ، ثُمَّ الشُّبَّاكِ الشَّرِيفِ لِتَنْظُرَ إِلَى مَنْ قِيلَ فِيهِ: «لَيْتَهُ خَصَّنِي بِرُؤْيَةِ وَجْهٍ، زَالَ عَنْ كُلِّ مَنْ رَآهُ الشَّقَاءُ».
**Faedah Memandang Gambar Raudhah Syarifah (Makam Nabi ﷺ)**
*Al-‘Allamah Ash-Shawi Al-Maliki berkata:*
*"Karena salah satu sebab terbesar untuk mendekatkan diri (kepada Allah dan Nabi-Nya) adalah dengan mencintai sifat-sifat Nabi ﷺ dan memperbanyak shalawat, sehingga bayangannya selalu terbayang di mata hati di manapun berada—maka penulis kitab *Dalailul Khairat* menyertakan gambar Raudhah Syarifah (makam Nabi ﷺ).*
*Tujuannya agar orang yang jauh darinya dapat memandang gambar itu saat bershalawat, lalu membayangkan siapa yang ada di dalamnya (Nabi ﷺ, Abu Bakar, dan Umar). Jika sering diulangi dengan banyak shalawat, bayangan itu akan terasa nyata dalam hati—dan inilah yang diharapkan."*
**Syair Renungan tentang Raudhah:**
*"Di Raudhah-Nya yang indah, segala harapan dan tujuanku,*
*Di sanalah obat hatiku, jiwa, dan ketenanganku.*
*Jika aku jauh darinya dan sulit menziarahinya,*
*Gambar Raudhah-ku hadir dalam bentuk terindah.*
*Aku tahan pandanganku pada keindahan Raudhahnya,*
*Agar jiwaku, hatiku, dan rinduku tenang karenanya.*
*Maka, wahai poros seluruh alam,*
*Kucium gambar itu demi meredakan kerinduanku."*
**Tahapan Memandang:**
*Kemudian, pandanglah secara bertahap: (1) Kubah Hijau (makam Nabi ﷺ), lalu (2) Jendela Mulia—tempat yang disebutkan:*
***"Seandainya dia mengkhususkanku dengan melihat wajahnya, niscaya lenyaplah segala kesedihan orang yang memandangnya."