Pressnett

Pressnett Hm
(3)

Pilkada dan pemilihan DPRD baru akan dilaksanakan dua setengah tahun setelah selesainya pemilihan Presiden dan DPR RI.
05/07/2025

Pilkada dan pemilihan DPRD baru akan dilaksanakan dua setengah tahun setelah selesainya pemilihan Presiden dan DPR RI.

Menurut Fadli, berbagai peristiwa kerusuhan tersebut tak ada dalam proyek penulisan ulang sejarah. Hal itu dilakukan lan...
03/07/2025

Menurut Fadli, berbagai peristiwa kerusuhan tersebut tak ada dalam proyek penulisan ulang sejarah. Hal itu dilakukan lantaran pemerintah ingin membuat narasi positif yang tak memecah belah bangsa.

Coba tanya temennya sebelom jatoh mereka ngapain aja... Apakah mereka bercanda sampe salah satunya jatoh...?Katanya diti...
03/07/2025

Coba tanya temennya sebelom jatoh mereka ngapain aja...
Apakah mereka bercanda sampe salah satunya jatoh...?
Katanya ditinggalin ya??? Kok temennya tega...?
*bertanya dg nada lemah lembut

Israel terus membantai Gaza, kini Direktur RS Indonesia di Gaza bersama keluarga meninggal dibantai para Zionis Israel.
03/07/2025

Israel terus membantai Gaza, kini Direktur RS Indonesia di Gaza bersama keluarga meninggal dibantai para Zionis Israel.

Soal kasus korupsi proyek PUPR Sumut itu, memang bikin kita mikir. Ada desakan supaya KPK panggil Gubernur, karena ada o...
02/07/2025

Soal kasus korupsi proyek PUPR Sumut itu, memang bikin kita mikir. Ada desakan supaya KPK panggil Gubernur, karena ada orang dekatnya yang jadi tersangka. Ini penting banget biar semuanya transparan dan terang benderang. Hukum harus jalan lurus, tanpa pandang bulu, supaya keadilan benar-benar terasa dan kepercayaan kita pada penegak hukum makin kuat.

02/07/2025

Kenikmatan sesungguhnya yaitu merasa resah ketika belum menunaikan shalat

PERNIKAHAN DINI MEMUTUS GENERASI!Oleh : PressnettYo, guys, coba deh kita ngobrol serius bentar.Pernah kepikiran gak sih,...
01/07/2025

PERNIKAHAN DINI MEMUTUS GENERASI!

Oleh : Pressnett

Yo, guys, coba deh kita ngobrol serius bentar.
Pernah kepikiran gak sih, kenapa isu pernikahan dini itu kok kayaknya gak ada habisnya diomongin? Dulu, mungkin kita mikir ini cuma urusan orang tua, atau urusan yang jauh dari kita. Tapi, here’s the thing ini tuh urusan kita semua. Masa depan kita, masa depan Indonesia, itu ada di tangan kita yang sekarang lagi dengerin ini.

Kita liat data ya, biar gak cuma omong kosong. UNICEF bilang, Indonesia itu salah satu negara dengan angka pernikahan dini tertinggi di dunia. Gila, kan? Kita literally lagi ngalamin situasi yang bikin concern banget. Dulu, mungkin alasannya karena faktor ekonomi, tradisi, atau agama. Tapi, apa iya semua itu masih relevan di zaman yang udah se-digital ini?

Bab I Dampak Baik dan Buruk

Oke, let's break it down. Kita mulai dari yang katanya "dampak baik". Emang ada? Beberapa orang bilang, pernikahan dini bisa bantu menjaga moral, atau biar gak terjerumus ke pergaulan bebas. Like, come on, guys. Apa iya satu-satunya cara buat jaga moral itu dengan nikah di bawah umur? Apa gak ada cara lain yang lebih empowering, kayak edukasi seksualitas yang bener, atau support sistem yang kuat dari keluarga dan sekolah? Ini kayak ngobatin sakit kepala pake amputation. It just doesn't make any sense.

Sekarang, kita bahas dampak buruknya yang jelas-jelas lebih banyak. Pertama, kesehatan. Badan kita aja belum siap, you know? Fisik remaja itu masih berkembang. Bayangin, kita harus hamil dan melahirkan saat rahim kita aja belum matang. Risiko kematian ibu dan bayi itu super high. Belum lagi, mental kita. Our brains are still developing. Kita belum punya kematangan emosional buat ngadepin tekanan rumah tangga, apalagi punya anak. Akhirnya, yang ada cuma stres, depresi, dan KDRT. It’s a ticking time bomb.

Gak cuma itu. Pendidikan kita bakal putus. Cita-cita kita, our dreams, itu bakal stuck. Kebanyakan yang nikah dini, pendidikan formalnya langsung berhenti. Gimana mau bersaing di era digital ini kalau pendidikan aja gak tuntas? Padahal, kita butuh SDM unggul buat bawa Indonesia ke level selanjutnya. Kita butuh engineer, dokter, data scientist, entrepreneur—bukan cuma statistik pernikahan dini.

Bab II Budaya Kolot
Sekarang, kita geser ke soal budaya. Di beberapa daerah, pernikahan dini itu emang udah jadi tradisi turun-temurun. Contohnya di beberapa wilayah di Sulawesi atau Jawa. Ada yang namanya "kawin paksa" atau perjodohan yang udah jadi kebiasaan. Gue paham, menghargai tradisi itu penting. Tapi, we need to be critical. Kita harus bisa bedain mana tradisi yang empowering dan mana yang limiting. Tradisi yang merampas hak anak buat berkembang itu bukan lagi tradisi, tapi pelanggaran HAM.

Lalu, gimana hukumnya? Undang-Undang Perkawinan kita yang baru (UU No. 16 Tahun 2019) udah naikin batas usia nikah jadi 19 tahun, baik buat cowok maupun cewek. Ini adalah langkah maju yang brilliant. Artinya, negara pun udah sadar kalau anak-anak itu butuh waktu buat berkembang, baik secara fisik maupun mental. Jadi, kalau ada yang bilang nikah dini itu legal, coba cek lagi, bro. Ada pengecualian memang, tapi prosesnya gak gampang dan harus ada izin dari pengadilan.

Bab III Kesimpulan
Jadi, what’s the point? Kita, sebagai generasi muda, punya tanggung jawab buat ngerubah mindset ini. Stop mikir pernikahan dini itu solusi. Itu bukan solusi, itu justru akar masalah yang lebih besar. Kita punya hak buat sekolah setinggi-tingginya, buat meraih impian kita, dan buat jadi versi terbaik dari diri kita.

Masa depan Indonesia itu gak bisa dibangun di atas fondasi yang rapuh. Fondasi itu harus kuat, dibangun dari individu-individu yang sehat secara fisik dan mental, punya pendidikan yang layak, dan punya vision yang jauh ke depan. Jadi, sebelum lu putusin buat nikah, coba deh pikir lagi. Is it really your dream, or is it just a shortcut to a dead end?

01/07/2025

Hari ini harga BBM naik lagiii😂

Nyali Iran – Sebuah Catatan dari Timur TengahOleh: PressnettKadang, dunia ini memang cuma cocok buat mereka yang nekat. ...
01/07/2025

Nyali Iran – Sebuah Catatan dari Timur Tengah

Oleh: Pressnett

Kadang, dunia ini memang cuma cocok buat mereka yang nekat. Dan Iran, bisa dibilang salah satu contohnya.
Coba pikir deh, siapa negara yang berani nyerang langsung markas militer Amerika dua kali setelah Perang Dunia II? Iran. Bayangin aja, walau udah dikasih warning keras sama AS, Iran tetap ngegas: mereka nge-bomb Al Udeid Airbase di Qatar—pangkalan militer terbesar di Timur Tengah, yang isinya lebih dari 13 ribu personil. Ini bukan tempat kecil, bro.
Kabarnya sih, pangkalan itu sering dipakai AS buat bantu Israel dalam urusan nyerang-nyerang Iran. Jadi, Iran bales dendam, pake jumlah rudal yang sama banyaknya kayak yang AS pake buat hajar situs nuklir Iran dua hari sebelumnya.
Nggak cuma itu. Ada juga serangan ke pangkalan AS di Irak, meski yang ini bukan Iran langsung, tapi pasukan pro-Iran. Jadi, bisa dibilang ini bukan lagi permainan catur. Ini udah kayak street fight skala negara.
Tapi yang bikin lebih mind-blowing: 3 jam sebelum serangan, Iran cabut dari keanggotaan NPT—itu lho, perjanjian anti penyebaran senjata nuklir. Mereka juga resmi berhenti kerja sama dengan IAEA (badan nuklir internasional). Artinya? Nuklir Iran nggak bisa diawasi siapa-siapa lagi. Mirip banget sama Korea Utara. Game politiknya makin naik level.
Masalahnya, IAEA juga dicurigai selama ini jadi alat buat ngebantuin narasi AS dan Israel yang pengen ngepress Iran soal nuklir. Banyak dokumen rahasia yang bocor juga mendukung tuduhan ini.
Lanjut. Trump tiba-tiba ngumumin gencatan senjata antara Iran-Israel. Tapi anehnya, Israel malah terus nyerang Iran. Jadi Iran balas lagi. Menlu Iran bilang, “Nggak ada yang namanya gencatan senjata kalau masih diserang.” Fair enough, kan?
Israel saat ini dalam kondisi nggak baik-baik aja. Serangan Iran bikin kota-kota kayak Tel Aviv porak-poranda. Bahkan lebih parah dari kondisi Tehran. Padahal Iran belum pakai senjata pamungkasnya.
Fakta yang lebih ngeri: sistem pertahanan rudal AS gagal total. Rudal Iran tetap nyampe ke target meski dijaga ketat. Itu kayak bilang ke dunia: "Kalian nggak aman, bahkan di markas kalian sendiri."
Sementara itu, Iran belum nutup Selat Hormuz. Mereka anggap situasi sekarang belum krusial banget. Tapi jelas, mereka siap kapan aja.
Politik dalam negeri Iran? Masih solid. Rapat parlemen jalan terus, sistem pemerintahan tetap utuh. Ketua DPR Iran bilang kalau rakyatnya masih satu suara: di bawah Ayatollah Khamenei dan Presiden Pazeskian. Jadi jangan harap bisa ngacak-ngacak Iran dari dalam.
Oh iya, soal ide "perdamaian", Iran kayaknya belum mood. Mereka bakal terus nyerang Israel sampai ada kondisi tertentu yang menurut mereka pas buat duduk bareng.
Dan yang patut dicatat: Iran sekarang bukan cuma hadapi Israel. Di balik Israel, ada lima negara besar (AS, Inggris, Jerman, Prancis, India) yang dukung habis-habisan. Tapi tetap aja, Iran berani berdiri sendirian.
Sayangnya, negara-negara Arab lain? Masih banyak yang ‘main aman’ dan condong ke AS. Padahal kalau mereka berani bersatu, bisa jadi peta kekuatan di kawasan bakal berubah total.
Dari semua ini, satu hal yang bisa kita pelajari: Iran itu contoh soal keteguhan posisi, bahkan dalam tekanan sebesar apapun. Apakah ini semua akan berakhir baik? Belum tentu. Tapi setidaknya, Iran sudah menunjukkan ke dunia kalau keberanian bisa bikin lawan yang jauh lebih besar mulai gemetar.

“Kadang, dunia nggak butuh negara kuat. Tapi negara yang cukup gila buat melawan arus.” – Pressnett

Ada wewe gombel
30/06/2025

Ada wewe gombel

Langsung disuruh putar balik
30/06/2025

Langsung disuruh putar balik

28/06/2025

Prediksi!
Ketua PKS pasti dimenangkan anak Jokowi lagi (KAESANG PANGAREP).

Address

Pandeglang

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pressnett posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Pressnett:

Share