06/09/2025
RINGKASAN:
Pengajian umum Pondok Pesantren Al Hikmah pagi hari ini Ahad 7 September 2025
Peserta: Santri & masyarakat Umum
Oleh: Dr. Zainal Mutaqin, Lc . MP. I
( Pimpinan Ponpes Al Hikmah Pangandaran)
Tema: JANGAN BERMUKA DUA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
"تَجِدُونَ النَّاسَ مَعَادِنَ: خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقُهُوا، وَتَجِدُونَ خِيَارَ النَّاسِ فِي هَذَا الشَّأْنِ أَشَدَّهُمْ لَهُ كَرَاهِيَةً، وَتَجِدُونَ شَرَّ النَّاسِ ذَا الْوَجْهَيْنِ، الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ، وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ"
(متفق عليه)
Terjemah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Kalian akan mendapati manusia itu bagaikan tambang-tambang (berbagai macam asal dan karakter). Sebaik-baik mereka di masa jahiliyyah adalah sebaik-baik mereka di dalam Islam apabila mereka memahami agama. Dan kalian akan mendapati orang-orang terbaik dalam urusan (kepemimpinan) ini adalah yang paling membencinya. Dan kalian akan mendapati seburuk-buruk manusia adalah orang yang bermuka dua, yang mendatangi suatu kelompok dengan satu wajah, dan mendatangi kelompok lain dengan wajah yang lain."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan
"النَّاسَ مَعَادِنَ" – manusia bagaikan tambang.
Maksudnya: seperti tambang emas, perak, besi, atau tembaga, manusia pun memiliki asal-usul, potensi, tabiat, dan bakat yang berbeda-beda.
Sebagian dari mereka memiliki sifat baik, sebagian buruk, sebagian mudah diarahkan kepada kebaikan, sebagian sulit.
"خِيَارُهُم فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقُهُوا"
Orang-orang yang punya kedudukan mulia, berakhlak baik, dan berjiwa kepemimpinan di masa jahiliyyah, akan tetap menjadi yang terbaik dalam Islam jika mereka memahami agama.
Contoh nyata: Umar bin Khattab, Khalid bin Walid, Amr bin Ash. Mereka sudah pemberani, kuat, dan berpengaruh sejak jahiliyyah, lalu ketika masuk Islam dan memahami agama, kualitas itu menjadi lebih bermanfaat.
"وَتَجِدُونَ خِيَارَ النَّاسِ فِي هَذَا الشَّأْنِ أَشَدَّهُمْ لَهُ كَرَاهِيَةً"
Dalam urusan kepemimpinan (khilafah dan imarah), orang terbaik adalah mereka yang paling tidak menginginkannya.
Karena mereka sadar beratnya tanggung jawab di hadapan Allah. Maka siapa yang menolak jabatan karena takut akan fitnah dan amanahnya, justru dialah yang layak jika dipilih.
Dalil penguat: hadits Abdurrahman bin Samurah – "Sesungguhnya engkau jika diberi (jabatan) tanpa meminta, maka engkau akan dibantu (oleh Allah) untuk menunaikannya." (HR. Bukhari-Muslim).
"وَتَجِدُونَ شَرَّ النَّاسِ ذَا الْوَجْهَيْنِ"
Seburuk-buruk manusia adalah yang bermuka dua: di hadapan kelompok A ia berkata sesuai selera mereka, di hadapan kelompok B ia berkata berbeda untuk menyenangkan mereka, padahal keduanya bertentangan.
Sifat ini adalah nifaq (kemunafikan sosial). Allah dan Rasul-Nya sangat mencela orang bermuka dua karena ia merusak kepercayaan dan menyuburkan kebohongan.
Pelajaran Penting dari Hadits
Hikmah Praktis dari Hadits “الناس معادن”
1. Bagi Santri dan Pencari Ilmu
Setiap orang punya potensi dan bakat berbeda, seperti tambang emas, perak, atau besi. Jangan minder atau iri, tapi gali potensi diri masing-masing untuk kebaikan.
Ilmu agama adalah kunci agar potensi itu bermanfaat. Berani, cerdas, pandai bicara, atau punya jiwa kepemimpinan akan menjadi bahaya jika tanpa ilmu, tapi akan menjadi cahaya jika dipandu agama.
Hindari sifat bermuka dua, baik di hadapan guru maupun teman. Kejujuran adalah jalan keberkahan ilmu.
2. Bagi Masyarakat Umum
Jangan menilai orang hanya dari asal-usul atau masa lalunya. Bisa jadi dulu ia jauh dari agama, tapi jika sekarang ia belajar dan memahami Islam, ia bisa lebih mulia dari sebelumnya.
Orang yang benar-benar tulus dalam hidup bermasyarakat biasanya tidak mengejar popularitas atau jabatan, tetapi justru dialah yang paling pantas dipercaya.
Waspada terhadap orang bermuka dua di lingkungan sekitar. Mereka bisa memecah belah persaudaraan dengan membawa omongan ke sana kemari.
3. Bagi Pemimpin dan Calon Pemimpin
Jabatan bukan untuk diperebutkan, melainkan amanah yang berat di hadapan Allah. Pemimpin sejati justru orang yang takut dengan tanggung jawab itu.
Pemimpin yang baik biasanya lahir dari pribadi yang jujur sejak awal, bukan dari orang yang pandai berwajah dua.
Pemimpin harus berani menolak ambisi pribadi, dan siap menerima jabatan jika umat benar-benar membutuhkan dirinya.
🕊️ Ringkasan Hikmah
Potensi + Ilmu = Manfaat
Ambisi Jabatan = Fitnah, Amanah Jabatan = Ibadah
Bermuka Dua = Sifat Munafik, Jujur = Sifat Mukmin
Karakter bawaan (fitrah, bakat, tabiat) bisa menjadi potensi baik dalam Islam jika diarahkan dengan ilmu dan pemahaman agama.
Kepemimpinan adalah amanah berat, bukan untuk ambisi, tetapi tanggung jawab. Orang yang tidak tamak jabatan biasanya lebih amanah.
Sifat bermuka dua adalah salah satu sifat terburuk, menandakan kelemahan iman dan hilangnya integritas.