21/06/2025
Laika: Ketika Kemajuan Membutuhkan Renungan
Di tengah dentuman sejarah eksplorasi luar angkasa, ada satu suara yang senyap namun abadi suara Laika, seekor anjing jalanan dari Moskow yang tak pernah kembali ke Bumi. Kisahnya bukan hanya catatan dalam buku sejarah, melainkan cermin tentang bagaimana manusia terkadang melangkah terlalu cepat, tanpa cukup bertanya: Apakah ini benar?
Laika, yang nama aslinya Kudrjavka, bukan ilmuwan, bukan pionir dengan tekad, bukan pahlawan karena pilihan. Dia hanya seekor anjing lembut, patuh, dan tenang. Dia tidak pernah tahu bahwa dirinya akan menjadi makhluk hidup pertama yang mengorbit Bumi. Dia tidak tahu bahwa tak akan ada perjalanan pulang. Ia hanya duduk di dalam kapsul sempit, mungkin menunggu belaian yang tak pernah datang.
Pada tanggal 3 November 1957, Uni Soviet meluncurkannya dalam Sputnik 2. Dunia menyaksikan, bangga atau terkejut. Namun tidak ada rencana penyelamatan. Ia diluncurkan, bukan untuk kembali, tetapi untuk membuktikan: "Kita bisa." Dan dalam keheningan ruang hampa, Laika menjadi bukti hidup… yang perlahan menjadi bukti kematian.
Meski ilmuwan kala itu menyebutnya sebagai "pengorbanan yang diperlukan", dan media merayakannya sebagai "pahlawan", hari ini, kita melihat lebih dalam. Kita bertanya: Apakah kemajuan teknologi harus menumpuk di atas tubuh mereka yang tak pernah bisa memberikan persetujuan?
Laika bukan hanya kisah tentang luar angkasa ini adalah kisah tentang empati. Tentang bagaimana dalam upaya menjangkau bintang, kita bisa saja kehilangan hati kita di bumi.
Dia mengorbit planet ini ribuan kali, namun pengaruhnya masih berputar hari ini sebagai pengingat bahwa keberanian sejati bukan hanya soal melaju ke depan, tetapi tahu kapan harus berhenti, dan bertanya: Siapa yang akan menderita demi keberhasilan kita?
Dan itulah mengapa kita tidak boleh lupa pada Laika. Bukan karena dia seekor anjing di dalam sejarah, tetapi karena dia makhluk hidup yang tak pernah diberi pilihan.
Sumber:
Soviet Space Archives, NASA Historical Data