Situs Sejarah Makam Wali Tanduran

Situs Sejarah Makam Wali Tanduran Sekilas tentang sejarah Mbah Wali Tanduran agenda tahunan:
Peringatan Maulid Nabi setiap Ahad Wage bualan Maulid
Acara Haul setiap tanggal 11 Dhul Qo'dah

  bulan kelahiran Nabi Mulia
21/08/2025

bulan kelahiran Nabi Mulia

  Singkat KH Thoifur Mawardi Sang Ahli Mimpi Bertemu Rasulullah SAWPurworejo berduka. Seorang ulama kharismatik yang dik...
20/08/2025

Singkat KH Thoifur Mawardi Sang Ahli Mimpi Bertemu Rasulullah SAW

Purworejo berduka. Seorang ulama kharismatik yang dikenal luas, KH Muhammad Thoifur Mawardi, wafat pada Selasa (19/8) sekitar pukul 16.30 WIB di RSUD Tjitrowardoyo, Purworejo. Almarhum yang akrab disapa Abah Thoifur berp**ang setelah beberapa hari menjalani perawatan akibat gangguan ginjal dan hipertensi yang telah lama diderita. Hujan yang mengguyur Purworejo sore itu seolah menjadi isyarat duka mendalam atas wafatnya sang alim.

KH Thoifur Mawardi lahir di Purworejo pada 8 Agustus 1955. Beliau merupakan putra KH R. Mawardi, ulama terpandang di daerahnya. Dari garis ayah, KH Thoifur masih termasuk dzurriyyah KH R. Imam Maghfuro, tokoh besar Karesidenan Kedu, serta memiliki ikatan darah dengan trah Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram.

Sejak kecil, Abah Thoifur dikenal tekun menuntut ilmu agama. Pendidikan dasar ia peroleh dari keluarga, kemudian melanjutkan pengembaraan intelektual di berbagai pesantren besar di Jawa. Ia sempat menimba ilmu di Pondok Pesantren Sugihan, Kajoran, Magelang, kemudian melanjutkan ke Pesantren Lasem, Rembang, di mana ia memperdalam ilmu syariah, hadis, dan tasawuf.

Tahun 1976, KH Thoifur berangkat ke Makkah untuk belajar di Ma’had Rushaifah di bawah bimbingan ulama besar dunia, Al-‘Allamah Al-Habib Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki. Selama 12 tahun (1976–1988), beliau bermukim di Makkah dan mendalami kitab-kitab induk Islam, khususnya hadis, sirah nabawiyyah, dan tasawuf. Karena penguasaannya yang luas, para ulama menjulukinya sebagai “kitab berjalan.”

KH Thoifur dikenal bukan hanya karena keilmuannya, tetapi juga karena karomah dan pengalaman spiritualnya. Beberapa kisah yang populer di kalangan santri dan masyarakat adalah:

Ahli mimpi bertemu Rasulullah SAW. Beliau dikenal sering bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Banyak orang datang meminta doa agar dimudahkan bermimpi berjumpa Nabi.

Saat di Rushaifah Makkah, beliau bermimpi didatangi Rasulullah yang memerintahkan menggali tanah di lokasi tertentu. Benar saja, setelah digali memancar sumber air yang hingga kini menjadi sumur utama bagi para santri.

Beliau senantiasa menekankan pentingnya membaca hadis dan kisah Rasulullah agar umat Islam semakin dekat dengan Nabi dan mudah menghadirkan beliau dalam mimpi.

Sekembalinya ke tanah air pada 1988, KH Thoifur mendirikan Pondok Pesantren Daarut Tauhid di Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Purworejo. Pesantren ini berkembang pesat, dengan ribuan santri dan lebih dari sepuluh cabang di wilayah Purworejo dan sekitarnya.

Selain mengasuh santri, beliau juga aktif berdakwah di masyarakat. Kehadirannya kerap mewarnai berbagai majelis pengajian, baik di Purworejo maupun di luar daerah. Melalui pengajarannya, KH Thoifur menjadi penghubung sanad keilmuan Nusantara dengan ulama Haramain, khususnya melalui gurunya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.

KH Thoifur Mawardi dikenang sebagai ulama alim, sederhana, penuh kasih sayang, dan istiqamah dalam ibadah. Warisan yang beliau tinggalkan antara lain:

Pesantren Daarut Tauhid dengan ribuan santri dan cabang yang terus berkembang.

Sanad keilmuan dalam hadis dan tasawuf yang bersambung hingga Rasulullah SAW.

Keteladanan akhlak, kezuhudan, dan cinta Nabi yang diwariskan kepada murid-muridnya.

KH Muhammad Thoifur Mawardi adalah permata ulama dari Purworejo. Beliau bukan hanya guru bagi santri, tetapi juga guru bangsa, yang menanamkan pentingnya persatuan, cinta Rasulullah, serta istiqamah dalam dakwah.
Allaahummaghfir lahu warhamhu. Aamiin. Alfaatihah.

FB Mas Amin

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, baru saja datang berita wafatnya salah satu ulama sepuh kita, santri kinasih Abuya Sa...
19/08/2025

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, baru saja datang berita wafatnya salah satu ulama sepuh kita, santri kinasih Abuya Sayyid Al-Maliki, Kh. Thoifur Mawardi Purworejo, lahul fatihah 🤲🤲🤲

  wekasan
19/08/2025

wekasan

  IndonesiakuDoa Syaikhina Maimoen Zubair pada peringatan kemerdekaan Indonesia:اللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا إِنْدُونِ...
17/08/2025

Indonesiaku

Doa Syaikhina Maimoen Zubair pada peringatan kemerdekaan Indonesia:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا إِنْدُونِيسِيَا هَذِهِ بَلْدَةً طَيِّبَةً، بَلْدَةً طَيِّبَةً وَأَنْتَ رَبٌّ غَفُورٌ، وَاجْعَلْ بِلَادَنَا إِنْدُونِيسِيَا بِلَادًا يَا اللهُ فِي هَنَاءٍ وَسُرُورٍ وَحُبُورٍ إِلَى يَوْمِ النُّشُورِ، لَا هُنَاكَ فِتْنَةٌ وَلَا هُنَاكَ إِحْنَةٌ، بَلْ هُنَاكَ النِّعْمَةُ وَالتَّوْحِيدُ، وَيَا إِلَهَنَا يَا اللهُ وَالتَّعْمِيرُ وَتَقْدِيمُ هَذِهِ الْأُمَّةِ لِأَجْلِ يَا اللهُ الرَّخَاءِ، وَلِأَجْلِ يَا إِلَهَنَا يَا اللهُ النَّعْمَاءِ، وَلِأَجْلِ أَنْ يَكُونَ هُنَاكَ يَا اللهُ نِعْمَةٌ عَظِيمَةٌ يَا إِلَهَنَا بِرَحْمَتِكَ يَا عَزِيزُ يَا غَفُورُ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَنَا إِنْدُونِيسِيَا يَا اللهُ بِالْفَاتِحَةِ دَوْلَةً جَيِّدَةً، دَوْلَةً مُوَحَّدَةً، دَوْلَةً فِي حَيَاةٍ هَنِيئَةٍ، وَاجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَالرَّخَاءِ فِي الْجَنَّةِ مَعَ أَهْلِ النَّعْمَاءِ فِي جِوَارِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مَعَ أَهْلِ الرَّخَاءِ وَالنَّعْمَاءِ وَالرُّحَمَاءِ.

Terjemah dari doa beliau:

“Ya Allah, jadikanlah negeri kami Indonesia ini sebagai negeri yang baik dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Jadikan p**a negeri kami Indonesia sebagai negeri yang penuh kebahagiaan, kegembiraan, dan keceriaan hingga hari kebangkitan. Tidak ada di dalamnya fitnah dan permusuhan, tetapi yang ada hanyalah kenikmatan dan tauhid. Wahai Tuhan kami, wahai Allah, berikan p**a pembangunan dan kemajuan bagi umat ini demi tercapainya kesejahteraan, demi tercapainya berbagai kenikmatan, dan demi hadirnya nikmat besar dari-Mu, wahai Tuhan kami, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Dan jadikanlah negeri kami Indonesia, dengan keberkahan surah Al-Fatihah, sebagai negara yang baik, negara yang bersatu, negara yang hidup dalam kebahagiaan. Jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang berbahagia dan sejahtera di dalam surga bersama para penduduk kenikmatan di sisi Allah, bersama orang-orang yang hidup dalam kesejahteraan, kenikmatan, dan kasih sayang.”

https://www.facebook.com/share/v/1TtncArgrQ/

KH. RM. Syarifuddin, ZA.Sang Komadan Banser Penumpasan PKI di Karesidenan PekalonganKHRM. Syarifuddin Bin KH. Zainal Abi...
15/08/2025

KH. RM. Syarifuddin, ZA.

Sang Komadan Banser Penumpasan PKI di Karesidenan Pekalongan

KHRM. Syarifuddin Bin KH. Zainal Abidin Bin KH. Tholhah Bin KH. Sa'iduddin Bin KH. Tholabuddin Bin KH. Saifuddin Bin KH. Asasuddin Bin KH. Zainal Abidin Bin KH. Sirojuddin Bin Maulana Wilayatullah ( Kasepuhan Cirebon) Bin Maulana Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati Cirebon ) Bin Raja Syarif Abdullah Umdatuddin Adzomat Khan Bin Imam 'Ali Nurul 'Alam Adzomat Khan - dengan istri Nyai Rara Santang Puteri Prabu Siliwangi (Syarifah Mudaim setelah memeluk islam)Bin Imam Jamaluddin Al Husaini Adzomat Khan Bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin Adzomat Khan Bin Amir 'Adhomah Khon Bin Imam Abdul Malik Bin Sayyid 'Alwi 'Ammul Faqih Bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath Bin Sayyid Kholi' Qosam Bin Sayyid 'Alwi Bin Sayyid Muhammad Bin Sayyid 'Alwi Bin Imam Ubaidillah Bin Imam Ahmad Al Muhajir Bin Imam Isa Annaqib Bin Imam Muhammad Annaqib Bin Imam 'Ali Al 'Aridh Bin Imam Ja'far Assodiq Bin Imam Muhammad Baqir Bin Imam Zainal Abidin Bin Sayyid Husain Assibthi Bin Sayyidah Fatimah Al Batul Binti Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW.

Sosok Ulama Sepuh Panutan Umat, Seorang Guru Mursyid Thoriqat Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) yang juga penerus trah TQN yang pertama kali diajarkan oleh sang kakek yaitu (KH. Tolhah / Pangeran Kusumawijaya) dan Pengasuh Ponpes Tarbiyatul Mubtadi’iin Raudhatussalikin Wonopringgo Pekalongan. Bukan hanya Ulama, Beliau adalah pejuang Kemerdekaan.

Sejak remaja beliau telah ikut dalam perjuanagn melawan Belanda hingga bertemu dengan Imam Condro (Pemimpin/komandan Laskar Hizbulloh Wonopringgo) di Gunung Tugel Batang. Sehingga beliu diajak ke Wonopringgo hingga berguru kepada KH. Anwar Soleh Kwagean.

Beliau menetap di Rowokembu Wonopringgo usai diambil anak (jadi anak angkat) seorang janda b brnama Mbah Ru. Aktifitasnya dihabiskan di Rowokembu dan Kwagean sehingga belaiu menikah dengan Nyai Alfiyah.

KH.RM. Syarifuddin (Mama Syarif) memiliki rasa nasionalisme sangat tinggi dibuktikan dengan perjuangannya turut serta dalam berbagai pertempuran melawan Belanda sejak masih remaja hingga bahkan pasca Kemerdekaan bliau aktif di NU dan menjadi Komandan Banser Wil. Karesidenan Pekalongan (Batang-Brebes).

Sebelum menetap dan mendirikan pondok pesantren di Desa Rowokembu Wonopringgo beliau adalah komando batalyon Banser Karesidenan Pekalongan, beliau diberi kepercayaan memimpin langsung saat pernumpasan antek-antek PKI tahun 1965-1966.

Petualangannya saat penumpasan antek-antek PKI dari desa ke desa dimanfaatkan beliau sambil berdakwah, mengajar agama dari musholla ke musholla. Usai mnejalankan misi penumpasan para anggota PKI beliau kembai ke Wonopringgo, dan para jamaah dari berbagai desa, kampung, kecamatan yang dulu mendapat ilmu saat Mama Syarif berkeliling dalam upaya pemberantasan antek-antek PKI sowan ke Ndalem beliau dan meminta agar bersedia menerima anak2 mereka untuk belajar ngaji, ini yang menjadi cikal bakal berdirinya pondok pesantren Tarbiyatul Mubtadi'in.

Selain mengajar anak-anak di pondok pesantren, beliau juga mengajar para jamah dari orang-orang tua, dan menjadi Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyah setalah mendapat ijin (ijazah) dari Sang Ayah KHRM.Zainal Abidin Gunung Jati Cirebon.

Kiprahnya di NU semakin terlihat saat menjadi delegasi untuk Kab. Pekalongan diberbagai ajang Muktamar NU. Bahkan hampir semua anggota Banser di Karesidenan Pekongan hingga Banjarnegara yang pernahendapat langsung ilmu2 hikmah dari Beliau.

Pasca reformasi beliau juga masih aktif hadir di acara-acara besar NU di Kabupaten Pekalongan, selain menjabat sebagai Rois Syuriyah PCNU Kab. Pekalongan. Dan terakhir pada Tahun 1999 belaiu pun membawa para santri (termasuk penulis) ikut menghadiri acara Muktamar NU di Lirboyo Kediri Jawa Timur.

Semoga Allah menerima segala amal perjuangan dan ibadah beliau. Serta berikan kekuatan kepada kita para penerus untukengikuti jejak Perjuangan Sang Kyai.

🖼KH.RM. Syarifuddin. ZA saat Pembukaan Haul Mbah Wali Tanduran 1986 M

Di Madinah, berabad-abad lalu, ada tujuh nama yang harum bukan karena harta atau pedang, tapi karena fikih. Mereka bukan...
13/08/2025

Di Madinah, berabad-abad lalu, ada tujuh nama yang harum bukan karena harta atau pedang, tapi karena fikih. Mereka bukan raja, bukan panglima. Mereka adalah para tabi’in—murid para sahabat—yang menjadi tempat bertanya umat ketika agama harus dijawab, bukan ditawar.

Ubaidillah bin Abdillah, Urwah bin al-Zubair, al-Qosim bin Muhammad, Sa’id bin Musayyib, Abu Bakar al-Makhzumi, Sulaiman bin Yasar, dan Khorijah bin Zaid. Tujuh suara yang, jika disimak, tak hanya memberi fatwa, tapi juga membuka jalan pikiran. Seperti mata air di tengah padang, mereka mengalirkan jernihnya hukum, yang menyejukkan bukan saja akal, tapi hati.

Syaikhona Maimoen Zubair pernah berkata, barangsiapa menghafal nama mereka, akan dimudahkan futuhnya—terbuka hatinya. Aneh memang, bagaimana sekadar mengingat bisa menjadi jalan terbuka bagi ilmu. Tapi begitulah rahasia sanad: menghafal bukan sekadar menumpuk huruf, melainkan menyambung diri pada napas yang tak putus dari abad ke abad.

Di zaman ini, kita hafal banyak hal: nama-nama artis, merek ponsel, bahkan jargon politik yang umurnya tak sampai musim kampanye. Tapi tujuh nama ini—yang jika disebutkan dalam bait singkat: Ubaidullah, Urwah, Qasim, Sa’id, Abu Bakar, Sulaiman, Khorijah—nyaris hilang dari bibir kita.

Barangkali, sebab itulah hati kita sering terasa sempit. Sebab pintu ilmu tidak terbuka untuk mereka yang tak mengenal penjaganya. Dan penjaga itu, dalam fikih, sudah disebutkan sejak lama—tujuh orang, di satu kota, di satu zaman—yang menjaga agar agama ini tetap berdiri di atas hujjah, bukan di atas selera.

Fb. Dwy S

  turut berpartisipasi sebagai pemeran muadzin Adzan Pitu pada Pagelaran Kolosal Sendragentala Glemegar Manglayange Memo...
07/08/2025

turut berpartisipasi sebagai pemeran muadzin Adzan Pitu pada Pagelaran Kolosal Sendragentala Glemegar Manglayange Memolo Sang Cipta Rasa Festival Cirebon 2025, Sabtu, 2 Agustus 2025 di Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon.

Address

Desa Paninggaran Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Jawa Tengah
Pekalongan
51164

Telephone

+6281326963656

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Situs Sejarah Makam Wali Tanduran posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Situs Sejarah Makam Wali Tanduran:

Share

Category