20/12/2025
Imam Ibn al-Qayyim menganalisa, setan memiliki enam perangkap:
1) Kekufuran dan kesyirikan. Inilah target utama setan. Jika berhasil, maka manusia akan menjadi tentara iblis dan pasukannya. Namun jika gagal, maka insan akan dijerat dengan perangkap berikutnya:
2) Bidah. Sebab kata Imam ats-Tsauri: “Bidah lebih disukai iblis dibandingkan maksiat. Karena pelaku maksiat akan bertobat, sedangkan pelaku bidah tidak bertobat.” Jika tidak berhasil maka manusia akan dijerat dengan ranjau ketiga, yaitu:
3) Dosa besar dengan berbagai macam jenisnya. Setan berusaha keras untuk menjerumuskan seorang hamba ke dalam perbuatan dosa besar. Apalagi jika ia adalah seorang panutan di masyarakat, seperti para ulama misalnya. Setelah terjerumus, setan bekerjasama dengan kroni-kroninya untuk mem’publikasikan’ ‘kecelakaan’ tersebut di hadapan umat, agar mereka menjauhinya. Jika gagal, setan akan menebar ranjau keempat, yakni:
4) Dosa kecil. Seorang hamba dijadikan meremehkan dosa kecil, sehingga dilakukannya berkali-kali sampai berbalik menjadi dosa besar. Kalau tidak berhasil, setan memasang perangkap kelima, yaitu dengan:
5) Menyibukkan manusia dalam hal-hal yang mubah, sehingga terlalaikan dari amalan-amalan yang berpahala. Andaikan target yang diincar adalah orang yang senantiasa menjaga waktunya dan sadar akan keterbatasan masa hidupnya di dunia, maka setan akan menjerumuskannya ke ranjau yang keenam, yakni:
6) Menyibukkan manusia dengan amalan-amalan yang utama, namun dijadikan lupa akan amalan-amalan yang lebih utama, karena keterbatasan ilmu dia. Seperti sebagian kalangan yang tersibukkan dengan dakwah kepada akhlak, sehingga melalaikan dakwah kepada tauhid. Sedemikian halusnya perangkap ini, sehingga banyak orang yang terjerumus ke dalamnya, dan mengira bahwa ia berada di jalan kebenaran. Seorang hamba tidak akan selamat dari perangkap ini melainkan dengan taufik dari Allah ﷻ dan dengan terus memelajari ilmu syari yang berisikan tuntunan Rasulullah ﷺ.