Pekanbaru Mengaji

Pekanbaru Mengaji Media Pembantu Penyiaran Kajian Singkat, Membuat Desain Info Kajian, Ceramah Singkat, Dan Essay Movie

Media Penyiaran dan Informasi Kajian Sunnah di Kota Pekanbaru dan Sekitarnya

25/09/2025

Tauhid...

Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh rahimahullah (Mantan M***i Arab Saudi)

23/09/2025

Keutamaan orang-orang yang memelihara anak yatim

Ustadz Sony Abu Abdillah hafidzahullah

23/09/2025

Kutunggu kau ditelagaku

Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA hafidzahullah

إنا لله وإنا إليه راجعونHari ini umat Islam kembali berduka dengan wafatnya salah seorang 'ulama besarnya:Syekh Abdul Az...
23/09/2025

إنا لله وإنا إليه راجعون
Hari ini umat Islam kembali berduka dengan wafatnya salah seorang 'ulama besarnya:
Syekh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Asy Syekh
Beliau adalah pimpinan para M***i dan 'ulama besar di Arab Saudi sejak wafatnya Samahatu Asy-Syekh Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah tahun 1420 H
رحمه الله تعالى رحمة واسعة وغفر له وأسكنه الفردوس الأعلى من الجنة
اللهم اجرنا في مصيبتنا واخلف لنا خيرا منها

23/09/2025

Keadaan manusia saat dikumpulkan di Padang Mahsyar

Ustadz Yulian Purnama hafidzahullah

23/09/2025

Tujuan utama Al Qur'an diturunkan..

Ustadz Asror Habibi, Lc hafidzahullah

23/09/2025

Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,

يُوْشِكُ أَنْ تَنْزِلَ عَلَيْكُمْ حِجَارَةً مِنَ السَّمَاء أَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ
الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم، وَتَقُوْلُوْنَ قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ وَعُمَرْ؟

“Aku khawatir kalian ditimpa hujan batu dari langit, karena aku mengatakan, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda…’, akan tetapi kalian membantah dengan berkata, ‘(tetapi) Abu Bakar dan Umar berkata…’.”

Syarah
Ucapan Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu ini pada dasarnya masalah fikih tentang haji. Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu memandang bahwasanya yang wajib bagi seseorang yang berhaji adalah haji tamattu’, yaitu umrah dahulu lalu kemudian berhaji. Maka barangsiapa yang tawaf di Ka’bah otomatis dia bertahalul sehingga dia harus umrah, lalu kemudian dia menunggu hingga tiba waktu dia kembali berihram untuk haji. Intinya, Ibnu ‘Abbas menganggap bahwasanya wajib bagi seseorang untuk haji tamattu’. Adapun Abu Bakar dan ‘Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhuma memandang bahwasanya yang lebih baik adalah seseorang melakukan haji ifrad, karena agar orang-orang tidak meninggalkan Ka’bah, dan orang-orang akan melakukan safar lagi di lain waktu untuk umrah. Artinya, Abu Bakar dan ‘Umar melarang untuk menggabungkan antara haji dan umrah, karena dikhawatirkan orang-orang akan tidak akan datang lagi ke Ka’bah jika haji dan umrahnya digabungkan, sedangkan ‘Umar tidak ingin Ka’bah sepi dari kaum muslimin. Akan tetapi dalam kisah ini Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyebutkan bahwasanya yang terbaik adalah haji tamattu’.
Kita tidak sedang membahas dalil ini dari segi fikih, tidak membahasan mana pendapat yang lebih benar, akan tetapi yang menjadi perhatian kita adalah teguran Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu kepada sebagian orang yang membantah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan berdalil pada perkataan Abu Bakar dan ‘Umar radhiallahu ‘anhu. Sesungguhnya sikap seperti itu adalah sikap yang tidak pantas. Tidak pantas bagi seseorang menghadapkan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan perkataan siapa pun, meskipun orang tersebut adalah Abu Bakar dan ‘Umar radhiallahu ‘anhu. Hal ini disebabkan bahwa tidak ada yang ma’shum kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Imam Malik rahimahullah pernah berkata,

كُلٌّ يُؤْخَذْ مِنْ قَوْلِهِ وَيُرَدْ إِلَّا صَاحِبَ هَذَا الْقَبْر

“Seluruh orang boleh diambil perkataannya dan ditolak kecuali ucapan penghuni kubur ini (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).” (Majmuu’ Fataawa Al-‘Utsaimin 26/51)

Maka dari itu, tidak pantas bagi seseorang untuk memperlawankan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kata si fulan. Kalau perkataan Abu Bakar dan ‘Umar saja tidak boleh untuk mempertentangkan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka terlebih lagi jika dipertentangkan dengan perkataan kiai ini, Syaikh ini, ustaz ini, dan yang lainnya tentu lebih tidak boleh lagi. Ketika telah jelas sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti itu, maka jangan dipertentangkan lagi.

Syarah Ustadz Dr. Firanda Andirja hafidzahullah

22/09/2025

Diantara Rahmat Allah 'Azza wa Jalla adalah Alquran diturunkan dengan ragam bacaan (Sab'atu Ahruf/Tujuh huruf), guna mengakomodir sebagian kaum yang tidak terbiasa dengan lahjah (dialek) Quraisy.

Suku Tamim misalnya, Badui di Timur Semenanjung Arab. Mereka diantara asal usul adanya Imalah dalam bacaan Alquran. Sementara Quraisy tak terbiasa dengannya, walaupun ada.

Fenomena Takhfif Hamzah (meringankan/melunakkan Hamzah), tentu dikenal di keseharian penduduk Hijaz, sepanjang jalur Mekkah-Madinah. Fenomena pelunakkan ini karena mereka orang kota yang tak perlu penekanan pada Hamzah. Sebabnya karena jarak pemukiman antar mereka sudah demikian dekat, dan umumnya dalam pergaulan keseharian mereka bahasa sudah lebih diperhalus. Sementara di Suku Tamim sebaliknya, jarak pemukiman mereka jauh-jauh. Butuh tekanan yang kuat pada Hamzah dalam bahasa keseharian.

Fenomena idgham, yakni dengan melempitkan huruf ke huruf lain, agar lidah tak banyak kerjaan juga biasa dilakukan di suku-suku badui semisal Tamim. Mereka butuh waktu cepat untuk berbicara, butuh efisiensi waktu. Pesan tak akan tersampaikan baik jika mereka lamban dalam penyampaian bersebab jarak rumah saling berjauhan. Sementara Quraisy tak terlalu berhajat pada hal demikian, maka mereka tak tergesa dalam bercakap, huruf-huruf dibaca pelan dan jelas.

Nabi shallallahu 'alayhi wasallam faham betul akan kondisi ini, yakni dialek yang beragam. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam faham bahwa kelak menu spiritual harian mereka adalah Alquran, maka jika dipaksa dalam bacaan Quraisy tentu mereka akan kesulitan.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga faham bahwa ummatnya ini beragam tingkat pengetahuannya; ada yang Ummi, ada yang karena faktor umur hingga sulit mengucapkan kata-kata yang pas. Dengan berbagai latar belakang semisal di atas itulah akhirnya beliau memohon pada Allah Ta'ala agar ummatnya diberi peringanan dalam membaca Alquran, maka Allah pun mengabulkannya dan menurunkan Alquran dengan "Tujuh Huruf".

Sehingga tatkala 'Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu menggugat dan melaporkan Hisyam bin Hakim radhiyallahu 'anhu pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam gegara "agak beda" ketika membaca surah Al-Furqan, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam melegitimasi bacaannya termasuk juga bacaan 'Umar radhiyallahu 'anhu,
.. كذلك أنزلت. إن هذا القرآن أنزل على سبعة أحرف، فاقرءوا ما تيسر منه. (رواه البخاري ومسلم)

"...Seperti itulah Quran diturunkan! Sesungguhnya Alquran ini diturunkan dengan Tujuh Huruf (beragam bacaan), maka bacalah oleh kalian apa yang mudah darinya." [Al-Bukhariy & Muslim]

Semoga bermanfaat...

Sehangat teh pagi, di Ma'had Daar El 'Ilmi, Beusi...

Ustadz Mochamad Teguh Azhar Al-Atsariy

Dari berbagai sumber baik Turats maupun Kekinian

Dalil-Dalil Pembagian Tauhid Simak:https://www.youtube.com/watch?v=vDhChU_Ur6YKajian kitab "Al Qaulus Sadid fir Raddi 'a...
22/09/2025

Dalil-Dalil Pembagian Tauhid

Simak:
https://www.youtube.com/watch?v=vDhChU_Ur6Y

Kajian kitab "Al Qaulus Sadid fir Raddi 'ala Man Ankara Taqsimat Tauhid" karya Syaikh Abdurrazzaq al-Abbad

Kajian Rutin Kamis malamYUK!! HADIR DI KAJIAN SABTU PAGI MAAInsyaAllah bersama,Ustadz Yulian Purnama, S.Kom., hafizhahullah ta'alaTema,DALIL - DALIL PEMBAGIA...

21/09/2025

Waspada istidraj - Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA hafidzahullah

20/09/2025

Ghuluw Terhadap Orang-orang Shalih

Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas rahimahullah

Address

Pekanbaru

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pekanbaru Mengaji posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Pekanbaru Mengaji:

Share

Category