Siewiell alesha

Siewiell alesha sedang sibuk mencari kesibukan

Percaya deh.. Wanita itu sering risih dengan mood nya
28/11/2024

Percaya deh..
Wanita itu sering risih dengan mood nya

26/10/2024

Sebutkan 1 makanan yg kata orang enaakk poll ?? tapi kamu malah blass gak doyan😂

07/10/2024

Yakinlah, disetiap masalah yang membuatmu terpuruk saat ini, akan Allah ganti dengan kebahagiaan dikemudian hari..
Aamiin🤲🏻

"Nanti malam main lagi sampai pagi ya, Sayang. Habis kalau mainnya sama kamu enak banget.""Tapi Mas, aku lagi datang bul...
10/07/2024

"Nanti malam main lagi sampai pagi ya, Sayang. Habis kalau mainnya sama kamu enak banget."

"Tapi Mas, aku lagi datang bulan. Minta aja dulu j4tah sama Mbak Fitri, ya."

"Enggak enak kalau main sama Fitri, punya dia udah l0nggar dan bau ikan asin."

***
"Jadi ini alasan kamu tak mau menyentuhku selama berbulan-bulan, Mas? Karena ada wanita lain?!"

Aku tak kuasa menahan rasa sakit saat memergoki ada wanita lain di kamar suamiku saat ini.

Keduanya terlihat baru selesai menikmati sebuah permainan yang menyenangkan

"Fitri, kamu sudah pulang?" Suamiku terlihat shock saat aku berdiri di ambang pintu kamar.

"Jadi karena ini kamu selalu tak berg^irah dan mengatakan capek saat aku meminta hakku, Mas?" Tanganku bergetar dengan mata berkaca-kaca.

"Aku bisa jelaskan, Sayang. Tunggu aku akan—"

Mas Heru hendak bangkit dari tempat tidur, aku hanya bisa melangkah mundur.

"Jangan katakan apapun, semuanya sudah sangat jelas!" teriakku penuh rasa sakit.

Sementara wanita dengan rambut panjang itu menunduk berusaha melindungi wajah dan tubuhnya dengan selimut.

"Dsar mur_han!" Aku melangkah ke arah wanita itu, men-rik rambutnya hingga membuat ia mend**gak menatapku.

Degh.

Seketika rasanya jantungku berhenti berdetak seketika. Ba-ba-bagaimana mungkin wanita itu ...?

"Maafkan aku Mbak, aku khilaf," lirihnya sembari menahan tanganku yang masih menarik rambutnya.

Aku tak bisa lagi menguasai diri, hati ini hancur berkeping-keping saudara sepupuku sendiri ternyata adalah duri dalam pernikahanku dengan Mas Heru.

"Dira, bagaimana bisa kamu melakukan ini?" Aku menampar wajah sepupuku itu dengan keras.

Mas Heru seketika melindungi Dira dalam dekapannya saat aku hendak menyeret tubuh wanita menjijikkan itu keluar dari kamar.

"Aku yang salah, bukan Dira. Jadi pukuli saja aku!" bentak Mas Heru.

Aku tak tahu harus menangis atau tertawa mendengar ucapan suamiku itu, terlebih dulu dialah yang menentang adanya Dira di rumah ini, tetapi sekarang gadis berusia 25 tahun itu menjadi penghangat untuk dirinya.

Sebentar, pikiranku saat ini sedang kacau, aku terbersit ingin pergi ke rumah Pak RT untuk menyeret mereka keliling komplek, tapi bagaimana jika mereka berdua justru kabur dan aku tak memiliki buktinya.

Kuraih ponsel dan memvideokan aksi mereka yang tengah saling berpelukan saling melindungi itu, Mas Heru terlihat tak terima dan memintaku untuk menghentikan merekam, tetapi untuk berdiri pun ia tak bisa beresiko si adik kecil miliknya akan terlihat.

Aku memasukkan ponsel ke saku daster yang kukenakan. Lalu kuraih gagang sapu di sudut kamar untuk memukul Dira dan suamiku itu, tetapi ditahan oleh Mas Heru.

"Sudah Fitri hentikan, aku akan melaporkan kamu jika menyakiti Dira seperti ini!" Mas Heru melempar gagang sapu itu begitu saja.

"Aku yang akan melaporkan kalian atas kasus perzin4han!" Ancamku balik.

Rasa amarah, pedih dan sesak memenuhi rongga dada, pikiranku kacau. Kedua manusia itu dimabuk cinta atau n-fsu aku tak mengerti. Mereka layaknya sepasang kekasih yang saling melindungi.

Aku keluar dari kamar, mengirimkan video tadi pada nomor milik ibu Dira. Biar bude tahu kelakuan anaknya seperti apa di rumahku.

Setelah itu aku kembali ke kamar, kulihat dua manusia itu telah mengenakan pakaian.

"Fit, tolong hapus video tadi, ya," pinta Mas Heru.

"Sudah aku hapus karena aku ji-jik menyimpan kebejatan moral kalian di ponselku." Suaraku bergetar.

"Syukurlah, terimakasih ya, Fit," lanjut Mas Heru tanpa rasa malu.

"Tapi video itu sudah aku kirimkan ke bude dan pakde dan juga ke orang tuaku, Mas. Jadi kalian tunggu saja apa yang akan terjadi."

Mendengar hal itu seketika Mas Heru dan Dira terkejut menatapku.

"Mbak, aku mohon jangan kirim ke ibu," ucap sepupuku itu yang berlari ke arahku dan berlutut.

"Terlambat, sudah aku kirim."

Dira hendak menyentuh kakiku, tapi aku mundur karena enggan disentuh olehnya.

"Mbak, aku benar-benar menyesal, aku mohon jangan sampai orang tuaku tahu. Mbak, aku rela jika harus mencium kakimu sekarang."

Aku tersenyum miring. "Aku gak sudi kamu menyentuhku apalagi mencium kakiku."

"Fitri, kenapa kamu melakukan ini, kamu malah bikin masalah ini melebar ke mana-mana. Aku sama Dira cuma ...."

"Cuma apa, cuma apa hah?!" Aku menatap tajam wajah Mas Heru.

"Fitri aku ...." Wajah Mas Heru terlihat memelas.

"Kurang apa aku sebagai istrimu, pengorbanan aku, pengabdianku, kamu balas seperti ini. Aku rela keluar dari pekerjaanku, karirku, demi mengurusmu dan ibumu yang setruk di rumah, dua puluh empat jam istilahnya aku menjaganya, merawatnya, tapi kamu malah menusukkan duri ke hatiku."

Aku tak bisa bertahan lagi, air mata tumpah sudah.

"Mbak, aku tahu kekuranganmu," ucap Dira tiba-tiba.

"Apa maksudmu?"

"Mbak itu gak menarik, bau ompol, bau dapur, sibuk ngurusin mertua yang stroke sampai lupa mengurus suami, ditambah lagi Mbak mandul. Jadi bagaimana Mas Heru bisa berg^irah melihat Mbak aja ji-jik."

"Jaga ucapan kamu Dira!" Teriak Mas Heru.

"Aku hanya menjawab pertanyaan Mba Fitri, kan Mas Heru sendiri, yang mengatakan itu semua padaku."

"Ya, tapi enggak seperti ini."

Aku menatap wajah laki-laki yang tujuh tahun hidup bersama denganku. Napasku naik turun tak beraturan karena rasa sakit ini.

"Apa benar yang dikatakan Dira Mas? Kalian sungguh manusia berhati ib-lis, kamu memintaku merawat ibumu dengan alasan tak sanggup membayar suster, aku pun melakukanya dengan ikhlas demi membantu baktimu kepada orang tua, tapi ini yang aku terima?"

"Fit, aku bisa jelaskan ini." Mas Heru menatapku.

"Pergi kamu dari sini, Dira!" usirku.

"Aku gak akan pergi karena aku sudah memberikan kesucian aku pada Mas Heru. Kenapa gak Mbak aja yang pergi?"

"Baiklah aku yang pergi, tapi kamu harus bisa mengurus ibu Mas Heru yang stroke."

Mata Dira seketika membulat sempurna. Wajahnya pucat.

"Fitri, aku mohon kamu jangan pergi, ya, Ibu hanya mau diurus olehmu," pinta Mas Heru dengan memohon.

Baiklah, tetapi akan aku balas perbuatan kalian padaku, lihat saja semua yang berhubungan dengan ibu mertua akan Dira dan kamu tangani. Termasuk mengurus buang air besar dan air kecilnya seperti yang selama ini aku kerjakan.

Judul: 15 RIBU JATAH MADUKU
Akun KBM App: lailaajja69
Baca selengkapnya di aplikasi KBM App.

13/01/2024

Assalamualaikum

Yang punya Twitter tolong bantu follow d**g 🙏🏻https://twitter.com/anggraeni169761?t=S3WdtN80AnAx6Qk5m2QiPw&s=09Terimakas...
01/04/2023

Yang punya Twitter tolong bantu follow d**g 🙏🏻

https://twitter.com/anggraeni169761?t=S3WdtN80AnAx6Qk5m2QiPw&s=09

Terimakasih 🙏

We’ve detected that JavaScript is disabled in this browser. Please enable JavaScript or switch to a supported browser to continue using twitter.com. You can see a list of supported browsers in our Help Center.

Address

Pemalang
52353

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Siewiell alesha posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share