05/12/2025
PROFIL PENGUNGSI DI MASJID ZADUL MU'AD,
KASYIM JADI IDOLA
Selama banjir besar melanda Peureulak sekitarnya, masjid Zadul Muad menjadi salah satu lokasi pengungsian warga terdampak. Terdiri dari warga Lhok Dalam 66, Leuge 4, Paya Meuligoe 1, Banda Aceh 5, Provinsi Jambi 1 orang. Total 77 orang.
Ada cerita seru dibalik hadirnya seorang pengungsi dari Jambi. Namanya Kasyir Harahap, usianya belum 15, karakternya energik, supel, dan humble.
Sebenarnya dia tidak datang langsung dari Jambi, namun telah beberapa waktu mondok di Dayah Raudhah Tahfidz Al-Qur'an (RTA) Langsa. Saat air menggenangi komplek dayah, Dayah diliburkan, semua santri diizinkan pulang kampong. Kasyir tidak pulang ke Jambi. Dia memilih pulang ke tempat saudara ibunya di Tualang, Kecamatan Peureulak.
Rabu, 26 November 2025 Kasyir naik angkutan umum menuju Peureulak. Namun setelah tiba di Peureulak ia kaget melihat banjir yg melanda kota itu ternyata dahsyat juga. Arus air bah di Jl. Monisa yg menjadi akses ke Tualang deras sekali. Tidak ada RBT (ojek) yang bersedia mengantar ke sana. Berjalan kaki lebih2 tak mungkin.
Setelah berfikir berapa detik, Kasyir memutuskan putar arah menuju Masjid Zadul Mu'ad. Baginya, masjid itu tidak asing lagi. Setiap berkunjung ke rumah saudaranya, dia selalu sempatkan diri shalat berjamaah di masjid ikon Peureulak Raya itu.
30 November 2025 pukul 17.50 Kasyir dijemput saudaranya. Pengungsi lain yang tahu Kasyir akan meninggalkan tempat pengungsian, merasa kehilangan. Maklum, ia memiliki karakter energik, supel, dan hamble. Dalam 5 hari, Kasyim telah jadi idola.
"Sampai jumpa lagi ananda Kasyir. Hanya 5 hari kita bersama namun dikau telah berhasil mencuri hati kami semua".