17/05/2024
﷽
Di akhirat seorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya. Bersama idolanya.
Sebagai seorang yang beriman kepada Allah ﷻ dan hari kemudian, tentu kita wajib memilih idola yang baik bagi keluarga kita, yang akan memberi manfaat bagi pembinaan rohani mereka..
Bagaimana dengan kita?
Ketika kita mengidolakan orang Yang tidak shalat.. Tidak dikhitan.. Tidak pernah sujud tidak kenal dzikir.. Tidak pernah berwudhu..
Relakah anda kelak di negeri akhirat di kumpulkan bersama mereka?
`
Dalam hal ini, idola terbaik bagi seorang muslim adalah Rosullullah , nabi Muhammad ﷺ, yang diutus oleh Allah ﷻ untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, sebagaimana sabda Beliau ﷺ, “Aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
[HR Ahmad (2/381) dan al-Hakim (no. 4221)]
´
Allah ﷻ berfirman,
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا}
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzaab:21)
Dalam ayat yang mulia ini, Allah ﷻ
sendiri yang menamakan semua perbuatan Rasulullah ﷺ sebagai “teladan yang baik“, yang ini menunjukkan bahwa orang yang meneladani sunnah Rasulullah ﷺ berarti dia telah menempuh ash-shirathal mustaqim (jalan yang lurus) yang akan membawanya mendapatkan kemuliaan dan rahmat Allah ﷻ
[Lihat keterangan syaikh Abdurrahman as-Sa’di dalam tafsir beliau (hal. 481)]
, #