Umah Tani

Umah Tani kreator digital

Monggo sarapan
28/09/2025

Monggo sarapan

Hanya ini yang meskipun sudah dipot*ng pendek,tetap saja disebutnya kacang panjang.wkwkkw
27/09/2025

Hanya ini yang meskipun sudah dipot*ng pendek,tetap saja disebutnya kacang panjang.wkwkkw

22/09/2025

Parenya besar-besar

Ditumis campur teri,bakal jadi menu yang bakal ngsbisin nasi   hehe
22/09/2025

Ditumis campur teri,bakal jadi menu yang bakal ngsbisin nasi hehe

03/07/2025

Udah jadi artis terkenal dan kaya raya tapi tetap saja tampil apa adanya

**Bab 3: Kota dalam Bayangan**  Hana, Raka, dan Nia berjalan mengikuti pemuda asing itu melewati hutan yang semakin gela...
01/02/2025

**Bab 3: Kota dalam Bayangan**

Hana, Raka, dan Nia berjalan mengikuti pemuda asing itu melewati hutan yang semakin gelap. Suasana begitu sunyi, hanya terdengar suara ranting patah di bawah langkah kaki mereka.

“Apa kita benar-benar bisa mempercayainya?” bisik Nia pelan pada Hana.

Hana sendiri masih ragu, tapi mereka tidak punya pilihan lain. Mereka tidak tahu di mana mereka berada, dan pemuda ini adalah satu-satunya petunjuk mereka.

“Aku Harun,” pemuda itu akhirnya memperkenalkan diri tanpa menoleh. “Kalian sudah sangat beruntung aku menemui kalian lebih dulu.”

Raka mengerutkan dahi. “Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?”

Harun terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara pelan, “Kalian tiba di masa yang salah.”

Jawaban itu membuat mereka bertiga saling bertukar pandang. Masa yang salah? Apa artinya itu?

Tak lama kemudian, mereka keluar dari hutan dan mendapati pemandangan yang tak terduga—sebuah kota besar dengan bangunan tinggi dari batu, diterangi cahaya obor dan lentera yang menggantung di jalan-jalan. Tetapi ada sesuatu yang aneh… kota ini terasa terlalu sunyi, seolah semua orang bersembunyi dari sesuatu.

“Kota apa ini?” tanya Hana dengan kagum sekaligus waspada.

“Ini Kota Eldoria,” jawab Harun. “Dulu tempat ini adalah pusat peradaban, tapi sekarang… berada dalam bayang-bayang ketakutan.”

Mereka berjalan memasuki kota, melewati jalanan berbatu yang terasa dingin di bawah kaki. Bangunan-bangunan terlihat kokoh tapi kosong, seolah penduduknya enggan keluar rumah. Beberapa orang yang mereka lihat langsung menutup jendela begitu melihat mereka.

“Kenapa mereka seperti ketakutan?” bisik Nia.

Harun menarik napas panjang sebelum menjawab, “Karena Sang Penguasa Kegelapan telah kembali.”

Kata-kata itu membuat bulu kuduk Hana berdiri. “Siapa dia?”

Harun menoleh ke arah mereka dengan tatapan serius. “Seseorang yang seharusnya tetap terkunci dalam waktu… sama seperti kalian.”

Hana menegang. Apa maksudnya? Apakah mereka punya hubungan dengan Sang Penguasa Kegelapan?

Namun sebelum mereka bisa bertanya lebih lanjut, suara dentang keras terdengar dari kejauhan. Jam saku di tangan Hana mulai bergetar dan berpendar, seolah merespons sesuatu.

Dan di kejauhan, bayangan hitam besar mulai muncul di langit.

**Bersambung ke Bab 4: Rahasia Jam Waktu**

Address

Pringsewu

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Umah Tani posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Umah Tani:

Share