28/10/2025
Wanita ini di u sir dari rumahnya sendiri karena memergoki sang suami sedang en ak-en ak bersama wanita lain di siang bolong. Dikira dia akan pasrah, ternyata ini yang dia lakukan!
5.
Rika terdiam sejenak. Tatapannya kosong, mengarah pada dinding rumah yang warnanya dulu ia pilih dengan penuh cinta. Perlahan, kepalanya bergerak menggeleng pelan, lalu semakin mantap.
"Nggak!" ucap Rika lirih, akan tetapi jelas terdengar di telinga semua orang yang ada dalam ruangan tersebut. Semua mata sontak tertuju padanya. "Aku tidak akan mem ba yar lima ratus juuta untuk tanah ini. Itu namanya Ibu sengaja mau memanfaatkan keadaan!" Lanjutnya dengan lebih tegas.
Bu Indah menyeringai, bibirnya membentuk lengkungan senyum sinis. "Manfaatin keadaan gimana, wong kamu sendiri yang sok-sokan mau be li tanah ini! Makanya kalau nggak punya duit nggak usah bertingkah!"
Rika bangkit dari duduknya, tatapannya ta jam ke arah Bu Indah dan Yuda yang terlihat puas karena Rika tak mampu mem be li tanah yang harganya sudah dinaikkan berkali-kali lipat itu.
"Mas, tolong carikan aku alat berat. Ekskavator, atau apa saja. Aku mau rumah ini di ro boh kan!"
Ruangan seketika hening. Rendy dan Iga terperangah, mereka tak menyangka jika akhirnya permintaan itu akan keluar dari bi bir Rika. Mengingat sebelum berangkat ia masih tak rela kehilangan rumah itu.
"Apa?" Yuda langsung me lom pat dari tempat duduknya, ekspresi wajahnya bercampur antara ma rah dan kaget. "Jangan macam-macam, seenaknya saja mau me ro boh kan rumah ini!"
"Ini rumahku," ucap Rika dingin.
"Aku yang mati-matian cari uaang untuk membangun rumah ini, dan aku lebih rela melihatnya ra ta dengan tanah daripada membiarkan kamu dan gundikmu itu menikmati hasil je rih pa yah ku!" tambahnya dengan penuh penekanan.
Yuda terkekeh si nis, mencoba untuk menutupi kegugupan.
"Pasti kamu hanya becanda, kamu nggak mungkin berani melakukan itu!" ejek lelaki itu.
Rika tak ingin membuang waktu untuk berdebat dengan suami be na lu nya itu. Ia mengeluarkan ponsel dari saku, menekan beberapa tombol, lalu menyodorkan benda pipih itu kepada Rendy. Terlihat situs penyewaan alat berat yang terpampang di layar ponsel milik Rika.
"Ini, Mas. Di situ ada nomor persewaan alat berat, tolong Mas hubungi dan bilang kalau aku bersedia ba yar tiga kali lipat asal bisa ro bo hin rumah ini besok pagi!" Suara Rika terdengar lebih tegas, sama sekali tak ada raut keraguan yang terpancar di wajah cantiknya.
Rendy terdiam sejenak, menatap mata adiknya dalam. Ia pun mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya sendiri.
"Simpan aja hapemu, pakai jasa temanku aja. Pasti besok dia bisa kalau aku yang minta!" ujar Rendy yang sudah mengeluarkan ponselnya sendiri.
Wajah Bu Indah yang tadi begitu ang kuh, seketika me mu cat. Wanita paruh baya itu mendekati Rika dan mendorongnya dengan sedikit keras. "Kamu nggak bisa lakuin itu, ini tanah Ibu!"
"Tanahnya memang punya Ibu, tapi bangunannya punyaku!" Rika menatap wanita paruh baya itu pandangan ta jam. "Semua bukti trans fer untuk material dan tukang ada sama aku. Jadi aku punya hak penuh atas bangunan ini, dan sekarang aku memilih untuk me ro boh kan nya karena kalian nggak bisa diajak bicara baik-baik."
"Benar-benar ku rang a jar ya kamu jadi pe rem pu an!" Ke ri bu tan akhirnya pe cah, Yuda mendekat hendak me nam par Rika. Namun Rendy bergerak cepat untuk memegangi tangan Yuda dan meng hem pas kan nya dengan ka sar.
"Berani kamu me nyen tuh Rika, aku pastikan kamu akan mem bu suk di pen ja ra!" ucap Rendy penuh penekanan.
Iga yang khawatir dengan Rika, menarik adik iparnya untuk sedikit menjauh dari ke ri bu tan tersebut.
"Rika, kamu udah yakin mau ro bo hin rumah ini?" bisik Iga, wajahnya penuh dengan ke ce ma san.
"Yakin dua ratus persen, Mbak. Aku nggak rela mereka menang dan bersenang-senang di atas ker ja ke ras ku," jawab Rika penuh keyakinan.
Pintu rumah Yuda tiba-tiba saja terbuka. Fara masuk dengan terburu-buru dan langsung menghampiri Yuda serta Bu Indah.
"Mas, Rika ngapain ke sini lagi? Di kan udah di u sir sama Ibu?" Fara berbisik di telinga Yuda. Sementara ekor matanya teris mengarah kepada Rika.
Bu Indah langsung me nga du kepada se ling ku han anaknya. "Itu lho, Fara. Rika datang ke sini, dia mau be li tanah ini tapi nggak mampu ba yar harga yang Ibu kasih. Eh, malah mau nge ro bo hin rumah ini. Apa nggak gi la itu namanya!"
"Me ro boh kan rumah ini? Terus Ibu sama Mas Yuda percaya gitu? Paling juga cuma omong kosong." Fara me nge jek Rika sekaligus menenangkan Bu Indah.
"Siapa yang bilang ini cuma omong kosong? Itu Mas Rendy sudah telepon pemilik alat berat untuk me ro boh kan rumah ini besok pagi," jawab Rika, suaranya terdengar datar. Namun berhasil membuat Fara gentar.
Tatapan Fara bergeser ke arah Rendy yang masih menempelkan ponsel di telinga. Perlahan, senyum percaya diri di wajah jan da mu da itu memudar. Ia sedikit merapatkan tu buh nya ke arah Yuda.
"Mas Yuda, sebaiknya kamu panggil Pak RT. La por kan kalau dia mau melakukan pe ru sa kan," perintah Fara dengan suara rendah.
Seperti ro bot yang sedang dikendalikan, Yuda mengangguk patuh dan segera bergegas untuk keluar dari rumah.
Sejurus kemudian, Rendy menutup teleponnya. "Sudah, Rik. Besok pagi jam delapan ekskavator datang."
Rika mengangguk seraya menghembuskan napas lega. Di saat bersamaan, Yuda kembali bersama seorang pria paruh baya yang merupakan RT.
"Ada apa ini, Mbak Rika? Kata Mas Yuda, Mbak mau melakukan pe ru sa kan?" tanya Pak RT dengan suara serak.
Yuda mengarahkan jari telunjuknya ke arah tiga tamunya.
"Mereka, Pak. Rika mengajak mereka datang ke sini dan katanya besok mau me ro boh kan rumah ini!" sahut Yuda, ia tak ingin memberi kesempatan kepada Rika untuk bicara.
Pak RT menatap Rika dengan kening berkerut. "Apa benar itu, Mbak Rika?"
Rika mengangguk. "Benar, Pak. Besok pagi saya akan me ro boh kan rumah ini."
"Kenapa? Bukankah Mbak Rika dulu rela ker ja bertahun-tahun di luar negeri hanya demi membangun rumah ini? Kok sekarang malah mau di ro boh kan?" Pak RT nampak kaget dengan keinginan istri Yuda itu.
Rika mengulas senyum, ia cukup lega karena ternyata orang lain tahu bahwa rumah itu dibangun dengan uaangnya.
"Bapak benar, bahkan mungkin Bapak juga tahu kalau selama ini saya yang bekerja untuk meng hi du pi Mas Yuda." Rika menarik napas sejenak untuk menahan e mo si.
"Tapi sekarang saya rasa semuanya percuma, Pak. Mas Yuda tidak menghargai saya dan malah membawa wa ni ta lain ke rumah ini saat saya bekerja," lanjut Rika bercerita, Yuda hanya bisa me lo tot tanpa mampu membantah tuduhan dari Rika.
Pak RT terdiam, ia menoleh sekilas ke arah Yuda. Lalu kembali pada Rika.
"Jadi Mas Yuda se ling kuh?" tanya Pak RT memastikan.
"Iya, Pak. Itu se ling ku han nya, didukung p**a sama Bu Indah." Kali ini Rendy mengangguk, sedangkan Fara menundukkan kepala setelah disebut sebagai se ling ku han Yuda.
Pak RT mengusap wajah sembari geleng-geleng kepala, ia seperti menyesal sudah mengikuti keinginan Yuda untuk datang ke rumah ini.
"Oalah, Mas, Mas! Udah dikasih istri yang can tik dan baik kok malah se ling kuh. Ya pantas rumahnya mau di ro bo hin sama Mbak Rika. Kalau begini saya nggak mau ikut campur. Saya p**ang aja." Pak RT memutar ba dan, akan tetapi Bu Indah langsung menghadang.
"Kok malah p**ang sih, Pak! Bukannya ngebujuk Rika biar nggak jadi ro bo hin rumah ini," keluh Bu Indah panik.
Pak Rt menghela napas berat. "Maaf, Bu. Kalau kasusnya ternyata Mas Yuda se ling kuh, saya nggak mau ikutan. Membela Mas Yuda sama dengan mendukung per se ling ku han. Lebih baik kalian minta maaf saja sama Mbak Rika, permisi!"
Bu Indah terpaksa me nying kir dari pintu dan membiarkan pria paruh baya itu pergi.
Rika tersenyum pu as melihat apa yang terjadi, ia menoleh ke arah Rendy dan Iga yang masih setia menunggunya. "Mbak, Mas. Urusan kita selesai, ayo p**ang! Besok pagi kita ke sini buat nonton peng han cu ran rumah ini."
"Rika tunggu!" Suara Bu Indah membuat wanita mu da itu urung melangkah. Ia menatap Bu Indah dengan sebelah alis terangkat.
"Ibu turunkan har ga, nggak usah lima ratus juuta. Kamu be li aja seratus jutaa nggak apa-apa, asal jangan ro boh kan rumah ini. Gimana?"
Baca cerita lengkapnya di aplikasi KBMApp ya
Judul: Merobohkan Rumah di Tanah Mertua
Nama pena: Irma N
Platform: KBMApp