19/11/2025
Pada kalam ini, al-Imam Abu Bakar at-Turtusyi menggambarkan penderitaan batin yang paling dalam, yakni ketika seseorang kehilangan nikmat, entah itu harta, jabatan, maupun kekuasaan, tetapi keinginan duniawinya masih menyala dan tidak mereda. Sementara, di saat yang sama, ia tak lagi memiliki kemampuan untuk memuaskan nafsunya, maka di situlah letak puncak kegelisahan manusia. Ini adalah bentuk azab batin yang tidak terlihat, tetapi bersifat sangat menghancurkan.
Kalam ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu menggantungkan diri pada kenikmatan dunia, sebab syahwat yang tak dikendalikan akan terus menuntut, walau nikmat telah sirna. Orang bijak adalah yang menahan diri, menundukkan hawa nafsu, dan mempersiapkan jiwanya menerima perubahan takdir dengan sabar dan qana’ah.