01/04/2025
Apakah macan tutul dan macan kumbang jenis yang sama?
Macan tutul ditujukan bagi jenis kucing besar dengan corak mantel bertotol, sedangkan macan kumbang untuk yang berwarna hitam.
Dunia Barat juga menyebut mereka berbeda. Leopard untuk macan tutul, sementara panther bagi macan kumbang. Hanya saja, panther juga mencakup jenis kucing besar lain yang berwarna hitam.
Secara sains, walau penampakan warna kulit berbeda, macan tutul dan macan kumbang sebenarnya satu spesies. Pengamatan detil, ditambah bukti sekuens DNA memperkuat hal itu. Kondisi warna yang lebih gelap akibat mutasi gen pada satwa seperti macan tutul itu disebut melanisme.
“Yang disebut ‘macan kumbang’ adalah macan tutul terkena melanisme, Ini merupakan mutasi genetik yang meningkatkan produksi melanin, pigmen cokelat tua yang menggelapkan bahkan warna kuning pada bulu belum tua,” ungkap Giovanni Giuseppe Bellani, dalam bukunya Felines of the World. Dia seorang zoologis.
Nama latin macan tutul adalah Panthera pardus, merupakan keluarga kucing (Felidae), dengan subfamili (Pantherinae) macan tutul, singa, harimau, jaguar, dan macan tutul salju.
Macan tutul dikenal sebagai pemanjat pohon hebat. Satu ciri adalah ekor panjangnya, membantunya stabil saat berada di atas pohon. Macan tutul juga s**a membawa mangsa ke atas pohon, untuk menghindari gangguan dari predator lain seperti singa dan hyena. Masih mengutip nukilan buku itu, macan tutul afrika bahkan mampu mengangkat mangsa yang beratnya dua kali berat badannya ke atas pohon.
Sebuah artikel yang mengulas tentang sejarah macan tutul di semenanjung Malaysia, menyebutkan bahwa leluhur macan tutul moderen berasal dari Afrika, dan sekitar satu juta tahun lalu menyebar ke berbagai wilayah dunia. Dua hingga tiga ratus ribu tahun lalu menyebar ke Asia hingga Samudera Pasifik.
Saat Sumatera, Kalimantan, dan Jawa menyatu dalam satu daratan, macan tutul diperkirakan menyebar ke tiga kawasan ini. Ada beberapa hipotesa mengapa spesies ini tidak ada di Kalimantan juga Sumatera.
Hipotesis utama mengapa macan tutul tidak dapat bertahan hidup di Sumatera dan mungkin Kalimantan, jika mereka pernah ada di sana, adalah kelangkaan sumber makanan yang dikombinasikan dengan tekanan kompetitif dari kelompok karnivora di wilayah tersebut.
“Studi perbandingan biomassa spesies mangsa potensial per satuan luas di habitat berbeda menemukan bahwa hutan tropis yang selalu hijau secara signifikan kurang produktif bagi ungulata, yang merupakan mayoritas mangsa kucing besar,” tulis Seng Yian Chew, dari National University of Singapore.
Alasan lain, bisa jadi mereka punah akibat letusan Gunung Toba lebih dari 70 ribu tahun lalu.
Sementara macan tutul di Jawa membentuk populasi tersendiri dalam waktu lama. Mereka berkembang menjadi subspesies yang berbeda dengan leluhurnya dari daratan Asia Tenggara.