01/08/2025
๐ด Di Tengah Kabut Cedera, Sebuah Mutiara Jebolan Ajax Menanti Panggilan Sang Nakhoda
Langit sedikit meredup di atas pemusatan latihan Timnas Indonesia. Kabar buruk datang dari striker andalan, Ole Romeny. Cedera yang didapatnya di ajang Piala Presiden 2025 membuatnya berpotensi besar absen saat skuad Garuda melakoni laga-laga krusial di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Oktober mendatang.
Sebuah kehilangan yang signifikan. Lini depan yang sudah padu kini timpang. Seketika, PSSI dilaporkan bergerak cepat. Radar kembali dinyalakan, menyisir benua Eropa untuk mencari sosok penyerang keturunan baru yang bisa diproses dan dinaturalisasi. Sebuah langkah yang logis, namun memakan waktu dan penuh ketidakpastian.
Namun, di tengah hiruk pikuk pencarian nama baru itu, sebuah solusi mungkin sudah ada di depan mata. Sebuah nama yang tak asing, seorang pemain yang tak perlu lagi melewati proses naturalisasi yang panjang. Ia adalah seorang jebolan akademi legendaris Ajax Amsterdam yang darahnya telah resmi Merah Putih: Ezra Walian.
Nama Ezra mungkin sedikit tersisih dari perbincangan utama dalam beberapa waktu terakhir. Namun, sang pemain tak pernah sekalipun memalingkan hatinya dari Timnas Indonesia. Di saat para petinggi mungkin sibuk mencari "pahlawan baru", sang pahlawan lama diam-diam terus menempa diri, menunggu dengan sabar panggilannya kembali.
Pemain berusia 27 tahun ini bukanlah sosok kemarin sore. Ia telah mengoleksi sembilan caps dan menyumbang tiga gol untuk Garuda. Pengalamannya di level internasional, ditambah dengan tempaan dari salah satu akademi terbaik dunia, menjadikannya opsi yang lebih dari sekadar layak.
Dan yang terpenting, ia tidak perlu diyakinkan. Hatinya sudah menjadi milik Indonesia. Dalam sebuah kesempatan, Ezra dengan tegas menyuarakan komitmennya yang tak pernah luntur.
"Saya selalu bangga memakai jersei timnas. Untuk bermain untuk negara yang besar dan juga negara yang bagus. Saya selalu siap untuk itu dan itu momen besar dalam karir saya, itulah kenapa saya dinaturalisasi,โ tegas Ezra.
Kalimat itu bukan sekadar pernyataan. Itu adalah sebuah janji setia, sebuah pengingat bahwa ada seorang prajurit yang selalu siap sedia kapan pun negara memanggil.
Kini, bola berada di tangan sang nakhoda, Patrick Kluivert. Ia dihadapkan pada dua pilihan. Pilihan pertama adalah menempuh jalan panjang dan birokratis untuk mendatangkan wajah baru yang masih perlu beradaptasi.
Pilihan kedua adalah menengok kembali ke dalam skuad yang ada, kepada seorang pemain yang sudah terbukti, yang tak perlu diragukan lagi nasionalismenya, dan yang jiwanya selalu membara untuk Merah Putih.
Di saat genting seperti ini, terkadang jawaban terbaik bukanlah sesuatu yang harus dicari jauh-jauh, melainkan sesuatu yang selama ini sudah ada di sana. Dan Ezra Walian, sang mutiara jebolan Ajax itu, kini menanti dalam diam, berharap sang pelatih melihatnya.๐ฑ๐ฎ๐ฉ๐ฅ๐ฅ๐ฅ