Sangtorayan

Sangtorayan Galeri budaya dan adat suku Toraja
(1)

Presiden Prabowo Beri Amnesti ke Yulianus Paonganan, Tokoh Penghina Jokowi==================================Presiden Rep...
02/08/2025

Presiden Prabowo Beri Amnesti ke Yulianus Paonganan, Tokoh Penghina Jokowi
==================================
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi memberikan amnesti kepada 1.178 narapidana dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Di antara nama-nama yang menerima pengampunan tersebut adalah Yulianus Paonganan alias Ongen, seorang aktivis dan akademisi yang pernah dipidana karena unggahannya yang mengkritik Presiden Joko Widodo pada tahun 2015.

Yulianus sebelumnya divonis hukuman penjara karena dianggap melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Kala itu, ia dikenal sebagai salah satu tokoh publik yang kerap menyuarakan kritik keras terhadap pemerintahan Jokowi, terutama melalui media sosial. Unggahannya yang menyinggung isu reklamasi dan menyertakan tagar-tagar provokatif dianggap sebagai penghinaan terhadap kepala negara.

Amnesti yang diberikan oleh Presiden Prabowo juga mencakup sejumlah tokoh lainnya, termasuk Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan ini diambil sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat rekonsiliasi nasional dan menjaga keutuhan bangsa menjelang peringatan Hari Kemerdekaan.

Menteri Hukum dan HAM, Supratman Andi Agtas, menjelaskan bahwa amnesti diberikan kepada berbagai kelompok, termasuk lansia, penyandang disabilitas, korban penyalahgunaan narkoba, hingga individu yang tersangkut kasus penghinaan simbol negara. Ia menegaskan bahwa seluruh proses pengusulan telah melalui mekanisme hukum dan administratif yang berlaku, serta bukan bentuk campur tangan langsung Presiden dalam sistem peradilan.

“Ini bagian dari semangat merajut persatuan. Amnesti bukan berarti menghapus seluruh rekam jejak pelanggaran, namun memberi ruang bagi mereka untuk melanjutkan kehidupan secara lebih produktif di tengah masyarakat,” ujar Supratman dalam konferensi pers di Jakarta.

Sementara itu, pengamat menilai kebijakan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahan Prabowo ingin membuka lembaran baru, termasuk terhadap kelompok atau tokoh-tokoh yang selama ini berada di luar lingkaran kekuasaan.

Kendati demikian, keputusan ini juga menuai sejumlah tanggapan beragam dari publik. Sebagian mengapresiasi langkah rekonsiliasi ini, namun ada p**a yang mengkhawatirkan potensi banalitas hukum jika pemberian amnesti tidak dibarengi dengan kajian mendalam terhadap dampak dan presedennya.



Sumber:
• Detik News – “Selain Hasto, Prabowo Juga Beri Amnesti ke Yulianus Paonganan Penghina Jokowi”
• Republika – “Mengenal Ongen, Pencipta Drone Dipenjara Era Jokowi Dapat Amnesti Prabowo”
• Reuters – “Indonesian President Prabowo Pardons Political Opponents”
• Kompas TV – “Para Penerima Amnesti Prabowo”













29/07/2025

Ma’ Palanggan Lakkian

“Ayah Anak Beda Warna!” – Anak Toraja Kota Menggugat .===================================Sebuah Gugatan Identitas Anak T...
28/07/2025

“Ayah Anak Beda Warna!” – Anak Toraja Kota Menggugat .
===================================
Sebuah Gugatan Identitas Anak Toraja Kota

“Apa salahku bila aku lahir di kota? Haruskah aku jadi Toraja seperti yang ayah inginkan, dengan cara yang ia pahami—bukan yang aku rasakan?”

Buku “Ayah Anak Beda Warna!” karya Tino Saroengallo bukan hanya sebuah kump**an esai, melainkan cermin jujur bagi anak-anak perantau—khususnya anak Toraja—yang lahir dan besar jauh dari kampung halaman. Dalam buku ini, Tino mengajak pembaca menyelami konflik batin seorang anak Toraja kota yang hidup di antara dua dunia: satu dunia tradisi yang mengikat kuat di kampung, dan satu dunia modern yang membentuk identitasnya di kota.

Buku ini menyuarakan kegelisahan generasi muda yang merasa ‘berbeda warna’ dengan orang tuanya. “Warna” yang dimaksud bukan hanya tentang cara berpakaian atau berbicara, tapi cara berpikir, cara merayakan hidup, dan cara memahami makna menjadi “Toraja” itu sendiri.

Lewat gaya tulis yang lugas dan jujur, penulis menggugat keharusan menjalani ritual adat yang tak lagi ia pahami maknanya. Ia bertanya—apakah cinta kepada leluhur hanya bisa ditunjukkan dengan cara yang sudah ditetapkan sejak dulu? Apakah seorang anak yang tak tahu bahasa Toraja, tak bisa menari Ma’badong, atau tak pernah ikut Rambu Solo’ masih bisa dianggap Toraja?

Dalam kebisingan kota yang menelan ingatan budaya, buku ini menjadi panggilan untuk berdialog tentang identitas:
➡️ Bagaimana caranya tetap menjadi “anak daerah” tanpa kehilangan jati diri kota?
➡️ Apakah kita berhak memilih cara kita sendiri mencintai budaya leluhur?
➡️ Siapa yang paling berhak menentukan keaslian sebuah identitas?

🔖 KESIMPULAN :
“Ayah Anak Beda Warna!” bukan sekadar buku, ini adalah suara hati dari anak-anak bangsa yang mencari jalan p**ang—bukan ke kampung halaman, tapi ke dalam diri mereka sendiri. Suatu karya berani yang menyentuh dan menggugah, sekaligus membuka ruang dialog yang selama ini kerap dihindari dalam keluarga dan komunitas adat.

📍INFO BUKU
• Judul: Ayah Anak Beda Warna!
• Penulis: Tino Saroengallo
• Subjudul: Anak Toraja Kota Menggugat
• Penerbit: Tembi Rumah Budaya Baru

























Apa kareba “Sangtorayan”.
26/07/2025

Apa kareba “Sangtorayan”.

Baru Diresmikan, Penerbangan Manado–Toraja Resmi Dihentikan!===================================Tana Toraja, 22 Juli 2025...
22/07/2025

Baru Diresmikan, Penerbangan Manado–Toraja Resmi Dihentikan!
===================================
Tana Toraja, 22 Juli 2025 — Masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara dikejutkan dengan kabar penghentian penerbangan rute Manado–Toraja, yang baru saja diresmikan kurang dari sebulan lalu. Padahal rute ini sempat menjadi harapan baru untuk mendukung pariwisata dan konektivitas antara dua daerah kaya budaya ini.

Penerbangan yang dibuka pada 7 Juli 2025 lalu oleh Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, sempat digadang-gadang sebagai rute udara terpendek dan tercepat untuk menjangkau Tana Toraja dari Manado. Namun sayangnya, rute ini resmi dihentikan oleh Lion Group.

Kabar ini dibenarkan langsung oleh Station Manager Lion Air Manado, Suharto Runtu, kepada awak media. Meski begitu, hingga kini belum ada penjelasan resmi terkait penyebab utama penghentian rute tersebut. Ada dugaan bahwa jumlah penumpang yang minim dan masalah operasional internal menjadi faktor pendorong, namun informasi ini belum dikonfirmasi.

Saat ditanya oleh media, Gubernur Sulawesi Utara menyampaikan pernyataan singkat:

“Makanya jangan diribut-ributi terus.”
Ucapan ini menandakan bahwa penghentian ini masih dalam evaluasi dan mungkin bersifat sementara, meski belum ada kejelasan soal kemungkinan dibukanya kembali rute ini di masa mendatang.

🛬 Harapan yang Pupus

Banyak pihak, khususnya masyarakat Toraja, menyayangkan penghentian ini. Rute Manado–Toraja semestinya menjadi angin segar bagi pengembangan sektor pariwisata dan kemudahan akses bagi pelaku UMKM, pelajar, dan warga perantauan.

Diharapkan, pemerintah dan maskapai dapat kembali mengevaluasi peluang dibukanya rute ini, terutama jika ada dukungan logistik dan promosi yang lebih kuat di masa mendatang.



📌 Sumber berita:
• Manado Post – 22 Juli 2025
• Manado Post – Gubernur Bicara Soal Penghentian



🔖

Selamat hari jadi Kabupaten Toraja Utara yang ke-17,Sukses beserta pemimpin Baru 🙏.                                     ...
22/07/2025

Selamat hari jadi Kabupaten Toraja Utara yang ke-17,Sukses beserta pemimpin Baru 🙏.

Honorer Lama Kecewa, Diduga Ada “Honorer Siluman” Lolos PPPK di Toraja Utara================================Kekecewaan m...
21/07/2025

Honorer Lama Kecewa, Diduga Ada “Honorer Siluman” Lolos PPPK di Toraja Utara
================================

Kekecewaan mendalam dirasakan sejumlah tenaga honorer di Toraja Utara setelah pengumuman kelulusan PPPK Tahap II. Mereka merasa dirugikan karena mendapati nama-nama yang tidak dikenal sebagai rekan kerja selama ini, justru dinyatakan lulus dalam seleksi tersebut.

Menurut keterangan dari beberapa honorer yang sudah mengabdi bertahun-tahun di instansi pemerintahan, terdapat nama-nama yang tidak pernah mereka temui bekerja sehari pun, namun lolos sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius terkait keabsahan data peserta dan proses seleksi yang dilakukan.

Para tenaga honorer yang merasa dirugikan meminta kejelasan dari pihak terkait dan mendesak agar ada audit menyeluruh terhadap data peserta. Mereka juga mengusulkan agar kelulusan peserta yang diragukan segera dievaluasi, bahkan dibatalkan bila terbukti tidak sesuai prosedur.

“Sudah lama kami bekerja, bahkan bertahun-tahun di pelayanan publik, tapi justru yang tak pernah kelihatan malah lulus. Kami merasa sangat kecewa dan tidak dihargai,” ujar salah satu honorer yang tak ingin disebut namanya.

Fenomena ini diduga bukan hanya terjadi di Toraja Utara. Di beberapa daerah lain di Indonesia, kasus serupa juga dilaporkan, menunjukkan potensi sistem yang lemah dalam validasi kepegawaian dan seleksi ASN.

Dengan mencuatnya kasus ini, para honorer berharap pemerintah daerah bersama instansi terkait seperti BKPSDM dan BKN segera mengambil langkah cepat dan transparan agar keadilan dapat ditegakkan.



📌 Sumber:
Timur Terkini. “Tenaga Honorer Kecewa, Diduga Dirugikan oleh ‘Honorer Siluman’ yang Lolos PPPK Tahap II”.

Penerbangan Toraja–Makassar Dihentikan Wings Air, Penumpang Sepi==================================Maskapai Wings Air res...
20/07/2025

Penerbangan Toraja–Makassar Dihentikan Wings Air, Penumpang Sepi
==================================
Maskapai Wings Air resmi menghentikan sementara rute penerbangan Bandara Toraja (Tana Toraja) ke Makassar (Sultan Hasanuddin). Alasan utama adalah rendahnya jumlah penumpang dalam beberapa bulan terakhir. Menurut otoritas bandara, pembatalan ini mulai berlaku sejak 1 Juli 2025. Kini hanya ada satu maskapai, Susi Air, yang melayani penerbangan ke/dari Bandara Toraja.

Langkah ini menjadi perhatian serius karena menyangkut konektivitas dan pariwisata Toraja yang sedang dikembangkan.



📍 Sumber: DetikSulsel
📅 Tanggal: 19 Juli 2025


20/07/2025

Katongkonan,Upacara Pemakaman (Rambu Solo') - Lempo.

Baine Toraya.
20/07/2025

Baine Toraya.

MENGAPA MAMASA MASIH SERING DISEBUT DAN DIKAIT-KAITAKAN DENGAT TORAJA ?==================================Meski kini menj...
20/07/2025

MENGAPA MAMASA MASIH SERING DISEBUT DAN DIKAIT-KAITAKAN DENGAT TORAJA ?
==================================

Meski kini menjadi kabupaten tersendiri di Provinsi Sulawesi Barat, Mamasa masih sering disebut bagian dari Toraja. Hal ini bukan tanpa alasan.

🔸 Asal-usul yang Sama
Mamasa dan Toraja berasal dari rumpun etnis yang sama, yakni suku Toraja—orang pegunungan di Sulawesi bagian tengah-selatan. Nama “Toraja” sendiri konon sala satu asal nama dari sebutan kata Bugis “to riaja”, yang berarti orang dari dataran tinggi.

🔸 Bahasa dan Adat yang Serupa
Bahasa Mamasa sangat mirip dengan bahasa Toraja Sa’dan. Ritual adat seperti Rambu Solo’ dan Rambu Tuka’, rumah adat Tongkonan, serta ukiran khas Toraja juga ditemukan di Mamasa.

🔸 Identitas Budaya
Masyarakat Mamasa hingga kini tetap menjunjung adat dan budaya Toraja. Bahkan banyak yang menyebut diri mereka sebagai Toraja Mamasa, untuk menegaskan akar budayanya.

🔸 Wilayah Adat vs Administrasi
Secara administratif, Mamasa memang berada di luar Toraja. Namun secara adat dan budaya, Mamasa tetap merupakan bagian dari wilayah budaya Toraja Raya.



📚 Sumber:
• “Toraja Mamasa” – Ensiklopedia Budaya Indonesia, Kemendikbud.go.id
• Ulli, John. Toraja: Kepercayaan, Ritual dan Seni di Sulawesi (2000)
• Diskominfo Mamasa, mamasakab.go.id
• Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (KBBI Kemendikbud)



Address

Lili’na Lepongan Bulan Bontingna Matari’ Allo
Rantepao

Telephone

+6282291844730

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Sangtorayan posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Sangtorayan:

Share

Suku Toraya

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Pop**asinya diperkirakan sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian dataran Luwu dan Sulawesi Barat.Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah “orang yang berdiam di sebelah barat”. Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.Wilayah Tana Toraja juga digelar Tondok Lili’na Lapongan Bulan Tana Matari’ Allo arti harfiahnya adalah “Negri yang bulat seperti bulan dan matahari”. Wilayah ini dihuni oleh satu etnis (Etnis Toraja).MitosMenurut mitos, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan “tangga dari langit” untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa - dalam bahasa Toraja).Lain lagi versi dari DR. C. CYRUT seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk lokal yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang notabene adalah imigran dari Teluk Tongkin (daratan Tiongkok). Proses akulturasi antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indochina dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.AlukAluk adalah merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa oleh kaum imigran dari dataran Indochina pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.Aluk Sanda SaratuTokoh penting dalam penyebaran aluk ini antara lain: Tomanurun Tambora Langi’ yang merupakan pembawa aluk Sabda Saratu yang mengikat penganutnya dalam daerah terbatas yakni wilayah Tallu Lembangna.Aluk Sanda Pitunna (7777777)Wilayah baratTokoh penting dalam penyebaran aluk ini di wilayah barat Tana Toraja yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu’ yang menyebarkan ke daerah Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, dengan memperkenalkan kepada masyarakat setempat suatu pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja “to unnirui’ suke pa’pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata sosial yang tidak mengenal strata.Wilayah timurDi wilayah timur Tana Toraja, Pasontik bersama Burake Tambolang menyebarkannya ke daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta’bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan memperkenalkan pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : “To Unnirui’ suke dibonga, To unkandei kandean pindan”, yaitu pranata sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial.Wilayah tengahTangdilino bersama Burake Tangngana menyebarkan aluk ke wilayah tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial “To unniru’i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan”. Kesatuan adat Seluruh Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo ( wilayah Tana Toraja) diikat oleh salah satu aturan yang dikenal dengan nama Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo yang secara harafiahnya berarti “Negri yang bulat seperti bulan dan Matahari”. Nama ini mempunyai latar belakang yang bermakna, persekutuan negeri sebagai satu kesatuan yang bulat dari berbagai daerah adat. Ini dikarenakan Tana Toraja tidak pernah diperintah oleh seorang penguasa tunggal, tetapi wilayah daerahnya terdiri dari kelompok adat yang diperintah oleh masing-masing pemangku adat dan ada sekitar 32 pemangku adat di Toraja. Karena perserikatan dan kesatuan kelompok adat tersebut, maka diberilah nama perserikatan bundar atau bulat yang terikat dalam satu pandangan hidup dan keyakinan sebagai pengikat seluruh daerah dan kelompok adat tersebut.Upacara adatDi wilayah Kab. Tana Toraja terdapat dua upacara adat yang amat terkenal , yaitu upacara adat Rambu Solo’ (upacara untuk pemakaman) dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu’, serta Ma’nene’, dan upacara adat Rambu Tuka. Upacara-upacara adat tersebut di atas baik Rambu Tuka’ maupun Rambu Solo’ diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya.Rambu SoloAdalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga yang almarhum membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.Tingkatan upacara Rambu SoloUpacara Rambu Solo terbagi dalam beberapa tingkatan yang mengacu pada strata sosial masyarakat Toraja, yakni:


  • Dipasang Bongi: Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan dalam satu malam saja.

  • Dipatallung Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan.

  • Dipalimang Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan.