Bhina News

Bhina News Rangkuman Publikasi Kegiatan Bhina Raharja Grup

06/08/2025

*Insight Kesehatan*

//ASI, Investasi Masa Depan Bagi Buah Hati//

Rembang - Tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia.

Pekan ASI Sedunia 2025 hadir sebagai pengingat bahwa menyusui bukan hanya tanggung jawab Bunda, tetapi juga membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar.

Menyusui bukan sekadar proses memberi makan, melainkan bentuk investasi jangka panjang untuk masa depan Si Kecil.

Setiap tetes ASI membawa manfaat luar biasa yang mendukung pertumbuhan, perkembangan otak, dan daya tahan tubuh anak sejak usia dini. Tak hanya itu, menyusui juga memperkuat ikatan emosional antara ibu dan buah hati.

Dengan menciptakan ruang yang nyaman dan kebijakan yang ramah keluarga, kita turut serta membangun masa depan generasi yang lebih sehat dan tangguh.

Yuk Bunda, simak informasi lengkap seputar Pekan ASI Sedunia 2025 dan apa saja manfaat memberikan ASI eksklusif untuk bayi sebagai investasi masa depan buah hati kita.

Dengan mengusung tema Invest in breastfeeding, invest in the future, Pekan ASI Sedunia 2025 mengajak semua pihak untuk melihat menyusui sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.

Tahun ini, World Breastfeeding Week (WBW) 2025 mengangkat tema 'Enabling Breastfeeding: Making a difference for working parents' yang bila diterjemahkan menjadi: "Memungkinkan Pemberian ASI: Menciptakan Perubahan bagi Orang Tua yang Bekerja"

Tema ini menyoroti pentingnya dukungan menyeluruh bagi para orang tua pekerja dalam menjalani proses menyusui, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Organisasi seperti WABA, WHO, dan UNICEF ingin mengajak masyarakat global untuk mendorong terciptanya kebijakan ramah keluarga, cuti melahirkan yang memadai, serta ruang menyusui yang layak di tempat kerja.

Dengan lingkungan yang mendukung, orang tua dapat menjalani masa menyusui dengan nyaman tanpa harus mengorbankan karier maupun kesehatan Si Kecil.

Kampanye Pekan ASI Sedunia 2025 menitikberatkan pada peran para pemangku kepentingan seperti pemerintah, pemberi kerja, fasilitas layanan kesehatan, komunitas, serta media untuk memastikan bahwa orang tua pekerja mendapatkan hak dan akses untuk menyusui atau memerah ASI dengan layak dan aman.

Melalui kampanye ini, WABA (World Alliance for Breastfeeding) mendorong Dukungan kebijakan yang adil dan setara bagi orang tua pekerja, baik di sektor formal maupun informal; Kesadaran tentang pentingnya lingkungan kerja yang mendukung menyusui; Akses konseling menyusui yang berkualitas; dan Perlindungan terhadap praktik pemasaran pengganti ASI yang tidak etis.

Kampanye ini juga menekankan pentingnya kerja sama antar berbagai sektor untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung ibu dan bayi.

Pesan Utama Pekan ASI Sedunia 2025 Berdasarkan rilis resmi WABA, melalui lima pesan kunci yang diangkat dalam Pekan ASI Sedunia tahun ini:

1. Perpanjang cuti melahirkan agar ibu dapat menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi.

2. Lindungi hak orang tua pekerja di semua sektor termasuk sektor informal.

3. Sediakan ruang menyusui yang layak dan bersih di tempat kerja.

4. Berikan waktu kerja fleksibel dan istirahat menyusui yang cukup.

5. Tingkatkan dukungan lintas sektor dari pemerintah, tempat kerja, dan komunitas.

Manfaat memberikan ASI eksklusif untuk bayi dan ibu menyusui yang dikutip dari laman UPK Kementerian Kesehatan:

1. Mencegah terserang penyakit
Kandungan antibodi dalam ASI membantu memperkuat sistem imun bayi, menjadikannya lebih tahan terhadap infeksi, virus, dan bakteri yang bisa membahayakan kesehatan.

2. Mendukung perkembangan otak dan fisik bayi
ASI kaya akan zat gizi penting seperti DHA dan AA, yang berperan besar dalam pembentukan otak dan sistem saraf. Ini menjadikan ASI sebagai asupan utama yang menunjang kecerdasan dan perkembangan fisik bayi sejak dini.

3. Meningkatkan sistem imun bayi
Zat aktif dalam ASI membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi, mengurangi risiko penyakit, terutama pada masa awal kehidupan saat sistem imun masih belum matang.

4. Mengurangi risiko alergi dan penyakit kronis
ASI membantu mencegah munculnya alergi, asma, dan penyakit kronis lainnya pada bayi karena mengandung imunoglobulin yang melindungi tubuh dari reaksi alergi dan peradangan.

5. Mengatasi rasa trauma pasca persalinan
Bagi Bunda yang baru melahirkan, menyusui dapat menjadi terapi alami untuk mengurangi stres dan trauma pascamelahirkan. Proses ini mendorong pelepasan hormon oksitosin yang mendukung pemulihan emosional dan memperkuat ikatan batin Bunda dan Si Kecil.

6. Meningkatkan kesehatan mental ibu
Menyusui secara eksklusif dapat membantu menurunkan risiko gangguan psikologis seperti depresi pascapersalinan dan baby blues, berkat interaksi intens yang terjadi selama menyusui.

7. Mencegah risiko kanker payudara dan ovarium
Risiko terkena kanker payudara dan ovarium dapat menurun pada Bunda yang menyusui. Hal ini terkait dengan penurunan kadar hormon estrogen selama masa menyusui.

Dengan banyaknya manfaat yang diberikan, menyusui secara eksklusif merupakan bentuk investasi jangka panjang bagi kesehatan dan masa depan Si Kecil.

Di Rumah Sakit Bhina Bhakti Husada Rembang, kami memahami pentingnya perayaan pekan ASI sedunia, dengan memberikan penghargaan kepada Bunda yang menyusui buah hatinya.

Selamat memperingati Pekan ASI Sedunia

πŸ“Έ : Pusdiklat RS. Bhina Bhakti Husada

05/08/2025

*Insight Kesehatan*

//Ayah Bunda, Pastikan Miliki Buku Pink KIA untuk Pantau Kesehatan Ibu dan Tumbuh Kembang Anak//

Rembang - Buku pink untuk ibu hamil, juga dikenal sebagai Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, dan anak usia 0-6 tahun.

Buku ini penting untuk memantau kesehatan ibu dan anak, serta mencatat riwayat kesehatan mereka.

Fungsi Buku Pink (KIA) ini diantaranya adalah sebagai Dokumentasi Kesehatan, sebagai catatan penting mengenai kondisi kesehatan ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga pertumbuhan anak.

Buku pink juga membantu memantau perkembangan janin dari awal kehamilan hingga setelah persalinan, serta perkembangan anak selanjutnya.

Buku ini berisi informasi mengenai perawatan kesehatan ibu dan anak, termasuk panduan untuk menjaga kesehatan selama kehamilan, menyusui, dan tumbuh kembang anak.

Buku ini digunakan untuk mencatat hasil pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, termasuk pemeriksaan rutin di puskesmas, posyandu, atau fasilitas kesehatan lainnya.

Cara Mendapatkan Buku Pink ini biasanya diberikan secara gratis oleh puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya saat ibu hamil melakukan pemeriksaan pertama.

Selain pemberian gratis di fasilitas kesehatan, buku pink ini juga dapat diunduh dalam format PDF di website kementerian kesehatan RI

Tips Penggunaan buku ini, selalu bawa buku pink saat melakukan pemeriksaan kehamilan, persalinan, atau pemeriksaan kesehatan anak.

Pastikan data yang tertera di buku pink diisi dengan benar dan lengkap.

Serta lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan konsultasikan dengan tenaga medis jika ada keluhan.

Pahami informasi yang tertera di dalam buku pink agar dapat menjaga kesehatan ibu dan anak dengan baik.

RS Bhina Bhakti Husada Rembang melalui siniar "Bhina Talk" yang menghadirkan Dokter Spesialis Anak, A Fathoni Kurnia, memaparkan pentingnya informasi dalam buku KIA untuk memantau tumbuh kembang anak secara normatif.

Ayah Bunda diharapkan dapat selalu memantau optimalisasi tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun melalui standar dalam buku KIA tersebut dan berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi gangguan kesehatan maupun tumbuh kembang anak.

Siniar dengan tema tips optimalisasi tumbuh kembang anak ini telah tayang di saluran youtube RS Bhina Bhakti Husada Rembang.

πŸ“Έ : Pusdiklat RS. Bhina Bhakti Husada

04/08/2025
02/08/2025

*Insight Kesehatan*

//Penting ! Simulasi Respon Bencana Sebagai Antisipasi Kerawanan Potensinya//

Rembang - Simulasi bencana adalah proses pelatihan yang bertujuan untuk mempersiapkan individu atau komunitas dalam menghadapi situasi darurat atau bencana alam.

Kegiatan ini menjadi sangat penting, terutama di negara yang sering mengalami bencana alam seperti Indonesia, yang rawan gempa bumi, banjir, dan kekeringan.

Melalui simulasi, peserta dapat belajar mengenai prosedur evakuasi, pengelolaan sumber daya, serta tanggung jawab masing-masing dalam situasi krisis.

Simulasi bencana memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana sebuah komunitas atau organisasi merespons ketika terjadi bencana.

Latihan ini membantu meningkatkan kesiapsiagaan dan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta. Misalnya, setelah mengikuti simulasi penanganan bencana, masyarakat/warga/komunitas dapat lebih tenang dan terorganisir saat merespons situasi darurat yang sebenarnya.

Rumah Sakit Bhina Bhakti Husada Rembang, sebagai salah satu badan layanan kesehatan terpercaya di Kabupaten Rembang, baru baru ini telah melaksanakan seminar awam kedaruratan medis dan simulasi respon bencana.

Kegiatan ini dilakukan tentu saja sebagai respon atas potensi kerawanan bencana khususnya di Kabupaten Rembang.

Dilaksanakan pada Kamis (31/7/2025) di gelaran event Rembang expo melalui kolaborasi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Dr. Corona Rintawan, Sp.EM, KDM, FICER sebagai narasumber mengatakan simulasi ini untuk melatih warga/relawan/komunitas dalam menangani kegawatdaruratan medis yang terjadi saat terjadi bencana, khususnya teknis mengangkat korban dan melakukan CPR.

Melalui seminar kegawatdaruratan medis dan simulasi respon bencana ini terungkap bahwa masyarakat memiliki peran krusial dalam efektivitas simulasi bencana.

Keterlibatan masyarakat menciptakan dukungan dan kolaborasi yang lebih baik dalam penanggulangan bencana.

Di beberapa daerah, komunitas mendirikan kelompok relawan yang dilatih untuk melakukan simulasi secara berkala, memastikan bahwa semua anggota masyarakat memahami prosedur keselamatan dan siap untuk bertindak ketika bencana terjadi.

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi saat melaksanakan simulasi bencana. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran dan partisipasi dari masyarakat.

Banyak orang yang tidak menyadari pentingnya latihan ini, sehingga mereka enggan untuk berpartisipasi.

Selain itu, koordinasi antara berbagai instansi, seperti pemerintah, sekolah, dan organisasi non-pemerintah kadang-kadang tidak berjalan dengan baik, yang dapat mengurangi efektivitas simulasi yang dilakukan.

Simulasi bencana merupakan alat yang sangat efektif dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana.

Dengan pelatihan yang baik dan partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat, kita dapat mengurangi dampak bencana dan menyelamatkan nyawa.

Upaya untuk terus melakukan simulasi bencana harus diperkuat agar dapat membangun budaya kesiapsiagaan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

πŸ“Έ : Pusdiklat RS. Bhina Bhakti Husada

30/07/2025

//Jempolan! RS Bhina Rembang Bangun Komunikasi Lanjutan Kepada Pasien Pasca Perawatan//

Rembang - Perhatian rumah sakit kepada eks pasiennya mencakup berbagai aspek, mulai dari komunikasi berkelanjutan hingga dukungan emosional dan pemantauan kesehatan.

Rumah sakit perlu memastikan pasien merasa diperhatikan dan didukung setelah meninggalkan fasilitas kesehatan, baik melalui tindak lanjut medis maupun upaya untuk menjaga kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Tindak Lanjut Medis yang dilakukan oleh Rumah Sakit dapat berupa kegiatan :

Kontrol Rutin: Menjadwalkan pertemuan tindak lanjut untuk memantau kondisi kesehatan pasien pasca perawatan.

Konsultasi: Memberikan akses mudah untuk konsultasi medis jika pasien mengalami masalah kesehatan setelah keluar dari rumah sakit.

Penyediaan Informasi: Memberikan informasi yang jelas tentang pengobatan, obat-obatan, dan perawatan yang diperlukan di rumah.

Selain tindak lanjut medis, Rumah Sakit juga dapat memberikan dukungan emosional kepada eks pasiennya dengan melaksanakan kegiatan :

Komunikasi: Menjaga saluran komunikasi terbuka, baik melalui tatap muka langsung, telepon, pesan, atau platform digital, untuk memberikan dukungan dan menjawab pertanyaan pasien.

Empati: Menunjukkan empati dan kepedulian terhadap pengalaman pasien selama perawatan dan setelahnya.

Akses Informasi: Memberikan akses ke sumber daya dan informasi yang dapat membantu pasien mengatasi tantangan emosional yang mungkin mereka hadapi.

Dalam proses komunikasi tersebut, Rumah Sakit dapat memberikan dukungan kepada eks pasien berupa :

Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat, pencegahan penyakit, dan pentingnya menjaga kesehatan.

Program Kesehatan: Menawarkan program kesehatan yang dirancang untuk membantu pasien menjaga kesehatan mereka secara keseluruhan.

Advokasi: Memberikan advokasi kepada pasien untuk memastikan mereka mendapatkan perawatan yang sesuai dan hak-hak mereka terpenuhi.

Yang tak kalah penting, manfaat jalinan komunikasi tersebut dapat p**a mendukung Rumah Sakit dalam kegiatan :

Survei Kepuasan: Mengumpulkan umpan balik dari pasien melalui survei kepuasan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Evaluasi Pelayanan: Melakukan evaluasi internal secara berkala untuk memastikan bahwa rumah sakit memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, termasuk eks pasien.

Perhatian berkelanjutan dari rumah sakit kepada eks pasien memiliki dampak positif pada pemulihan pasien, kepuasan pasien, dan reputasi rumah sakit.

Dengan memberikan perhatian yang tulus dan komprehensif, rumah sakit dapat membangun hubungan yang kuat dengan pasien, meningkatkan kepercayaan, dan berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

RS Bhina Bhakti Husada Rembang, sebagai salah satu Rumah Sakit terbaik di Jawa Tengah secara konsisten memberikan perhatian kepada eks pasien pasca perawatan di Rumah Sakit.

Sila simak video dokumentasi RS Bhina Bhakti Husada Rembang saat memberikan dukungan emosional dan pendampingan informasi kesehatan kepada eks pasiennya yang baru saja melakukan operasi digestif di RS Bhina Bhakti Husada Rembang.

Narasi : redaksi Bhina News
πŸ“Έ : RS Bhina Bhakti Husada Rembang

28/07/2025

//Terjun Lapangan, RS Bhina Bhakti Husada Sosialisasikan Pentingnya Kesehatan Mental Remaja dan Pelajar//

Rembang - Masa remaja adalah masa yang unik dan formatif. Perubahan fisik, emosional, dan sosial, termasuk paparan kemiskinan, pelecehan, atau kekerasan, dapat membuat remaja rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Melindungi remaja dari kesulitan, mendorong pembelajaran sosio-emosional dan kesejahteraan psikologis, serta memastikan akses ke layanan kesehatan mental sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka selama masa remaja dan dewasa.

Secara global, diperkirakan satu dari tujuh (14%) anak berusia 10–19 tahun mengalami kondisi kesehatan mental, namun kondisi ini sebagian besar belum dikenali dan belum diobati.

Remaja dengan kondisi kesehatan mental sangat rentan terhadap pengucilan sosial, diskriminasi, stigma (yang memengaruhi kesiapan untuk mencari bantuan), kesulitan pendidikan, perilaku pengambilan risiko, kesehatan fisik yang buruk, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Masa remaja merupakan masa krusial untuk mengembangkan kebiasaan sosial dan emosional yang penting bagi kesejahteraan mental.

Kebiasaan-kebiasaan ini meliputi penerapan pola tidur sehat; berolahraga secara teratur; mengembangkan keterampilan koping, pemecahan masalah, dan interpersonal; serta belajar mengelola emosi.

Lingkungan yang protektif dan suportif dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat luas sangatlah penting.

Berbagai faktor memengaruhi kesehatan mental. Semakin banyak faktor risiko yang dihadapi remaja, semakin besar potensi dampaknya terhadap kesehatan mental mereka.

Faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap stres selama masa remaja meliputi paparan terhadap kesulitan, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dan eksplorasi identitas.

Pengaruh media dan norma gender dapat memperparah kesenjangan antara realitas kehidupan remaja dan persepsi atau aspirasi mereka untuk masa depan.

Penentu penting lainnya meliputi kualitas kehidupan rumah tangga dan hubungan dengan teman sebaya. Kekerasan (terutama kekerasan seksual dan perundungan), pola asuh yang kasar, serta masalah sosial dan ekonomi yang serius merupakan risiko yang diketahui terhadap kesehatan mental.

Beberapa remaja berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental akibat kondisi tempat tinggal mereka, stigma, diskriminasi atau pengucilan, atau kurangnya akses terhadap dukungan dan layanan berkualitas.

Ini termasuk remaja yang tinggal di lingkungan yang rentan dan rentan bencana; remaja dengan penyakit kronis, gangguan spektrum autisme, disabilitas intelektual, atau kondisi neurologis lainnya; remaja hamil, orang tua remaja, atau mereka yang menikah dini atau dipaksa menikah; anak yatim piatu; dan remaja dari latar belakang etnis atau seksual minoritas atau kelompok terdiskriminasi lainnya.

Gangguan emosional
Gangguan emosional umum terjadi pada remaja. Gangguan kecemasan (yang mungkin melibatkan kepanikan atau kekhawatiran berlebihan) paling umum pada kelompok usia ini dan lebih umum terjadi pada remaja yang lebih tua daripada remaja yang lebih muda.

Diperkirakan 4,4% remaja usia 10–14 tahun dan 5,5% remaja usia 15–19 tahun mengalami gangguan kecemasan.

Depresi diperkirakan terjadi pada 1,4% remaja usia 10–14 tahun, dan 3,5% remaja usia 15–19 tahun. Depresi dan kecemasan memiliki beberapa gejala yang sama, termasuk perubahan suasana hati yang cepat dan tak terduga.

Gangguan kecemasan dan depresi dapat sangat memengaruhi kehadiran dan pekerjaan sekolah. Penarikan diri dari pergaulan dapat memperparah isolasi dan kesepian. Depresi dapat memicu bunuh diri.

Gangguan perilaku
Gangguan perilaku lebih umum terjadi pada remaja yang lebih muda dibandingkan remaja yang lebih tua.

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), yang ditandai dengan kesulitan memperhatikan dan/atau aktivitas berlebihan serta bertindak tanpa memperhatikan konsekuensinya, terjadi pada 2,9% remaja usia 10–14 tahun dan 2,2% remaja usia 15–19 tahun.

Gangguan perilaku (melibatkan gejala perilaku destruktif atau menantang) terjadi pada 3,5% remaja usia 10–14 tahun dan 1,9% remaja usia 15–19 tahun. Gangguan perilaku dapat memengaruhi pendidikan remaja dan meningkatkan risiko perilaku kriminal.

Gangguan makan
Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, umumnya muncul selama masa remaja dan dewasa muda.

Gangguan makan melibatkan perilaku makan yang abnormal dan keasyikan dengan makanan, yang dalam banyak kasus disertai dengan kekhawatiran tentang berat badan dan bentuk tubuh. Anak perempuan lebih sering terkena daripada anak laki-laki.

Gangguan makan dapat memengaruhi kesehatan fisik dan seringkali muncul bersamaan dengan depresi, kecemasan, dan gangguan penggunaan zat terlarang.

Gangguan makan terjadi pada sekitar 0,1% remaja usia 10–14 tahun dan 0,4% remaja usia 15–19 tahun. Gangguan makan Anoreksia nervosa dapat menyebabkan kematian dini, seringkali akibat komplikasi medis atau bunuh diri, dan memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi daripada gangguan mental lainnya.

Psikosis
Kondisi yang disertai gejala psikosis paling sering muncul pada akhir masa remaja atau awal dewasa. Gejalanya dapat berupa halusinasi atau delusi.

Pengalaman ini dapat mengganggu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan, serta sering kali menyebabkan stigma atau pelanggaran hak asasi manusia.

Skizofrenia terjadi pada 0,1% remaja berusia 15–19 tahun.

Bunuh diri dan menyakiti diri sendiri

Bunuh diri merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada remaja yang lebih tua dan dewasa muda (15–29 tahun) . Faktor risiko bunuh diri beragam, meliputi konsumsi alkohol yang berbahaya, penyalahgunaan di masa kanak-kanak, stigma terhadap pencarian bantuan, hambatan dalam mengakses layanan kesehatan, dan akses terhadap sarana bunuh diri.

Media digital, seperti media lainnya, dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan atau melemahkan upaya pencegahan bunuh diri.

Perilaku pengambilan risiko
Banyak perilaku berisiko untuk kesehatan, seperti penyalahgunaan zat terlarang atau perilaku seksual berisiko, dimulai sejak masa remaja.

Perilaku berisiko dapat menjadi strategi yang tidak efektif untuk mengatasi kesulitan emosional dan dapat berdampak serius pada kesejahteraan mental dan fisik remaja.

Kaum muda sangat rentan terhadap perkembangan pola penggunaan zat berbahaya yang dapat berlanjut sepanjang hidup.

Pada tahun 2019, prevalensi penggunaan alkohol di kalangan remaja usia 15-19 tahun tinggi di seluruh dunia (22%) dengan perbedaan gender yang sangat sedikit, dan menunjukkan peningkatan konsumsi di beberapa wilayah.

Penggunaan tembakau dan g***a merupakan kekhawatiran tambahan. Banyak perokok dewasa pertama kali merokok sebelum usia 18 tahun.

Pada tahun 2022, prevalensi penggunaan g***a di kalangan remaja lebih tinggi daripada orang dewasa secara global (masing-masing 5,5 persen dibandingkan dengan 4,4 persen).

Melakukan kekerasan merupakan perilaku berisiko yang dapat meningkatkan kemungkinan rendahnya pencapaian pendidikan, cedera, keterlibatan dalam kejahatan, atau kematian. Kekerasan interpersonal menduduki peringkat teratas penyebab kematian remaja yang lebih tua pada tahun 2021 .

Promosi dan pencegahan
Intervensi promosi dan pencegahan kesehatan mental bertujuan untuk memperkuat kapasitas individu dalam mengatur emosi, meningkatkan alternatif terhadap perilaku pengambilan risiko, membangun ketahanan dalam mengelola situasi sulit dan kesulitan, serta mendorong lingkungan sosial dan jaringan sosial yang mendukung.

Program-program ini memerlukan pendekatan multi-level dengan berbagai platform penyampaian – misalnya, media digital, lingkungan perawatan kesehatan atau sosial, sekolah atau masyarakat – dan berbagai strategi untuk menjangkau remaja, terutama yang paling rentan.

Deteksi dini dan pengobatan
Memenuhi kebutuhan remaja dengan kondisi kesehatan mental sangatlah penting.

Menghindari pelembagaan dan pengobatan berlebihan, memprioritaskan pendekatan non-farmakologis, dan menghormati hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Anak dan instrumen hak asasi manusia lainnya merupakan kunci kesehatan mental remaja.

RS Bhina Bhakti Husada Rembang menyediakan layanan lengkap untuk perawatan kesehatan mental pada umumnya dan generasi muda pada khususnya.

Selain klinik rehabilitasi gangguan mental, RS Bhina Bhakti Husada Rembang juga secara rutin melaksanakan sosialisasi berupa seminar awam seputar kesehatan mental bagi remaja dan atau pelajar.

Referensi : www.who.int/ oktober 2024

27/07/2025

Selamat Ulang Tahun Kabupaten Rembang ke 284, 27 Juli 2025

Salam Hangat dari Kami, Keluarga Besar Bhina Raharja Grup.

24/07/2025

//Konsistensi Performa Layanan Bermutu RS Bhina Bhakti Husada, Pasien Ini Berikan Testimoninya//

Rembang - RS Bhina Bhakti Husada Rembang, membuktikan diri sebagai Badan Usaha Layanan kesehatan dengan performa kualitas paling konsisten.

Hal ini terungkap melalui testimoni salah satu pasien yang telah merasakan baiknya layanan kesehatan di RS Bhina Bhakti Husada Rembang.

Sahabat bisa simak cerita singkat pasien RS Bhina melalui video berikut ini

πŸ“Έ : RS Bhina Bhakti Husada

24/07/2025

//Bunda, Mari Bijak Awasi Kadar Gula dalam Minuman Anak Kita//

Rembang | Insight Kesehatan - Di balik manisnya minuman yang dikonsumsi anak, ada bahaya gula berlebih yang bisa mengintai mereka.

Untuk mencegahnya, Bunda harus mengawasi konsumsi jenis minuman ini pada anak.

Banyak orang tua sudah membatasi takaran gula pada masakan yang dibuat di rumah. Namun, sebenarnya itu saja belum cukup.

Masih ada asupan gula pada anak yang sering kali tidak disadari jumlahnya, yaitu gula pada minuman yang biasa ia konsumsi. Bila dibiarkan, hal tersebut bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan buah hati.

Ketahui Kandungan Gula dalam Minuman Anak

Para ahli menyarankan agar anak mengonsumsi tidak lebih dari 24 gram atau sekitar (5–6 sendok teh) gula dalam sehari.

Namun, pada kenyataannya ada banyak minuman yang mengandung gula lebih dari batas ini. Bahkan, tidak sedikit dari minuman tersebut digemari oleh anak-anak karena rasanya yang enak dan manis.

Berikut ini adalah gambaran umum jumlah kandungan gula yang terdapat dalam minuman-minuman favorit anak:

1 cangkir minuman cokelat ukuran 200 ml bisa mengandung sekitar 18 gram gula.

1 jus buah kemasan ukuran 250 ml bisa mengandung 35 gram gula.

1 kotak teh manis kemasan ukuran 250 ml bisa mengandung 22 gram gula.

1 kotak susu kemasan ukuran 250 ml bisa mengandung 24 gram gula.

1 gelas milkshake ukuran 300 ml bisa mengandung 50 gram gula.

Hampir semua minuman ini mendekati atau sudah melewati batas asupan gula anak per hari.

Padahal, anak-anak tidak hanya mendapatkan asupan gula dari satu minuman manis saja, tetapi dari makanan lain yang dikonsumsinya dalam sehari.

Sehingga besar kemungkinan Si Buah Hati sudah mengonsumsi lebih dari jatah gula hariannya.

Jadi, Bunda harus benar-benar mengawasi minuman manis yang dikonsumsi Si Kecil.

Perhatikan label kemasan minuman yang s**a ia beli dan baca berapa kandungan gulanya.

Tidak perlu langsung membatasinya untuk tak mengonsumsi makanan manis, Bunda hanya perlu membatasi jumlahnya agar sesuai dengan gula yang dianjurkan.

Dalam membaca label kemasan, Bunda juga perlu lebih cermat karena gula dalam minuman anak-anak tidak selalu ditulis sebagai β€œgula”. Bunda dapat menemukan berbagai nama lain, seperti gula jagung, brown sugar, sirup jagung, fruktosa, glukosa, dextrose, madu, laktosa, sirup malt, maltose, molasses, gula mentah, atau sukrosa.

Bahaya Gula Berlebih pada Minuman Anak
Membatasi minuman manis penting dilakukan karena ada bahaya konsumsi gula berlebih yang bisa terjadi.

Di bawah ini adalah beberapa efek buruk yang dapat terjadi bila anak mengonsumsi minuman manis secara berlebihan:

1. Peningkatan berat badan yang tidak terkendali yang bisa menyebabkan berat badan berlebih hingga obesitas

2. Peningkatan risiko terjadinya gigi busuk atau gigi berlubang

3. Peningkatan risiko menjadi pemilih makanan (picky eater) yang pada akhirnya bisa menyebabkan kurangnya asupan nutrisi untuk tumbuh kembang anak

4. Peningkatan risiko terjadinya gangguan pencernaan, seperti sembelit akibat kurangnya asupan serat

5. Peningkatan risiko terjadinya penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit jantung di kemudian hari

Mengingat banyaknya efek negatif gula dalam minuman seperti di atas, kini saatnya Bunda untuk membiasakan buah hati untuk mengonsumsi minuman yang lebih rendah gula dan memiliki kandungan gizi yang lebih baik.

Menghindari Bahaya Gula dengan Minuman Sehat

Jika anak sudah terbiasa mengonsumsi minuman manis, Bunda perlu mengubah kebiasaan ini secara perlahan, misalnya dengan mengganti jenis minuman yang ada di kulkas dan di rumah dengan minuman yang lebih sehat.

Beberapa jenis minuman sehat yang bisa Bunda siapkan dan berikan kepada Si Kecil adalah sebagai berikut:

Susu full cream, Jus buah tanpa gula tambahan, Air kelapa, Infused water, Teh herbal, seperti teh chamomile

Untuk bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, pemberian minuman lain selain ASI belum diperbolehkan.

Nah, selain mengonsumsi minuman sehat, Bunda juga perlu membiasakan Si Kecil makan sayur dan buah. Selain kaya akan serat, buah dan sayur dapat membantu membangun pola makan yang sehat pada anak.

Agar Si Kecil bisa mengurangi minuman manis, Bunda juga harus menjadi contoh yang baik dalam mempraktikkan kebiasaan makan dan minuman sehat setiap harinya.

Jika Bunda mengalami kesulitan dalam membatasi asupan gula Si Kecil, terutama jika ia menunjukkan tanda-tanda bahaya gula berlebih, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter guna mendapatkan solusi yang tepat.

Simak yuk, pesan kesehatan melalui video di bawah ini, persembahan RS Bhina Bhakti Husada Rembang

23/07/2025

Ingin menginap kembali di Aston Inn Rembang ?

Simak tutorial sederhana berikut dan pelajari cara booking langsung di website aston inn Rembang.

Cepat, sederhana dan hadir dengan banyak sekali benefit bagi anda

Address

Kelurahan Sidowayah
Rembang

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bhina News posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share