
05/08/2025
Awalnya cuma salah sambung. Tapi yang datang kemudian justru salah arah…
Kosambi, Tangerang.
Tahun 2013, seorang perempuan bernama Nur Hasanah, yang kini lebih dikenal dengan inisial N, tak sengaja menjawab telepon dari seorang pria asing bernama Abdul. Suara asing itu awalnya hanya kesalahan sinyal, tapi berujung jadi sinyal rasa yang sulit dimatikan.
Tiga bulan mereka berbagi cerita dalam gelombang suara tanpa wajah.
Namun ketika akhirnya bertemu pada 13 Mei 2013, takdir berkata lain.
N datang dengan harapan,
A datang dengan hasrat.
Di sebuah tempat sunyi, hasrat itu berubah menjadi paksaan.
Dan harapan itu berubah jadi ketakutan.
Dalam gelap mata dan terang luka, N meraih sebilah pisau.
"Burung" yang berkicau itu, kini diam selamanya.
Abdul tersungkur.
N ditangkap.
Pisau jadi saksi, dan darah jadi harga dari keputusasaan yang terlalu lama dipendam.
Kini, lebih dari satu dekade berlalu.
N bebas dari penjara.
Sedang A masih mengais sisa hidup dalam sunyi—tanpa nyanyian dari alat yang dulu ia banggakan.
Kadang perempuan tak butuh romantis, mereka cuma butuh dihargai. Tapi kalau dipaksa… bisa saja bunga jadi duri.