
04/09/2025
Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Pandjaitan, mengusulkan agar rekrutmen calon anggota Polri ke depan hanya menerima lulusan S1. Menurutnya, standar minimal lulusan SMA yang berlaku selama ini sudah tidak relevan untuk menjawab tantangan penegakan hukum saat ini.
“Kalau ingin polisi yang modern, punya etika tinggi, dan paham hukum dengan baik, maka kita juga harus mulai dari hulunya: tingkatkan standar rekrutmen. Minimal S1,” ujar Hinca dalam rapat bersama Komisi III DPR RI. Ia menilai banyak anggota Polri yang memang terlatih secara fisik, tetapi lemah dalam wawasan hukum, etika, dan komunikasi sosial.
Hal ini dinilai menjadi salah satu akar persoalan munculnya oknum polisi yang melakukan keker*san, penyalahgunaan wewenang, hingga tindak pidana. “Kalau ada polisi yang brutal atau menyimpang, itu bukan hanya soal pengawasan internal. Itu juga soal bagaimana kualitas dasar mereka saat masuk pertama kali ke institusi ini,” tegasnya.
Hinca menambahkan, pendidikan tinggi tidak otomatis menjamin integritas, namun menjadi filter awal untuk menghadirkan polisi yang lebih beretika, intelektual, dan memahami konteks hukum dalam masyarakat demokratis. Ia juga mendorong agar kurikulum pendidikan Polri memperkuat aspek hukum, HAM, komunikasi publik, dan psikologi.
Dalam kesempatan itu, Hinca menyinggung sosok Jenderal Hoegeng Iman Santoso sebagai teladan polisi yang bersih, jujur, dan tegas. “Hoegeng adalah representasi polisi sejati. Kita butuh lebih banyak sosok seperti dia.
Tapi itu tidak bisa kita harapkan jika proses masuk ke Polri masih longgar dan tidak selektif,” katanya. Usulan tersebut disebut sebagai bagian dari reformasi Polri yang bukan hanya menyentuh aspek struktural, tetapi juga sumber daya manusia sebagai tulang punggung pelayanan publik dan penegakan hukum.