04/03/2025
Rahasia di Balik Malam Ramadhan
Angin malam bertiup pelan, membawa aroma masakan berbuka dari rumah-rumah di desa. Di sebuah surau kecil di pinggir ladang, Rafi duduk termenung. Matanya menatap cahaya lampu yang berayun pelan di langit-langit. Ada sesuatu yang membuatnya gelisah, sesuatu yang ia lihat malam tadi.
Saat berjalan pulang dari tarawih, Rafi melewati kebun kosong di belakang rumah Pak Hasan. Tempat itu selalu gelap dan sepi, tidak ada yang berani melintas sendirian. Namun, malam itu, ia melihat sesuatu—sebuah bayangan hitam yang bergerak cepat, menghilang di balik pepohonan.
Jantungnya berdebar. Ia yakin bukan angin atau bayangan biasa. Terlalu nyata. Terlalu menyeramkan.
Keesokan harinya, ia menceritakan hal itu kepada sahabatnya, Ilham. Bukannya takut, Ilham justru tertarik.
“Kita harus cari tahu! Mungkin ada sesuatu di sana,” ujar Ilham dengan mata berbinar.
Rafi ragu, tapi rasa penasarannya lebih kuat. Malam berikutnya, mereka berdua berangkat setelah tarawih, berjalan pelan menuju kebun kosong itu. Bulan bersinar redup, menambah kesan seram di sekitar mereka.
Langkah mereka terhenti saat mendengar suara berdesir di antara semak-semak. Rafi menahan napas. Ilham menelan ludah. Lalu, tiba-tiba…
“KRRAAKK!”
Sebuah ranting patah, dan bayangan hitam itu muncul lagi. Tapi kali ini, tidak hanya diam. Ia bergerak. Mendekat.
Tanpa pikir panjang, Rafi dan Ilham berlari sekencang mungkin. Nafas mereka memburu, kaki mereka hampir tersandung akar. Saat tiba di surau, mereka menoleh ke belakang. Tidak ada apa-apa. Hanya kebun kosong yang kembali sunyi.
Namun, saat mereka hendak masuk ke dalam, Ilham menarik lengan Rafi.
“Lihat itu…” bisiknya ketakutan.
Di depan pintu surau, ada sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Sebuah gulungan kertas lusuh… dengan tulisan yang membuat darah mereka berdesir:
Jangan datang lagi, atau kalian akan tahu rahasia sebenarnya."