07/07/2025
Untuk Sekolah Rakyat ini yang mempersiapkan bukan hanya Kemensos, tapi lintas kementerian. Alhamdulillah progresnya sesuai target,” ujarnya.
Gedung, guru, siswa, kepala sekolah sudah siap. Rencananya 14 Juli mulai masa orientasi sebelum launching oleh Presiden,” urainya.
Menurut Agus Jabo, meskipun data keluarga miskin tersebar di berbagai wilayah Indonesia, lokasi sekolah rintisan untuk tahap awal difokuskan di gedung-gedung milik Kementerian Sosial yang mayoritas berada di Pulau Jawa dan Sumatera.
Penduduk miskin itu berada di Jawa, tetapi untuk sekolah rintisan ini, karena ini harus dipersiapkan secara cepat dan tidak mungkin membangun dari nol, kita menggunakan gedung-gedung yang sudah ada milik Kemensos, seperti sentra dan Pusdikkat. Mayoritas memang berada di Jawa dan Sumatera,” terangnya.
“Presiden maunya ideal itu lahannya 8,2 hektare, minimal 5 hektare. Harus milik pemerintah, tidak di daerah rawan bencana, kontur tanahnya juga harus sesuai,” tambahnya.
“Mereka rata-rata bilang sambil menangis, tidak ingin anaknya bernasib sama. Bahkan di Temanggung, saking bahagianya sampai sujud di kaki Pak Menteri,” tutur Agus Jabo.
Pemerintah telah menyiapkan anggaran sekitar Rp2 triliun untuk mendukung pelaksanaan program ini. Estimasi kebutuhan biaya untuk pembangunan satu sekolah permanen, termasuk operasionalnya, mencapai Rp200 miliar.
Ke depan, Sekolah Rakyat dirancang untuk menggunakan sistem asrama (boarding school), yang mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA dalam satu lokasi terpadu. Setiap sekolah ditargetkan mampu menampung minimal 1.000 siswa.
“Rencananya satu rombel 25 siswa, kebutuhan gurunya sekitar 1.544 guru untuk 100 titik. Kalau SD 600, SMP 300, SMA 300, bisa 1.200 siswa dalam satu lokasi,” kata Agus Jabo.
“Bayangkan kalau nanti ada 500 sekolah dengan masing-masing 1.000 siswa, kita akan punya 500 ribu anak-anak unggulan yang berasal dari keluarga miskin,” tutupnya. I’m