12/06/2025
Dalam Islam semua hal itu udah baku hukumnya.
Masalah nafkah suami istri.
Hukumnya yang wajib suami.
Istri gak wajib.
Nah kalau pas nikah ilmu Islam udah jadi bekal. Gak ada laki-laki yang tujuan nikah itu buat cari nafkah bareng.
Suami wajib semampu-mampunya memenuhi nafkah untuk istri. Laki-laki itu sudah tahu kewajibannya.
Gimana kalau kondisi seret, suami udah full usaha, masih kurang?
Allah itu maha tahu, kalau hak Allah, perintah Allah udah usaha dipenuhi sekuat-kuatnya, tapi hasilnya belum pas, belum cukup, maka pertolongan Allah itu datang.
Gini maksudnya.
Kalau suami udah paham, nafkah ke istri itu perintah Allah, berusahalah si lelaki itu biar gak jatuh dosa, biar nafkah sesuai hukum syara itu terpenuhi buat istrinya.
Si lelaki dengan niat taat sama Allah, usaha sekuat-kuatnya, buat kasih nafkah ke istri.
Tapi ... hasilnya gak cukup-cukup.
Dari sini pertolongan Allah itu datang, istrinya punya penghasilan lebih, rela si istri yang tutup kurangnya nafkah dari suami.
Gak ada ungkit-ungkit.
Apa iya lelaki yang paham ilmu itu mau begitu terus? Lelaki yang punya ilmu itu punya malu.
Malu kalau istrinya lebih capek.
Malu kalau istrinya lebih banyak porsi untuk urusan keluarga.
Malu karena sebagai lelaki itu harusnya jadi qawwam.
Belum lagi kalau istrinya kerja di tempat gak halal, atau harus buka aurat.
Pasti laki-laki punya malu, akan terus usaha sambil doa gimana caranya bisa jadi qawwam seutuhnya.
Kenyataan yang s**a akhirnya masuk berita sesaat, ada tukang becak, atau buruh bangunan, atau tukang bakso keliling, atau semacamnya punya anak lulus sarjana, berprestasi p**a.
Si bapak pencari nafkah tunggal, kalau pun si ibu membantu, biasanya bikin kue atau jualan dari rumah.
Itulah pertolongan Allah, buat laki-laki pejuang keluarga.
Karena si laki-laki tahu malu.
Malu itu adalah bagian iman, kalau malu itu hilang maka hilanglah juga iman.
Jaman sekarang lelaki lebih banyak, tapi yang bisa jadi qawwam, subhanaallah sedikit sekali.
Patriaki.
Apa sih artinya?
Gini contohnya, laki yang merasa udah kasih uan9 ke istrinya, cukup gak cukup, udah merasa wah jadi kepala keluarga dan maunya dilayani tanpa tunggu, tanpa toleransi.
Padahal kasih nafkah itu wajib. Nah uan9 yang dikasih itu udah pantas disebut nafkah buat istri apa belum?
Tahunya buat keperluan dia juga, ya makannya, ya ongkos buat kerja, apalagi kalau merokok.
Parahnya kalau yang dikasih setengahnya aja udah buat keperluan dia sendiri, atau bahkan buat kebutuhan dia aja kurang.
Nah perempuan yang gak paham ilmu, bakal berontak. Mau tunjukin dirinya bisa lebih.
Terus beruntun didik anak perempuannya, harus mandiri, harus sukses berkarier. Didik anak lakinya, kalau cari istri yang bisa diajak mapan bareng.
Ujungnya salah ada di siapa?
Ya yang seharusnya jadi qawwam gak bisa jadi qawwam. Gak punya malu.
Laki-laki gak mau terima kalau harus lebih dari perempuan? Yang gak usah jadi laki-laki.
Tugas utamanya laki-laki itu justru pada saat balik cari nafkah, buka pintu rumah, nah disitulah ... didik anak istri biar terhindar dari api neraka.
Kalau cari nafkah, itu sih ibarat sholat, wajib gak bisa ditawar.
Makanya kalau ada kasus rumah tangga, perempuannya gampang banget komen sa dis buat sesama perempuan.
Harusnya jadi istri itu gini gini.
Harusnya jadi ibu itu gini gini.
Terus peran suami / ayah alias lelaki kemana?
Gak dipungkiri memang berat banget cari nafkah di jaman semua serba pake sistem kapitalis.
Makanya kalau bahasannya mau panjang, kenapa sih makin banyak laki2 gak bisa jadi qawwam?
Ya karena negaranya yang bikin kondisi begitu. Apa urusannya nyalahin negara, itu kan urusan rumah tangga.
Nah ... Islam itu menyeluruh, Islam itu punya Allah, yang punya bumi dan seisinya.
Makanya semua yang di bumi ini udah sepatutnya tunduk sama hukum Islam, dari mulai aturan ibadah pribadi, muamalah, berkeluarga, bergaul, ekonomi sampai negara.
Nah ... ini, Indonesia ini bukan cuma Islam! Buat muslim yang ngomong gini.
Ada Islam gak toleransi sama agama lain?
Bismillah ... semoga bisa dan mau belajar sejarah dan dalil shahih lagi.
Gimana sih saat Islam berjaya?
Apa iya umat lain menderita?
Justru mereka memilih berada di bawah kepemimpinan Islam agar terlindungi hak-haknya.
Semoga para perempuan pejuang tangguh, bisa lebih lembut hatinya buat mau belajar ilmu Islam.
Bisa Allah mudahkan untuk menyisihkan waktu sedikitnya satu jam seminggu untuk datang ke kajian yang shahih.
Sebab sulit memang kalau menghadapi laki-laki tanpa malu, cuma dengan ijin Allah maka semua akan bisa dilalui.
Bismillah ... dekati Allah terus.
Mohon maaf untuk yang tak berkenan.
💙
MATFA FAMILY