26/03/2024
Kisah Ulama salaf berhati-hati menjawab pertanyaan agama.
Dalam pendahuluan (muqaddimah) kitab Shahîh Muslim, Imam Abu al-Husein Muslim bin Hajaj al-Naisaburi memasukkan perbincangan dua ulama besar dari generasi salaf. Berikut kisahnya:
وحَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ النَّضْرِ بْنِ أَبِي النَّضْرِ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو النَّضْرِ هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا أَبُو عَقِيلٍ، صَاحِبُ بُهَيَّةَ، قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ الْقَاسِمِ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، وَيَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، فَقَالَ يَحْيَى لِلْقَاسِمِ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ إِنَّهُ قَبِيحٌ عَلَى مِثْلِكَ، عَظِيمٌ أَنْ تُسْأَلَ عَنْ شَيْءٍ مِنْ أَمْرِ هَذَا الدِّينِ، فَلَا يُوجَدَ عِنْدَكَ مِنْهُ عِلْمٌ، وَلَا فَرَجٌ أَوْ عِلْمٌ، وَلَا مَخْرَجٌ, فَقَالَ لَهُ الْقَاسِمُ: وَعَمَّ ذَاكَ؟، قَالَ: لِأَنَّكَ ابْنُ إِمَامَيْ هُدًى ابْنُ أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، قَالَ: يَقُولُ لَهُ الْقَاسِمُ: أَقْبَحُ مِنْ ذَاكَ عِنْدَ مَنْ عَقَلَ عَنِ اللهِ أَنْ أَقُولَ بِغَيْرِ عِلْمٍ، أَوْ آخُذَ عَنْ غَيْر ثِقَةٍ، قَالَ: فَسَكَتَ فَمَا أَجَابَهُ
Menceritakan kepadaku Abu Bakr bin al-Nadlr bin Abi al-Nadlr, ia berkata: menceritakan kepadaku Abu al-Nadlr Hasyim bin al-Qasim. Abu ‘Aqil, pemilik Buhayyah, menceritakan, ia berkata:
Aku duduk di samping al-Qasim bin ‘Ubaidillah dan Yahya bin Sa’id, kemudian Yahya berkata kepada al-Qasim: “Wahai Abu Muhammad, adalah suatu yang buruk bagi orang sepertimu, ketika ditanya soal perkara agama, kau tidak memiliki pengetahuan tentangnya, tidak ada kelapangan atau ilmu, dan tidak ada solusi.”
Al-Qasim berkata kepada Yahya: “Mengapa begitu?”
Yahya menjawab: “Karena sesungguhnya kau adalah keturunan dua imam yang diberi petunjuk, yaitu keturunan Abu Bakr dan Umar.”
Al-Qasim berkata: “(Ada) yang lebih buruk dari itu bagi orang yang memenuhi kewajibannya kepada Allah, yaitu ketika aku berkata (menjawab) tanpa ilmu, atau aku mengambil (dalil/ilmu) dari (orang) yang tidak terpercaya.”
Abu ‘Aqil berkata: “Kemudian Yahya bin Sa’id diam dan tidak memberikan komentarnya lagi.”