
03/10/2025
Sebuah studi terbaru mengungkap temuan penting: paparan jangka panjang terhadap polusi udara PM2,5 secara signifikan meningkatkan risiko terkena demensia, khususnya tipe Lewy body dementia (LBD). LBD merupakan jenis demensia terbanyak kedua setelah Alzheimer. Temuan ini mengisyaratkan bahwa kebiasaan pencegahan, seperti memakai masker, sebaiknya tidak ditinggalkan.
"Tidak seperti usia atau genetika, ini adalah sesuatu yang dapat kita ubah," kata Xiaobo Mao, ahli saraf di Johns Hopkins University dan peneliti utama studi tersebut.
Para peneliti menganalisis rekam medis 56,5 juta pasien Medicare AS. Dengan menggunakan kode pos pasien, mereka memperkirakan paparan jangka panjang pasien terhadap PM2,5—partikel udara yang ukurannya sangat kecil sehingga dapat terhirup jauh ke dalam paru-paru, aliran darah, hingga otak.
Studi yang dipublikasi di jurnal Science ini menemukan bahwa paparan PM2,5 meningkatkan risiko LBD, yang disebabkan oleh penumpukan protein alpha-synuclein menjadi gumpalan beracun yang disebut Lewy body. Gumpalan ini membunuh sel-sel saraf dan menyebar di otak.
Dampak ini diperkuat melalui uji coba pada hewan. Tikus yang dipaparkan polusi PM2,5 selama 10 bulan menunjukkan sel-sel saraf mati, otak menyusut, dan penurunan kemampuan kognitif. Polusi tersebut terbukti mendorong pembentukan gumpalan alpha-synuclein yang agresif, mirip dengan Lewy body pada manusia.
Penelitian ini menegaskan bahwa upaya kolektif untuk menjaga udara tetap bersih, termasuk melalui kebijakan publik, sangat krusial. Mao menyimpulkan, "Dengan mengurangi paparan kolektif kita terhadap polusi udara, kita berpotensi mengurangi risiko berkembangnya kondisi neurodegeneratif yang merusak ini dalam skala populasi yang luas."
source: www.cnnindonesia.com