12/11/2025
Satu bulan pasca-deklarasi gencatan senjata yang diinisiasi Amerika Serikat (AS), situasi di Jalur Gaza masih jauh dari kata damai. Data dari Kantor Media Pemerintah Gaza mencatat Israel telah melakukan 282 kali pelanggaran kesepakatan dalam periode 10 Oktober hingga 10 November 2025.
Pelanggaran tersebut mencakup 124 kali pengeboman, 88 kali penembakan terhadap warga sipil, dan 52 kali penghancuran properti. Selain itu, 23 warga Palestina juga ditahan selama periode tersebut, melanggar semangat gencatan senjata.
Ironisnya, perjanjian gencatan senjata yang bertujuan menghentikan perang dan membuka akses bantuan kemanusiaan ini dibuat tanpa melibatkan Palestina, dan ditandatangani secara simbolis di bawah pimpinan Presiden AS Donald Trump. Meskipun Israel dan Hamas tidak hadir dalam penandatanganan, Israel tercatat menyerang Gaza pada 25 dari 31 hari terakhir.
Sejak kesepakatan dimulai, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat 242 warga tewas dan 622 lainnya terluka. Total korban tewas di Gaza hingga 10 November mencapai 69.179 orang. Di tengah serangan, pengiriman bantuan kemanusiaan juga terhambat, dengan hanya separuh dari kebutuhan pangan yang berhasil masuk akibat inspeksi ketat dan pemblokiran Israel terhadap bahan makanan vital.
Pelanggaran ini dinilai sebagai persoalan politik karena tidak adanya resolusi Dewan Keamanan PBB, sementara AS terus menyalurkan bantuan militer besar-besaran ke Tel Aviv.
Source: www.cnbcindonesia.com