28/10/2025
"Hanum, tentang Nurma aku mau.." belum selesai Lukman mengucapkan kalimat, Nurma memotongnya
"Suutt, gak usah di bahas mas, aku yang salah. Aku egois terbawa emosional" ujar Hanum
"Iah tapi Nurma ingin aku menyampaikan salam maaf nya ke kamu Num" tambah Lukman
"Iyah mas, besok aku mau ke rumahnya. Mau minta maaf juga udah ada salah faham" ucap Hanum dengan senyum tipis menggoda
"Maaf juga aku gak ngabarin mas, aku pergi kebetulan ibu sudah pulang ke surabaya pindah tugasnya kesana" tambah Hanum
"Memangnya ibu mu sudah tidak bekerja di rumah sakit umum kota ini lagi" tanya Lukman
"Ya enggak mas mas, ibuku cuma 1 tahun di sini, habis itu kembali lagi ke Surabaya menetap di rumah sakit disana" terang Hanum
"Lalu kamu gimana..?" Lukman kembali bertanya seraya menyalakan rokok di tangannya
"Ya aku disini, tinggal disini sendiri, kuliah ku masih lama. Aku mau coba mandiri" ujar Hanum memandangi sosok laki-laki di hadapannya.
"Mas, aku mau tanya, sejauh mana mas punya hubungan sama Nurma?" Tanya Hanum penasaran
"Aku sama Nurma dekat, tapi aku dan Nurma belum ada kepastian hubungan. Cuma sebatas itu" ujar Lukman
"Aku kasihan sama Nurma, melihat kondisi dan keadaan keluarga nya" tambah Lukman
"Aku gak bisa bohong, aku tertarik sama Nurma, tapi itu dulu" jelas Lukman
"Kamu sayang sama Nurma mas??" Tanya tegas Hanum dengan tatapan tajam namun anggun.
Lukman memalingkan matanya dari tatapan Hanum. Mematikan rokoknya pada a***k didepannya,
"Aku sayang sama dia, sama aku sayang sama kamu Num" ucap Lukman menantang tatapan Hanum mata mereka beradu, saling menatap mencari tahu apakah ada kebohongan dalam percakapan mereka berdua.
"Aku mau kepastian mas, aku gak mau hidupku gak ada warna lagi, takdir aku bertemu kamu waktu itu untuk memberi warna di hidupku yang dari kecil hanya tahu abu-abu" ujar Hanum
"Aku sama ibu sudah lama di tinggal ayah, aku menciptakan dunia ku sendiri, mencoba berpura-pura kuat dan bahagia" tambah Hanum
"Setelah ayah meninggal, ibu cuma mikirin aku. Walau aku tahu disetiap malam ibu tidur dengan kesepian" lanjut Hanum dengan mata yang berair
"Aku tahu ibu tidak menikah lagi karena tidak ingin membagi kasih sayangnya buat aku, aku tahu ibu ku juga butuh sosok laki-laki pengganti ayah" Hanum terus bercerita dengan airmata yang sudah membasahi pipinya yang lucu dan merona,
Hanum menguatkan diri terus menatap Lukman di hadapannya,