Sang Pencerah

  • Home
  • Sang Pencerah

Sang Pencerah Konten Berisi Pencerahan, Edukasi Dan Motivasi.

16/06/2025

Dalam ilmu tasawuf, musyahadah (المشاهدة) merupakan salah satu konsep puncak dalam perjalanan spiritual seorang salik (pengikut jalan sufi). Kata musyahadah berasal dari akar kata Arab shahida, yang berarti "menyaksikan". Dalam konteks tasawuf, musyahadah merujuk pada:

Definisi Musyahadah:

Musyahadah adalah keadaan spiritual di mana seorang hamba menyaksikan (secara batin) kehadiran Allah SWT dengan mata hati (bashirah), bukan dengan mata fisik. Ini merupakan bentuk kesadaran ruhani yang sangat tinggi, di mana hijab (tabir) antara hamba dan Tuhannya tersingkap, sehingga yang tampak hanyalah Allah dalam segala sesuatu.

---
Penjelasan Konseptual:

1. Tingkat Tertinggi dalam Ma’rifah:

Setelah melalui tahapan-tahapan seperti tazkiyah an-nafs (pensucian jiwa), muraqabah (merasa diawasi Allah), dan ma’rifah (mengenal Allah), seorang sufi dapat mencapai musyahadah.

Di tingkat ini, ia tidak hanya mengenal Allah, tetapi menyaksikan kehadiran-Nya dalam segala aspek kehidupan.

2. Bukan Penglihatan Fisik:

Musyahadah bukan berarti melihat Allah dengan mata kepala, karena itu mustahil di dunia.

Tapi ia adalah penyaksian dengan hati yang begitu jernih, sehingga tak ada lagi yang terlihat kecuali kehadiran dan kekuasaan Allah dalam setiap kejadian.

3. Hubungannya dengan Ihsan:

Dalam hadis Jibril, Rasulullah SAW bersabda bahwa ihsan adalah "Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."

Musyahadah adalah realisasi sempurna dari bagian pertama hadis ini: seakan-akan engkau melihat-Nya.

---
Perbedaan Musyahadah dan Mukasyafah:

Mukasyafah: Pembukaan hijab, awal dari pengenalan terhadap hal-hal ghaib atau hakikat.

Musyahadah: Hasil dari mukasyafah; penyaksian hakikat tersebut.

---
Contoh Pengalaman Musyahadah:

Para wali Allah (awliya') dan sufi besar seperti Rabi'ah al-Adawiyah, Al-Hallaj, dan Jalaluddin Rumi banyak menggambarkan pengalaman musyahadah dalam syair dan karya mereka, seperti:

> "Aku melihat Tuhan-ku dengan mata hatiku. Aku berkata, siapa Engkau? Maka Dia menjawab: Engkau." (Al-Hallaj)

---
Kesimpulan:

Musyahadah adalah puncak pengalaman spiritual dalam tasawuf — ketika seorang hamba menyaksikan kehadiran Allah dalam batinnya dengan sebenar-benarnya. Ini bukan klaim melihat Zat Allah, tetapi kesadaran penuh akan kehadiran-Nya tanpa tabir.

03/06/2025

“Kampung Bernama Kuping”

Di sebuah kampung kecil bernama Kuping, semua warganya hidup damai, setidaknya begitu kata mereka. Tapi sesungguhnya damai mereka dibangun di atas reruntuhan kabar burung.

Di tengah kampung itu, berdiri satu bangunan paling ramai: Warung Omong Kosong. Tempat segala hal dibicarakan, kecuali kebenaran.

Pemiliknya bernama Mak Kom, spesialis seduh teh panas dan obrolan lebih panas lagi. Menunya cuma dua:
1. Teh manis
2. Cerita pahit orang lain

Setiap pagi, warga berbondong-bondong datang. Ada yang duduk sambil menyeruput gosip tentang tetangga yang katanya selingkuh padahal cuma bantuin nyuci mobil. Ada yang bisik-bisik soal Pak RT yang s**a ‘main belakang’ padahal baru belajar main catur.

Tiap cerita menyebar seperti virus Wi-Fi gratis: kencang, ngawur, dan bikin candu.

Suatu hari, datanglah seorang asing. Pakaiannya sederhana, matanya jernih, langkahnya tenang. Namanya Pak Wicak.

Ia masuk ke Warung Omong Kosong dan duduk diam. Tak komentar, tak bereaksi, hanya tersenyum. Warga bingung. Salah satu dari mereka bertanya,

“Eh, Bapak denger gak sih kabar tentang Bu Darmi yang katanya dukun santet?”

Pak Wicak mengangkat alis.

“Dengar sih… tapi saya cuma dengarkan yang saya tahu dari mata, bukan dari mulut orang lain.”

Warung hening. Seperti sinyal hilang di tengah kota.

Sejak hari itu, satu demi satu orang mulai sadar. Mereka mulai berpikir sebelum bicara. Mulai bertanya sebelum menuduh. Warung Omong Kosong pun berubah nama jadi Warung Bangun Jiwa.

Tapi… jangan salah.

Masih ada satu-dua orang yang tetap mengandalkan “katanya” sebagai bahan utama hidupnya.
Mereka bilang:

“Kalau gak gibah, hidup rasanya hampa.”

Maka Pak Wicak hanya berkata,

“Orang yang hidup dari gosip seperti nyamuk di telinga: kecil, berisik, dan tak pernah tahu kapan harus berhenti.”

Gosip bukan tentang siapa yang bicara, tapi siapa yang memilih untuk tidak ikut menyambungnya. Karena gosip tak butuh bukti untuk hidup ia hanya butuh telinga yang malas berpikir.

02/06/2025

17/05/2025

Rasa Sakit Karna Dipukul Itu Bisa Hilang secepatnya.
Tapi Rasa Sakit Karna Ucapan, bakal membekas dihati sampai Kapanpun

16/05/2025

Setelah orang tua wafat,
jika anaknya menjadi ahlul khair (baik dan shaleh),
Insyaallah orang tua tinggal memetik buah kebaikannya saja.
______________________
(KH Maimoen Zubair)

15/05/2025

Apapun pekerjaan yang kamu geluti, cintailah dan syukurilah. Hidup tak akan menjadi beban jika kau bisa menjalaninya dengan ikhlas. Kalau kamu sudah ikhlas dalam segala hal akan mudah menjalani apapun.

11/04/2025

Menjaga lisan menghadapi tingkah saudara yang s**a jengkelin

10/04/2025

Untuk saat ini teriakan ayam mengalahkan teriakanmu 😆

10/04/2025

Tepi jalan lintas

04/04/2025

Gusbaha - Bahagia bagian perintah islam

01/04/2025

Mohon maaf lahir dan batin semuanya 🙏

Address

Jln. Bangsawan

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Sang Pencerah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Shortcuts

  • Address
  • Telephone
  • Alerts
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share