HWMI jawa barat 1

HWMI jawa barat 1 Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from HWMI jawa barat 1, News & Media Website, Singaparna.

BODOH SETELAH PINTARلَا يَزَالُ الْمَرْءُ عَالِمًا مَا طَلَبَ الْعِلْمَ فَإِذَا ظَنَّ أَنَّــهُ قَدْ عَلــِمَ فَقَدْ جَه...
17/07/2025

BODOH SETELAH PINTAR

لَا يَزَالُ الْمَرْءُ عَالِمًا مَا طَلَبَ الْعِلْمَ فَإِذَا ظَنَّ أَنَّــهُ قَدْ عَلــِمَ فَقَدْ جَهِـــلَ

“Seseorang disebut pintar selama ia terus belajar. Begitu ia merasa pintar, saat itu ia bodoh.” (Abdullah ibn Mubarak, ulama sufi, wafat 797 M; dikutip dari Ihya ‘Ulûmiddîn karya Imam al-Ghazali)
=================



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




Ketika ada satu dua orang merasa terganggu dengan volume adzan di masjid, pejabat tinggi negara pada heboh membahas. Sam...
17/07/2025

Ketika ada satu dua orang merasa terganggu dengan volume adzan di masjid, pejabat tinggi negara pada heboh membahas. Sampai selevel menteri turun tangan dan bikin regulasi.

Ketika ada banyak orang terganggu dengan sound horeg yang jauh lebih bising, jauh lebih lama durasinya, jauh lebih bahaya hingga memecahkan kaca dan genteng bahkan sudah mengakibatkan kematian bayi, pejabat tinggi kita tidak heboh. Malah ada menteri yang mau menjadikannya bagian kreativitas seni anak bangsa.

- Gus AWA -
===========



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




Salah satu bukti paling sederhana tapi jelas bahwa Ibnu Taymiyah tidak mengikuti akidah salaf adalah ia menyesatkan tafw...
16/07/2025

Salah satu bukti paling sederhana tapi jelas bahwa Ibnu Taymiyah tidak mengikuti akidah salaf adalah ia menyesatkan tafwidh dan mengasosiasikannya pada tajhil. Tafwidh makna adalah akidah salaf, malah disesatkan.

- Gus AWA -
===========



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




"Kalau ada yang menghinamu atau merendahkanmu janganlah terburu-buru emosi dan marah, siapa tahu dia memang digerakkan A...
16/07/2025

"Kalau ada yang menghinamu atau merendahkanmu janganlah terburu-buru emosi dan marah, siapa tahu dia memang digerakkan Allah untuk mencoba kesabaran kita.
Bersyukurlah bahwa bukan kita yang dijadikan cobaan."

- Gus Mus -
==========



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




Kelemahan TakwilImam Sanusi al-Asy'ari menjelaskan Mazhab ulama Ahlussunah wal Jama'ah tentang beberapa ayat dan hadis y...
16/07/2025

Kelemahan Takwil

Imam Sanusi al-Asy'ari menjelaskan Mazhab ulama Ahlussunah wal Jama'ah tentang beberapa ayat dan hadis yang makna literalnya mustahil bagi Allah, yakni:

1. Tafwidh (memasrahkan makna yang dimaksud pada Allah. Ini pilihan mayoritas ulama salaf yang asli (bukan salafnya wahabi-taimiy)

2. Takwil (menentukan salah satu makna alternatif yang memungkinkan secara bahasa dan diterima secara akidah). Ini pilihan Imam Haramain dan banyak muta'akhirin

3. Menjadikan masing-masing istilah sebagai sifat tersendiri yang tidak diketahui hakikatnya. Ini adalah pilihan Imam Abul Hasan al-Asy'ari.

Setelah itu, ia menjelaskan bagaimana adab mentakwil sebagaimana berikut:

قلت : والظاهرُ أنَّ مَنِ احتاط ، وعبَّرَ بما يذكرُهُ مِنْ تأويل لذلك المشكل بلفظ الاحتمال ؛ فيقول : يحتمل أن يكون المراد مِنَ الآية والحديث كذا .. فقد سَلِمَ مِنَ التجاسر وسوء الأدب بالجزم بتعيين ما لم يقم الدليل القطعي على تعيينه ، والله تعالى أعلم

"Aku berkata: Dan yang jelas adalah bahwa barang siapa yang berhati-hati, lalu mengungkapkan takwilan hal yang problematik itu dengan ungkapan yang menunjukkan kemungkinan, sehingga ia berkata: 'Mungkin yang dimaksud dari ayat dan hadits ini adalah begini dan begitu'... maka sungguh ia telah selamat dari kelancangan dan dari buruknya adab karena menetapkan secara pasti sesuatu yang tidak ada dalil yang pasti untuk penetapannya. Dan Allah Ta‘ala lebih mengetahui." (As- Sanusi, al-Muqaddimat, 209)

Dalam penjelasan tersebut, Imam Sanusi secara implisit mengesankan bahwa takwil punya kelemahan, yakni menentukan makna spesifik tanpa ada kepastian bahwa makna spesifik itulah yang dikehendaki oleh Allah dan Rasulnya. Kritik semacam ini ada di banyak kitab Asy'ariyah yang membuktikan bahwa mereka mengakui kelemahan takwil. Hanya saja seperti ulama Asy'ariyah lainnya tegaskan, takwil dibutuhkan ketika berhadapan dengan orang yang akidahnya sakit sehingga jatuh pada tajsim. Ketika terpaksa mentakwil, maka sebaiknya diberi imbuhan kata "kemungkinan" agar tidak jatuh pada posisi yang kurang sopan berani memastikan suatu makna tanpa nash sharih dari Allah dan Rasul.

Agar seimbang saya perlu tambahkan satu hal lagi, meskipun tafwidh adalah pilihan pertama, tapi bukan berarti tafwidh tidak punya kelemahan. Kelemahannya adalah tidak menjadi solusi ampuh pada orang yang akidahnya sakit sebab tafwidh sama saja tidak menjawab apa pun dan tidak mengartikan apapun. Akhirnya dimunculkanlah takwil yang bisa menjelaskan maknanya hingga clear bagi mereka yang ingin kejelasan makna. Adapun pendapat ketiga dari Imam Asy'ari, maka itu jenis tafwidh hanya saja berupa penetapan sifat yang independen bukan merupakan sifat yang masuk kategori sifat lainnya.

Semoga bermanfaat

- Gus AWA -
==========



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




Zaman peradaban itu menikmati suara dengan earphone tanpa kabel, bukan pakai Sound Horeg yang diarak dan bikin kuping or...
11/07/2025

Zaman peradaban itu menikmati suara dengan earphone tanpa kabel, bukan pakai Sound Horeg yang diarak dan bikin kuping orang lain terganggu.

(KH. M. Cholil Nafis)
=================



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




BELAJAR DARI GOOGLE BOLEH?Orang alim belajar dari google, silahkan.Orang awam belajar dari google, jangan. Orang alim be...
10/07/2025

BELAJAR DARI GOOGLE BOLEH?

Orang alim belajar dari google, silahkan.
Orang awam belajar dari google, jangan.

Orang alim belajar dari Ai atau Chat GPT, silahkan.
Orang awam, jangan.

Orang alim menjadikan google, ai, chat GPT, sebagai pembantu. Kalau ada salah, bisa koreksi.

Orang awam menjadikan google, ai, chat GPT, sebagai hukum penentu. Kalau ada salah, gabisa koreksi.

Beda.

Makanya tugas orang awam itu satu : tanya ulama dan menerima hukum dari mereka.

Orang awam bantah hukum ulama, dosa.
Orang awam buat hukum sendiri, dosa.

Hukum yang disampaikan ulama ke awam, tidak selalu dibarengi dalil. Karena mahamin dalil bukan porsinya awam.

Dalil tidak sesimpel “qola Ta’ala” dan “qola Rasulullah”. Tapi semua tetap kembali pada keduanya.

Ulama disini kyai dampar. Yang tiap hari nelaah kitab. Karena mereka yang paham hukum dan punya otoritas membicarakan.

Bukan Gus sholawatan. Apalagi dipanggung hanya guyonan.

Gus sholawatan kalau mau bicara hukum, ya harus paham kitab dan alur perumusan.

Kalau ga paham, ya gausah bicarakan.
Dzolim namanya.

Masih maksa bicara? Berwibawa bukan, malah kayak stand-up comedian.

Jadi kyai dampar itu berat, udah ga terkenal, tugasnya mahamin kitab yang jelimet tiap malam, dan kalau ada masalah baru, ia yang dituntut membicarakan.

Hukum dirumuskan, disampaikan ke masyarakat awam, dapatnya? Caci makian.

Kalau beliau-beliau ini bukan wali Allah, udah ga paham lagi seperti apa wali Allah.

(KH M Syihabuddin Dimyathi)
========================


* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




Tidak shalat itu haram, dosanya sangat besar, jauh jauh jauh lebih besar dari sound horeg. Tapi orang yang tidak shalat ...
08/07/2025

Tidak shalat itu haram, dosanya sangat besar, jauh jauh jauh lebih besar dari sound horeg. Tapi orang yang tidak shalat akan santai saja ketika disebut bahwa tindakannya merupakan keharaman yang parah. Kenapa demikian? Sebab tidak shalat membuat hati begitu rusak hingga ia tidak sadar bahwa ia sedang rusak. Akhirnya, ia santai dibilang tidak shalat meskipun merupakan dosa besar tapi akan marah kalau dibilang horeg haram meskipun bukan dosa besar.

- Gus AWA -
===========



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




Salah Paham Terhadap Ayat “Lakum Dīnukum Wa Liyadīn”Ayat penutup dari Surat al-Kāfirūn ini sering kali terdengar tegas d...
04/07/2025

Salah Paham Terhadap Ayat “Lakum Dīnukum Wa Liyadīn”

Ayat penutup dari Surat al-Kāfirūn ini sering kali terdengar tegas dan final:
‎لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Sekilas ia terdengar seperti garis batas yang kaku. Namun siapa sangka, di balik redaksi singkat dan padat itu, tersimpan samudra kebijaksanaan Qur’ani yang dalam: tentang kemerdekaan hati, kemurnian iman, dan penghormatan terhadap perbedaan yang tidak berarti permusuhan.

Imam al-Ṭabarī dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini bukanlah pengumuman permusuhan, melainkan penegasan prinsip dengan penuh adab. Ketika kaum Quraisy menawarkan kompromi—mari sesekali engkau menyembah tuhan kami, agar kami pun mau menyembah Tuhanmu—Allah menjawab dengan kalimat yang lugas namun elegan: tidak ada negosiasi dalam hal tauhid. Namun lihatlah, penolakan itu disampaikan tanpa makian, tanpa hasutan, tanpa kebencian.

Al-Qurṭubī menyebut ini sebagai bentuk iqrār bi al-ḥāl, yakni pengakuan terbuka bahwa realitas keberagaman dalam keyakinan adalah sesuatu yang nyata dan tak bisa dihapus dengan paksaan. Ia tidak menyuruh memerangi yang berbeda, tapi menegaskan batas: kamu punya jalanmu, dan aku punya jalanku. Dalam bahasa modern: kita bisa berbeda, tanpa saling meniadakan.

Ibn Kathīr menekankan bahwa ayat ini turun bukan dalam suasana konflik, tapi dalam negosiasi yang menggoda: kompromi ringan demi persatuan. Tapi wahyu menegaskan: agama bukan panggung pencitraan. Bukan wilayah tukar-menukar demi tenar atau diterima. Keyakinan adalah komitmen jiwa, bukan strategi sosial.

Sayyid Quṭb dalam Fi Ẓilāl al-Qur’ān memandang ayat ini sebagai deklarasi kebebasan spiritual dan kejelasan identitas. Ayat ini menunjukkan bahwa seorang Muslim harus berdiri dengan mantap di atas imannya, sembari tetap menebar kasih dalam relasi sosial. Ini bukan ajakan menjauh dari dunia, tapi seruan untuk hadir di dunia dengan jati diri yang utuh.

Namun sayangnya, ayat yang penuh hikmah ini sering disalahpahami. Berikut beberapa bentuk salah kaprah yang cukup sering ditemui:

1. Disangka Seruan Permusuhan

Sebagian orang mengira ayat ini adalah bentuk pengusiran atau permusuhan terhadap non-Muslim. Padahal para mufassir sepakat bahwa ini adalah penolakan terhadap kompromi akidah, bukan penolakan terhadap keberadaan yang berbeda. Ayat ini justru menegaskan bahwa hidup berdampingan bukan berarti harus menyatu dalam keyakinan. Perbedaan itu ada, dan tetap dihormati.

2. Disalahgunakan untuk Melegitimasi Relativisme

Di sisi lain, ada p**a yang menyalahgunakan ayat ini untuk membenarkan bahwa semua agama setara dan semua jalan sama benarnya. Padahal sebelumnya, ayat-ayat dalam surat ini menegaskan bahwa tauhid dan syirik adalah dua jalur yang tak bisa dipersatukan. Maka ayat ini bukanlah deklarasi bahwa semua benar, melainkan penegasan bahwa perbedaan itu nyata—dan tetap dihormati, bukan dikaburkan.

3. Dianggap Membatalkan Kewajiban Dakwah

Ada p**a yang menyimpulkan bahwa ayat ini adalah akhir dari segala dakwah, seolah Islam hanya perlu membiarkan orang lain dengan agamanya tanpa peduli. Padahal Rasulullah ﷺ tetap berdakwah setelah ayat ini diturunkan. Bahkan lebih lembut, lebih sabar, lebih tulus. Ayat ini bukan akhir dari dakwah, tapi akhir dari ilusi kompromi akidah.

4. Ditarik ke Semua Konteks

Ada yang menggunakannya sebagai pembenaran untuk bersikap pasif dalam hubungan sosial lintas agama. Padahal konteks ayat ini adalah akidah dan ibadah, bukan interaksi sosial. Dalam hal muamalah (perdagangan, tolong-menolong, kerja sama, hidup bertetangga) Islam memerintahkan keadilan dan berbuat baik (ihsan) bahkan kepada yang berbeda iman.

5. Digunakan secara Sinis dalam Relasi Personal

Tak jarang juga ayat ini dikutip dalam nada sarkastik: “Terserah kamu dengan agamamu, aku dengan agamaku!”
Dari ucapan yang seharusnya menjadi lambang keteduhan, justru berubah menjadi peluru pasif-agresif yang menyakiti. Padahal nada wahyu ini bukan sinis, bukan marah, melainkan teduh. Ia bukan tamparan, tapi penegasan yang santun: “Aku tahu arah langkahku, dan aku menghormati langkahmu.”

Maka mari kita kembalikan ayat ini ke tempatnya yang agung. Ia bukan simbol fanatisme, dan bukan p**a tameng relativisme. Ia bukan pintu pengucilan, dan bukan juga jembatan pencairan iman. Ia adalah cermin toleransi berbasis prinsip—di mana kita tetap memegang kebenaran yang kita yakini, sambil tetap memberi ruang nafas kepada mereka yang berbeda.

Ia seperti seorang pecinta yang berkata:
“Aku tidak akan menyerahkan cintaku pada yang lain. Tapi aku tidak akan melukai siapa pun yang tak bisa mencintaiku kembali. Aku tetap akan mencintai—dengan marwah, bukan dengan paksaan.”

“Aku tidak akan menyerahkan cintaku pada yang lain.”

Ini melambangkan komitmen yang teguh. Dalam konteks ayat, ini berarti seorang Muslim tidak akan menukar akidahnya demi kompromi sosial atau politik. Seperti seseorang yang setia dalam cinta—ia tidak akan menggadaikan kesetiaan hatinya pada sembarang orang, sekalipun ditawari kenyamanan atau penerimaan.

“Tapi aku tidak akan melukai siapa pun yang tak bisa mencintaiku kembali.”

Ini adalah ajaran toleransi yang luhur. Keyakinan yang teguh bukan berarti memaksa orang lain untuk ikut mencintai hal yang sama. Dalam cinta, tidak semua yang kita cintai bisa membalas cinta kita. Tapi itu bukan alasan untuk marah, dendam, atau menyakiti. Begitu juga dalam iman: kita tidak memaksa orang lain untuk memeluk keyakinan kita. Kita hanya menyampaikan, bukan memaksa.

“Aku tetap akan mencintai—dengan marwah, bukan dengan paksaan.”

Di sini terkandung pelajaran tentang keluhuran akhlak. Marwah berarti kehormatan diri. Kita mencintai tanpa mengejar-ngejar. Kita meyakini tanpa memaksa. Kita berdakwah dengan cinta, bukan tekanan. Karena cinta dan iman yang sejati tidak haus validasi atau pengakuan—ia cukup agung dalam keheningan dan kesetiaan.

Atau, dalam bahasa yang lebih membumi:

Beda keyakinan itu ya dihormati,
tanpa memaksakan, apalagi sampai meng-halu segala macam.
Sudah jelas kan kamu s**a dia,
tapi dia gak s**a kamu.
Anggap saja ini juga lakum dīnukum wa liya dīn.
Gak usah diterusin modus komen dan DM-nya. Paham kan yaahh…

Tabik,

Nadirsyah Hosen
==============



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




WAHAI MUSLIM...! BIJAKLAH DALAM BERMEDSOSTeknologi AI memungkinkan siapa pun membuat meme / gambar / video dengan imajin...
04/07/2025

WAHAI MUSLIM...! BIJAKLAH DALAM BERMEDSOS

Teknologi AI memungkinkan siapa pun membuat meme / gambar / video dengan imajinasi yang diinginkannya.
Celakanya, ia memanfaatkan kemampuan AI untuk membuat gambar / video yang tidak senonoh, jauh dari etika, norma dan agama, bersifat mengolok, menghina, menista, merendahkan, dengan muka seseorang yang dibencinya sebagai ekspresi kemarahan dan kebencian.

Menghina, mengolok-olok, merendahkan orang lain bukan akhlak seseorang yang berkitab suci Al-Qur'an.

Buat anda dan siapa pun yang muslim jangan pernah melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran islam. Sebenci apapun kepada seseorang.

- CB -
============



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




TIGA ALASAN FATWA HARAM SOUND HOREG YANG DIKELUARKAN PONPES BESUK PASURUANForum Bahtsul Masail yang digelar Pondok Pesan...
03/07/2025

TIGA ALASAN FATWA HARAM SOUND HOREG YANG DIKELUARKAN PONPES BESUK PASURUAN

Forum Bahtsul Masail yang digelar Pondok Pesantren Besuk, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menyatakan sound horeg haram.

Ponpes Besuk menyatakan bahwa penggunaan sound horeg haram hukumnya, terlepas dari apakah menimbulkan gangguan atau tidak.

Fatwa haram tersebut diputuskan dalam forum pembahasan masalah keagamaan atau Bahtsul Masail yang digelar bertepatan dengan peringatan 1 Muharram 1447 Hijriah.

“Kami putuskan perumusan dengan tidak hanya mempertimbangkan aspek dampak suara, tapi juga mempertimbangkan mulazimnya disebut dengan sound horeg, bukan sound system,” ujar Pengasuh Ponpes Besuk, KH Muhibbul Aman Aly dikutip dari akun Instagram , Selasa (1/7/2025).

Rais Syuriah PBNU itu mengatakan, keputusan tersebut diambil bukan semata bisingnya suara, tetapi karena konteks dan dampak sosial yang melekat pada praktik sound horeg.

Kiai Muhib menegaskan, hukum keharaman itu berlaku secara mutlak. Artinya, meskipun penggunaan sound horeg dilakukan di tempat sepi atau tanpa adanya gangguan terhadap orang lain, tetap saja diharamkan.

“Kalau begitu, maka hukumnya lepas dari tafsir itu sudah, di mana pun tempatnya dilaksanakan, mengganggu atau tidak mengganggu, maka hukumnya adalah haram,” katanya.

Kiai Muhib menegaskan, fatwa tersebut tetap berlaku meski tanpa ada larangan dari pemerintah.

“Ada atau tidak ada larangan pemerintah, sehingga hukum (haram) itu berdiri sendiri sudah,” ujarnya.

KH Muhammad Ajir Ubaidillah yang membagikan potongan video pernyataan tersebut di Instagram, mengaku ikut merasakan keresahan atas fenomena sound horeg yang dinilai mengganggu ketenangan dan tatanan sosial masyarakat.

“Saya lebih karena resah juga dengan fenomena itu, akhirnya ada fatwa itu (dari Ponpes Besuk) kami repost,” ujarnya.

3 Alasan Sound Horeg Haram

Dalam keterangan unggahannya dijelaskan, keputusan fatwa ini mempertimbangkan beberapa karakteristik sound horeg yang dinilai bertentangan dengan syariat Islam.

Di antaranya, pertama, sound horeg sering kali menjadi simbol sya'ir fussaq (syiar orang-orang fasiq), kedua, mendorong percampuran laki-laki dan perempuan, ketiga, memicu aksi joget yang kerap disertai gerakan tidak pantas.

Fatwa ini pun menjadi peringatan keras bagi masyarakat untuk tidak lagi memaklumi praktik hiburan yang dianggap menyimpang dan berpotensi menimbulkan kemaksiatan. ()

Sumber : iNews.id
==============



* terus_Dapatkan Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes




Address

Singaparna

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when HWMI jawa barat 1 posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share