12/09/2024
HAKIKAT TAWADHU
التّواضعُ
قال الإمام ابنُ رجبٍ رحمه اللَّه:
قال بعض السّلف: التّواضعُ: أن تقبل الحقّ مِن كلِّ مَن جاء به، وإنْ كان صغيراً؛ فمن قَبِلَ الحقّ ممّن جاء به سواء كان صغيراً أو كبيراً، وسواء كان يُحبُّه أو لايُحبّه؛ فهو متواضعٌ، ومَن أبَى قَبُولَ الحقّ تعاظُماً عليه؛ فهو متكبِّرٌ
📚 جامع العلوم (١/ ٣٠٧).
Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata,
“Sebagian salaf berkata,
‘Tawadhu (rendah hati) adalah engkau menerima kebenaran dari setiap orang yang membawanya, meskipun dari anak kecil. Maka barang siapa yang menerima kebenaran dari siapa saja yang membawanya, sama saja baik itu dari anak kecil atau orang yang sudah tua, baik itu dari orang yang dia cintai atau orang yang tidak dia cintai, maka dia adalah orang yang tawadhu'. Sedangkan barang siapa yang enggan menerima kebenaran karena kesombongannya, maka dia adalah orang yang sombong.”
> ✍🏻 Silvi Nuraeni Alkhan HAKIKAT TAWADHU
التّواضعُ
قال الإمام ابنُ رجبٍ رحمه اللَّه:
قال بعض السّلف: التّواضعُ: أن تقبل الحقّ مِن كلِّ مَن جاء به، وإنْ كان صغيراً؛ فمن قَبِلَ الحقّ ممّن جاء به سواء كان صغيراً أو كبيراً، وسواء كان يُحبُّه أو لايُحبّه؛ فهو متواضعٌ، ومَن أبَى قَبُولَ الحقّ تعاظُماً عليه؛ فهو متكبِّرٌ
📚 جامع العلوم (١/ ٣٠٧).
Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata,
“Sebagian salaf berkata,
‘Tawadhu (rendah hati) adalah engkau menerima kebenaran dari setiap orang yang membawanya, meskipun dari anak kecil. Maka barang siapa yang menerima kebenaran dari siapa saja yang membawanya, sama saja baik itu dari anak kecil atau orang yang sudah tua, baik itu dari orang yang dia cintai atau orang yang tidak dia cintai, maka dia adalah orang yang tawadhu'. Sedangkan barang siapa yang enggan menerima kebenaran karena kesombongannya, maka dia adalah orang yang sombong.”
> ✍🏻 Silvi Nuraeni Alkhan