JMNews

JMNews JMNews

Ingat...
08/10/2025

Ingat...



08/10/2025

Ini klarifikasi dan penegasan Managemen Yayasan MER terkait persoalan internal yang sedang terjadi.



08/10/2025

Poltekes Sorong perkuat kemampuan mahasiswa dalam menghadapi bencana...




08/10/2025

Politeknik Kesehatan (Poltekes) Sorong, Papua Barat Daya melatih dan memperkuat kapasitas mahasiswa tentang managemen bencana sebagai upaya penting untuk menangai bencana ketika terjadi di wilayah itu.




08/10/2025

Simulasi tanggap bencana darurat di Poltekes Sorong, Rabu (8/10)

Angka kesiapan sekolah di Papua Barat Daya berdasarkan data 2021–2024 hanya sebesar 43,47%, masih jauh di bawah rata-rat...
07/10/2025

Angka kesiapan sekolah di Papua Barat Daya berdasarkan data 2021–2024 hanya sebesar 43,47%, masih jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 77,47%.

Berdasarkan data dari Dapodik menunjukkan angka putus sekolah yang masih memprihatinkan di beberapa kabupaten di Papua Barat Daya.

Kabupaten Sorong Selatan SD 0,47 persen, SMP 0,41 persen. Kemudian Kabupaten Sorong SD 0,89 persen, SMP 0,17 persen, SMA 1,98 persen. Selanjutnya, Kabupaten Tambrauw SD 0,97 persen, SMP 0,47 persen, Kabupaten Maybrat SD 0,53 persen dan SMP 2,09 persen.

Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI, angka-angka ini mengindikasikan masih adanya tantangan signifikan dalam meningkatkan akses dan keberlanjutan pendidikan di Papua Barat Daya.




Perkembangan kasus malaria dari tahun 2021 hingga 2025 menunjukkan tren yang fluktuatif. Pada 2021, tercatat sebanyak 76...
07/10/2025

Perkembangan kasus malaria dari tahun 2021 hingga 2025 menunjukkan tren yang fluktuatif.

Pada 2021, tercatat sebanyak 766 kasus positif malaria. Angka ini kemudian mengalami lonjakan yang sangat signifikan pada tahun 2022, yaitu mencapai 1.749 kasus, atau meningkat sekitar 128,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan kasus berlanjut secara tajam pada tahun 2023, di mana jumlah kasus positif melonjak menjadi 3.831 kasus atau terjadi peningkatan sebesar 119 persen dibandingkan tahun 2022.

"Meskipun demikian, pada tahun 2024, laju kenaikan mulai melambat. Jumlah kasus malaria tercatat sebanyak 3.925 kasus, hanya naik sekitar 2,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Plt Kadis Kesehatan Kota Sorong Jemima Elisabeth Lobat.

Selanjutnya pada 2025 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Jumlah kasus positif malaria menurun menjadi 2.818 kasus, atau turun sekitar 28,2 persen dibandingkan tahun 2024.



Menurut dia, pembentukan kelembagaan ini penting, karena sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang ...
07/10/2025

Menurut dia, pembentukan kelembagaan ini penting, karena sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan perpustakaan menjadi bagian dari urusan wajib non-pelayanan dasar yang harus ada di setiap daerah.

"Kami juga mendorong seluruh pemerintah daerah agar segera membentuk dinas perpustakaan berdasarkan instruksi Mendagri melalui surat edarannya mengharuskan seluruh pemerintah daerah membentuk perpustakaan daerah," ujarnya.

"Nomenklatur itu menjadi syarat utama agar daerah bisa menerima bantuan program dari kami," katanya.

Edi berharap, Gubernur Papua Barat Daya bersama jajaran dapat segera menyusun dokumen kelembagaan tersebut agar perpustakaan provinsi terbentuk dan berfungsi secara optimal, serta membuka peluang kerja sama program yang lebih luas dengan Perpustakaan Nasional.

"Tanpa ada nomenklatur, maka bantuan dan intervensi dari Perpusnas tidak bisa diberikan secara maksimal," harapnya.



07/10/2025

Pemerintah Kota Sorong, Papua Barat Daya mendistribusikan 15 ribu kelambu massal kepada masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan dan sekaligus mencapai target eliminasi malaria di wilayah itu.

Plt Kepala Dinas Kesehata Kota Sorong Jemima Elisabeth Lobat menjelaskan Kota Sorong merupakan salah satu daerah di Papua Barat Daya terdampak endemis tinggi malaria, sehingga butuh kebijakan strategis guna menangani kasus malaria itu.




Forum Masyarakat Adat Raja Ampat resmi menyerahkan Maklumat Gelar Senat Adat Institut Usba Kabupaten Raja Ampat kepada M...
06/10/2025

Forum Masyarakat Adat Raja Ampat resmi menyerahkan Maklumat Gelar Senat Adat Institut Usba Kabupaten Raja Ampat kepada Majelis Rakyat Papua Barat Daya (MRPBD).

Penyerahan tersebut disertai dengan diskusi antara Direktur Institut Usba, Charles Imbir, masyarakat adat Raja Ampat bersama pimpinan dan anggota MRPBD di ruang sidang utama, Senin (6/10/2025).

Koordinator Forum Masyarakat Adat Raja Ampat, Filp Mayor, mengatakan penyerahan maklumat tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil dialog masyarakat adat yang berlangsung selama dua hari.

Dalam pertemuan itu, pihaknya menyampaikan sejumlah poin penting terkait kebutuhan dasar masyarakat adat yang diharapkan dapat segera ditindaklanjuti oleh MRPBD.

“Kami sudah menyampaikan hal-hal penting, termasuk terkait dana dan kebijakan yang perlu menjadi acuan bagi MRP dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Harapan kami, hasil rumusan dialog ini bisa segera direspons dan ditindaklanjuti sesuai mekanisme internal,” ujar Filp Mayor.

Ia menambahkan, maklumat tersebut menjadi dasar bagi MRPBD untuk berkoordinasi dengan DPR Papua Barat Daya, Gubernur, dan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat adat.

Menurutnya, lembaga-lembaga tersebut memiliki kewenangan khusus sebagaimana diatur dalam undang-undang, sehingga dapat memperjuangkan hak-hak masyarakat adat secara lebih efektif.

“Selama ini kepentingan masyarakat adat sering terabaikan. Padahal hak-hak dasar mereka sudah diatur dalam undang-undang khusus. Karena itu, kami berharap regulasi dan kebijakan yang lahir ke depan benar-benar mengakomodasi kepentingan masyarakat adat,” tegas Filp.

Sementara itu, Wakil Forum Masyarakat Adat Raja Ampat, Ludya Mentansan, menyebut maklumat yang diserahkan bukan sekadar dokumen formal, melainkan hasil musyawarah masyarakat adat selama dua hari.

Ia berharap MRPBD, DPRP, serta pemerintah provinsi dan kabupaten dapat segera menindaklanjutinya.

“Maklumat ini lahir dari hasil musyawarah dan sangat penting bagi penyelamatan komunitas masyarakat adat di wilayah hukum adat Kabupaten Raja Ampat. Kami minta agar MRP, DPRP, Gubernur, dan Bupati Raja Ampat memberikan perhatian serius,” terang Ludya.

ia juga menegaskan bahwa dalam maklumat tersebut terdapat sejumlah poin penting, salah satunya terkait perlindungan wilayah adat dari aktivitas pertambangan yang dapat mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat.

“Poin-poin yang kami rumuskan semuanya penting untuk melindungi masyarakat adat. Karena itu kami berharap pemerintah segera memberikan jawaban dan tindakan nyata,” tutupnya.




Staf Ahli Menteri bidang Penguatan dan Ekosistem Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek RI) Dr. M. Has...
06/10/2025

Staf Ahli Menteri bidang Penguatan dan Ekosistem Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek RI) Dr. M. Hasan Chabibie, menjelaskan Program bantuan pendidikan dari Kemendikbudristek ini menyasar mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk mendukung keberlanjutan studi di perguruan tinggi.

Adapun kampus-kampus penerima KIP-Kuliah di Papua Barat Daya antara lain Politeknik St. Paul Sorong, Sekolah Tinggi Ekonomi Bukit Zaitun Sorong, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Teminabuan.

Kemudian, Universitas Kristen Papua, Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Nani Bili Nusantara, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong dan Universitas Victory Sorong

Menurut Dr. Hasan, alokasi bantuan pendidikan ini juga mempertimbangkan kondisi fiskal negara, serta melalui proses pembahasan bersama Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan dan kebudayaan.



Komisi X DPR RI Dukung Penuh Pendirian Perguruan Tinggi di Papua Barat DayaSORONG – Komisi X DPR RI menyatakan komitmen ...
06/10/2025

Komisi X DPR RI Dukung Penuh Pendirian Perguruan Tinggi di Papua Barat Daya

SORONG – Komisi X DPR RI menyatakan komitmen kuat untuk mendukung kehadiran perguruan tinggi baru di Provinsi Papua Barat Daya sebagai upaya memperluas akses pendidikan tinggi di wilayah Indonesia Timur.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menegaskan bahwa pihaknya telah meminta kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) agar segera merespons kebutuhan masyarakat akan perguruan tinggi di provinsi ke-38 tersebut.

“Kami sangat mendukung dan meminta agar pengajuan pendirian perguruan tinggi di Papua Barat Daya segera dikabulkan. Ini kebutuhan nyata masyarakat,” ujar Lalu saat ditemui usai pertemuan bersama Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, dan jajaran OPD di Gedung Lambert Jitmau, Kota Sorong, Senin (6/10/2025).

Komisi X menargetkan agar perguruan tinggi tersebut bisa mulai beroperasi pada tahun 2026. Menurut Lalu, jika semua elemen daerah siap, maka pendirian dan pengoperasian kampus baru itu tinggal menunggu proses legalitas dari kementerian.

“Kami akan kawal sampai tuntas. Sepanjang fasilitas dari pemerintah daerah sudah disiapkan, maka kami pastikan perguruan tinggi ini bisa jalan di 2026,” tegasnya.





Address

Sorong

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when JMNews posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to JMNews:

Share