ID AC INA

ID AC INA FAns DJ indonesia

Dendam di Tengah Pengkhianatan: Mencumbu Mantan Sekretaris💋 ☕🍻🏧Sepagi itu Panji santoro pemilik banyak perusahaan , seor...
25/09/2024

Dendam di Tengah Pengkhianatan: Mencumbu Mantan Sekretaris
💋 ☕🍻🏧
Sepagi itu Panji santoro pemilik banyak perusahaan , seorang multi milyuner bahkan masuk kedalam top list orang terkaya di asia , telah berteriak teriak penuh kemarahan di ruang kerjanya. Kursi empuknya ia tendang hingga berguling , tidak puas dengan itu , ia cabut stick golf yg tersimpan di aspek ruangan itu.
“BRAAAAKKKK!!!!!” SEBUAH lemari kayu hancur acak-acakan terkena bandul keras stick golf Panji , serta satu bandul lagi serta pecahlah meja kaca di tengah ruangan. ruangan kerja yg sebelumnya tertata rapi serta enjoy itu saat ini hancur acak-acakan bagaikan baru terkena ledakan bom , sementara sang boss Panji santoro tetap mengamuk ,
Di dekat pintu seorang pria besar menyeramkan hanya diam menyaksikan semua adegan yg terjadi. pria besar itu bernama gogon ,bodyguard serta orang kepercayaan Panji santoro. Walau namanya mirip dengan pelawak dengan khas rambut sikatnya , tetapi sosok gogon yg satu ini jauh dari lucu , sebaliknya terkesan lumayan menyeramkan.
Nama gogon sebetulnya merupakan suatu julukan sewaktu pria ini tetap jadi preman jalanan , singkatan dari gorilla gondrong. kemanjuran , ketangguhan , serta kekejaman gogon membikin Panji berminat utk merekrutnya menjadi anak buah.
Bisnis Panji santoro sendiri sebetulnya sebagian merupakan bisnis legal , tetapi ada beberapa rahasia kecil dalam bisnisnya yg tidak orang lain tahu , serta utk faktor seperti itu Panji perlu seseorang utk melakukan ‘dirty job’ , serta gogon merupakan orang yg cocok apalagi kemudian pria besar ini terbukti sangat loyal pada boss nya.
Tiga bulan lalu , Panji membuka lowongan pekerjaan di perusahaannya sebagai sekretaris, sebab skretaris sebelumnya telah menikah serta ikut bersama suaminya. Nama besar perusahaan milik Panji membikin tidak sedikit pelamar datang berharap sedikit keberuntungan.
Dan dari sekian tidak sedikit pelamar , Panji berminat pada seorang gadis cantik dengan body aduhai bernama Ana , wajahnya begitu innocent dengan rambut hitam panjang indah terurai layaknya seorang gadis baik baik. tetapi nyatanya gadis ini mau melakukan apa saja utk memperoleh pekerjaan ini ,
Ia tidak ragu utk melepaskan seluruh pakaian yg menempel di tubuhnya , membikin mata Panji tidak lepas mengagumi tubuh polos nan mulus dihadapannya. tak hanya itu , Ana dengan gemulai serta menggoda mendekati Panji , meraih celana pria itu , menurunkannya serta dengan sigap memas**an k*nt0l yg telah menegang ke dalam mulutnya ,
j*latan l*dah Ana nyatanya sanggup membikin Panji melayang apalgi sedotannya membikin Panji tidak sanggup bicara apa apa lagi tidak hanya “kamu diterima” Tp itu semua tiga bulan yg lalu, sebelum Panji tahu siapa Ana sebetulnya. nyatanya Ana merupakan mata mata yg dikirim oleh perusahaan pesaing,
Dengan tujuan mencuri beberapa dokumen penting berisi rahasia perusahaan milik Panji serta keadaan makin di perparah sebab nyatanya dengan kelihaiannya Ana sukses memals**an tanda tangan Panji serta membawa lari sejumlah besar uang perusahaan.
Semua kejadian itulah yg membikin Panji santoro sepagi itu mengamuk menghancurkan ruangan kantornya sendiri.
entah merasa lelah alias terbukti telah puas mengamuk , Panji kemudian terdiam sesaat ,lalu memandang tajam pada gogon. bagai mengenal apa yg ada dalam pikiran sang boss , gogon maju selangkah serta mengatakan,
“saya telah menemnukannya , boss..!!!kita dapat kesana kini juga…”
Panji tersenyum jahat , merapikan pakaiannya serta dengan isyarat tangan ia menyuruh gogon utk mengikutinya.
Gogon membawa boss Panji ke daerah pinggiran kota , suatu perumahan yg lumayan mewah yg telah diketahui oleh gogon sebagai tempat Ana bersembunyi. gogon menunjuk suatu rumah dengan mobil BMW terpakir di halaman rumah , disinilah tempat Ana bersembunyi.
Panji dengan geram memandangi rumah serta mobil mewah dihalaman , tiga bulan lalu Ana belum punya ini semua artinya semua kemewahan yg dinikmati perempuan itu merupakan dengan uang Panji. gogon memarkir mobil agak jauh dari rumah tadi supaya Ana tidak menyadari kehadiran mereka.
Pintu yg tidak terkunci lebih mempermudah Panji serta gogon memasuki rumah itu. Panji mengetuk pintu rumah sementara gogon berdiri siaga di sebelahnya.
“yaaa…sebentar……” suatu suara indah yg telah sangat dikenal Panji terdengar dari dalam.
Saat pintu dibuka Ana sangat terkejut menonton siapa yg datang , dengan cepat ia berusaha menutup pintu kembali tetapi gogon lebih cepat lagi , ia bergerak lebih dahulu mendorong pintu dengan keras membikin Ana jatuh terjengkang , gogon bergegas mendekatinya serta menod**gkan pist*l di kepala gadis itu ,
Sementara Panji memperhatikan sekeliling khawatir ada yg menyaksikan semua kejadian itu , tetapi suasan disana tetap sepi seperti biasa , semua aman aman saja. GOgon membawa Ana ke ruang tengah , serta dibawah tod**gan pist*l ia mendudukan gadis cantik yg ketakutan itu di sofa.
“Ana…Ana…Ana, lama tidak jumpa ya…” kata Panji sambil duduk di samping Ana yg ketakutan.
Dalam hati Panji wajib mengakui gadis ini terus kelihatan cantik dalam ketakutannya.
“ammpun..pak..tolong, maaf..saya..saya…” Ana tidak sanggup mengatakan kata saking ketakutannya.
“ssst…!! santai Ana , jangan ketakutan seperti itu. nah , ada siapa lagi di rumah ini..?” tanya Panji
“adik saya pak , di lantai atas ” jawab Ana gemetar
“panggil dirinya ..”
Ana ragu sejenak , tetapi intimidasi dari gogon memakai pist*l membikinnya akhirnya menyerah
“Tika…..!!! dapat kesini sebentar ,?” panggil Ana dengan suara bergetar
“ya kak!! sebentar…” suatu suara indah terdengar dari lantai atas dan tidak seberapa lama turunlah seorang gadis remaja cantik bahkan lebih cantik dari Ana ,
Gadis itu merupakan Tika , adik kandung dari Ana. Tika terbukti tetap SMA , tetapi kecantikan serta kemolekan tubuhnya telah terbentuk dengan indah khas anak remaja.
“halo..emm Tika kan.?? sini turun..” kata Panji dengan senyum penuh kelicikan
Tika pasti saja terkejut menonton situasi seperti itu ,ia menuruni tangga dengan bingung , jelas sekali ia sedang berpikir utk melakukan sesuatu. Tetapi Panji dapat menonton gelagat Tika sebab itu ia menunnjuk pada gogon yg tengah menod**gkan pist*l pada Ana , serta dengan terpaksa Tika turun mendekat pada mereka.
Sejenak Panji menikmati keindahan yg ada dihadapannya ,seorang gadis remaja cantik , dengan wajah serta kulit putih mulus ,tok*t yg proporsional menyembul dibalik t-shirtnya ,b*lahan d*danya yg sedikit terkesan membikin lelaki manapun yg menonton bakal naik lib*donya , belum lagi kemulusan p*ha serta kaki indah yg hanya tertutup oleh celana pendek
“Tika , jangan takut begitu , kalian tahu siapa saya ..?? ” pertanyaan Panji dijawab dengan gelengan kepala Tika
“saya merupakan boss kakakmu..emm well , mantan boss kakakmu..” jawab Panji sambil medekati Ana , lalu dengan tiba tiba menjambak rambut mantan sekertarisnya itu membikin Ana tersentak kesakitan
“Dan kakakmu ini telah mencuri sejumlah besar uang perusahaan , belum lagi dokumen rahasia perusahaan yg dirinya jual ke sainganku..”
Tika terkesan sangat terkejut , jelas sekali apabila sang kakak tidak sempat menceritakan apa yg dilakukannya selagi ini.
“Dan …sekarang saatnya kakakmu mempertanggung jawabkan semua lakukanannya..” lanjut Panji.
“tta..tp pak…uangnya telah terp..telah terpakai semua , tp saya pasti ganti pak , asal diberi waktu , saya janji pak..!!!” Ana memelas memohon pengampunan pada Panji
“Ana..!!! apa saya terkesan seperti perlu uang ..??? kalian pikir saya jatuh miskin seusai kamu khianati…hmm@!!!!” kata kata Panji terus menekan mental Ana
“ooo..kamu bakal membayar……tp tdk dengan uang..!!!!” lanjut Panji.
“mmak..maksud bapak..??” tanya Ana tidak mengerti.
Panji tidak menjawab pertanyaan Ana , ia lantas mendekati Tika yg terkesan terus ketakutan.
“Tika sayang , apa kalian sayang sama kakakmu ini..??” tanya Panji
“pak..!! tolong jangan libatkan dirinya , jangan ganggu dia..!!! biar saya saja yg…”
PLAKKKK!!! suatu tamparan keras di p**i Ana menghentikan kata kata gadis itu , rupanya Ana telah dapat menduga apa yg ada dalam pikiran mantan boss nya , rasa sakit dampak tamparan serta rasa penyesalan menyebabkan air matanya saat ini mengalir membasahi wajah cantiknya
“pak..tolong !! jangan bunuh kakak saya , dirinya cuma keluarga saya satu satunya..saya mohon ” saat ini giliran Tika yg memohon.
Panji tersenyum penuh kemenangan lalu mengatakan ,
“tenang saja , tidak ada yg wajib mati kali ini, asal kalian berdua menuruti semua perintahku “
Panji terus mendekati Tika yg terduduk pasrah, khawatir bakal keselamatan kakaknya , Tika tidak melakukan perlawanan saat Panji mer*ba r*ba sekujur tubuhnya , jemari Panji membelai pelan p*ha mulus Tika seolah sedang mengelus karya seni yg sangat mahal.
Tangan Panji bergerak ke atas menuju tonjolan di d*da Tika yg sedari tadi mer*ngs*ng kelel*kiannya, di r*mas r*masnya bergantian kedua tok*t gadis remaja itu , terasa empuk suatu kenikmatan yg tiada tara. dengan perlahan t-shirt Tika ia singkap ke atas , menunjukan perut rata gadis manis itu serta khususnya tok*t yg putih bersih tetap terlingkupi oleh br* , kedua bukit itu terguncang guncang sebab isakan tangis Tika.
“kakak…” rintih Tika perlahan seolah meminta pertolongan Ana saat Panji begitu asyik membelai perut rata Tika , serta mer*mas tok*t yg tetap tertutup br*.
Ana tiba tiba bereaksi saat Panji bakal hebat lepas br* adiknya.
“jangan pak!!! saya mohon..!!! jangan ganggu adik saya, saya mohon..!!! lakukan apa saja pada saya tp jangan dirinya , dirinya ga tahu apa apa…saya mohon!!!”
Panji berhenti mengg*raygi tubuh indah Tika lalu beralih pada Ana.
“kamu mau lakukan apa saja demi adikmu ini , ?” tanya Panji
“iya pak…asal jangan ganggu dirinya pak ” jawab Ana perlahan
Panji pun melepaskan Tika yg kemudian segera merapihkan kembali pakaiannya , ketika ia hendak berlari ke atas , Panji luar biasanya kembali memerintahkan utk tetap duduk disana.
Baik Ana…sekarang kalian berdiri serta buka seluruh pakaianmu ” perintah Panji.
DEngan patuh Ana berdiri , terdiam sejenak serta kemudian tetap dibawah tod**gan pist*l gogon , Ana melepaskan pakaiannya satu persatu hingga tel*njang bulat.
“Tika , sempat lihat kakakmu tel*njang..?” tanya Panji serta dijawab Tika dengan anggukan.
“pernah lihat kakakmu **..?” tanya Panji kemudian sambil tertawa , Tika hanya menunduk risih tidak menjawab.
“kamu sempat ** Tika..?” tanya Panji lagi serta dijawab dengan gelengan kepala gadis remaja itu.
“hmmm virg*n rupanya , baik ..berarti kalian wajib lihat ini , anggap saja s*x education , hahahaha” kata Panji
baik Ana maupun Tika hanya terdiam tidak sanggup utk berbuat apa apa.
“baik Ana , kalian kini merangkak kemari , cepat!!!” perintah Panji
Meski merasa terhina , Ana dengan patuh merangkak mendekati Panji yg sedang melepaskan celananya sendiri, Tika memalingkan muka saat k*nt0l Panji terbuka tanpa penghalang jelas sekali ia merasa risih.
“menghadap ke adikmu..!!!” perintah Panji lagi.
Kini kedua gadis cantik kakak beradik itu telah saling berhadapan , sementara Panji mengambil posisi di belakang Ana , berlutut serta menerobos m*m*k Ana dari belakang yg nyatanya tidak sesusah yg diperkirakan. Ana mer*ntih serta meng*rang saat Panji mulai bergerak memasukkan k*nt0lnya terus dalam serta mulai memompanya ,
Sambil terus bergerak maju mundur , tangannya tidak henti henti memngg*raygi seluruh tubuh indah Ana , terus lama rint*han Ana menjadi jeritan kesakitan yg tertahan. Panji terus berusaha memas**an k*nt0lnya terus dalam sambil terus mer*mas r*mas tok*t Ana , sesekali ia memukul pant*t mulus Ana hingga memerah.
Pada awalnya rint*han Ana seperti kesakitan , tetapi terus lama rint*hannya berubah menjadi rint*han penuh kenikmatan serta sementara semua adegan itu terjadi , Tika terus lama terus ter*ngs*ng oleh semua itu , tanpa sadar ia ikut mer*mas r*mas tok*tnya sendiri , kadang juga tangannya turun menyentuh m*m*knya sesekali,
Semua itu tidak luput dari perhatian Panji. beberapa lama kemudian Panji mencapai kl*maks serta k*nt0lnya menyemburkan seluruh isinya kedalam tubuh Ana serta gadis cantik itupun tergolek lemas di lantai. Tika sendiri nyatanya tetap ter*ngs*ng serta tanpa sadar tetap mer*mas r*mas tok*tnya sendiri.
“gimana Tika , s**a menonton yg tadi…??” tanya Panji menyadarkan Tika yg kemudian dengan gerakan canggung kembali berusaha duduk seperti semula.
“ga usah malu , biasa kok yg seperti itu ..” kata Panji pada Tika yg terkesan mencuri curi pandang pada k*nt0l Panji.
Panji menyadari faktor itu , ia pun mendekati gadis remaja itu lalu menyodorkan k*nt0lnya.
” mau coba j*lat ..?” Panji menyentuhkan k*nt0lnya pada p**i Tika, gadis itu hanya memalingkan muka sebab risih.
“ga apa apa …j*lat aja..” lanjut Panji sambil menyentuhkan k*nt0lnya ke bib*r mungil Tika.
Ketika Tika berusaha memalingkan muka menghindar justru malah menyebabkan gesekan penuh ga*rah diantara keduanya , jadi akhirnya Tika pun luluh , bib*rnya terbuka sedikit serta l*dahnya mencoba menyentuh k*nt0l dihadapannya.
“mas**an aja ke mulut kalian , tp awas kalo berani coba coba g*git!!!”
Tika menj*lat j*lat penuh keraguan pada awalnya tetapi lama kelamaan bib*rnya membuka terus lebar serta tanpa ragu lagi Panji mendorong masuk k*nt0lnya ke mulut gadis manis itu jadi terkesan penuh.
“nahh..kerens..seperti itu !! ayo j*lati lagi , k*lum serta s*dot kayak kalian makan permen loli ” kata Panji penuh kenikmatan saat mengajari gadis remaja ini or*l s*x.
Meskipun tetap amatiran serta baru , tetapi kehangatan mulut seorang remaja apalagi gadis SMA rutin memberbagi sensai yg hebat hingga akhirnya Panji kembali merasakan dorongan kuat dari dalam tubuhnya , dengan cepat Panji menahan kepala Tika jadi ia dengan terpaksa menelan seluruh semburan sp*rma lelaki utk pertama kalinya.
Tika terkesan gelagapan sebab tidak siap menerima faktor tersebut serta terbatuk batuk kepayahan saat akhirnya k*nt0l Panji keluar dari mulutnya.
“nah..sekarang..ayo buka pakaian kalian ya ?” kata Panji sambil berusaha mel*cuti pakaian Tika.
Ana yg setengah sadar berusaha mencegah faktor itu , ia tidak mau adiknya kehilangan keperw*nannya dengan tutorial seperti ini.
“pak jangan ganggu adik saya pak..!!!! bapak telah berjanji ” teriak Ana histeris.
“well, saya bohong kok !! ” jawab Panji enteng sambil memberi isyarat pada gogon.
“jangan ganggu dirinya pak..!!! saya mohon dirinya tetap per*wan !!!” Ana tidak dapat menlanjutkan kata katanya lagi sebab gogon telah membungkam mulutnya serta hebat gadis malang itu ke salah satu kamar ,
Tidak perlu waktu lama hingga terdengar rint*han serta jeritan kesakitan dari Ana. gogon terbukti bahagia sekali menyiksa perempuan yg diset*buhinya ,jeritan memelas korbannya rutin terus membikin preman satu ini sangat ter*ngs*ng.
Sementara tetap di ruang depan , Tika tidak melakukan perlawanan apapun saat Panji mel*cuti seluruh pakaiannya , entah pasrah , entah takut mengalami faktor yg sama seperti kakaknya alias terbukti telah ter*ngs*ng. seusai Tika tel*njang bulat barulah Panji melepaskan pakaiannya yg tersisia.
Panji kemudian duduk di sofa serta menyuruh Tika utk mengambil posisi diatasnya , perlahan gadis itu menurunkan pant*tnya hingga k*nt0l Panji menyeruak mencoba masuk kedalam m*m*k yg tetap sempit. Panji tersenyum penuh kepuasan saat mengenal apabila Tika terbukti tetap per*wan.
“Aahhwwa…” Tika mer*ntih pelan saat keg*disannya terenggut ,d*rah per*wannya terus memperlancar laju k*nt0l Panji sementara itu dari dalam kamar jerit tangis kesakitan dari Ana tetap terdengar saat gogon terus menindih tubuhnya.
Panji memandu Tika utk meraih kenikmatan pada s*x pertamanya ini ,pant*tnya bergerak naik turun membikin tok*tnya bergoyang menggoda , air mata sempat menetes membasahi p**i , entah kesakitan alias penyesalan.
Panji tidak mempedulikan itu semua , ia malah asyik mer*mas r*mas tok*t indah dihadapannya serta pada satu peluang meng*lum dengan rakus bukit kembar itu , dig*git serta dij*latinya dengan gemas put*ng gadis per*wan yg mulai menikmati s*x pertamanya , bagaikan tidak kenal rasa puas Panji terus meng*lum serta meny*dot tok*t remaja yg kenyal,empuk serta nikmat tersebut.
Rint*han demi rint*han Tika membikin Panji terus asyik menikmati tubuh per*wan itu , bagaikan tidak kenal lelah ia terus mengg*njot serta menindih Tika dengan beberapa posisi , seluruh lekuk tubuh Tika telah habis diger*yginya
dan ketika semua itu beres Tika tidak sadarkan diri sebab kelelahan.
Hari telah sangat larut saat Panji serta gogon telah puas men*kmati tubuh mantan sekretaris serta adiknya itu , kedua gadis cantik itu tidak sadarkan diri sebab saking lelah, seluruh tenaganya habis . Faktor tersebut membikin gogon dengan mudah membawa dua tubuh tel*njang itu ke dalam mobil serta membawanya pergi, kedua gadis itu bakal dipersiapkan utk menjamu rekanan bisnis Panji , serta Panji berpendapat bahwa itu merupakan faktor yg paling layak utk membalaskan pengkhianatan mantan sekertarisnya.

18/09/2024
Saat Keponakanku Datang, Aku Belum Siap💋 ☕🍻🏧Malam ini ga*rahku memanas, kulihat suamiku sedang sibuk menulis diruang ker...
17/09/2024

Saat Keponakanku Datang, Aku Belum Siap
💋 ☕🍻🏧
Malam ini ga*rahku memanas, kulihat suamiku sedang sibuk menulis diruang kerjanya, kuhampiri dia dengan memakai pakaian dan wewangian yang mer*ngs*ng. Suamiku hanya tersenyum saja, kudekati dan kuelus tubuhnya dari belakang dia tidak menampakkan imbangan ga*rahku.
Aku jadi uring-uringan setelah mendengar permohonannya untuk tidak mengganggunya beberapa saat, ga*rahku padam dan aku kecewa. Kuhidupkan televisi dan tak berapa lama suamiku menjemput untuk mengajakku tidur tapi sayang aku telah kecewa. Kulayani suamiku asal-asalan saja dan terus tidur.
Jika pagi tiba aku manusia super sibuk menyiapkan segala keperluan anak dan suami, tetapi begitu suami dan anakku berangkat rumahku menjadi sunyi. Biasanya untuk menghilangkan kejenuhan aku melakukan kegiatan membersihkan rumah dan membuka site internet mencari teman ngobrol dan sesekali membuka site dew*sa.
Suasana pagi ini berbeda jauh, musim liburan sekolah anak-anakku berlibur di rumah neneknya praktis tinggal aku sendiri. Saat kubuka salah satu site p*rno nampak adegan yang cukup membuat kepalaku pusing apalagi tadi malam aku kecewa terhadap suamiku.
Aku keruang televisi setelah mematikan komputer dan menghidupkan film p*rno VCD yang kupinjam tanpa sepengetahuan suamiku, hal ini sering kulakukan untuk menghilangkan kejenuhan. Saat kulihat p*nis besar masuk dalam mulut mungil cewek bule n*fsuku melambung, tanpa terasa tanganku memijit mem*kku yang basah dan berair,
Tiba-tiba aku merasakan ada orang yang mengintipku, saat kutoleh kebelakang jantungku berdebar keras, cepat-cepat kurapikan baju, cepat-cepat kuraih remote televisi dan kumatikan, aku berdiri sambil marah – marah karena malu ,..
” He dik Rio, kenapa masuk rumah tidak mengetuk dulu,..” bentakku
” E,.. maaf tante aku mau menyerahkan undangan karang taruna dan tadi kulihat pintu depan rumah tante tidak tertutup dan kudengar seperti suara orang bertengkar makanya aku masuk perlahan-lahan dan kiranya,..
” Rio tidak meneruskan perkataannya, dia tertunduk dan menyodorkan undangan yang dimaksud.
Aku berfikir keras bagaimana nantinya aku akan jadi bahan omongan dikalangan anak muda jika Rio bercerita pada temannya.
” Eh dik Rio jangan cerita apa-apa yan sama temennya tentang tante saat ini”
Rio hanya tersenyum penuh arti aku semakin bingung, kupegang tangan Rio dia terkejut, kulemparkan senyumku penuh arti dan Rio tanggap. Direngkuhnya tubuhku dan berbisik,.
” Kenapa tante harus melakukan sendiri, padahal aku sudah dari tadi melihat semuanya,.”
Tanyanya penuh n*fsu dan aku akan diam seterusnya.
” Kenapa kamu juga hanya diam saja Rio,? Kalau sudah tahu dari tadi,?” Balasku dan diluar dugaan rio menggend**gku menuju sofa dipojok ruang. Saat aku terlentang rio dengan cekatan mer*ba bib*rku dengan bib*rnya.
Tangannya berusaha menggapai pay*daraku yang sudah mengeras. Aku tak bisa bernafas menerima perlakuan rio yang ganas membuatku merinding seluruh tubuh ini.
” Aku akan melakukan seperti yang sudah tante lihat ditelevisi” katanya,
Aku tidak mendengar lagi kelanjutan omongannya karena aku saat ini sudah tidak memakai baju dan merasakan bagaimana lidah rio menjelajah mem*kku. Gelinya seakan-akan sudah diubun-ubun. Kujepit kepala rio diantara dua p*haku untuk menahan geli yang luar biasa.
Tangannya kurasakan berjalan senti demi senti menelusuri tubuhku. Aku jagi semakin g*la merasakan ulah rio yang demikian.
” Riiiiiiooooooo,.. ahhhhhhhhh ” aku mengerang panjang,..
” Apa tante,” jawabnya perlahan dan melanjutkan lagi kegiatannya, kurasakan klent*tku dig*git kecil-kecil sehingga aka menjerit keenakan. Kutarik rambut rio untuk menjauh dari mem*kku tapi semakin kutarik, kepala rio semakin kuat terbenam dan kurasakan mem*kku penuh dengan l*dah rio sampai kedalam.
Sambil mengh*sap dan menj*lati mem*kku rio membuka sendiri baju dan celananya. Aku penasaran dan geli, kini aku duduk dan rio kusuruh berdiri, dengan perlahan dan mengelus seluruh tubuhnya rio mulai kuperlakukan maksimal. Mula-mula kulihat rio tersenyum dan mendesak, tetapi saat tanganku mer*ba luar ** nya rio mulai memejamkan mata dan,..
Aaaaaahhhhhhhhh zzzzzzzzzz kudengar suaranya yang aneh saat kutarik keras ** nya dan kulihat batang p*nisnya sudah berdiri tegak manantang. Kuperkirakan ukurannya normal saja 13 CM kaku dan hitam legam, kupegang ujungnya sudah mengeluarkan cairan bening.
Kugosok maju mundur p*nis rio semakin hitam mengkilat, Rio sudah tak tahan dimajukan pant*tnya agar p*nisnya mengarah pada mulutku, tapi kuhindari dan membuat rio semakin bingung. Dipegangnya kepalaku dan b*tang p*nisnya diarahkan sejajar dengan mulutku.
Aku tetap menutup rapat mulutku, sehingga p*nis rio hanya menempel pada luar mulutku saja. Rio memaksakan diri dan akhirnya sambil kupegang b*tang p*nis rio dan kubuka mulutku, perlahan p*nis hitam masuk memenuhi mulutku yang mungil.
Rio menjerit dan mendengus hebat, kulihat rio mulai gemeteran karena posisinya dia berdiri dan aku semakin asik mengh*sap p*nis hitam itu. Kuj*lat seluruh permukaannya serta telurnya kumasukkan dalam mulutku berganti-ganti. Rio memegang kepalaku dan menuntun maju mundur sementara susu dan mem*kku dibiarkan menganggur.
Tangan kananku memegang p*nis dan kini tangan kiriku memegang mem*kku sendiri karena kedua tangan rio sibuk memegang kepala dan menyibakkan rambutku yang awut-awutan. Kurasakan mem*kku kembali basah sementara mulutku sudah puluhan kali maju mundur merasakan p*nis rio,.
Akhirnya rio menarik mundur p*nisnya menjauh dari mulutku, didorongnya tubuhku hingga aku terlentang lagi dan kaki kananku diangkat ditaruh pada pundaknya sedangkan kaki kiriku dibiarkan menggelantung. Rio tersenyum melihat mem*kku terbelah lebar dan dengan tidak sabar rio menggiring kepala p*nisnya menuju lubang mem*kku.
Kurasakan betapa penuhnya mulut mem*kku menerima p*nis dengan perlakuan seperti itu. Setelah seluruh b*tang p*nis mengisi mem*kku rio perlahan=lahan memaju mundurkan p*nisnya meng*c*k mem*kku yang semakin basah. Melihat sus*ku bergoyang-goyang tangan rio menggapai dan mem*ras perlahan.
Ujung sus*ku dipelintir perlahan dan kurasakan geli yang luar biasa. Rio terus bergoyang dan tanpa sadar aku semakin mengimbangi permainannya. Kugoyangkan pinggulku berputar sementara kakiku menjadi sasaran mulut rio. Mulutku terengah engah melihat kelakuan rio yang semakin lama semakin cepat.
Keringatku mulai muncul demikian juga rio. Sus*ku semakin keras dir*mas sementara kaki kiriku tetap bergelantungan. Badanku mulai menegang dan aku menjadi kaku sejenak saat kurasakan kenikmatan yang tiada tara,
” Rio aku sudah nggak tahan,. ” Ahhhhhhhhhhhhh aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh enggggghhhhhhhhhhhh, tapi rio tak perduli terus digosokkan p*nisnya maju mundur pada mem*kku,..
” sebentar Tante aku masih belum” jawabnya sambil pant*tnya tetap begoyang menuruti irama p*nisnya.
Tak seberapa setelah aku mengalami kenikmatan yang tiada tara, Rio berguman keras
” Aaaaahhhhhhh aku mau kelar tante,,” suaranya parau sambil pant*tnya terus digerakkan.
Mendengar perkataan itu aku menjadi bega*rah dan, kurasakan ada semprotan hangat didinding mem*kku aku menjadi semakin nyaman saranya. Kutahan pant*tku dan kuraih pant*t rio untuk p*nisnya tetap menempel pada mem*kku. Rio berteriak hebat demikian p**a aku.
Setelah itu kukeluarkan p*nis rio dan kulihat masih ada sisa-sisa ketegangan disana, dengan sigap mulutku bekerja membersihkan p*nis rio yang masih basah. Kuh*sap kuat-kuat p*nisnya dan kurasakan sisa-sisa sp*rma masih keluar dari lubang p*nisnya,?. Asin gurih,?..Rio kegelian, tapi tak kuhiraukan mulutku tetap mengelomoh b*tang p*nis yang mulai lembek. Akhirnya setelah bersih kukeluarkan p*nis dari mulutku dan kulihat p*nisnya sudah lemas dan tergeletak menggelantung.

Hidup di Antara Pesona Ibu-Ibu Muda Kosan 💋 Sebut saja nama saya Robi, saya adalah seorang laki-laki single berumur 21 t...
16/09/2024

Hidup di Antara Pesona Ibu-Ibu Muda Kosan 💋

Sebut saja nama saya Robi, saya adalah seorang laki-laki single berumur 21 tahun , saya mempunyai tinggi 172 cm dan berat badan 68 kg. Status saya saat itu adalah sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu di salah satu PTN di daerah saya.

Saat itu, saya tinggal disebuah rumah kos yang berjumlah 5 kamar. Kebetulan saya berada pada kamar yang pertama. Jika dibandingkan dengan teman-teman saya, saya tergolong lelaki yang bersifat pemalu dan kurang pergaulan. Saya tipe orang yang s**a berada di kos daripada harus nongkrong dan bergaul dengan teman-teman kuliah saya.

Untuk mengibur diri di kosan, terkadang saya sering menonton film P**n* untuk menghilangkan rasa bosan sekaligus untuk memuaskan b*r*hiku. Ketika saya menonton Film P**n8 titik akhir dari kegiatan itu adalah dengan ber*nani.

Okey, sekarang kita lanjutkan pada pengalaman cerita s*x pertama saya yang berawal dari tempat kos dimana saya tinggal saat itu. Kos-kosan yang saya tinggali ditempati oleh beberapa penghuni kos. Disebelah saya adalah kamar no 2, disana ditinggali oleh seorang wanita muda berumur 25 tahun bernama Irma.

Dengan perkiraan saya, tinggi Irma 162 cm, berat bdan 52 kg dan dia telah bersuamikan seorang supir pribadi. Dengan usia Rumah tangga-nya yang sudah 5 tahun, saat itu Irma dan suaminya belum juga mendapat seorang anak. Kamar no 3 ditempati oleh seorang wanita berusia 35 tahun, tinggi 163, berat badan 61 kg yang bernama Intan.

Intan ini juga sudah berumah tangga, dia memiliki 2 orang anak perempuan. Dari sinilah awal dari cerita mes*mku para pembaca. Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni kos sibuk dibelakang, mereka rata-rata mempunyai kegiatan mandi, dan mencuci pakaian.

Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5 kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur. Saya yang sudah terbiasa mandi paling pagi sedang duduk santai sambil nonton Televisi. Ketika sedang asik menonton Televisi, tiba-tiba saat itu terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi.

Semula sih biasa saja, tapi lama kelamaan penasaran juga saya dibuatnya. Ketika itu Saya mencoba melihat dari balik celah kamar belakang rumahku. Beuhhhh… Saat itu saya benar-benar kagum setelah saya melihat Teteh Irma yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

Saya tidak tahu mengapa dia begitu berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Teteh Irma yang sedikit kurus ternyata memiliki Buah d*d* berukuran sekitar 34 B dan ternyata Teteh Irma sangat s*ksi sekali para pembaca, pokoknya mantap deh.hhe.

Dengan bentuknya yang kecil beserta put*ng warna merah jambu untuk orang yang sudah menikah bentuknya masih sangat kencang. Saya terus mengamati dari balik celah kamar, tanpa kusadari b*tang kej*nt*nanku sudah mulai berdiri. Sudah tak tahan dengan pemandangan tersebut saya langsung melakukan on*ni sambil membayangkan berc*nta dengan Teteh Irma ditempat terbuka tersebut.

Semenjak hal itu, saya jadi ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan harinya, saya masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Teteh Irma. Hari itu adalah hari minggu, dan saya sedikit kesiangan. Ketika saya keluar untuk mandi, saya melihat Teteh Intan sedang mencuci baju.

Dengan posisinya yang menjongkok terlihat jelas olehku. Saat itu bel*han Buah d*d*nya yang terlihat sudah agak kendor tapi berukuran 34 C hampir sama dengan Teh Irma. Setiap kali saya memperhatikan pant*tnya, entah mengapa saya langsung bern*fsu dibuatnya. Kembali b*tang Kej*nt*nanku tegang dan seperti biasa saya melakukan on*ni di kamar mandi.

Singkat cerita 2 hari kemudian terjadilah keributan yang terdengar oleh saya, ternyata setelah saya keluar, keributan itu berasal dari Teteh Intan yang sedang bertengkar hebat dengan suaminya. Saat itu dia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi entah kemana.

Saya yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Pada keesokan harinya Teteh Intan pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek, dan kembali sorenya.

Sore itu saya baru akan mandi, begitu juga dengan Teteh Intan. Setelah selesai saya langsung buru-buru keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata saya menabrak sesuatu yang ternyata adalah Teteh Intan. Keadaan waktu itu sangat gelap (mati lampu) sehingga kami saling bertubrukan.

Menerima tubrukan itu, Teteh Intan hampir jatuh dibuatnya. Secara reflek saya langsung menangkap tubuhnya. AduH! Tenyata saya tanpa sengaja telah menyentuh B*ah d*d*nya.
“ Aduh… maaf… maaf Teh, saya tidak sengaja “ , kata-ku.
“ Nggak, nggak pa pa kok, wong saya yang nggak liat “ , jawab-nya.

Sejenak kami terdiam dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin malam. Tanpa dikomando, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah tadi sempat malu karena kecerobohan kami berdua. Saya sangat degdegan dibuatnya dan tidak tahu harus berbuat apa pada posisi seperti ini.

Sepertinya Teteh Intan mengetahui bahwa saya belum pengalaman sama sekali. Dia kemudian mengambil inisiatif dan langsung memegang kej*ntan saya yang berada dibalik handuk,
“ Uhhhh… Ssss… Aghhh… “ , des*h nikmatku.

Belum selesai saya merasakan beladian tangannya, tiba-tiba ujung Kej*nt*nanku terasa disentuh oleh benda lembut dan hangat. Teteh Intan sudah berada dibawahku dengan posisi jongkok sambil meng*lum Kej*nt*nanku.
“ Oouhhh… terus Teh… Ssss… . Aghhh… Enak Teh… Oughhhh… “ , des*hku.

Sekarang saya sudah tel*njang bulat dibuatnya. 5 menit sudah Kej*nt*nanku dik*lum oleh Teteh Intan. Saya yang tadi pemalu sekarang mulai mengambil tindakan. Teteh Intan saya perintahkan untuk berdiri dihadapanku dan langsung k*lumat bibinya dengan lembut.

“ Ssss… Aghhhh… . oughh… ”, des*h-nya ketika bib*r kami saling berp*gutan satu sama lain.
C*umanku sekarang telah berada pada lehernya, aroma sabun mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah ga*rahku, “ Sss… Aghhh… terussss Rob… Ughhhh… “ , des*h nikmat Teh Intan.

Saat itu kepalanya menghadap keatas karena menahan nikmat. Kini tiba saat yang kutunggu. Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa hambatan. Secara samar-samar dapat kulihat bentuk B*ah d*d*nya. Kur*mas dan kukecup dengan lembut dan,
“ Aow… . Sss… uhhhh.. .terusss Rob… . Sss.. aghhh… “ , des*h Teh Intan menahan nikmat.

Sambil terus menc*cipi bagian tubuhnya akhirnya saya sampai juga didaerah Kew*nit*an-nya. Saat itu saya sedikit ragu untuk memcicipi Kew*nit*a-nya yang sudah sedikit basah itu. Seperti difilm P**n* saya mencoba mempraktekkan gaya mel*mat Kej*nt*nan wanita. Kucoba sedikit dengan ujung lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis.

Tetapi itu tidak menghentikanku untuk terus menjil*tinya. Semakin lama rasa jijik yang ada berubah menjadi rasa nikmat yang tiada tara,
“ Ssss… . Oughhh… . teruss Rob… auwwww… Enak sekali Rob… Ahhh… “ , Desah The intan semakin menjadi saja.

Saat itu Teh Intan tak mampu menahan nikmat dari jil*tan maut saya yang sesekali kuiringi dengan memasukkan jariku ke Kew*nit*an-nya.
“ Oughhh… Te… Teteh mau keluar Rob… aghhhh… “, ucap nikmat-nya.

Tanpa kusadari tiba-tiba keluar cairan kental dari v*gin* nya yang belakangan kutau bahwa itu adalah cairan wanita. Saya belum berhenti dan terus menjil*ti Kew*nit*anya sampai bersih. Puas saya menjil*ti Kew*nit*annya kemudian langsung saya angkat dia kedalam rumahnya menuju kamar tidurnya.

Aduh… benar-benar tak habis pikir olehku, wanita segede ini bisa kuangkat dengan mudah. Setelah sampai dikamarnya saya langsung terbaring dengan posisi terlentang. Teteh Intan tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung mengambil posisi berada di atas saya.

Saya yang berada dibawah saat itu sengaja tidak berbuat apa-apa dan membdiarkan Teteh Intan mengambil inisiatif untuk memu*skanku. Teteh Intan langsung memegang Kej*nt*nanku dan mencoba memasukkannya kedalam Kew*nit*an-nya.
“ Zlebbbb…”, tanpa hambatan saat itu b*tang kej*nt*nanku-pun tenggelam seluruhnya didalam l*ang kenikmatan Teteh Intan.

Saya hanya terpejam merasakan Kej*nt*nanku seperti diperas-peras dan hangat sekali rasanya. Saya tak menyangka bahwa kenikmatan bers*tubuh dengan wanita lebih nikmat dibanding dengan saya beron*ni. Teteh Intan mulai mengg*njot pant*tnya secara perlahan tapi pasti. “ Eughhhh… Ssss… aghhh… oughhhh… ”, des*hku.

Saat itu Teteh Intan terus melakukan gerakan yang sangat er*tis. Des*han Teteh Intan membuatku semakin bern*fsu ditambah dengan Buah d*d*nya bergoyang kesana-kemari. Rupanya saya tak bisa lagi tinggal ddiam. Saya berusaha mengimbangi genj*tan Teteh Intan sehingga irama genj*tan itu sangat merdu dan konstan.

Tangankupun tidak mau kalah dengan pant*tku. Saya berusaha mencapai kedua Buah d*d* yang ada didepan matsaya itu.Wow, indahnya pemandangan ini , kata-ku dalam hati. Tidak puas dengan hanya menyentuh Buah d*d* Teteh Intan, saya langsung mengambil posisi duduk sehingga Buah d*d* Teteh Intan tepat berada didepan wajahku.

Kembali saya mel*mat put*ngnya dengan lembut kiri dan kanan bergantdian.
“ Aghhh… aghhh… . aghhh… oughhh… Sss… Aghhh… ”, des*h Teh Intan kelihatannya tak tahan menahan nikmat dengan permainanku ini.

Lama-kelamaan genj*tan Teteh Intan semakin cepat dan saya,
“ Ughhh… Sss… Aghhh… aku kelur… aghhh… oughhh… ”, deah Teh Intan.
Teh Intan akhirnya mencapai org*sme utnuk kedua kalinya. Sedangkan saya saat itu belum apa-apa, dan saat itu saya sempat merasa kesal karena tidak bisa org*sme secara bersamaan.

Seketika itu saya langsung meminta Teteh Intan untuk kembali meng*lum Kej*nt*nanku. Teteh Intan yang sudah mendapat kepuasan dengan semangat meng*lum dan menjil*ti Kej*nt*nanku,
“ Ssss… Ssss… aghhhh… ouhhh ”, kata-ku ketika Teteh Intan semakin mempercepat k*luman dan koc*kannya pada Kej*nt*nanku.

Sepertinya dia ingin segera memuaskanku dan menikmati air kej*nt*nanku. Kira-kira sekitar 5 menit Teh Intan mengk*lum, “ Aghhh… ouhhh… Crotttt… Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”
Akhirnya semua sp*rmaku tersembur dimuka dan diseluruh tubuh Teh Intan.

Saat itu Teteh Intan tidak berhenti dengan k*lumannya. Dia menjil*ti seluruh sp*rmaku hampir tak tersisa. Saat itu sebenarnya saya sangat ngilu dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali. Setelah merasakan kepuasan yag tiada tara kami langsung jatuh terkulai ddiatas kasur.

Teteh Intan tampaknya sangat kelelahan dan langsung tertidur p**as dengan keadaan tel*njang bulat. Saya yang takut jika ketahuan orang, saat itu juga saya langsung keluar dari kamar tersebut lalu mengambil handuk dan kembali ke rumah.

Ketika saya baru akan keluar dari rumah Teteh Intan, alangkah terkejutnya saya ketika dihadapanku ada seorang wanita yang kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua permainan S*x kami. Lalu dia, “ Emmmm… Ehemmm…”, suara Teh Irma. Setelah aku melihatnya ternyata dia tidak lain adalah Teh Irma.

“ Permisi Teteh, saya mau masuk dulu ”, kata-ku pura-pura tidak ada apa-apa.
Saat itu dengan berjalan secara teburu-buru saya langsung menuju rumahku untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dari Teh Irma. Ketika saya akan masuk dengan tiba-tiba Teh Irma, “ Robi !!! Berhenti… !!! “ , ucap Teh Irma.

Mendengar perkataan Teh Irma, saat itu saya langsung panas dingin dibuatnya. Dalam hatiku berkata jangan-jangan dia akan melaporkanku pada Kepala Desa, aku harus bagaimana nih, bisa-bisa aku diarak orang satu kampung. Lalu akupun memberanikan menjawab Teh Irma,

“ I… ii… Iya Teh… a… aa… ada apa ya Teh “ , ucapku dengan terbata-bata.
Teteh Irma langsung mendekat kepadaku dan berkata,
“ Eh kamu Rob, tadi kamu ngapain aja sama Teh Intan, Teteh bakal laporkan kejadian tadi pada suami Teh Intan dan kepala desa ya !!! “ , ancam Teh Irma kepadaku.

“ Ja… Jangan Teh, tolong jangan lakukan itu. Kami melakukan hubungan tadi atas dasar s**a sama s**a Teh… Tolong jangan laporkan kami Teh, kumohon Teh…”, ucapku memelas kepada Teh Irma.
Ketika suasana saat itu terasa menegangkan untuk saya, tiba-tiba Teteh Irma,“ Hahahahahhaha…”, Tawa Teh Irma.

Seketia itu saya semakin bingung dibuatnya karena mungkin Teteh Irma punya dendam dan sekarang berhasil memjawabkannya. Lalu dia berkata padaku,
“ Udah kamu nggak usah takut Rob, pokoknya sekarang kamu tetap berdiri disitu dan jangan sekali-kali bergerak kemanapun, Okey !!!”, ucapnya kepadaku.

“ Sebenarnya mau teteh apa ??? Teteh mau melaporkan saya atau takut kalau saya lari “ , kata-ku dengan perasaan bingung dan takut.

Tanpa menjawabku, Teh Irma saat itu semakin mendeka padaku. Setelah tidak ada lagi jarak diantara kami, tiba-tiba tangan Teteh Irma langsung melepas handuk yang saya kenakan tadi, sehingga sat itu saya kembali tel*njang bulat lagi, lalu,

“ Teteh jangan apa-apakan kej*nt*nanku ya…” , kata-ku.
“ Nggak Rob, kamu tenang aja ”, jawab-nya.
Tidak kusangka saat itu Teteh Irma langsung berjongkok dan mulai mengocok Kej*nt*nanku begitu saja,
“ Aghhhh… oghhhh… Ssss… Aghhh… ”, des*hku.

Saya yang tadi-nya lemas, sekarang saya berga*rah lagi karena koc*kan Teteh Irma. Belum lagi saya selesai merasakan nikmatnya koc*kan lembut dari tangan Teteh Irma, saya kembali merasakan ada benda lembut, hangat dan basah menyentuh kepala Kej*nt*nan saya.

Saya langsung tahu bahwa itu adalah k*luman dan jil*tan dari mulut Teteh Irma setelah tadi saya merasakannya dengan Teteh Intan. K*luman dan jil*tan Teteh Irma ternyata lebih nikmat dari Teteh Intan. Saya bertaruh bahwa Teteh Irma telah melakukan berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan.

“ Ssss… aghhhh… oughhhh… aow… aduhh… Ssss… Aghhhh… ”, des*hku menahan hebatnya k*luman Teteh Irma.
Kira-kira sekitar10 menit saya dik*lum olehnya, sekarang giliran teteh Irma telah berganti posisi dengan men*ngging. Pant*tp-nya yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk dit*suk segera dengan rud*lku…

“ Rob.. Ayo cepetan… !!! kamu sudah lama kan menginginkan hal ini. Teteh tahu kamu sering ngintip Teteh dari celah kamar itu
Teteh, ayo buruan masukin kej*nt*nan kamu d**g !!!”, katanya dengan mesra sembari men*ngging.

Jujur saja, saat itu saya jadi malu dibuatnya bahwa selama ini dia tahu akan perbuatanku. Tanpa pikir panjang saya langsung mencoba memasukkan b*tang Kej*nt*nanku ke l*ang kenikmatan Teteh Irma itu. Upzzzzzzz…. meleset deh pada tus*kanku pada kew*nit*an Teteh Irma yang pertama. Lalu saya kembali mecoba dan blesssssss… pada akhirnya saya berhasil juga.

Setelah kej*nt*nan saya tertanamam dalam kew*nit*an Teh Intan, Gila nih perempuan, pikirku dalam hati. Ternyata lub*ng sengg*ma-nya masih sempit sekali, kata-ku dalam hati. Lalu deengan perlahan saya mencoba menggoyangkan pant*tku maju-mundur.

“ Aghhh… aghhh… Sss… oughhh… aghhh… ”, des*h Teteh Irma menahan nikmat.
Ketika itu saya semakin mempercepat goyanganku karena memang ini adalah gaya favoritku,
“ Aghhhh… aghhhh… aghhhh… ooghhhh… ”, des*h Teteh Irma semakin terdengar kencang.

Melihat Buah d*d*nya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin mewujudkan impdianku selama ini. Sambil terus mengg*njot Teteh Irma saya berusaha mencapai Buah d*d*nya. Kur*mas-r*mas dengan garangnya seolah mer*mas santan kelapa,

“ Aowwww… sakitt Rob… aduhhh… Ssss… aghhh… ”, rintih Teteh Irma tak tahan akan permainanku.
Ketiaka itu saya tidak memperdulikannya dan tetap saja menggenjot kew*nit*anya dengan cepat dan kuat. Kemudian saya mengganti posisi dengan menggend**g Teteh Irma didepanku. Blesssssss… masuklah kembali b*tang kej*nt*nanku kedalam Kew*nit*an-nya., lalu,

“ Ssss… Aghhhhhhhhhh…. ”, des*h Teteh Irma menahan nikmat lagi.
Saat itu saya mulai mel*mat bib*r, menc*umi seluruh leher dan kukecup kedua put*ng sus*nya yang merah itu,
“ Aghhhh… nikmat sekaali Rob… Oughhh… aghhhh… ”, ucap Teh Irma.

Karena mendapat perlakuan yang demikian bertubi-tubi dari saya, pada akhirnya Teteh Irma tak sanggup lagi menahan org*smenya, lalu,
“ Aku keluarrrr Rob… Ssss… Aghhhh… ”, des*h The Irma ketika mendapatkan org*smenya.

Saya yang sedikit lagi juga hampir mendapatkan puncak saya, saat itu saya semakin mengg*njot dengan cepat,
“ Plak… Plak… Plak… Plak…” bunyi hentakan sodokan antara Kej*nt*nanku dan Kew*nit*an Teteh Irma yang sudah sangat becek tersebut.

Tidak lama kemudian saya merasakan ada denyutan-denyutan di ujung b*tang Kej*nt*nanku dan akhirnya,
“ Crottt… Crottt… Crottt… ”, akhirnya tersembur-lah sp*rma saya kedalam Kew*nit*an Teteh Irma.

Setelah kami sama-sama mendapatkan kl*maks kami, saat itu kami berc*uman sambil merasakan sisa-sisa kenikmatan. Sejenak saat itu kami-pun duduk lemas dan bersandar pada tembok. Setelah itu kamipun bergegas kembali kerumah masing-masing.

Singkat cerita esok harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak pernah melakukan apapun. Perlu diketahui para pembaca sekalian, Sejak kejadian itu Teh Intan tidak pernah lagi mau lagi berbicara dengan saya lagi. Sedangkan dengan Teh Irma, terkadang masih melakukan hubungan s*x dengan saya ketika dia sedang ingin ataupun sebaliknya ketika saya sedang sangat ingin melakukan hubungan S*x.

Singkat cerita sekarang saya sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal dikos itu. Walaupun saya tidak tinggal disana lagi, jujur dalam hati yang paling dalam, aku masih sangat merindukan untuk kembali kesana agar aku bisa melakukan hubungan s*x dengan Teh Irma ataupun dengan Teh Intan.

Address

South Jakarta

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when ID AC INA posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share