15/11/2025
KBRN, Subulussalam : Pemerintah Kota (Pemko) Subulussalam secara resmi menutup kegiatan Ekspedisi Sungai Singkil 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh. Penutupan kegiatan yang berlangsung sejak 12 November ini dipusatkan di Subulussalam, pada Jumat (14/11/2025) malam.
Amanat Wali Kota yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Joni Arizal, menyatakan bahwa kegiatan ini jauh melampaui sekadar penjelajahan. Ekspedisi tersebut diibaratkan sebagai "zikir panjang atas warisan leluhur," yang berhasil mengungkap kisah besar peradaban Melayu-Islam yang berakar kuat di sepanjang aliran sungai tersebut.
Joni Arizal menegaskan bahwa Sungai Singkil memiliki peran penting sebagai urat nadi sejarah dan budaya yang menghubungkan manusia dengan alam dan spiritualitas, mulai dari Muara hingga ke Rundeng. Menurutnya, BPK Wilayah I Aceh telah berhasil membuka mata publik mengenai kekayaan peradaban yang tersimpan di setiap tikungan sungai.
Puncak perjalanan tim ekspedisi adalah Makam Syekh Hamzah Fansuri, ulama besar, penyair sufi, dan pelopor sastra Islam nusantara. Keberhasilan mencapai makam ini menjadi penanda bahwa Subulussalam merupakan titik sentral penyebaran cahaya ilmu pengetahuan di masa lalu.
Pemko Subulussalam pun menyambut baik berakhirnya kegiatan bersejarah ini di wilayah mereka.Pemko berkomitmen untuk menjadikan nilai-nilai luhur Syekh Hamzah Fansuri, seperti cinta ilmu dan keikhlasan, sebagai pegangan hidup. Joni Arizal meminta semua pihak, termasuk komunitas muda, untuk memperkuat literasi budaya dan melestarikan situs sejarah. "Kehadiran ekspedisi ini menjadi pengingat bahwa pelestarian budaya bukan kerja satu hari, tapi amanah sepanjang hayat," tegasnya.
Sementara Itu, Perwakilan BPK Wilayah I Aceh, Cut Zahrina, bersama komunitas Chinqulue Destanada II dan pecinta sejarah, telah menelusuri empat pulau sengketa di Aceh Singkil sebelum melanjutkan perjalanan menembus Sungai Singkil hingga ke Sungai Lae Soraya di Subulussalam.
Ekspedisi ini menjadi penanda penting dalam upaya penyelamatan dan pendokumentasian warisan budaya di wilayah tersebut
Sumber : rri.co.id