21/02/2025
_Percakapan seorang Anak Dan Tuhan_
(Anak berbicara sambil memandangi langit)
Anak: “Tuhan, aku capek... Kenapa semua hal di dunia ini rasanya berat? Kayak bawa tas penuh batu, tapi nggak ada tempat buat aku istirahat. Nggak ada bahu yang bisa aku sandarin. Apa aku salah pilih jalan, ya?”
(Senyum lembut Tuhan terasa dalam angin yang berhembus)
Tuhan: “Anak-Ku, kau tahu? Bahkan matahari pun tenggelam setiap hari untuk istirahat. Kadang kau juga perlu berhenti sejenak. Aku selalu ada, bahu-Ku ada di sini. Mungkin kau tidak melihatnya, tapi percayalah, Aku selalu dekat. Kau tidak pernah sendiri.”
Anak: “Tapi... aku nggak lihat, Tuhan. Nggak ada yang kelihatan nyata di sini. Semua orang sibuk, semua hal berlalu begitu cepat, kayak aku ini cuma figuran dalam hidupku sendiri.”
Tuhan: (tertawa lembut) “Oh, anak-Ku, bukankah hidup ini memang sering lucu kalau dilihat dari sudut yang lain? Kadang, justru di saat kau merasa paling kecil, Aku sedang menyiapkan hal besar untukmu. Kau merasa tidak ada tempat bersandar, padahal, bahu-Ku lebih luas dari yang bisa kau bayangkan.”
Anak: (tertawa kecil, merasa tersentuh) “Tuhan, kadang aku cuma pengen peluk... tapi kayaknya, kalau peluk angin, aku nanti dianggap gila.”
Tuhan: “Tidak apa-apa. Peluklah angin. Dalam pelukan itu, Aku akan hadir. Orang mungkin tidak mengerti, tapi Aku mengerti. Karena Aku bukan hanya di sekitarmu, Aku ada di dalam hatimu. Istirahatlah. Nanti, setelah kau selesai, kau akan tahu kenapa semua ini terjadi.”
Anak: “Hmm, kalau dipikir-pikir, Tuhan kayak motivator ya. Selalu ada kata-kata yang bikin lega.”
Tuhan: (tersenyum) “Dan kau, selalu punya tawa yang menyembuhkan. Jangan pernah ragu untuk datang lagi ke-Ku. Aku di sini, selalu mendengar, bahkan saat kau diam.”
Anak: (tersenyum, lega) “Makasih, Tuhan. Boleh nggak, lain kali ngobrol sambil makan es krim?”
Tuhan: “Tentu, anak-Ku. Dengan es krim atau tanpa, Aku selalu ada.”
Anak: (tertawa) "Baiklah, kalau gitu aku taruh bebannya dulu di sini ya.