27/11/2025
𝗩𝗶𝗿𝗮𝗹 𝘀𝗶𝘀𝘄𝗮 𝗦𝗗 𝗻𝗮𝗶𝗸 𝗞𝗥𝗟 dari stasiun dekat rumahnya di Parung Jaya, Kota Tangerang, untuk berangkat sekolah sendirian menuju Klender, Jakarta Timur. Bocah SD itu disebut harus berangkat subuh-subuh setiap hari.
Dalam video yang beredar, Hafitar berseragam merah-putih menaiki KRL dari Tangerang menuju Stasiun Klender untuk berangkat sekolah.
Gelagatnya tak tampak seperti anak kecil pada umumnya. Dia terlihat seperti pekerja dewasa yang biasa pulang-pergi menggunakan KRL.
Seragam merah-putih yang dipakainya begitu mencolok di antara para calon penumpang yang sedang menunggu kereta di peron stasiun.
Untuk mencapai sekolahnya di Jakarta Timur, Hafitar harus berangkat subuh-subuh seperti orang dewasa yang hendak bekerja.
Dari stasiun dekat rumahnya, Hafitar harus transit di Stasiun Tanah Abang lalu pindah KRL ke arah Stasiun Klender.
Jika ditotal, Hafitar harus menghabiskan waktu hampir 2 jam di perjalanan untuk menuju sekolahnya setiap pagi.
𝗣𝗘𝗡𝗝𝗘𝗟𝗔𝗦𝗔𝗡 𝗗𝗜𝗦𝗗𝗜𝗞
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah, menjelaskan awal mula Hafitar harus menempuh perjalanan jauh untuk sekolah. Menurutnya, Hafitar sebelumnya tinggal bersama ibunya di Kampung Sumur, Klender, tak jauh dari sekolah.
Namun, situasi berubah ketika ayahnya meninggal dunia dan ibunya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga (ART) di wilayah Tangerang.
"𝘼𝙮𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡 𝙡𝙞𝙢𝙖 𝙩𝙖𝙝𝙪𝙣 𝙡𝙖𝙡𝙪, 𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙗𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙗𝙚𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖. 𝙋𝙚𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖𝙖𝙣 𝙞𝙩𝙪 𝙗𝙖𝙧𝙪 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙎𝙚𝙥𝙩𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧 𝙠𝙚𝙢𝙖𝙧𝙞𝙣. 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙣𝙜𝙤𝙣𝙩𝙧𝙖𝙠 𝙙𝙞 𝙆𝙡𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧, 𝙢𝙖𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙪 𝙖𝙣𝙖𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙞𝙠𝙪𝙩 𝙞𝙗𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡 𝙙𝙞 𝙏𝙖𝙣𝙜𝙚𝙧𝙖𝙣𝙜," kata Farida, Senin (24/11).
Di awal kepindahan, sang ibu masih mengantar-jemput Hafitar naik KRL setiap hari.
Kemudian, setelah merasa anaknya cukup mandiri dan rute perjalanan sudah dipahami, Hafitar mulai dilepas naik KRL sendiri.
Hafitar pun dibekali kartu Commuter Line dan JakLingko, bahkan sang ibu sudah berkoordinasi dengan petugas Stasiun Parung Panjang, Tanah Abang, hingga Buaran.
Namun perjalanan pulang-pergi sejauh itu membuat pihak sekolah khawatir. Farida mengungkap, jauh sebelum kisah ini viral, pihaknya sudah menyarankan perpindahan sekolah pada semester kedua. Tapi Hafitar menolak karena sudah merasa nyaman.
"𝘿𝙞𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙪 𝙥𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙠𝙤𝙡𝙖𝙝. 𝙆𝙖𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙜𝙪𝙧𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙖𝙞𝙠-𝙗𝙖𝙞𝙠, 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣-𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖. 𝙄𝙗𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙣𝙮𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙞𝙣𝙜𝙠𝙪𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙪𝙖 𝙢𝙪𝙧𝙞𝙙 𝙙𝙞 𝙨𝙞𝙣𝙞," ucapnya.
Tak hanya itu, sejumlah guru dan orang tua murid bahkan menawarkan tempat tinggal sementara bagi Hafitar. Namun, tawaran itu selalu ditolak sang ibu.
"𝙎𝙚𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙫𝙞𝙧𝙖𝙡, 𝙠𝙖𝙢𝙞 𝙖𝙢𝙗𝙞𝙡 𝙞𝙣𝙞𝙨𝙞𝙖𝙩𝙞𝙛 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙬𝙖𝙩 𝙃𝙖𝙛𝙞𝙩𝙖𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖. 𝙃𝙖𝙧𝙞 𝙈𝙞𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙠𝙚𝙢𝙖𝙧𝙞𝙣 𝙙𝙞𝙖 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡 𝙙𝙞 𝙧𝙪𝙢𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙩𝙪 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙤𝙡𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖," ungkap Farida.
Pemindahan itu dilakukan setelah diskusi panjang dengan orang tua Hafitar dan keluarga yang menampung. Farida juga menjelaskan Hafitar kini setiap hari diantar-jemput keluarga temannya.
𝗛𝗔𝗙𝗜𝗧𝗔𝗥 𝗕𝗔𝗥𝗨 𝗦𝗘𝗠𝗜𝗡𝗚𝗚𝗨 𝗕𝗘𝗥𝗔𝗡𝗚𝗞𝗔𝗧 𝗦𝗘𝗞𝗢𝗟𝗔𝗛 𝗦𝗘𝗡𝗗𝗜𝗥𝗜
Lebih lanjut, Farida mengungkap Hafitar baru sekitar seminggu berangkat sekolah sendirian naik KRL dari Tangerang ke Jaktim. Belakangan, aksi berani Hafitar itu viral di media sosial.
"𝙎𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙥𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝 𝙠𝙚 𝙏𝙖𝙣𝙜𝙚𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙪𝙡𝙖𝙣 𝙎𝙚𝙥𝙩𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧, 𝙞𝙗𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧-𝙟𝙚𝙢𝙥𝙪𝙩 𝙣𝙖𝙞𝙠 𝙆𝙍𝙇. 𝘿𝙞𝙡𝙚𝙥𝙖𝙨 𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧-𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧 𝙟𝙖𝙡𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙞𝙩𝙪 𝙗𝙖𝙧𝙪 𝙨𝙖𝙩𝙪 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙪, 𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙫𝙞𝙧𝙖𝙡," kata Farida.
Menurut Farida, ibunya Hafitar sudah menyiapkan seluruh kebutuhan perjalanan anaknya yang menggunakan KRL, mulai dari kartu Commuter Line, kartu JakLingko, hingga berkoordinasi dengan petugas stasiun.
"𝙄𝙗𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙥𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙤𝙣𝙩𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙩𝙪𝙜𝙖𝙨 𝙙𝙞 𝙋𝙖𝙧𝙪𝙣𝙜 𝙋𝙖𝙣𝙟𝙖𝙣𝙜, 𝙏𝙖𝙣𝙖𝙝 𝘼𝙗𝙖𝙣𝙜, 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝘽𝙪𝙖𝙧𝙖𝙣. 𝙎𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙖𝙥𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙥𝙖𝙮𝙖 𝙖𝙢𝙖𝙣," ucapnya.
𝗛𝗔𝗙𝗜𝗧𝗔𝗥 𝗔𝗞𝗔𝗡 𝗣𝗜𝗡𝗗𝗔𝗛 𝗦𝗘𝗞𝗢𝗟𝗔𝗛
Farida mengatakan Hafitar akan pindah sekolah setelah pembagian rapor. Menurutnya, keputusan itu diambil usai pihak sekolah dan ibunda Hafitar berdiskusi.
Menurut Farida, pihak sekolah tak tega dengan kondisi Hafitar yang harus menempuh perjalanan jauh untuk pergi dan pulang sekolah setiap hari.
"𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙃𝙖𝙛𝙞𝙩𝙖𝙧 𝙞𝙣𝙞 𝙠𝙚𝙡𝙖𝙨 1 𝙙𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙖𝙙𝙖 𝙥𝙚𝙣𝙞𝙡𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙧𝙩𝙖 𝙧𝙖𝙥𝙤𝙧, 𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙥𝙚𝙢𝙪𝙩𝙖𝙨𝙞𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙜𝙞𝙖𝙣 𝙧𝙖𝙥𝙤𝙧. 𝙄𝙩𝙪 𝙨𝙚𝙠𝙞𝙩𝙖𝙧 𝙙𝙪𝙖 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙡𝙖𝙜𝙞," kata Farida.