16/09/2025
**Teganya Orang yang Sudah Menodaiku**
Aku masih ingat dengan jelas saat pertama kali bertemu dengannya. Waktu itu aku merasa dunia seperti berhenti sejenak. Dia begitu mempesona, begitu hangat, dan seolah tahu bagaimana cara membuatku merasa istimewa. Dengan senyumannya yang selalu membuatku lemah, aku merasa nyaman dan diterima. Tak ada yang pernah membuatku merasa seperti itu sebelumnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai melihat sisi lain darinya—sisi yang tak pernah kuharapkan. Kami mulai lebih dekat, berbagi lebih banyak hal, dan aku pun mulai menaruh kepercayaan padanya. Sampai satu hari, dia melakukan sesuatu yang membuatku merasa hancur, terhina, dan terhina lebih dari apapun yang pernah kurasakan.
Aku tahu seharusnya aku bisa lebih waspada, tapi entah kenapa hatiku buta. Aku terlalu percaya, terlalu terbuka. Dia telah menodai perasaan yang sudah kuberikan sepenuh hati. Tidak hanya itu, dia juga mengingkari janji-janji yang dulu membuatku bertahan. Kata-kata manisnya yang dulu terdengar begitu tulus, kini terasa kosong dan palsu.
Aku merasa seperti telah dibuang begitu saja, seolah aku bukan siapa-siapa lagi setelah semua yang telah terjadi. Apa yang kulakukan untuknya tidak pernah cukup. Dalam satu malam, semua harapanku hancur begitu saja, terinjak-injak oleh ego dan kebohongan yang dia buat.
Teganya dia, karena yang paling menyakitkan bukan hanya pengkhianatan itu sendiri, tapi bagaimana dia dengan mudahnya melangkah pergi, meninggalkan diriku dalam keputusasaan. Aku merasa seperti tidak lagi memiliki harga diri, seolah aku bukan lagi seseorang yang pantas dihargai. Seolah aku hanyalah sekadar objek yang bisa ditinggalkan begitu saja setelah ia selesai.
Tapi, meskipun terasa sangat berat, aku tahu satu hal—aku tidak akan membiarkan diriku terus terperangkap dalam rasa sakit itu. Aku harus bisa bangkit. Meskipun dia telah menodai aku, aku tahu bahwa aku berhak untuk memaafkan diriku sendiri, untuk melanjutkan hidup, dan untuk kembali mempercayai diri sendiri. Ini adalah perjalanan panjang, tapi aku akan melaluinya. Karena aku tahu, meski aku merasa terhina, aku masih bisa bangkit, dan aku akan lebih kuat setelahnya.