DESA SMART

DESA SMART Media Informasi Sistem Informasi Desa (SID) OpenSID adalah Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) yang berbasis open source.

Aplikasi ini dikembangkan untuk membantu pemerintah desa dalam mengelola administrasi, pelayanan, dan transparansi informasi kepada masyarakat. Sebagai pegiat OpenSID, apakah Anda sedang mengembangkan atau mengelola implementasi OpenSID di suatu desa? Saya bisa membantu jika ada pertanyaan teknis atau kebutuhan terkait sistem ini.

Di balik senyum dan semangat dalam ruang bimtek ini, tersimpan tekad besar untuk menyalakan terang di setiap sudut desa....
11/11/2025

Di balik senyum dan semangat dalam ruang bimtek ini, tersimpan tekad besar untuk menyalakan terang di setiap sudut desa. Melalui OpenSID, para pegiat desa menulis kisah perubahan — dari desa yang belajar menjadi desa yang berdaya, dari data menjadi makna, dari niat menjadi karya. ✨💻🌾

🐟 SI KAKAP — DKP Sumbawa🌐 https://sikakap.kawasan.online/🌊 Aplikasi demo “SI KAKAP”💻 Sistem Informasi Kelautan & Perikan...
29/10/2025

🐟 SI KAKAP — DKP Sumbawa
🌐 https://sikakap.kawasan.online/
🌊 Aplikasi demo “SI KAKAP”
💻 Sistem Informasi Kelautan & Perikanan Kabupaten Sumbawa

Sistem Informasi Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbawa merupakan aplikasi berbasis web yang dirancang untuk mempermudah pengelolaan data perikanan, kelautan, dan pelaku usaha di Kabupaten Sumbawa. Aplikasi ini dibuat untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi informasi yang dibutuhkan ol...

Sumbawa Menuju Desa Digital: Warga Bicara, Teknologi BergerakDesa-desa di Sumbawa kini memasuki babak baru pembangunan: ...
06/10/2025

Sumbawa Menuju Desa Digital: Warga Bicara, Teknologi Bergerak

Desa-desa di Sumbawa kini memasuki babak baru pembangunan: Desa Digital atau Smart Village. Konsep ini bukan sekadar jargon, melainkan strategi nyata untuk menjawab tantangan era modern. Di sini, teknologi tidak hanya mempermudah administrasi, tetapi juga menguatkan partisipasi warga, meningkatkan transparansi, dan memastikan setiap aspirasi terdengar.

Pemerintah desa mulai memanfaatkan platform digital untuk menyelenggarakan Musrenbang, termasuk Musrenbang Anak, yang memungkinkan generasi muda menyuarakan kebutuhan mereka dalam pembangunan. Warga dari berbagai lapisan, mulai dari perangkat desa, BPD, RW/RT, linmas, hingga pendamping desa, kini terlibat aktif dalam setiap keputusan. Proses pembangunan yang dulu top-down, kini menjadi kolaboratif, berbasis data, dan responsif terhadap kebutuhan nyata masyarakat.

Momentum nasional seperti HUT TNI ke-80 dan Hari Kesaktian Pancasila 2025 menjadi pengingat bahwa teknologi dan modernisasi desa tidak boleh membuat kita lupa sejarah dan nilai persatuan. Desa Digital bukan hanya soal internet cepat atau sistem administrasi online, tetapi tentang bagaimana informasi, data, dan keputusan pembangunan dikelola secara efisien, transparan, dan berkeadilan.

Hasilnya terlihat nyata: pembangunan menjadi lebih tepat sasaran, partisipasi warga meningkat, dan generasi muda belajar bahwa suara mereka memiliki kekuatan untuk mengubah desa. Desa-desa di Sumbawa membuktikan bahwa inovasi digital bisa berjalan selaras dengan budaya, kearifan lokal, dan semangat gotong royong.

Editorial ini menegaskan satu hal: Desa Digital adalah kunci masa depan Sumbawa. Dengan memanfaatkan teknologi secara cerdas, memperkuat partisipasi warga, dan menegakkan transparansi, desa-desa tidak hanya membangun fisik, tetapi juga kapasitas sosial, ekonomi, dan budaya yang adaptif. Sumbawa sedang menulis ulang sejarah desa: desa masa depan bukan sekadar impian, tapi kenyataan yang sedang dibangun hari ini.

Pantau.desasmart.id, kawasan.online

Desa NTB Bergerak: Dari Lapangan, Balai Desa hingga Dunia DigitalTanggal: 15 Sep 2025Kategori: EditorialPost dari: Admin...
23/09/2025

Desa NTB Bergerak: Dari Lapangan, Balai Desa hingga Dunia Digital
Tanggal: 15 Sep 2025

Kategori: Editorial
Post dari: Admin

Desa-desa di Nusa Tenggara Barat terus menghadirkan wajah kehidupan yang dinamis, penuh energi, dan kaya inspirasi. Melalui Pantau SID, kabar terbaru dari berbagai pelosok desa kini hadir secara otomatis, terekam dari website desa pengguna OpenSID, dan dapat diakses siapa saja secara real-time. Kehadiran sistem ini bukan hanya soal teknologi, melainkan bukti keterbukaan informasi desa yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat, pegiat desa, hingga pengambil kebijakan di NTB.

Beberapa hari terakhir, denyut kehidupan desa diwarnai dengan berbagai kegiatan bermakna. Dari Kalimantong, riuh sorak warga menggema saat RT 07 berhasil mengangkat trofi Liga Bola Voli Merdeka, menegaskan bahwa olahraga masih menjadi ruang perekat sosial. Di balai desa, suasana berbeda hadir melalui Musyawarah Desa di Talonang Baru, Mantar, hingga Kalimantong sendiri—forum partisipatif yang membahas arah pembangunan desa melalui perubahan RKPDes dan APBDes. Semua ini adalah potret demokrasi desa yang hidup.

Sementara itu, Kerongkong menjadi saksi syiar keagamaan dengan penutupan MTQ tingkat desa yang berlangsung penuh khidmat, sekaligus memastikan layanan dasar kesehatan berjalan lewat Posyandu Permata Hati. Di Tatar, semangat hidup sehat digelorakan lewat GERMAS 2025, sedangkan Lepak menghadirkan inovasi dengan sosialisasi digital marketing untuk memperkuat ekonomi warga di era teknologi. Dari sisi tata kelola, Aikmel Timur melangkah maju dengan penjaringan perangkat desa baru, sebagai komitmen memperkuat pelayanan publik.

Rangkaian kegiatan ini menunjukkan bahwa desa-desa di NTB tidak berjalan di tempat. Mereka berlari dengan cara mereka sendiri—melalui olahraga, musyawarah, syiar agama, kesehatan, hingga inovasi digital. Semua bergerak dalam irama gotong royong, menghadirkan energi positif yang tak hanya dirasakan warga, tetapi juga memberi inspirasi bagi seluruh NTB.

Melalui Pantau SID, kita bisa melihat bagaimana desa-desa di NTB membuktikan diri sebagai pusat perubahan. Masyarakat yang aktif, pemerintah desa yang terbuka, serta dukungan kebijakan yang berpihak pada desa, adalah modal besar menuju NTB yang lebih maju. Di sinilah apresiasi layak diberikan, kepada warga yang terus berpartisipasi, kepada pegiat desa yang tiada lelah mendampingi, dan kepada para penentu kebijakan yang memberi ruang tumbuh bagi desa.

Karena pada akhirnya, kemajuan desa adalah cermin kemajuan NTB. Dan setiap kabar yang terekam di Pantau SID adalah cerita tentang harapan, kerja bersama, dan masa depan yang lebih baik.

Desa Berdaulat dengan Data: Antara Harapan dan Tantangan Implementasi OpenSID.Pantau SID. - Perjalanan digitalisasi desa...
21/08/2025

Desa Berdaulat dengan Data: Antara Harapan dan Tantangan Implementasi OpenSID.

Pantau SID. - Perjalanan digitalisasi desa melalui implementasi Sistem Informasi Desa (SID) semakin menunjukkan dinamika yang menarik sekaligus menantang. Data terkini dari pemantauan Pantau SID mengungkapkan potret yang penuh warna: di satu sisi ada desa-desa yang berhasil memanfaatkan teknologi dengan optimal, namun di sisi lain masih banyak desa yang tertatih menjaga keberlanjutan layanan digitalnya.

Dari tren keterhubungan situs desa, terlihat bahwa jumlah desa yang online sempat melonjak tajam hingga menembus angka di atas 800 desa aktif pada awal Agustus 2025. Angka ini menggambarkan optimisme sekaligus bukti bahwa desa mampu beradaptasi dengan cepat. Namun lonjakan tersebut tidak bertahan lama: sejak pertengahan Agustus, k***a menurun drastis hingga menyisakan hanya sekitar seratusan desa yang konsisten terpantau aktif. Fenomena ini mengindikasikan bahwa banyak situs desa masih bersifat “musiman”—aktif ketika ada pendampingan atau intervensi, lalu kembali pasif ketika ditinggal berjalan sendiri.

Hal serupa tercermin dari statistik kunjungan harian situs desa. Pada periode akhir Juli hingga pertengahan Agustus 2025, rata-rata kunjungan sempat melonjak tinggi bahkan menyentuh lebih dari 120 kunjungan per hari. Sayangnya, tren tersebut terus menurun hingga stabil di angka yang relatif rendah, yaitu di bawah 40 kunjungan harian. Penurunan drastis ini patut menjadi perhatian serius, karena menandakan bahwa keberadaan situs desa belum sepenuhnya dirasakan relevan oleh masyarakat atau tidak dikelola dengan rutin sehingga menurunkan minat kunjungan.

Distribusi versi SID juga memperlihatkan tantangan tersendiri. Sebagian besar desa masih menggunakan versi lama, dengan jumlah terbanyak bertahan pada versi jauh di belakang pembaruan terbaru. Padahal, versi yang usang berimplikasi langsung pada keamanan, stabilitas, dan keterbatasan fitur. Kondisi ini sejalan dengan data status aktif-pasif: lebih dari setengah desa tercatat dalam kategori “pasif”. Fakta ini menunjukkan bahwa transformasi digital desa tidak hanya bergantung pada ketersediaan sistem, tetapi juga pada kapasitas sumber daya manusia desa, dukungan kebijakan, serta mekanisme pendampingan berkelanjutan.

Tambahan lagi, penggunaan tanda tangan elektronik (TTE) yang menjadi salah satu indikator penting modernisasi administrasi desa masih jauh dari optimal. Mayoritas desa tercatat “belum” memanfaatkan TTE, sebagian lain memilih “tidak”, dan hanya segelintir yang sudah mengimplementasikan dengan konsisten. Kondisi ini menunjukkan adanya gap besar antara potensi pemanfaatan teknologi digital dengan realitas di lapangan.

Dari keseluruhan gambaran, terlihat jelas bahwa desa-desa digital saat ini berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, ada desa-desa pionir yang menunjukkan performa sangat tinggi—mampu menjaga situs tetap aktif, rutin diperbarui, bahkan berhasil menarik kunjungan masyarakat. Desa-desa ini layak dijadikan contoh baik dan inspirasi. Namun di sisi lain, jumlah desa pasif yang terus meningkat menunjukkan bahwa tanpa kebijakan strategis, kapasitas teknis, serta dukungan kelembagaan yang memadai, mayoritas desa akan terus berada dalam lingkaran “hidup-mati” digitalisasi.

Pesan penting dari data ini adalah bahwa digitalisasi desa tidak cukup hanya dengan menyediakan aplikasi OpenSID. Perlu ada kebijakan daerah yang konsisten, dukungan anggaran khusus untuk pengelolaan data desa, peningkatan kapasitas operator, serta mekanisme evaluasi dan penghargaan yang jelas. Tanpa itu semua, transformasi digital desa berisiko mandek dan gagal menjawab tantangan pembangunan berbasis data.

Momentum ini seharusnya menjadi bahan refleksi bersama, terutama bagi para pengambil kebijakan daerah dan pegiat OpenSID. Data sudah menunjukkan dengan terang bahwa ada potensi besar, tetapi juga ada ancaman stagnasi. Pertanyaannya sekarang: apakah kita akan membiarkan digitalisasi desa berjalan sporadis dan musiman, atau berani mengambil langkah strategis agar desa benar-benar berdaulat dengan data?.

20/08/2025

Pantau SID — Desa-desa pengguna OpenSID di NTB terus menunjukkan denyut kehidupan masyarakat yang aktif, transparan, dan penuh semangat gotong royong. Melalui Pantau SID, berbagai kabar terkini terekam secara otomatis dari website desa, menjadi bukti nyata bahwa desa-desa kini semakin terbuka dan ...

Nusa Tenggara Barat, 18 Agustus 2025 – Desa-desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah mengadopsi OpenSID (Sistem I...
20/08/2025

Nusa Tenggara Barat, 18 Agustus 2025 – Desa-desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah mengadopsi OpenSID (Sistem Informasi Desa berbasis Open Source) terus menunjukkan kiprah nyata dalam menghadirkan informasi publik, meningkatkan transparansi, serta memperkuat partisipasi warga.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah desa aktif merilis informasi terbaru melalui website resmi mereka. Desa Tongo di Kecamatan Sekongkang misalnya, mengumumkan seleksi perangkat desa baru untuk mengisi kekosongan jabatan penting. Sementara itu, Desa Lanta di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, berhasil menorehkan prestasi nasional dengan dinobatkan sebagai Desa Terbaik Tingkat Nasional pada peringatan HUT RI ke-80.

Tidak kalah penting, Desa Mantar di Kabupaten Sumbawa Barat meluncurkan program Kampung Keluarga Berkualitas yang berfokus pada penguatan ketahanan keluarga. Di sisi lain, Desa Pasir Putih, Tepas, dan Sangga kompak memeriahkan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-80 dengan berbagai kegiatan kebersamaan yang memperkuat semangat gotong royong masyarakat.

Prestasi dan aktivitas desa-desa ini menjadi cerminan betapa OpenSID tidak sekadar aplikasi, tetapi juga alat transformasi digital desa yang memperkuat tata kelola, keterbukaan, dan pelayanan publik.

“Gerakan desa digital lewat OpenSID bukan sekadar soal aplikasi, tetapi tentang masa depan desa. Ketika data terbuka, pelayanan cepat, dan masyarakat aktif berpartisipasi, kita sedang menyiapkan fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Desa adalah garda terdepan, dan kami di NTB ingin membuktikan bahwa jalan menuju Indonesia maju dimulai dari desa yang melek teknologi,” (Muhammad Ungang, Pegiat OpenSID NTB.)

Dengan semangat tersebut, para pegiat SID di NTB berharap desa-desa lain di seluruh Indonesia semakin terdorong untuk mengembangkan sistem informasi desa. Hal ini sejalan dengan visi besar menuju Indonesia Emas 2045, di mana desa menjadi pondasi utama pembangunan bangsa yang kuat, inklusif, dan berdaya saing.

30/07/2025

  🔍 Geliat Desa NTB dalam Digitalisasi: Enam Berita Terkini dan Daftar Desa Teraktif Versi Pantau SID Nusa Tenggara Barat, [...]

Address

Jalan Kerato
Sumbawa Besar
84313

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when DESA SMART posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to DESA SMART:

Share