18/10/2025
🌾 Dongeng Dewasa: Tante dan Jalan Pulang ke Hati
Di sebuah desa yang tenang, di tepi hutan yang hijau, hiduplah seorang wanita bernama Tante Rina.
Rumahnya sederhana, tapi hangat — beranda kayu, kursi rotan, dan aroma teh melati yang selalu menenangkan setiap sore.
Namun di balik senyumnya, ada rindu yang ia simpan dalam diam.
Rindu pada Lila, ponakan kecilnya yang kini sudah tumbuh dewasa dan tinggal di kota.
Dulu mereka selalu bersama — menanam bunga, membuat kue, menatap bintang. Tapi waktu memisahkan mereka dengan lembut dan perlahan.
Setiap sore, Tante Rina menatap jalan setapak menuju kota, berharap suatu hari Lila datang mengetuk pintunya lagi.
Tapi tahun berganti, dan yang datang hanyalah angin.
Suatu pagi, tanpa banyak bicara pada siapa pun, Tante Rina mengambil tas kecilnya, mengenakan syal merah tua, dan berkata pelan,
> “Hari ini… aku yang akan datang padanya.”
Ia berjalan melewati hutan, ladang, dan jembatan bambu tua yang berderit. Hujan sempat turun, tapi ia tidak berhenti.
Ia tahu: beberapa langkah tak perlu alasan, hanya kerinduan yang memandu.
Ketika malam tiba, ia sampai di kota.
Dan di balik pintu apartemen sederhana, muncullah wajah yang sangat ia rindukan.
> “Tante Rina?”
“Ya, Nak… Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja.”
Mereka berpelukan lama.
Dan malam itu, di bawah cahaya lampu lembut, dua hati yang lama terpisah akhirnya pulang — bukan ke tempat, tapi ke rasa yang sama.
---
Beberapa bulan kemudian, Lila memutuskan pulang ke desa. Ada sesuatu yang menuntunnya kembali — seperti panggilan dari hati.
Di beranda, Tante Rina sudah menunggunya.
> “Ayo, Nak,” katanya lembut, “ada sesuatu yang ingin Tante tunjukkan.”
Mereka berjalan ke belakang rumah, ke sebuah pohon kenari besar yang rindangnya menaungi setengah kebun.
> “Ini,” kata Tante Rina, “aku tanam bersama ibumu, sebelum kau lahir. Kami berjanji — pohon ini akan tumbuh seperti kasih kami padamu.”
Lila menatap pohon itu, matanya basah.
> “Dan kau menjaganya selama ini?”
“Ya,” jawab Tante Rina tersenyum. “Karena menjaga kenangan adalah cara paling sunyi untuk tetap mencintai.”
Malam itu mereka menyalakan lentera di bawah pohon kenari.
Daun-daunnya bergetar lembut, seolah ikut mendengar cerita mereka.
Tidak ada kata-kata besar, hanya kebersamaan yang sederhana… namun dalam.
---
Beberapa waktu berlalu.
Suatu pagi, ketika hujan gerimis menari di jendela kota, Lila menerima sepucuk surat.
Tulisan tangannya lembut, miring ke kanan. Ia langsung tahu — itu dari Tante Rina.
> “Lila sayang,
Jika kau membaca ini, mungkin aku sudah menjadi bagian dari angin yang berbisik di antara daun kenari.
Jangan bersedih. Hidup bukan tentang berapa lama kita tinggal, tapi seberapa dalam kita mencintai saat kita masih di sini.
Kuncinya — itu untuk kotak kayu di bawah kursi rotan di beranda. Bukalah ketika kau siap, bukan ketika kau rindu.”
Air mata Lila jatuh sebelum surat itu selesai dibaca.
Beberapa hari kemudian, ia pulang ke desa — kali ini, tanpa disambut suara panggilan lembut dari beranda.
Ia menemukan kotak kayu kecil di bawah kursi rotan itu.
Di dalamnya ada foto tua, syal merah, dan sebuah buku catatan.
Halaman pertamanya bertuliskan:
> “Catatan Rindu dan Harapan untuk Lila.”
Di dalamnya, setiap halaman adalah pesan cinta sederhana:
> “Jangan takut sendirian. Cinta selalu meninggalkan jejaknya.”
“Jika dunia terasa berat, dengarkan angin — di situlah aku bersembunyi.”
“Suatu hari, kau juga akan dikenang karena kebaikan kecilmu.”
Lila menutup buku itu.
Langit sore berubah jingga, dan angin berembus dari arah pohon kenari.
Ia berdiri di sana, menatap daun-daun yang menari di udara.
> “Terima kasih, Tante,” bisiknya. “Kau telah mengajariku cara pulang — bukan ke rumah, tapi ke hati.”
Dan pada saat itu, di antara cahaya senja dan suara lembut angin, seolah waktu berbisik dari kejauhan:
> “Aku tidak pernah pergi, Nak. Aku hanya berubah menjadi kenangan yang menjaga.”
---
🌙 Pesan Moral
Beberapa cinta tidak berakhir, ia hanya berganti bentuk.
Menjadi kenangan, menjadi cahaya, dan menjadi bisikan lembut di hati orang yang masih mencintai.
Karena cinta sejati… tidak pernah hilang — ia hanya berubah menjadi cara baru untuk tetap dekat.
---
✨ Hashtag