ALALA Radio

ALALA Radio Semua Punya Jalan Cerita Masing-masing, Follow akun ini agar dapat hiburan atau inspirasi hidup

Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani memilik beberapa karomah (keistimewaan) diantaranya adalah hal berikut:
12/04/2025

Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani memilik beberapa karomah (keistimewaan) diantaranya adalah hal berikut:

Pemimpin Para Wali Syekh Abdul Qodir Al Jaelani dalam Kitab Manaqib dikisahkan memiliki banyak karomah, salah satu diantaranya adalah mampu membuat tulangbel...

Yang sedang giat-giatnya silaturahim lebaran dan melanjutkan puasa sunnah syawal, simak video ini!
03/04/2025

Yang sedang giat-giatnya silaturahim lebaran dan melanjutkan puasa sunnah syawal, simak video ini!

01/03/2025

Karomah Mbah Yai Hamid Pasuruan. Perjalanan Spiritual menuju Baghdad. Tidak masuk akal, luar biasa.

[ Sejauh Mana Keterlibatan Perempuan dalam Politik? ]Pembahasan mengenai kedudukan perempuan dalam ranah politik merupak...
04/12/2024

[ Sejauh Mana Keterlibatan Perempuan dalam Politik? ]

Pembahasan mengenai kedudukan perempuan dalam ranah politik merupakan isu yang kompleks dan berkembang. Pada 2024 ini, keterlibatan perempuan dalam Pemilihan Kepala Daerah mengalami peningkatan. Hal ini merupakan kabar positif, karena seperti yang kita tahu, penduduk di Indonesia setengahnya adalah perempuan. Sehingga, kedudukan perempuan di ranah-ranah pemangku kebijakan akan sangat menguntungkan bagi banyak pihak.

Mengutip dari artikel Kompas.com, partisipasi perempuan pada Pilkada serentak 2024 mengalami peningkatan yaitu mencapai 19,92%. Untuk posisi Gubernur dan Wakil Gubernur, terdapat 18 perempuan yang ikut mencalonkan diri pada Pilkada 2024. Jumlah ini meningkat apabila dibandingkan pada Pilkada 2018 yang hanya menduduki 8,2 persen dari total 1.140 calon dan 2020 dari 1.549 calon atau 11 persen saja.

Jumlah keterlibatan perempuan dalam Pemilihan Kepala Daerah, atau yang menduduki kursi parlemen memang tidak menentu. Namun, dari semua itu, apabila mengacu ke peraturan keterwakilan perempuan sebagaimana amanat Pasal 245 dari UU No. 7 Tahun 2017, yaitu paling sedikit 30%, sebenarnya masih belum tercapai. Pada Pemilu 2024, keterwakilan perempuan dalam kursi parlemen hanya meningkat sebanyak 1,6 persen, atau menembus angka 22,1 persen yaitu 128 perempuan dari total 580 kursi DPR.

“Nah kalau menurut saya dalam 3 tahun terakhir, 3 kali periode pemilihan ini ya fluktuatif ya. Jadi, dinamikannya itu turun naik ya cuman inti persoalannya sama, masyarakat itu belum trust (percaya) sama kehadiran perempuan sebagai pemimpin gitu ya. Kalau sebagai anggota dewan sudah mulai itu, sudah mulai cair tapi kalau sebagai kepala daerah, karena disetarakan dengan istilah pemimpin gitu ya, maka resistansinya masih tinggi,” terang Antik, dosen gender Universitas Padjadjaran.

Rendahnya kepercayaan terhadap perempuan untuk menjadi pemimpin masih ditemukan di Indonesia. Seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu di Pilkada Aceh. Calon Kepala Daerah di Aceh tersebut berjibaku dengan narasi semacam “perempuan berbuat dosa kalau mencalonkan diri menjadi pemimpin”. Narasi ini banyak menimbulkan pro dan kontra. Mereka yang setuju dengan pendapat ini, mengacu terhadap salah satu ulama di Aceh.

“Ini semua lagi-lagi akibat Indonesia itu adalah patriarki culture yang paling tinggi gitu ya sehingga tentu saja menurut saya yang menyebabkan orang lagi tidak trust itu karena dari sejak awal pola edukasinya. Karena, background patriarki ini tidak memberikan penjelasan bahwa perempuan itu adalah manusia yang hadir di ruang publik, yang punya juga kuasa untuk kemudian juga melakukan kepemimpinan gitu ya,” lengkapnya

Partisipasi perempuan dalam politik akan memberikan hak yang dengan laki-laki. Terdapat kebutuhan-kebutuhan spesifik perempuan yang tidak dibutuhkan laki-laki. Seperti, melahirkan, isu baby blues, isu anemia remaja perempuan, dll. Sehingga, diperlukan kehadiran perempuan untuk memperjuangkan hak-hak tersebut.

“Perempuan adalah warga negara yang punya hak untuk dipilih dan memilih dalam politik lalu perempuan juga dikenal memiliki kebutuhan spesifik yang memang harus dia perjuangkan,” imbuhnya.

———

Tim Liputan: ZPolitics

[Lontaran Cinta Untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Terpilih]Setelah euforia Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ...
04/12/2024

[Lontaran Cinta Untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Terpilih]

Setelah euforia Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang digelar serentak pada Rabu (27/11), masyarakat mulai menaruh harapan besar kepada Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan. Di Jawa Barat, perhatian tertuju pada empat pasangan calon yang bertarung dalam kontestasi ini, Acep-Gitalis, Jeje-Ronal, Ahmad-Ilham, dan Dedi-Erwan.

Masyarakat Jawa Barat mengharapkan adanya pembenahan mulai dari infrastruktur, kesejahteraan sosial, bahkan terkait kebijakan outsourcing. Salah satu Ketua Lansia Jatinangor berharap kepada pemimpin berikutnya mengenai bantuan sosial.

“Ingin Jabar yang bantuan bansos salah-salah itu diperbaiki lagi, dikasih kepada orang yang tepat, mau sejahtera saja gitu” Ucap Ketua Lansia Jatinangor, Entin (29/11/2024).

Selain permasalahan bansos yang dinilai kurang merata dan tidak tepat sasaran. Masyarakat Jawa Barat juga mengharapkan adanya kemajuan infrastruktur. Harapan ini dilontarkan oleh salah satu Mahasiswa Universitas Padjadjaran.

“Yang paling penting itu pertama, infrastruktur. Terus yang kedua, tentang pendidikan sih. Karena menurut aku krusial banget di Jawa Barat. Karena banyak banget daerah-daerah di Jawa Barat yang masih tertinggal” Ujar Ikmal Fadilah (29/11/2024).

Ikmal juga menambahkan adanya kekurangan infrastruktur, khususnya di daerah-daerah pelosok.

“Specially masih banyak yang kayak dipelosok-pelosok kecil. Contohnya kayak di dekat daerah pegunungan gitu, mereka masih kurang banget akses infrastruktur dan juga pendidikannya” Lanjut Ikmal (29/11/2024).

Harapan lainnya yang disampaikan oleh masyarakat adalah adanya kenaikan gaji bagi pekerja outsourcing. Harapan ini disampaikan oleh seorang Security, Paridudin (34).

“Mereka bisa merealisasikan apa yang mereka janjikan terhadap masyarakat dan kita semua. Ada mungkin kenaikan gaji buat kami para pekerja outsourcing, mungkin terutama perbaikan-perbaikan di infrastruktur yang lainnya” Ucap Paridudin (29/11/2024).

Usainya pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada), menandakan dimulainya kepemimpinan baru di Jawa Barat. Setelah hiruk pikuk masa pilkada serentak, masyarakat kini kembali menaruh harapan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih di Jawa Barat.

-Tim Bicara Pilkada

[ Suara Rakyat Jabar: Menilik Proses Penentuan Pilihan Masyarakat Jabar dalam Pilkada 2024 ]Indonesia kini dinilai bukan...
04/12/2024

[ Suara Rakyat Jabar: Menilik Proses Penentuan Pilihan Masyarakat Jabar dalam Pilkada 2024 ]

Indonesia kini dinilai bukan lagi sebagai negara dengan demokrasi liberal atau demokrasi yang diperkenalkan oleh presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln. Lincoln mengatakan bahwa demokrasi adalah kondisi dimana rakyat atau masyarakat memegang kekuasaan penuh atas pemerintah dan pemerintah bekerja untuk rakyat. “Of the people, by the people, and for the people” merupakan slogan yang seringkali diadaptasi oleh beberapa negara yang memiliki ideologi demokrasi. Berbeda dengan demokrasi yang dipercayai oleh Indonesia, walaupun negara kita menganut ideologi tersebut, demokrasi Indonesia dengan demokrasi liberal yang dipercaya oleh negara-negara barat sedikit berbeda. Demokrasi Pancasila, demokrasi ini menyesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia, dengan berlandaskan kelima sila, Demokrasi Pancasila dinilai ‘pas’ untuk diterapkan di negara Indonesia, sayangnya realita dan praktik tidak sebagus teori.

Lewat tulisan opininya di Kompas.id, Yudi Latif, penulis buku Paripurna, aktivis dan mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila pada era Jokowi mengatakan bahwa keadaan demokrasi negara Indonesia justru berbanding terbalik menjadi government off the people (pemerintahan terputus dari rakyat), buy the people (membeli rakyat), dan force the people (menekan rakyat). Ditengah krisis demokrasi saat ini, Indonesia memerlukan bantuan dari para rakyatnya untuk menentukan siapa pemimpin negara ini selanjutnya. Setiap warga negara berhak atas satu suara ‘one man one vote’ yang artinya setiap suara dapat mempengaruhi hasil pemilihan di Indonesia.

Dalam konteks Pilkada Serentak 2024, pentingnya peran rakyat dalam pemilihan dapat mempengaruhi bagaimana kebijakan suatu daerah selama 5 tahun kedepan. Karena itulah, masyarakat perlu kritis dan skeptis terhadap para pasangan calon yang menawarkan berbagai ‘janji manis’ dan program di daerah masing-masing. Selain untuk menjaga demokrasi, hal ini mencegah para politisi haus kuasa dan birokrat oportunis untuk tidak menggunakan suara rakyat sebagai bancakan.

Senator asal Amerika Serikat Tip O’Neill mengatakan bahwa all politics is local. Demokrasi lokal adalah elemen krusial untuk membangun demokrasi nasional berkualitas yang mampu mensejahterakan dan melindungi rakyat. Demokrasi lokal yang terjadi di daerah otonom akan mempengaruhi langsung kebijakan yang mengatur bagaimana masyarakat disana hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari. Dampaknya jelas lebih besar dan lebih nyata dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat (dalam konteks ini artinya demokrasi nasional). Jika dianalogikan sebagai roda gigi, pemerintah pusat dan daerah saling terhubung satu sama lain, jika ada yang tidak bekerja seperti yang seharusnya, maka seluruh perputaran dan sistem roda gigi tersebut. Pemilih yang cerdas diperlukan untuk penyelenggaraan pemungutan suara yang berkualitas dan berintegritas.

Dalam pengaplikasiannya, syarat yang diperlukan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis yaitu sikap menggunakan pikiran saat melihat suatu permasalahan, dengan menggunakan pengalaman dan bukti yang ada, Pengetahuan tentang metode untuk bertanya dan mengemukakan alasan dengan logis, dan Keterampilan untuk menerapkan metode tersebut. Jika kita menerapkannya dalam konteks menentukan pilihan dalam Pilkada 2024, syarat tersebut dapat diturunkan menjadi Interpretasi dan analisis informasi, Evaluasi dan perbandingan, Membandingkan dengan bukti nyata, Mempertimbangkan konteks, dan Menyaring informasi dengan pikiran sendiri (tanpa atau minim pengaruh dari luar).

Didasari oleh hal tersebut, kami Tim Pilih Arah melakukan wawancara kepada masyarakat atau pemilih di Jawa Barat guna melihat seberapa kritis mereka dalam menentukan pilihannya saat Pilkada 2024 berlangsung. Narasumber yang kami wawancarai pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga ibu rumah tangga.

Bagi mahasiswa dan generasi Z seperti Maul dan Elga, Pilkada 2024 sangatlah penting karena bersinggungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Mereka berdua mencari informasi lebih lanjut terkait para kandidat dan visi misinya. Dengan kemajuan teknologi yang ada, bagi mereka mencari informasi atau melakukan internet trail bukanlah suatu hal yang sulit.

“Biasanya saya cari dari sumber lain sih. Karena di Instagram itu kan biasanya satu feed satu calon yah, jadi saya harus searching lebih lanjut lagi di Google soal calon tersebut. Dan di Instagram memang gak lengkap kan, disediakan kolom caption tapi kan terbatas juga jumlah katanya. Jadi saya cari lebih lanjut di Google,” ucap Elga.

Tidak hanya sekedar mencari-cari informasi saja, Maul dan Elga juga cenderung untuk membandingkan dan skeptis terhadap ‘janji’ atau visi misi para paslon Pilkada daerah masing-masing, dengan pertimbangan yang realistis mereka berdua sering bertanya-tanya apakah janji yang diberikan sekiranya dapat dijalankan dengan keadaan dan ekonomi daerah tersebut.

“Kalo evaluasi belum pernah nyoba, cuma kalo buat membandingkan dari pejabat sebelumnya dan kandidat lainnya pasti s**a membandingkan,” ucap Maul, mahasiswa asal Unpad tersebut.

Berbeda lagi dengan masyarakat, contohnya Ibu Rumah Tangga seperti Sumarni dan Wien Ristiwianti. Sebagai Ibu Rumah Tangga, mereka berdua sudah sibuk dan tidak sempat untuk mencari tahu secara lanjut terkait para paslon di Pilkada Jabar tahun ini. Informasi yang diterima pun sebatas pada yang diberikan dan mereka akses di waktu luang, seperti media sosial atau televisi, walaupun terkadang searching, tapi hal tersebut tidak dilakukan secara mendalam.

“Nggak, namanya ibu rumah tangga ya, kita taunya di rumah aja, gak tau apa-apa,” ucap Sumarni saat ditanya di kediamannya di Depok.

Evaluasi janji atau program pun hanya dilakukan di lingkungan sekitar, seperti diantara kalangan ibu-ibu lain atau bersama sanak saudara saat berkumpul. Walaupun begitu mereka berdua cenderung tidak mempercayai ‘janji-janji manis’ para paslon ini dan sekedar berharap kedepannya akan lebih baik.

“Kalo saya biasanya kalo ngumpul sama temen-temen atau sodara kadang membahas tentang visi misi calon. Tapi klo saya, sudah dipilih (calonnya) yaudah lah. Mungkin saya ibu rumah tangga jadi gak begitu ini gimana ya, kalau udah milih yaudah aja,” ujar Wien.

Pendapat sebelumnya berasal dari para Ibu Rumah Tangga yang cenderung pasif dalam Pilkada 2024, dikarenakan tidak mempunyai waktu untuk mengurus politik yang ada di sekitar mereka. Namun, bagi Agus dan Mukhsin selaku ketua RW daerah setempat, mengevaluasi dan mencari informasi terkait Pilkada tahun ini merupakan hal yang penting dan terbilang wajib karena akan mempengaruhi kegiatan di daerah mereka secara langsung.

“Untuk tingkatan Walikota kami optimis (telah melakukan evaluasi) dengan janji para paslon, terutama untuk pembangunan lingkungan agar lebih bagus, lebih maju, dan lebih tertata rapih. Intinya dari lingkungan, apa yang diharapkan oleh warga dan masyarakat dapat terpenuhi dan terlaksana . Sesuai dengan janji yang dilontarkan,” ujar Mukhsin

Tidak terbatas pada evaluasi dan membandingkan janji juga visi misi para paslon, kedua Ketua RW dari daerah yang berbeda ini sependapat bahwa saat memilih calon pemimpin diperlukan pertimbangan situasi atau masalah yang sedang terjadi saat ini (dalam konteks ekonomi, kesejahteraan dan kesehatan). Karena adanya perbedaan keadaan di setiap daerah, mereka harus menyesuaikan keadaan yang ada di daerahnya dengan janji atau visi misi yang dilontarkan para paslon saat kampanye atau lewat media massa.

“Kalau pertimbangan banyak, apa yang mereka janjikan sesuai gak dengan kondisi yang ada di wilayah kita. Karena mungkin saja mereka menjanjikan ini tapi gak mungkin terealisasi. Itu juga hal yang menjadi pertimbangan bagi kami (dalam memilih). Jadi kami melihat janji mereka itu yang mungkin itu bisa dilaksanakan (dengan kondisi saat ini), bukan hanya awang-awang. Yang nanti bisa bermanfaat untuk masyarakat,” jelas Agus.

Dalam kontestasi kali ini, yang sangat diperlukan ialah independensi pemilih dalam memilih calon pemimpin mereka. Terlepas dari bagaimana bentuk kampanye nya, atau adanya pembahasan dari pihak luar, kita perlu untuk menetapkan siapa pilihan kita sesuai dengan asas luber jurdil. Kesamaan dari semua narasumber adalah mereka mampu untuk memilih secara independen tanpa hasutan maupun ajakan dari orang lain, walaupun beberapa terkesan cuek dan pasif, mereka tetap menetapkan siapa calon pemimpin mereka, sesuai dengan kata hati mereka sendiri.

_____________________________

Penulis: Naura Zahrani Purti
Editor: Ammara Nayla F. P.

Konten ini diproduksi oleh Tim Pilih Arah

🚨 Layanan Darurat 112 🚨  Cepat, tanggap, dan selalu siap membantu!  Berikut alur layanan 112 yang memudahkan kamu mendap...
04/12/2024

🚨 Layanan Darurat 112 🚨
Cepat, tanggap, dan selalu siap membantu!
Berikut alur layanan 112 yang memudahkan kamu mendapatkan bantuan darurat kapan saja ‼️
Selalu ingat, layanan 112 hanya untuk situasi darurat! Jangan ragu untuk menghubungi kami saat membutuhkan. Mari Sobat Alala, Bersama kita jaga keselamatan bersama ‼️‼️

[PAHLAWAN MASA KINI: PETUGAS DAMKAR SI SERBA BISA]Sobat Pirsa, kalian tau gak sih harus menghubungi siapa kalau ada sara...
04/12/2024

[PAHLAWAN MASA KINI: PETUGAS DAMKAR SI SERBA BISA]

Sobat Pirsa, kalian tau gak sih harus menghubungi siapa kalau ada sarang tawon di rumah kalian? Atau cincin ibu kalian gak bisa dilepas?

Sobat Pirsa, tau d**g apa itu Damkar?

Pemadam Kebakaran atau biasa disebut Damkar merupakan satuan tugas di bawah Dinas pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Berpacu pada Panca Darma Pemadam Kebakaran, mereka memiliki tugas untuk memadam kebakaran, melakukan penyelamatan, hingga membantu pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut merupakan kegiatan sehari-hari seorang Pemadam Kebakaran, sesuai cerita para petugas Pos Damkar Cileunyi Kabupaten Bandung.

Beranggotakan 8 petugas, Pos Damkar Cileunyi tidak hanya melayani pemadaman kebakaran namun juga evakuasi, sosialisasi dan permasalahan masyarakat lainnya.

Nurisman, salah satu anggota regu Pos Damkar Cileunyi menceritakan kisah unik pengabdian Damkar untuk masyarakat. “Ada banyak sih, mulai dari laporan seperti sandal nyangkut di kabel, mahasiswa di Jatinangior minta diisiin token isi ulang. Sebisa mungkin kita bantu kalau kita bisa.

Pos Damkar Cileunyi juga memiliki sejarah panjang soal evakuasi sarang tawon.

Musim penghujan merupakan masa berkembang biak para tawon yang bermigrasi ke Asia Tenggara, maka tak heran bila sering menemui sarang tawon. Masyarakat sekitar Cileunyi resah karena tawon tersebut merupakan binatang predator.

Meski tak berpengalaman, Damkar Cileunyi datang untuk mengevakuasi tawon demi keamanan warga. Kini, Iilmu evakuasi sarang tawon menjadi pengetahuan turun temurun bagi Damkar Cileunyi.

Nursiman dan Pos Damkar Cileunyi merasa pelayanan yang mereka berikan selama ini telah diapresiasi masyarakat. Namun, kadang masih ada pihak yang kurang menghargai kinerja Damkar karena minim edukasi, terutama soal keterlambatan.

Damkar memiliki response time 15 menit setelah mendapat panggilan darurat. Durasi itu dimulai sejak menerima laporan hingga tiba di lokasi. Meski mendapatkan prioritas laju di jalan raya, masih ada masyarakat yang tidak memiliki kesadaran akan hal tersebut dan memakan waktu response time Damkar.

Meski Damkar siaga membantu masyarakat Indonesia, Sobat Pirsa juga harus tahu cara menjaga diri sendiri, terutama jika terjadi kebakaran. Idealnya, dalam satu rumah harus memiliki 1 buah Fire Extinguisher untuk menjadi pertolongan pertama ketika terjadi kebakaran.

Jangan lupa untuk selalu berhati-hati dan segera lapor pihak berwenang bila api terlalu besar ya Sobat Pirsa!

---------------------
Penulis: Talita Aqila dan Sabila Putri
Reporter: Nabilah Resaldi
Fotografer: Jacinda Claramuti
Tim Produksi: Pirsa Loka

PASLON BUKAN WARGA ASLI! APA YA KATA MEREKA?Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 27 November, seluruh warga Indonesia se...
03/12/2024

PASLON BUKAN WARGA ASLI! APA YA KATA MEREKA?

Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 27 November, seluruh warga Indonesia serentak bersama-sama menuju TPS terdekat untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin daerah mereka selanjutnya. Peristiwa yang wujud nyata demokrasi ini, menjadi kesempatan bagi rakyat untuk bersama-sama menentukan masa depan daerah mereka dengan memilih pemimpin yang akan mengemban amanah, mulai dari bupati, wali kota, hingga gubernur.

Momen yang telah ditunggu-tunggu oleh hampir seluruh warga Indonesia ini, menjadi wadah bagi mereka untuk akhirnya dapat menaruh harapan dan doa baru di tiap-tiap kandidat pilihannya. Kemeriahan Pilkada 2024 ini diikuti oleh 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan 1.552 paslon kepala daerah yang terdaftar. Oleh karena itu, dalam menjagokan paslon, tentunya tidak dapat diputuskan dalam kejapan mata. Dibutuhkan berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan mungkin berbulan-bulan untuk akhirnya dapat memutuskan siapa yang akan dipilih.

Pastinya, kamu juga sebagai pemilih tidak asal dalam memilih, bukan? Dibutuhkan berbagai pertimbangan dalam pemilihan ini, termasuk latar belakang sang paslon.

Berbicara mengenai latar belakang, tahun ini, tidak sedikit dari para kandidat yang bukan merupakan warlok (warga lokal) daerah pencalonannya, lho! Lantas, Apakah hal ini memengaruhi pilihan mereka saat pencoblosan kemarin?

Tim Politik Go! berhasil mewawancarai beberapa pemilih yang berada di TPS 003 dan TPS 004, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Menariknya, tiga pemilih yang ditemui tersebut berasal dari generasi yang berbeda-beda. Dimulai dari Generasi X, Generasi Milenial, hingga Generasi Z. Lintas antar generasi para pemilih ini, membuat Pilkada tahun ini menjadi lebih beragam, mengingat tahun 2024 merupakan tahun pertama bagi para Generasi Z.

Berbagai jawaban diperoleh terkait paslon yang bukan warlok, ada yang merasa tidak terpengaruh, ada juga yang merasa hal ini merupakan pertimbangan besar.

“Biasa-biasa saja. Gak apa-apa, yang penting mah lancar.” Ujar Lili (54 tahun), Ketua RT Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kota Bandung tersebut.

“Selama mereka bisa jadi pemimpin yang baik sih gak masalah, ya. Asal mereka bisa buktiin aja visi misi mereka tuh apa. Dan bisa ngebuktiin kalo udah kepilih, gitu. Semoga bisa sesuai dengan apa yang mereka ituin (janjikan).” Jawab Rani (35).

Adapun yang menjadi pertimbangan Rani dalam memilih adalah jejak atau pengalaman sang paslon. Misal, calon gubernur A sebelumnya sudah pernah menduduki kursi pemerintahan, maka hal tersebut akan memengaruhi Rani untuk memilih calon tersebut.

Bergeser ke Generasi Z, Latifah (24) berpendapat bahwa paslon yang bukan warlok sebenarnya kurang pas untuk memimpin suatu daerah. Namun, Latifah menambahkan bahwa terdapat pengecualian. “Kecuali kalau emang punya, beliau-beliau ini punya wawasan tentang daerah sini ya oke, lah. Karena emang udah nyalon juga gitu.”

Ia melanjutkan bahwasanya akan lebih baik jika yang menjadi calon pemimpin daerahnya adalah warga lokal, yang mana lebih tahu akar permasalahan daerahnya.

Masih berada di Provinsi Jawa Barat, Kota Cirebon juga punya lho calon wali kota yang bukan warga lokal. Lantas, apa ya kata warganya?

“Jelas, kurang ini ya. Menurut saya sendiri kurang bisa dipercaya oleh warga Cirebonnya sendiri. Karena kalau mereka bukan orang asli Cirebon gitu gimana mereka bisa tau apa yang orang Cirebon mau.” Ujar Ulbar (17).

Remaja yang berada di bangku SMA tersebut juga menambahkan bahwa hal ini memengaruhinya sebagai first time voter di Pilkada 2024 ini. Ia berpendapat jika seharusnya ajang ini dipenuhi oleh calon-calon dari generasi muda, mengingat kota tempat tinggalnya itu masih banyak generasi muda yang memiliki potensi besar untuk memimpin daerahnya.

Kamu sendiri gimana? Apakah ini menjadi pertimbanganmu juga saat pencoblosan kemarin?

Tim Penulis: Aqeela Syahida Fatara & Talitha Azalia Nakhwah
Diproduksi Oleh: Politik Go!

𝗞𝗶𝘀𝗮𝗵 𝗕𝗲𝗹𝗲𝗻 𝗕𝘂𝗱𝗮𝘆𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗕𝗮𝗰𝗮 𝗱𝗶 𝗝𝗮𝘁𝗶𝗻𝗮𝗻𝗴𝗼𝗿“𝖲𝖺𝗒𝖺 𝗉𝗂𝗅𝗂𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝖽𝗂 𝗉𝗈𝗇𝖽𝗈𝗄 𝗉𝖾𝗇𝗎𝗁 𝖻𝗎𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽...
03/12/2024

𝗞𝗶𝘀𝗮𝗵 𝗕𝗲𝗹𝗲𝗻 𝗕𝘂𝗱𝗮𝘆𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗕𝗮𝗰𝗮 𝗱𝗶 𝗝𝗮𝘁𝗶𝗻𝗮𝗻𝗴𝗼𝗿

“𝖲𝖺𝗒𝖺 𝗉𝗂𝗅𝗂𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝖽𝗂 𝗉𝗈𝗇𝖽𝗈𝗄 𝗉𝖾𝗇𝗎𝗁 𝖻𝗎𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗋𝖺𝗃𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝗉𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗁𝖺𝗌𝗋𝖺𝗍 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺.” – 𝖳𝗁𝗈𝗆𝖺𝗌 𝖡. 𝖬𝖺𝖼𝖺𝗎𝗅𝖺𝗒

𝖪𝗎𝗍𝗂𝗉𝖺𝗇 𝗂𝗇𝗂 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗇𝗀𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗄𝗂𝗍𝖺 𝖻𝖺𝗁𝗐𝖺 𝗄𝖾𝗄𝖺𝗒𝖺𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗃𝖺𝗍𝗂 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇𝗅𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗇𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗍𝖾𝗋𝗂 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝗌𝗍𝖺𝗍𝗎𝗌, 𝗍𝖾𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗇𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖺𝖽𝖺𝗉 𝗂𝗅𝗆𝗎 𝖽𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗇𝗀𝖾𝗍𝖺𝗁𝗎𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂𝗉𝖾𝗋𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺. 𝖡𝖺𝗀𝗂 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗃𝖺𝗅𝖺𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝗉𝖾𝗋𝗄𝖺𝗒𝖺 𝖽𝗂𝗋𝗂, 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗌𝖾𝗀𝗂 𝗐𝖺𝗐𝖺𝗌𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗎𝗉𝗎𝗇 𝗉𝖾𝗇𝗀𝖺𝗅𝖺𝗆𝖺𝗇.

𝖣𝗂 𝗌𝗎𝖽𝗎𝗍 𝖩𝖺𝗍𝗂𝗇𝖺𝗇𝗀𝗈𝗋, 𝗌𝖾𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗁𝖺𝗌𝗂𝗌𝗐𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝖾𝖻𝗎𝖺𝗁 𝗀𝖺𝗀𝖺𝗌𝖺𝗇 𝗌𝖾𝖽𝖾𝗋𝗁𝖺𝗇𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖺𝗌𝖺 𝗌𝗉𝖾𝗌𝗂𝖺𝗅. 𝖠𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇, 𝗌𝖾𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗁𝖺𝗌𝗂𝗌𝗐𝖺 𝖴𝗇𝗂𝗏𝖾𝗋𝗌𝗂𝗍𝖺𝗌 𝖯𝖺𝖽𝗃𝖺𝖽𝗃𝖺𝗋𝖺𝗇, 𝗉𝖾𝗇𝗀𝗀𝖺𝗀𝖺𝗌 𝗄𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗇𝖺𝗆𝖺 “𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺”. 𝖣𝗂𝗆𝗎𝗅𝖺𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖾𝗋𝖾𝗌𝖺𝗁𝖺𝗇 𝗉𝗋𝗂𝖻𝖺𝖽𝗂, 𝗄𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌 𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺 𝖻𝖾𝗋𝖽𝗂𝗋𝗂 𝗂𝗇𝖽𝖾𝗉𝖾𝗇𝖽𝖾𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝖺𝗐𝖺𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗋𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗒𝖺𝗆𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖾𝗄𝗌𝗉𝗅𝗈𝗋𝖺𝗌𝗂 𝖽𝗎𝗇𝗂𝖺 𝗅𝗂𝗍𝖾𝗋𝖺𝗌𝗂.

𝖯𝖾𝗋𝗃𝖺𝗅𝖺𝗇𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺 𝖽𝗂𝗆𝗎𝗅𝖺𝗂 𝗉𝖺𝖽𝖺 2023, 𝗄𝖾𝗍𝗂𝗄𝖺 𝗂𝖺 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖻𝖺𝗍 𝗌𝖾𝖻𝖺𝗀𝖺𝗂 𝖶𝖺𝗄𝗂𝗅 𝖯𝖾𝗆𝗂𝗆𝗉𝗂𝗇 𝖴𝗆𝗎𝗆 𝗌𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗍𝗎 𝖯𝖾𝗋𝗌 𝖬𝖺𝗁𝖺𝗌𝗂𝗌𝗐𝖺 𝖴𝗇𝗂𝗏𝖾𝗋𝗌𝗂𝗍𝖺𝗌 𝖯𝖺𝖽𝗃𝖺𝖽𝗃𝖺𝗋𝖺𝗇. 𝖪𝖺𝗅𝖺 𝗂𝗍𝗎, 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗇𝗂𝗌𝗂𝖺𝗌𝗂 𝗌𝖾𝖻𝗎𝖺𝗁 𝗉𝗋𝗈𝗀𝗋𝖺𝗆 𝗅𝗂𝗍𝖾𝗋𝖺𝗌𝗂 𝖽𝗂 𝖻𝖺𝗐𝖺𝗁 𝖽𝗂𝗏𝗂𝗌𝗂 𝗆𝖺𝗋𝗄𝖾𝗍𝗂𝗇𝗀. 𝖪𝖺𝗆𝗉𝖺𝗇𝗒𝖾 𝗂𝗇𝗂 𝖻𝖾𝗋𝗍𝗎𝗃𝗎𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗆𝗂𝗇𝖺𝗍 𝖻𝖺𝖼𝖺 𝗆𝖺𝗁𝖺𝗌𝗂𝗌𝗐𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗌𝗒𝖺𝗋𝖺𝗄𝖺𝗍 𝗌𝖾𝗄𝗂𝗍𝖺𝗋. 𝖭𝖺𝗆𝗎𝗇, 𝗌𝖾𝗂𝗋𝗂𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗋𝗀𝖺𝗇𝗍𝗂𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗉𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝗎𝗌𝖺𝗇, 𝖽𝗂𝗌𝗄𝗎𝗌𝗂 𝗂𝗇𝗍𝖾𝗋𝗇𝖺𝗅 𝗆𝖾𝗆𝗎𝗍𝗎𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗉𝗋𝗈𝗀𝗋𝖺𝗆 𝗍𝖾𝗋𝗌𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖽𝗂 𝖻𝖺𝗐𝖺𝗁 𝗌𝗍𝗋𝗎𝗄𝗍𝗎𝗋 𝗈𝗋𝗀𝖺𝗇𝗂𝗌𝖺𝗌𝗂.

𝖫𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗋𝗌𝖾𝖻𝗎𝗍 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖾𝗇𝗍𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇, 𝗂𝖺 𝗆𝖾𝗆𝗎𝗍𝗎𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗉𝗋𝗈𝗀𝗋𝖺𝗆 𝗂𝗇𝗂 𝗌𝖾𝖼𝖺𝗋𝖺 𝗂𝗇𝖽𝖾𝗉𝖾𝗇𝖽𝖾𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖻𝖾𝖻𝖾𝗋𝖺𝗉𝖺 𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗍𝗎 𝗃𝗎𝗋𝗎𝗌𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺 𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 11 𝖩𝖺𝗇𝗎𝖺𝗋𝗂 2024.

“𝖬𝗎𝗅𝖺𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝗂𝗍𝗎, 𝗄𝖺𝗆𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝖻𝖺𝗐𝖺𝗁 𝗇𝖺𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝗌, 𝖴𝗇𝗉𝖺𝖽, 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝗈𝗋𝗀𝖺𝗇𝗂𝗌𝖺𝗌𝗂 𝗅𝖺𝗂𝗇. 𝖨𝗇𝗂 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗇𝗎𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗂𝗇𝗂𝗌𝗂𝖺𝗍𝗂𝖿 𝗉𝗋𝗂𝖻𝖺𝖽𝗂 𝖺𝗍𝖺𝗌 𝗇𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇-𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇,” 𝗃𝖾𝗅𝖺𝗌𝗇𝗒𝖺.

𝖭𝖺𝗆𝗎𝗇, 𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗇𝗌𝗉𝗂𝗋𝖺𝗌𝗂 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗀𝖺𝗀𝖺𝗌 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝗈𝗍𝗂𝗏𝖺𝗌𝗂 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗄𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌 𝗂𝗇𝗂?

𝖡𝖺𝗀𝗂 𝗌𝖾𝖻𝖺𝗀𝗂𝖺𝗇 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀, 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺𝗂𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖾𝖻𝗎𝖺𝗁 𝖻𝗎𝗄𝗎 𝗆𝗎𝗇𝗀𝗄𝗂𝗇 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗁𝖺𝗅 𝗌𝖾𝖽𝖾𝗋𝗁𝖺𝗇𝖺. 𝖭𝖺𝗆𝗎𝗇 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺𝗂 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗄𝖾𝗋𝖾𝗌𝖺𝗁𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗋𝗌𝖾𝗇𝖽𝗂𝗋𝗂. 𝖣𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖾𝗋𝖾𝗌𝖺𝗁𝖺𝗇 𝗂𝗍𝗎𝗅𝖺𝗁, 𝗌𝖾𝖻𝗎𝖺𝗁 𝗂𝗇𝗂𝗌𝗂𝖺𝗍𝗂𝖿 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗄𝗅𝗎𝖻 𝖻𝖺𝖼𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗆𝗎𝗅𝖺.

𝖲𝖺𝖺𝗍 𝗂𝗍𝗎, 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗌𝖺 𝖻𝖺𝖼𝖺𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺𝗂, 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗌𝖾𝗍𝖾𝗇𝗀𝖺𝗁-𝗌𝖾𝗍𝖾𝗇𝗀𝖺𝗁. 𝖧𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺 𝗌𝗎𝖺𝗍𝗎 𝗁𝖺𝗋𝗂, 𝗂𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂 𝗌𝖾𝖻𝗎𝖺𝗁 𝗐𝖾𝖻𝗂𝗇𝖺𝗋 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗀𝖺𝖻𝗎𝗇𝗀 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗄𝗅𝗎𝖻 𝖻𝖺𝖼𝖺 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗇𝗀 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗌𝗎𝗇𝗀 𝗄𝗈𝗇𝗌𝖾𝗉 𝘴𝘪𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨. 𝖣𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗌𝖾𝗌𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗍𝗎 𝗃𝖺𝗆 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝗂𝗇𝗍𝖾𝗋𝖺𝗄𝗌𝗂 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝖽𝗂𝗌𝗄𝗎𝗌𝗂, 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖻𝖺𝗁𝗐𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺, 𝗆𝖾𝗌𝗄𝗂𝗉𝗎𝗇 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝗌𝖺𝗅𝗂𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖾𝗇𝖺𝗅, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗍𝗇𝗒𝖺 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝗉𝗋𝗈𝖽𝗎𝗄𝗍𝗂𝖿.

𝖳𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗋𝗁𝖾𝗇𝗍𝗂 𝖽𝗂 𝗌𝖺𝗇𝖺, 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂 𝗌𝖾𝖻𝗎𝖺𝗁 𝗐𝖾𝖻𝗂𝗇𝖺𝗋 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂𝗉𝖺𝗇𝖽𝗎 𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗌𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗍𝗎 𝖣𝗎𝗍𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺 𝖩𝖺𝗄𝖺𝗋𝗍𝖺. 𝖨𝖺 𝗆𝖾𝗇𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗂𝗇𝗌𝗉𝗂𝗋𝖺𝗌𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗌𝖺𝗇𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝗂𝗅𝗂𝗄𝗂 𝗄𝖾𝗌𝖾𝗆𝗉𝖺𝗍𝖺𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝖽𝖺𝗉𝗍𝖺𝗌𝗂 𝗂𝖽𝖾 𝗄𝗅𝗎𝖻 𝖻𝖺𝖼𝖺.

“𝖠𝗄𝗎 𝗍𝖾𝗋𝗂𝗇𝗌𝗉𝗂𝗋𝖺𝗌𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖣𝗎𝗍𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺 𝖩𝖺𝗄𝖺𝗋𝗍𝖺, 𝖪𝖺𝗄 𝖧𝖾𝗌𝗍𝗂, 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗋𝗂 𝗂𝗓𝗂𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝖽𝖺𝗉𝗍𝖺𝗌𝗂 𝗄𝗈𝗇𝗌𝖾𝗉 𝘴𝘪𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗄𝗅𝗎𝖻 𝖻𝖺𝖼𝖺 𝗆𝗂𝗅𝗂𝗄𝗇𝗒𝖺,” 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇. 𝖣𝖺𝗋𝗂 𝗌𝖺𝖺𝗍 𝗂𝗍𝗎𝗅𝖺𝗁 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝗆𝗎𝗅𝖺𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗉𝗋𝗈𝗀𝗋𝖺𝗆 𝗌𝖾𝗋𝗎𝗉𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾𝗆𝗎𝖽𝗂𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗄𝖾𝗆𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺.

𝖣𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗄𝗈𝗇𝗌𝖾𝗉 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝖽𝖾𝗋𝗁𝖺𝗇𝖺 𝗇𝖺𝗆𝗎𝗇 𝗂𝗇𝗄𝗅𝗎𝗌𝗂𝖿—𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝗌𝗒𝖺𝗋𝖺𝗍 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗄𝖺𝗋𝗍𝗎 𝖺𝗇𝗀𝗀𝗈𝗍𝖺 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗄𝖾𝗇𝖺𝗅𝖺𝗇 𝖿𝗈𝗋𝗆𝖺𝗅—𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝗒𝖺𝗄𝗂𝗇 𝖻𝖺𝗁𝗐𝖺 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝗂𝗇𝗂 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝖽𝗂𝗍𝖾𝗋𝖺𝗉𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂 𝗅𝗂𝗇𝗀𝗄𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗇𝖽𝗂𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝖩𝖺𝗍𝗂𝗇𝖺𝗇𝗀𝗈𝗋. 𝖸𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗇𝗍𝗂𝗇𝗀 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖺𝗄𝗌𝖾𝗌 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗆𝗎𝖽𝖺𝗁, 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖾𝖻𝖺𝗇. 𝖲𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗀𝖺𝖻𝗎𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗉𝖺𝗇 𝗉𝗎𝗇.

𝖪𝗂𝗇𝗂, 𝗉𝗋𝗈𝗀𝗋𝖺𝗆 𝘴𝘪𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 𝗍𝖾𝗋𝗌𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖻𝖾𝗋𝗍𝗋𝖺𝗇𝗌𝖿𝗈𝗋𝗆𝖺𝗌𝗂 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗀𝖾𝗋𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗂𝗇𝖽𝖾𝗉𝖾𝗇𝖽𝖾𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂𝗀𝖾𝗋𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇-𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺. 𝖬𝖾𝗋𝖾𝗄𝖺 𝗍𝖾𝗅𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝖽𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗉𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗌𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺, 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗌𝖾𝖼𝖺𝗋𝖺 𝗅𝗎𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗇𝗀, 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝗂𝖺𝗍 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝖼𝖺𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺.

𝖲𝖾𝗌𝗎𝖺𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗆𝖺𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖾𝗃𝖺𝗄 𝖺𝗐𝖺𝗅 𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺 𝖽𝗂𝗋𝖺𝗇𝖼𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝖻𝖺𝗀𝖺𝗂 𝗋𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗂𝗇𝗄𝗅𝗎𝗌𝗂𝖿 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗍𝖺𝗌𝖺𝗇. 𝖳𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗌𝗒𝖺𝗋𝖺𝗍 𝗄𝖾𝖺𝗇𝗀𝗀𝗈𝗍𝖺𝖺𝗇, 𝖻𝗂𝖺𝗒𝖺, 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝗅𝖺𝗍𝖺𝗋 𝖻𝖾𝗅𝖺𝗄𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗍𝖾𝗇𝗍𝗎. 𝖲𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗉𝗎𝗇 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗀𝖺𝖻𝗎𝗇𝗀, 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗆𝖺𝗁𝖺𝗌𝗂𝗌𝗐𝖺, 𝗉𝖾𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺, 𝗁𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺 𝖺𝗇𝖺𝗄-𝖺𝗇𝖺𝗄.

“𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗐𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖩𝖺𝗍𝗂𝗇𝖺𝗇𝗀𝗈𝗋 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖺𝗇𝗀𝗀𝗈𝗍𝖺 𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺, 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗄𝖺𝗆𝗂 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺,” 𝗍𝖾𝗀𝖺𝗌 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇.

𝖪𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌 𝗂𝗇𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗁𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖿𝗈𝗄𝗎𝗌 𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺, 𝗍𝖾𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝖽𝗂𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗋𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗄𝖾𝗀𝗂𝖺𝗍𝖺𝗇 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗆𝖾𝗇𝗈𝗇𝗍𝗈𝗇 𝖿𝗂𝗅𝗆 (𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖭𝗈𝗇𝗍𝗈𝗇), 𝖻𝖾𝗋𝖻𝖺𝗀𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗎 (𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖣𝖾𝗇𝗀𝖺𝗋), 𝗁𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗅𝗂𝗌 (𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖬𝖾𝗇𝗎𝗅𝗂𝗌). 𝖪𝖾𝗀𝗂𝖺𝗍𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗅𝖾𝗇𝗀𝗄𝖺𝗉 𝗂𝗇𝗂 𝖽𝗂𝗋𝖺𝗇𝖼𝖺𝗇𝗀 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝗀𝖺 𝗌𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗅𝗂𝗍𝖾𝗋𝖺𝗌𝗂 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗅𝗂𝗀𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗋𝗂 𝖺𝗅𝗍𝖾𝗋𝗇𝖺𝗍𝗂𝖿 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝖺𝗇𝗀𝗀𝗈𝗍𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗅𝖺𝗆𝗂 𝗄𝖾𝗃𝖾𝗇𝗎𝗁𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺.

𝖲𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗍𝗎 𝗆𝗈𝗆𝖾𝗇 𝗉𝖺𝗅𝗂𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗄𝖾𝗌𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗇𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗋 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗌𝖾𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗇𝗀𝗀𝗈𝗍𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗌𝖺 𝗍𝖾𝗋𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎 𝗌𝖾𝖼𝖺𝗋𝖺 𝖾𝗆𝗈𝗌𝗂𝗈𝗇𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗋𝗄𝖺𝗍 𝗄𝖾𝗁𝖺𝖽𝗂𝗋𝖺𝗇 𝗄𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌 𝗂𝗇𝗂. 𝖲𝖾𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗂𝗍𝗎, 𝗄𝖾𝗀𝗂𝖺𝗍𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘵𝘩𝘰𝘯 𝖻𝖺𝖼𝖺 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖾𝖻𝗎𝗅𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗇𝗎𝗁 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗆𝖾𝗇𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗋𝖾𝗌𝗉𝗈𝗇𝗌 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗍𝗂𝖿. 𝖡𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝖺𝗇𝗀𝗀𝗈𝗍𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎 𝖻𝖾𝗋𝗁𝖺𝗌𝗂𝗅 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝖼𝖺𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝗄𝖺 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝖻𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗆𝖻𝖺𝗅𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗆𝗈𝗍𝗂𝗏𝖺𝗌𝗂 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖻𝗎𝗄𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗅𝖺𝗆𝖺 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗎𝗇𝖽𝖺.

𝖪𝖾 𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺, 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗁𝖺𝗋𝖺𝗉 𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗋𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗄𝗈𝗅𝖺𝖻𝗈𝗋𝖺𝗌𝗂 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝗅𝗎𝖺𝗌, 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗁𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖽𝗂 𝖩𝖺𝗍𝗂𝗇𝖺𝗇𝗀𝗈𝗋 𝗍𝖾𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗎 𝗄𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗆𝗂𝗅𝗂𝗄𝗂 𝗏𝗂𝗌𝗂 𝗌𝖾𝗋𝗎𝗉𝖺. 𝖨𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗁𝖺𝗋𝖺𝗉 𝗄𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌 𝗂𝗇𝗂 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗍𝖾𝗆𝗉𝖺𝗍 𝗂𝗇𝗄𝗅𝗎𝗌𝗂𝖿 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝖽𝗎𝗄𝗎𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗋𝗍𝗎𝗆𝖻𝗎𝗁𝖺𝗇 𝗂𝗇𝖽𝗂𝗏𝗂𝖽𝗎 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎𝗂 𝗅𝗂𝗍𝖾𝗋𝖺𝗌𝗂.

𝖣𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗀𝖺𝗅𝖺 𝗄𝖾𝗌𝖾𝖽𝖾𝗋𝗁𝖺𝗇𝖺𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺, 𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖡𝖺𝖼𝖺 𝗍𝖾𝗅𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝗄𝗍𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗁𝗐𝖺 𝗅𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗁 𝗄𝖾𝖼𝗂𝗅 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗇𝖼𝗂𝗉𝗍𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗆𝗉𝖺𝗄 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗌𝖺𝗋 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝗂𝗇𝖽𝗂𝗏𝗂𝖽𝗎 𝗆𝖺𝗎𝗉𝗎𝗇 𝗄𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌.

𝖠𝗄𝗁𝗂𝗋 𝗄𝖺𝗍𝖺 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖡𝖾𝗅𝖾𝗇, “𝖪𝖺𝖽𝖺𝗇𝗀, 𝗄𝗂𝗍𝖺 𝗁𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝗎𝗍𝗎𝗁 𝗋𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗇 𝗐𝖺𝗄𝗍𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗉𝖺𝗍 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝖼𝖺. 𝖡𝖾𝗋𝗌𝖺𝗆𝖺, 𝗄𝗂𝗍𝖺 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺𝗂𝗄𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗅𝖺𝗆𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗆𝗂 𝗁𝖺𝗅𝖺𝗆𝖺𝗇, 𝗁𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺 𝖺𝗄𝗁𝗂𝗋𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗇𝖼𝖺𝗉𝖺𝗂 𝖺𝗄𝗁𝗂𝗋.”
________

𝖯𝖾𝗇𝗎𝗅𝗂𝗌: 𝖥𝖺𝗎𝗓𝗂𝖺𝗁 𝖧𝖾𝗋𝗅𝗂𝗇𝖺 𝖠𝗓𝗁𝖺𝗋, 𝖸𝖺𝗌𝗆𝗂𝗇𝖺 𝖠𝗍𝗁𝗂𝗋𝖺 𝖯𝗎𝗍𝗋𝗂
𝖥𝗈𝗍𝗈𝗀𝗋𝖺𝖿𝖾𝗋: 𝖦𝗈𝗎𝖽𝗒 𝖪𝖺𝗋𝗂𝗇𝖺
________

𝖣𝗂𝗉𝗋𝗈𝖽𝗎𝗄𝗌𝗂 𝗈𝗅𝖾𝗁: 𝖳𝗂𝗆 𝖱𝖺𝗏𝗂𝗁𝖺𝗌𝗍𝖺

#𝖯𝗋𝗈𝖿𝗂𝗅 #𝖨𝗇𝗌𝗉𝗂𝗋𝖺𝗌𝗂 #𝖫𝗂𝗍𝖾𝗋𝖺𝗌𝗂 #𝖡𝗎𝗄𝗎 #𝖪𝗈𝗆𝗎𝗇𝗂𝗍𝖺𝗌𝖡𝖺𝖼𝖺 #𝖫𝗂𝗍𝖾𝗋𝖺𝗌𝗂𝖨𝗇𝖽𝗈𝗇𝖾𝗌𝗂𝖺 #𝖲𝖾𝗆𝗎𝖺𝖡𝖺𝖼𝖺 #𝖩𝖺𝗍𝗂𝗇𝖺𝗇𝗀𝗈𝗋 #𝖬𝖺𝗁𝖺𝗌𝗂𝗐𝖺 #𝖴𝗇𝗉𝖺𝖽

[ 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐮𝐩𝐚𝐬 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐏𝐓𝐃𝐈 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐤𝐚 𝐰𝐢𝐬𝐚𝐭𝐚 𝐞𝐝𝐮𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐞𝐫𝐛𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐝𝐮𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐜𝐚𝐫𝐚  𝐦𝐞𝐦𝐩𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭]Apak...
02/12/2024

[ 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐮𝐩𝐚𝐬 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐏𝐓𝐃𝐈 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐤𝐚 𝐰𝐢𝐬𝐚𝐭𝐚 𝐞𝐝𝐮𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐞𝐫𝐛𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐝𝐮𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭]

Apakah Avonturir tahu kalau di Bandung, terdapat wisata dirgantara di industri penerbangan terbesar se-Asia Tenggara? Yaps, kalau ngomongin soal industri penerbangan terbesar di Asia Tenggara, Avonturir nggak salah tebak. PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) jawabannya.

PTDI sejak tahun 2023 membuka wisata edukasi yang dinamakan DI Edutainment. Wisata ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap masyarakat mengenai industri pesawat dan proses pembuatannya.

Udah, gitu aja? Eits, tentu saja tidak. Kepala Departemen CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Dirgantara Indonesia, Kerry Apriawan mengatakan diadakannya program eduwisata ini adalah bentuk tanggung jawab sosial PT. Dirgantara terhadap masyarakat.

"Sebenarnya ini inisiasi dari bapak Gita Amperiawan. Beliau punya cita-cita bahwa PTDI harus dimiliki oleh warga Bandung khususnya Jawa Barat dan masyarakat Indonesia. Jadi, gimana memperkenalkan produk-produknya PTDI kalau kitanya tertutup. Jadi dari Pak Gita sendiri, direktur kami, menyarankan untuk adanya kegiatan edukasi wisata khususnya di industri pesawat terbang yang satu-satunya di Indonesia bahkan Asia Tenggara yaitu PTDI."

Pak Kerry juga menjelaskan bahwa dampak baik dari keputusan membuat program wisata edukasi ini ialah memperbaiki citra PTDI yang sempat dianggap sudah tiada.

Semenjak nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) diubah menjadi PTDI di tahun 2000 pada jaman Presiden Gusdur, banyak isu negatif yang menyatakan bahwa PTDI sudah tutup.

"Tapi tadi dilihat sendiri kan, bahwa produknya masih ada. Bahkan, sampai kita ekspor ke luar negeri. Baik produk unggulannya itu adalah C212I kemudian ada pesawat CN235 yang tadi bisa masuk ke dalam. Itu adalah produk unggulannya yang kita kirim untuk berbagai negara. Bahkan juga kita punya produk baru yang tadi dikenalkan yaitu N219," kata Pak Kerry.

DI Edutainment rupanya memberi jalan bagi PTDI untuk memperbaiki citra dan reputasinya dengan memperlihatkan bahwa PTDI masih hidup. Bahkan produk-produknya masih diproduksi dan diekspor ke negara-negara khususnya di Asia.

Thailand, Brunei, Turki, Malaysia, dan Korea Selatan adalah beberapa negara yang sudah pernah melakukan impor pesawat dari PTDI.

"PTDI masih ada, produknya masih ada, dan kita ekspor juga yang kemudian menjadi devisa untuk negara," tambah Pak Kerry.

Wisata DI Edutainment berada di Jalan Pajajaran, Husen Sastranegara, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat. Jika ingin berkunjung, Avonturir dapat membeli tiket melalui online di website yang tercantum pada akun Instagram atau bisa juga dibeli langsung di lokasi.

Tiket wisata dapat dibeli seharga Rp35.000. Avonturir dapat mengunjungi DI Edutainment di hari Sabtu dan Minggu pukul 08.30 - 16.00 WIB. Khusus hari Jumat, wisata DI Edutainment dibuka untuk pelajar dari tingkat SMA hingga mahasiswa dengan agenda yang juga khusus disiapkan oleh PTDI kepada anak-anak muda harapan bangsa.

—————
Tim Liputan: Pukau

Address


Alerts

Be the first to know and let us send you an email when ALALA Radio posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to ALALA Radio:

Shortcuts

  • Address
  • Telephone
  • Alerts
  • Contact The Business
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share