25/05/2024
Ramai membahas siapa si paling maritim di Nusantara, tapi lebih ramai mengaku diri yang paling ahli membuat kapal dimasa lampau dengan teknik utak-atik-gatuk (Asal Bunyi) tanpa peduli dasar validasi kajian sejarah jejak arkeologi untuk memperkuat argumentasi.
Tentunya jika suatu kaum sudah meyakini memiliki budaya maritim, pasti sudah memiliki semua bukti dan bisa menunjukkan jejak kemaritiman dikampung halamanya, tidak perlu lagi mengaku-aku jejak arkeologi kuno dari daerah orang lain.
Apalagi harus berkerja keras untuk merangkai kata-kata untuk diucapkan secara berulang-ulang agar terdengar seolah-olah kebenaran lalu ditarik menjadi kesimpulan.
Tentang bagkai kapal kuno siapa dan dari mana itu berasal sebetulnya itu mudah ditelusuri, karena sudah diketahui jejak peninggalannya dan bahan dasar komponen pembuatannya tidak begitu sulit untuk mencari tahu, sebagimana para peneliti sudah meyakini bahwa bangkai kapal kuno itu terbuat dari bahan baku kayu ulin.
Kayu ulin adalah vegetasi yang tumbuh di pulau Kalimantan dan pulau Sumatra, dan tau kah kamu bahwa di masa lampau Kalimantan dan Sumatra adalah satu daratan juga dengan pulau Jawa ( Ujung benua Asia ). dimana vegetasi dan faunanya pun memiliki kesamaan, misal harimau sumatra yang masih eksis sampai saat ini walaupun terancam punah, ia memiliki kesamaan dengan harimau Jawa yang jauh lebih dulu punah dikarenakan tergeser populasinya oleh kepadatan populasi manusia di pulau Jawa.
Besar kemungkinan beberapa vegetasi pun memiliki nasib yang serupa, karena besarnya populasi manusia di pulau Jawa maka pemanfaatan sumber daya alam pun jauh lebih besar untuk memenuhi kebutuhan yang berdampak kepunahan.
Apabila ada pihak dari wilayah bekas ujung benua asia yang kini menjadi kepulauan saling mengklaim berdasarkan dari sumber bahan baku komponen jejak arkeologi kuno berasal itu normal, karena memang mereka dulunya adalah satu dataran yang memiliki kesamaan vegetasi dan fauna, sedangkan jejaknya ada di pulau Jawa ( baik di relief candi sebagai sumber informasi dan bangkai kapal sebagai bukti arkeologi ).
Tapi yang lebih mencengangkan membuat rahang ternganga hampir jatuh adalah, ada pihak dari suatu wilayah yang tidak pernah menyatu dengan daratan besar ujung benua asia tentunya memiliki varian fauna dan vegetasi berbeda tidak memiliki dasar yang jelas tetapi tiba-tiba mengklaim bahwa itu berasal darinya dan semua adalah milik kaumnya itu sungguh di atas normal, "Gen Z bilang diluar Nurul".
Karena sejauh yang kita ketahui, ini yang paling jauh mereka baru masuk dalam catatan sejarah dengan jelas tepatnya di abad 13 M dan di abad 16 M pun sebagian wilayahnya masih era megalitikum masih cukup akrab dengan fashion cawat anak panah dan bantu.
Pastinya mereka tidak punya dasar validasi yang kuat hanya berpatokan dari sumber interpretasi ahli dan pendapat awam untuk validasi yang dimana kita ketahui levelnya berada di rank 7 & 8 dalam kajian sejarah, itu masih jauh lebih lemah dari do_ngeng atau mitos legenda.
Berikut adalah peringkat (level) sumber-sumber sejarah pada zaman hindu-buddha yang sering dijadikan acuan oleh kemendikbud dan balai arkeologi sejarah indonesia:
1. Prasasti se zaman
2. Peninggalan arkeologi sezaman
3. Karya Sastra sezaman
4. Berita asing sezaman
5. Karya sastra dari zaman kemudian
6. Mitos dan legenda
7. Kajian dan interpretasi ahli
8. Pendapat orang awam
semakin keatas maka sumbernya dianggap semakin kuat, sedangkan semakin kebawah dianggap semakin lemah.