
24/07/2025
SURAT MENYEDIHKAN DARI GAZA
Saking pedihnya penindasan yang terjadi, hingga banyak dari warga Gaza sampai mengharapkan kematian agar bisa beristirahat dari penderitaan yang kini mereka alami...
حسبنا الله ونعم الوكيل
Surat dari al-Akh Fuad al-Khathib dari dalam Gaza... Saya sendiri secara pribadi dulu biasa berdiskusi dan bercengkrama dengannya sebelum kontak kami terputus karena situasi yang sulit...
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kondisi Gaza yang menyedihkan tentu tidak asing bagi Anda sekalian. Surat ini tidak bertujuan untuk menyebarkan pandangan pesimistis sebagaimana yang mungkin sebagian orang kira. Demi Allah, saya tidak menyampaikan kepada Anda kecuali kebenaran dan kenyataan apa adanya, tanpa pengaruh apa pun.
Anda tahu bahwa kami telah mengalami perang genosida selama hampir dua tahun; di mana kami telah menyaksikan segala bentuk dan rupa kematian, siksaan, penderitaan, penindasan, dan kehinaan. Meskipun demikian, kami dulu percaya bahwa awal perang adalah hari-hari yang paling berat dan paling kejam yang telah berlalu. Namun, dugaan kami salah. Hari-hari ini, demi Allah, tidak ada bandingannya sama sekali. Kami sekarang hidup dalam kegelapan yang berlapis-lapis, yang berupa pengeboman, rudal, kelaparan, pengungsian paksa, kemiskinan, dan kebutuhan yang sangat mendesak. Oleh karena itu, kami memohon kepada saudara-saudara kami yang bersemangat untuk menyuarakan suara kami kepada kaum muslimin yang peduli dengan urusan kami, agar mereka mengulurkan tangan bantuan dan pertolongan kepada kami dengan segala kemampuan mereka.
Di Gaza, akibat perang genosida yang terus-menerus, orang kaya menjadi miskin, yang terhormat menjadi hina, dan wanita yang mulia dan suci menjadi pengemis. Bencana yang kami alami ini tidak dapat dibayangkan oleh akal mana pun, sebanyak apa pun kami menjelaskan dan menggambarkannya kepada Anda.
Rumah-rumah hancur dan rata dengan tanah. Orang-orang kini tinggal di tenda-tenda usang yang terbuat dari kain, terpal, dan nilon. Para pemilik pabrik, bisnis, dan perusahaan kehilangan uang dan harta benda mereka. Setiap orang di Gaza harus membangun kembali hidupnya dari nol dan ini adalah perasaan yang sangat buruk... Semoga Allah tidak menakdirkan hal ini menimpa siapa pun di antara Anda.
Bayangkan seseorang dari Gaza yang merantau dan bekerja di negara-negara Teluk atau Eropa selama 30 atau 40 tahun untuk membeli sebidang tanah di Gaza dan membangun rumah sederhana agar bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan layak bersama putra-putrinya di rumah itu...
Bayangkan orang yang masa mudanya habis di perantauan demi membangun rumah dan membeli mobil kini harus tidur di jalan setelah penjajah menghancurkan rumahnya dan merusak mobilnya!!!
Bayangkan orang yang terluka yang menunggu untuk bepergian ke luar Jalur Gaza untuk mendapatkan kaki atau tangan palsu!!
Bayangkan seseorang yang dulu bekerja di sebuah kios kecil dan mendapatkan penghasilan harian untuk keluarganya kini tidak memiliki sumber pendapatan. Dan mengapa kita berbicara tentang pemilik kios, sementara di hadapan kita ada pegawai yang dulu menerima gaji setiap bulan kini termasuk dalam golongan orang-orang miskin yang tertindas?!
Bayangkan seorang mahasiswa yang tinggal sebulan lagi untuk lulus dari universitas, lalu perang meletus dan semua universitas di Gaza hancur, dan kini ia terkatung-katung!!
Bayangkan, bayangkan, dan bayangkan...
Tragedi-tragedi ini terlalu banyak dan tak terlukiskan dengan kata-kata.
Wahai saudara-saudaraku yang mulia, ada hal-hal yang sepele di mata Anda, tetapi bagi kami adalah hal-hal yang besar, sulit, dan tidak tersedia kecuali dengan susah payah. Sebagai contoh, mengisi satu drum air untuk mandi, mencuci piring, dan berwudhu, bagi kami adalah tugas harian yang sangat berat.
Demi Allah, kami kini menderita dalam detail kehidupan yang paling kecil sekalipun.
Wahai saudara-saudaraku yang mulia, peristiwa sulit yang kami alami sekarang, selain genosida harian, adalah kelaparan. Ya, kelaparan yang mematikan. Orang-orang mulai terpaksa meminum air garam (larutan garam) dan banyak dari kami tidak lagi mampu berdiri karena sangat lapar atau pingsan.
Demi Allah, beberapa hari yang lalu saya sendiri menderita kekurangan gizi dan gula darah saya turun drastis dan rasa sakitnya masih menyertai saya. Segala puji bagi Allah atas segala keadaan. Dan alhamdulillah, itu menimpa saya dan bukan anak-anak kecil yang tidak mengerti apa arti perang atau kelaparan, yang mereka pedulikan hanyalah ada makanan di hadapan mereka.
Demi Allah Yang Maha Agung, kami hanya makan setengah porsi setiap 24 jam. Orang yang gemuk di antara kami pun kini tubuhnya telah kurus dan tulang-tulangnya mulai terlihat.
Wahai saudara-saudaraku yang mulia, demi Allah, bantulah kami dan berdirilah di sisi kami dengan sekuat tenaga. Kami sekarang berada dalam situasi bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal perang. Saya bersaksi di hadapan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung bahwa banyak dari kami yang dengan tulus mengharapkan kematian dari lubuk hati kami, agar bisa beristirahat dan terbebas dari cobaan yang pahit ini.
Jika surat ini berlalu begitu saja di hadapan Anda tanpa perhatian, ketahuilah bahwa kami akan menuntut Anda di hadapan Allah Ta'ala atas pengabaian ini. Kami sedang mencari makanan untuk anak-anak kami dan sebuah tenda untuk menutupi aurat kami. Hal-hal ini telah menjadi impian terbesar kami.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.