22/10/2025
Yuk mulai berpikir ulang tentang jumlah uang yang kita gunakan dalam keseharian tapi kali ini dengan acuan USD ya π
Begini penyampaian simulasi di video:
Saat kamu kepingin nyeruput kopi dan beli langsung ke warkop biaya yang kamu keluarkan hanya 5 USD (sekitar 84.000 rupiah), tapi kalau kamu memutuskan pakai jasa layanan antar - misal Deliveroo, maka total pengeluaranmu menjadi 15 USD (sekitar 252.000 rupiah) karena ada biaya akses pesan online, tenaga pengantarnya dan lainnya.
Saat memutuskan naik bis umum pengeluaranmu hanya 2 USD (sekitar 33.600 rupiah) tapi ketika serasa butuh pesan layanan Uber - taxi online, biaya perjalananmu menjadi 20 USD (sekitar 336.000 rupiah) dan tambahan tip-nya.
Nah, kalau kamu pengin memiliki iPhone harganya USD 1000 (sekitar 16.800.000 rupiah) tapi di saat keputusanmu adalah mengambil jasa pembiayaan untuk mendapatkan barang yang kamu mau, maka pengeluaranmu menjadi USD 1200 (sekitar 20.160.000 rupiah).
Setiap keputusan pengeluaranmu memilih yang mudah diakses dan nyaman dengan fasilitas pembiayaan pihak lain (kartu kredit/pinjaman online), perlu diingat kalau itu sama hal-nya dengan memberi beban pada diri sendiri di masa depan karena ada uang pihak lain yang harus dikembalikan sesuai kesepakatan waktu pembayarannya.
Penyaji di video tersebut adalah Mark Tilbury, seorang pegiat sosmed yang memberikan edukasi keuangan dengan target pemirsanya masyarakat Amerika dimana transaksi keseharian mereka sudah sangat terbiasa dalam penggunaan kartu kredit (pembiayaan).
Di Indonesia sangat sedikit pengguna kartu kredit aktif, tapi pinjaman online atau pay later sudah sangat banyak yang aktif. Dan banyak juga yang saking aktifnya pakai jasa "pay later" sampai merasakan keterpurukan pembiayaan hidup di kesehariannya dan melibatkan orang-orang di sekitarnya untuk ikutan susah.