KATA KATA KOTA KITA

KATA KATA KOTA KITA Instagram & Tiktok : katakata_kotakita

Proyek pembangunan Tugu Titik Nol di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Tangerang, Tigaraksa, mendadak vir...
20/12/2025

Proyek pembangunan Tugu Titik Nol di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Tangerang, Tigaraksa, mendadak viral dan "dirujak" netizen.

Penyebabnya sederhana, yaitu publik terkejut melihat penampakan fisik tugu setinggi 1 meter berwarna ungu yang dinilai tidak sebanding dengan pagu anggaran fantastis yang mencapai Rp 2,3 Miliar (APBD 2025).

Berdasarkan pantauan di lokasi Jumat (19/12/2025), berikut adalah detail visual proyek yang terletak di antara Gedung Inspektorat dan Bappeda tersebut.

- Tugu Utama: Berbentuk persegi empat, warna ungu, tinggi hanya sekitar 1 meter. Bertuliskan "Titik 0 KM Kabupaten Tangerang".

- Gedung Belakang: Terdapat bangunan berbentuk melingkar dengan pintu masuk putih.

- Konsep Unik: Di tengah bangunan melingkar tersebut, ada pohon besar yang sengaja tidak ditebang, melainkan dipertahankan sebagai bagian dari desain interior.

Menanggapi keributan soal "Tugu Mahal", Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang, Erwin Mawandi, memberikan penjelasan lengkap.

Beliau menegaskan bahwa netizen salah paham jika hanya melihat tugunya saja.

Fakta Proyek Sebenarnya:

- Satu Paket Kawasan: Anggaran Rp 2,3 Miliar itu bukan hanya untuk tugu ungu tersebut, melainkan untuk penataan kawasan seluas 1.000 meter persegi.

- Taman Literasi Digital: Proyek ini sejatinya adalah pembangunan perpustakaan modern non-konvensional.

- Restorasi Titik Nol: Tugu ungu itu adalah penanda koordinat geografis dari Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dirapikan kembali karena kondisi lamanya sudah tak layak.

Erwin menjelaskan bahwa "mahalnya" proyek ini ada pada konsep dan isinya nanti.

Kawasan ini akan disulap menjadi ruang edukasi high-tech bagi anak muda.

- Perangkat Digital: Akan dilengkapi layar LED, komputer, dan tablet.

- Konten Edukasi: Menyediakan akses belajar sains, teknologi, sejarah, hingga ensiklopedia digital.

- Ruang Terbuka Hijau (RTH): Tetap berfungsi sebagai taman di mana warga bisa berolahraga sambil belajar.

Saat ini, proyek yang dikerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) ini baru berjalan 3 bulan (fokus fisik).

- Fisik: Sedang tahap penyelesaian bangunan.

- Isi Konten: Pengisian perangkat teknologi dan konten digital ditargetkan rampung dalam 6 bulan ke depan.

Pemkab Tangerang meminta masyarakat melihat proyek ini secara utuh.

Rp 2,3 Miliar digelontorkan bukan untuk "batu ungu" semata, melainkan untuk menciptakan ekosistem belajar digital (perpustakaan masa depan) di tengah taman kota.

Apakah hasilnya nanti sepadan dengan harganya? Kita tunggu 6 bulan lagi.

Narasi "WNA China serang TNI" di tambang emas PT Sultan Rafli Mandiri (SRM), Ketapang, mendapat bantahan keras.Li Changj...
20/12/2025

Narasi "WNA China serang TNI" di tambang emas PT Sultan Rafli Mandiri (SRM), Ketapang, mendapat bantahan keras.

Li Changjin, yang mengklaim sebagai Manajemen/Direktur Utama sah PT SRM, muncul dengan versi cerita yang sangat berbeda.

Menurut Li, insiden ini bukan soal agresi asing, melainkan skenario licik dari pihak lawan bisnisnya (Firman dan Imran) yang mencoba merebut perusahaan dengan cara ilegal.

Li Changjin membantah tuduhan bahwa 15 pekerjanya menyerang anggota TNI dengan senjata tajam.

Ia menyebut isu itu sebagai rumor menyesatkan yang disebarkan oleh kubu Firman & Imran.

"Pekerja China pasti takut pada tentara, mustahil berani menyerang," logika Li Changjin.

Ia menantang pembuktian, yaitu jika benar pekerjanya menyerang, mana bukti korbannya dari pihak TNI?

Justru, Li mengungkap fakta mengerikan yang dialami pekerjanya.

Ia menyebut ada 9 pekerja WNA China (pemegang KITAS resmi) yang menjadi korban kebrutalan saat dibawa ke kantor Imigrasi.

- Bentuk Kekerasan: Dipukuli dan diinjak-injak di dalam truk.

- Luka-luka: Mengalami lebam parah di punggung, dada, dan paha.

- Tuduhan: Li menduga konflik ini sebenarnya adalah upaya pengusiran paksa pekerjanya oleh kubu Firman & Imran.

Li menyayangkan sikap komandan TNI setempat yang dinilai terlalu cepat percaya narasi sepihak tanpa investigasi.

Ia juga melontarkan pertanyaan tajam terkait prosedur militer.

- Lokasi Latihan: Mengapa prajurit TNI melakukan "Latihan Dalam Satuan" di area tambang aktif yang notabene adalah wilayah sipil, bukan pangkalan militer?

- Tanpa Izin: Kegiatan tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan kepada manajemennya.

- Desakan: Li meminta Mabes TNI AD turun tangan untuk menyelidiki secara objektif dan transparan apakah tentara benar-benar diserang atau justru dimanfaatkan untuk kepentingan sengketa bisnis.

Li membeberkan bahwa kerusuhan ini bermuara pada sengketa kepemilikan PT SRM.

- Investasi 10 Tahun: Li Changjin dan Pamar Lubis (pemegang saham mayoritas) mengklaim telah memodali seluruh alat dan fasilitas tambang selama satu dekade.

- Kubu Lawan: Firman dan Imran dituduh tidak pernah keluar modal, namun tiba-tiba melakukan "kudeta" manajemen.

- Dugaan Pidana: Pada Juli 2025, kubu lawan diduga membuat Akta Anggaran Dasar palsu via sistem AHU online untuk melengserkan Li secara ilegal.

Kasus pemalsuan ini kini sedang disidik oleh Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya.

Kasus Ketapang kini berubah menjadi drama sengketa korporasi yang rumit.

Ada dugaan TNI terseret dalam "perang" perebutan tambang emas, di mana WNA China yang bekerja justru diklaim sebagai korban kekerasan fisik dan intrik hukum.

Publik kini menunggu hasil investigasi Mabes TNI dan Polri: Siapa yang benar, "Penyerang" atau "Korban"?

Publik kembali dibuat geleng-geleng kepala.Seorang jemaah wanita bercadar membongkar aib Ustaz Zaky, sosok pendakwah yan...
20/12/2025

Publik kembali dibuat geleng-geleng kepala.

Seorang jemaah wanita bercadar membongkar aib Ustaz Zaky, sosok pendakwah yang pernah tenar lewat ajang pencarian bakat di televisi.

Dalam podcast bersama dr. Richard Lee yang tayang Kamis (18/12/2025), wanita ini mengaku menjadi korban eksploitasi fisik dan finansial dengan total kerugian mencapai hampir Rp 100 juta.

Wanita tersebut menceritakan kisah pilu di mana ia diperlakukan layaknya istri, padahal belum ada pernikahan sah secara agama maupun negara.

- Hubungan Terlarang: Ia mengaku dipaksa melayani kebutuhan biologis sang ustaz berulang kali.

- Janji Manis: Ia menuruti permintaan tersebut karena termakan janji manis Ustaz Zaky yang bersumpah akan segera menikahinya.

- Ending Tragis: Bukan dinikahi, wanita ini malah dicampakkan, sang Ustaz tiba-tiba memblokir kontaknya dan menikah dengan wanita lain.

Selama berhubungan, sang wanita dijadikan tumpuan hidup, Ustaz Zaky disebut hanya menghubungi jika ada maunya alias butuh uang.

* Kebutuhan Receh: Minta dibayarkan listrik, tagihan internet (WiFi), hingga kebutuhan harian.

* Barang Elektronik: Minta dibelikan perabotan dan barang elektronik.

* Total Kerugian: Mencapai Rp 97 Juta.

Fakta paling mencengangkan yang membuat dr. Richard Lee dan netizen syok adalah permintaan dana untuk prosedur medis yang sangat pribadi.

"Dia minta uang Rp 10 juta atau Rp 15 juta... (untuk) operasi pembesaran alat kelamin," ungkap wanita tersebut.

Beruntung, khusus untuk permintaan "aneh" ini, sang wanita mengaku menolaknya, bukti permintaan tersebut diklaim masih tersimpan dalam riwayat chat.

Setelah sadar tertipu, korban mencoba menagih uangnya kembali, bahkan sampai menghubungi istri baru sang ustaz (yang responsnya justru menyalahkan korban).

Akhirnya, sang ustaz merespons dengan cara yang dianggap tidak etis.

- Barang Bekas

Alih-alih uang tunai penuh, ia mengembalikan Televisi dan Kulkas yang dulu dibelikan korban.

"Daripada bayar uangnya, ambil saja barangnya," tiru korban.

- Uang Receh

Dari total utang Rp 97 juta, sang ustaz baru mengembalikan uang tunai sebesar Rp 10 juta saja.

Kasus ini menjadi peringatan keras agar tidak mudah terbuai dengan label "pemuka agama" jika perilakunya sudah melenceng dari syariat.

Publik kini menanti apakah Ustaz Zaky akan memberikan klarifikasi atau justru kasus ini berlanjut ke ranah hukum.

Kekhawatiran publik memuncak setelah beredarnya video viral yang memperlihatkan kondisi Jembatan Kali Pepe, di Ruas Tol ...
20/12/2025

Kekhawatiran publik memuncak setelah beredarnya video viral yang memperlihatkan kondisi Jembatan Kali Pepe, di Ruas Tol Solo-Ngawi.

Video tersebut bukan merekam kecelakaan, melainkan fakta yang lebih menakutkan.

Yakni hilangnya sejumlah baut pengikat pada girder (balok) utama di bawah jembatan tersebut.

Jangan anggap remeh hilangnya benda kecil ini, dalam ilmu konstruksi, baut-baut tersebut memiliki peran yang sangat krusial alias vital.

- Penjaga Kekakuan: Memastikan struktur jembatan tetap kaku dan tidak goyang.

- Stabilitas: Menjaga keseimbangan antar-komponen.

- Distribusi Beban: Membagi beban berat kendaraan yang melintas agar jembatan kuat menahan tekanan.

Para ahli konstruksi memperingatkan bahwa ini adalah kondisi "Siaga Satu".

Jika tidak segera ditangani, jembatan berisiko mengalami:

- Deformasi: Perubahan bentuk struktur (melengkung/bengkok) karena beban tidak terdistribusi rata.

- Kegagalan Struktur: Risiko terburuk adalah jembatan bisa ambruk atau collapse, yang dapat memicu tragedi massal bagi pengguna tol.

Hilangnya baut-baut baja ini kuat dugaan bukan karena faktor alam, melainkan ulah oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan pencurian.

Para pelaku nekat mempreteli fasilitas publik demi keuntungan materi sesaat, tanpa mempedulikan nyawa ribuan orang yang melintas di atasnya setiap hari.

Kasus ini adalah teror keselamatan yang nyata.

Publik mendesak pengelola tol dan kepolisian segera melakukan inspeksi menyeluruh, memperbaiki kerusakan, dan menangkap pelaku pencurian sebelum jatuh korban jiwa.

Nyawa pengguna jalan tidak boleh tergadai hanya karena segenggam baut yang dicuri.

Bencana banjir bandang dan longsor yang meluluhlantakkan Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir 2025 ternya...
20/12/2025

Bencana banjir bandang dan longsor yang meluluhlantakkan Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir 2025 ternyata memicu sorotan internasional.

Bukan hanya karena skala kerusakannya yang masif, tapi karena sikap pemerintah Indonesia yang menolak mentah-mentah tawaran bantuan dari negara-negara sahabat, khususnya dari Timur Tengah (Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab).

Bukti paling nyata dari kebijakan ini terjadi di Medan.

Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) yang bergerak cepat mengirimkan 30 ton beras untuk korban banjir, harus gigit jari.

- Kejadian: Bantuan sudah tiba di Indonesia.

- Tindakan: Pemerintah daerah (mengikuti arahan pusat) menolak menerimanya.

- Hasil: Paket bantuan tersebut dikirim kembali ke negara asal karena pemerintah pusat belum memberikan "lampu hijau" untuk bantuan asing.

Negara-negara Arab merasa heran dan bingung.

Padahal:

- Hubungan Erat: Indonesia dikenal punya hubungan historis, budaya, dan agama yang sangat kuat dengan Timur Tengah.

- Tanpa Syarat: Bantuan yang ditawarkan murni kemanusiaan (pangan, logistik, medis), tanpa embel-embel politik.

Biasanya, solidaritas antarnegara Muslim disambut hangat.

Penolakan tanpa penjelasan rinci ini dikhawatirkan memunculkan jarak diplomatik, seolah Indonesia sedang "menutup diri".

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia punya alasan kuat untuk bersikap "jual mahal".

- Klaim Presiden

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia "mampu menangani sendiri".

Kapasitas nasional (TNI, BNPB, Kementerian) dinilai masih cukup.

- Status Bencana

Status kejadian ini belum ditetapkan sebagai "Bencana Nasional".

Selama status itu belum keluar, prosedur hukum melarang masuknya bantuan asing sembarangan tanpa persetujuan ketat.

Kebijakan ini menuai kritik dari pengamat kebencanaan.

Dengan kerugian ekonomi puluhan triliun dan ratusan ribu pengungsi, menutup pintu bantuan internasional dianggap sama saja memperlambat pemulihan rakyat.

Menariknya, Malaysia berhasil "menembus" tembok birokrasi ini.

Mereka sukses mengirim tim medis dan obat-obatan ke Aceh, bukan lewat jalur G-to-G (pemerintah ke pemerintah), melainkan melalui celah kerja sama kemanusiaan regional.

Indonesia sedang berada di persimpangan antara menunjukkan kemandirian nasional atau menerima solidaritas global.

Apakah gengsi negara lebih penting daripada kecepatan logistik untuk korban?

Dunia Arab kini dalam posisi wait and see, sementara rakyat Sumatera menanti pemulihan secepatnya.

Belum kering air mata publik melihat bencana kayu gelondongan di Sumatera, kejadian serupa kini menghantam Distrik Keero...
19/12/2025

Belum kering air mata publik melihat bencana kayu gelondongan di Sumatera, kejadian serupa kini menghantam Distrik Keerom, Papua, pada Rabu (17/12/2025).

Video yang beredar di media sosial bukan hanya mempertontonkan banjir, melainkan "tsunami kayu" yang mengerikan.

Sungai Pas yang meluap berubah menjadi arus ganas yang membawa ribuan batang pohon raksasa, menghantam apa saja yang dilewatinya.

Kekuatan arus yang bercampur dengan ribuan ton kayu gelondongan ini tak tertahankan.

- Jembatan Putus: Jembatan di atas Sungai Pas yang menjadi urat nadi transportasi warga, putus total dihantam material kayu.

- Isolasi: Warga kini terpaksa mencari jalan tikus atau akses alternatif karena jalur utama lumpuh.

Publik dibuat bertanya-tanya dengan penuh curiga, Papua dikenal sebagai benteng terakhir hutan hujan tropis Indonesia.

- Pertanyaan Besar: Dari mana datangnya ribuan kayu yang sudah terpotong rapi (gelondongan) itu?

- Analisa: Fenomena ini mustahil terjadi secara alami, besar dugaan ada aktivitas pembalakan liar (illegal logging) atau pembukaan lahan di hulu sungai.

Pohon-pohon ditebang, dibiarkan menumpuk, dan ketika hujan deras turun, tanah yang gundul tak mampu menahan air, menyeret semua hasil tebangan itu ke permukiman warga.

Situasi ini memanas karena momentumnya yang sangat awkward.

Baru beberapa hari lalu, Presiden Prabowo Subianto mewacanakan penanaman Kelapa Sawit, Tebu, dan Singkong secara masif di Papua untuk swasembada energi (BBM).

Melihat realita banjir kayu ini, warganet di platform X langsung meluapkan amarah dan sarkasme.

"Papua banjir, malah ada yang koar-koar suruh tanam sawit... Katanya mari jaga lingkungan, baru ngomong hari ini besoknya beda lagi. Ya Allah capek kali tiap lihat berita," tulis salah satu netizen.

Kejadian di Keerom ini dianggap sebagai teguran keras dari alam.

- Investigasi Transparan: Warga menuntut pemerintah pusat dan daerah berhenti menutup mata dan segera melacak siapa pemilik ribuan kayu tersebut.

- Sinyal Bahaya: Jika hutan di hulu terus digunduli (baik legal maupun ilegal), maka wilayah hilir akan terus menjadi "tempat sampah" bencana kiriman.

Papua sedang tidak baik-baik saja, hanyutnya ribuan kayu ini adalah bukti fisik bahwa ada aktivitas perusakan hutan yang masif di pedalaman.

Apakah pemerintah akan merespons dengan investigasi hukum, atau justru mempercepat proyek perkebunan sawit?

Kita tunggu langkah selanjutnya.

Solidaritas tanpa batas ditunjukkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten.Dipimpin langsung oleh ketuanya, R...
19/12/2025

Solidaritas tanpa batas ditunjukkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten.

Dipimpin langsung oleh ketuanya, Ratu Tatu Chasanah, tim PMI Banten terbang ke Sumatera Utara untuk menyalurkan bantuan tahap pertama bagi korban bencana pada Selasa (16/12/2025).

Yang menarik, misi ini turut dikawal oleh Anggota DPD RI sekaligus komedian kondang, Alfiansyah Bustami (Komeng), yang memang dikenal sebagai relawan setia PMI.

Aksi nyata terlihat di Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.

Tidak sekadar seremonial, Ratu Tatu dan Komeng menaiki armada tangki air milik PMI dan berkeliling ke rumah-rumah warga.

- Peran Ganda Komeng: Selain membantu distribusi air, kehadiran Komeng membawa "vitamin" tawa bagi warga.

- Testimoni Ratu Tatu: "Terima kasih kepada Mas Komeng yang telah menghadirkan keceriaan. Mas Komeng ini relawan PMI yang juga pernah turun ke Banten saat Tsunami Selat Sunda."

PMI Banten tidak hanya fokus di satu titik, mereka membagi kekuatan tim medis dan bantuan ke berbagai wilayah terdampak di Sumatera.

- Aceh (Pidie Jaya): Sudah dikirim tenaga kesehatan (2 dokter, 2 bidan, 2 perawat) beserta obat-obatan.

- Sumut (Langkat): Distribusi logistik dan air bersih (Tahap I).

- Sumbar (Rencana Tahap II): Pada Jumat (19/12/2025), PMI Banten akan mengirimkan 6 tenaga kesehatan tambahan ke Sumatera Barat.

Hal ini sesuai arahan Ketua Umum PMI Jusuf Kalla: "Hadir dari awal hingga masyarakat bangkit dan normal kembali."

Ratu Tatu membeberkan rincian dana donasi yang terkumpul per 11 Desember dengan sangat transparan agar kepercayaan publik terjaga.

1. Total Donasi Terkumpul: Rp 511.490.792

2. Dana Kontingensi PMI Banten: Tambahan Rp 50.000.000

3. Alokasi Penggunaan Sementara:
- Rp 188.388.000 (Pelayanan Kesehatan).
- Rp 100.000.000 (Bantuan logistik di Sumut).

Penting dicatat, biaya operasional kunjungan PMI Banten dan Kabupaten/Kota ke lokasi bencana diambil dari kas internal PMI Banten, bukan memotong uang donasi masyarakat.

Kolaborasi antara PMI Banten dan Senator Komeng ini menjadi contoh manis bagaimana birokrasi, relawan, dan figur publik bersatu.

Bantuan fisik tersalurkan, transparansi dana terjaga, dan psikologis korban pun sedikit terobati dengan kehadiran sang komedian.

Jagat media sosial sedang panas, bukan karena gosip selebriti, melainkan karena momen menyayat hati yang tertangkap kame...
19/12/2025

Jagat media sosial sedang panas, bukan karena gosip selebriti, melainkan karena momen menyayat hati yang tertangkap kamera saat siaran langsung banjir di Aceh Tamiang, Aceh, pada Rabu (17/12).

Jurnalis lapangan CNN Indonesia, Irine Wardhanie, tak kuasa membendung air matanya saat melaporkan kondisi riil di lapangan.

Tangisan Irine bukan tanpa sebab, ia menyaksikan penderitaan yang tak terucap di balik data statistik bencana.

Dalam laporannya yang emosional, Irine menceritakan pemandangan pilu yang ada di depan matanya.

- Anak-Anak Kelaparan: Di seberang lokasi ia berdiri, terlihat anak-anak korban banjir yang belum makan.

- Pesan Pengungsi: Irine mengaku mendapatkan titipan pesan berat dari para pengungsi.

Pemandangan itulah yang membuat pertahanan Irine runtuh, ia menangis di depan kamera, menyuarakan jeritan hati warga yang merasa penderitaannya belum terekspos maksimal.

Video laporan Irine yang penuh emosi itu langsung viral, namun keanehan terjadi tak lama kemudian.

- Video Menghilang: Netizen menemukan bahwa video liputan tersebut mendadak hilang dari platform resmi atau statusnya diubah menjadi Private.

- Spekulasi Liar: Hilangnya video ini memicu kecurigaan massal, netizen berspekulasi telah terjadi pembungkaman atau sensor terhadap fakta lapangan yang coba diungkap Irine.

Isu ini langsung menjadi trending topic dan memicu perdebatan panas soal kebebasan pers.

Melihat bola salju isu "pembungkaman" semakin liar, CNN Indonesia akhirnya turun tangan memberikan klarifikasi resmi.

Pihak stasiun TV tersebut menjelaskan duduk perkara sebenarnya mengenai video yang hilang tersebut.

Klarifikasi ini bertujuan untuk menepis tuduhan netizen bahwa redaksi sengaja menyembunyikan fakta kondisi di Aceh Tamiang.

Momen ini menjadi pengingat bahwa di balik lensa kamera, jurnalis juga manusia yang punya hati.

Tangisan Irine Wardhanie telah berhasil membuka mata publik dan kini atensi nasional, terhadap kondisi darurat yang sedang terjadi di Aceh Tamiang.

Sidang lanjutan kasus peredaran narkoba di dalam Rutan Salemba yang menjerat aktor Ammar Zoni (32) pada Kamis (18/12/202...
19/12/2025

Sidang lanjutan kasus peredaran narkoba di dalam Rutan Salemba yang menjerat aktor Ammar Zoni (32) pada Kamis (18/12/2025) berubah menjadi ajang pembongkaran aib.

Di hadapan Majelis Hakim dan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Ammar Zoni secara blak-blakan mengungkap dugaan kekerasan fisik dan pemerasan yang dialaminya saat proses penangkapan dan interogasi oleh tim Polsek Cempaka Putih.

Ammar melempar pertanyaan "bom" kepada saksi polisi yang hadir.

Ia menuding adanya permintaan uang dalam jumlah besar dari oknum Kanit Polsek Cempaka Putih.

"Apakah saudara saksi tahu kalau dari tim Polsek Cempaka Putih, Kanit, yang meminta kami untuk menyiapkan dana Rp 300 juta?" tanya Ammar eksplisit.

Saksi polisi tersebut langsung menepis dan menjawab singkat, "Saya tidak tahu."

Ammar juga menantang JPU dan saksi untuk menunjukkan bukti fisik sabu seberat 100 gram yang dituduhkan padanya.

- Tantangan Ammar: "Apakah bisa dibuktikan memang barangnya ada?"

- Jawaban Polisi: Barang bukti fisik sudah tidak ada karena diklaim "sudah dijual-jual" saat penangkapan.

Polisi hanya berpegang pada video rekaman interogasi di mana Ammar mengakui kepemilikan barang tersebut.

Puncak ketegangan terjadi saat video interogasi diputar.

Ammar membenarkan sosok di video itu adalah dirinya yang sedang mengakui perbuatan.

Namun, ia menegaskan pengakuan itu keluar karena tekanan fisik yang brutal.

Ammar mencecar saksi polisi dengan pertanyaan menohok:

"Bapak disumpah lho... Apa tidak ada penyetruman? Tidak ada pemukulan? Tidak ada penekanan?"

Ammar mengklaim bahwa ia dan empat rekannya mengalami penyiksaan agar mau mengaku sesuai skenario polisi.

Untuk membuktikan ucapannya bukan bualan, Ammar Zoni meminta Majelis Hakim untuk menghadirkan bukti pamungkas.

- Rekaman CCTV Rutan Salemba tertanggal 3 Januari.

- Menurut Ammar, CCTV tersebut adalah saksi bisu yang merekam segala bentuk tekanan dan dugaan kekerasan yang dialaminya saat itu.

Kasus ini makin rumit, bukan sekadar soal penyalahgunaan narkoba, tapi kini merembet ke dugaan pelanggaran HAM berat dan korupsi oleh oknum penegak hukum.

Apakah CCTV tanggal 3 Januari akan dihadirkan dan mengubah jalannya sidang?

Kita tunggu babak selanjutnya.

Sebuah bukti nyata kekuatan gotong royong terjadi pada Jumat, 12 Desember 2025.Melalui Gerakan Infaq Jumat, Muhammadiyah...
19/12/2025

Sebuah bukti nyata kekuatan gotong royong terjadi pada Jumat, 12 Desember 2025.

Melalui Gerakan Infaq Jumat, Muhammadiyah sukses mengumpulkan dana fantastis sebesar Rp 70 Miliar dalam waktu singkat.

Ini bukan uang dari investor asing, melainkan dari recehan dan donasi tulus jamaah Muhammadiyah di seluruh pelosok negeri sebagai respons cepat atas bencana banjir dan musibah yang melanda Pulau Sumatera.

Bagaimana bisa terkumpul Rp 70 Miliar dalam sehari?

Ternyata, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggerakkan seluruh aset dan jaringannya secara serentak.

- 12.000+ Masjid
- 167 Perguruan Tinggi (Kampus)
- 141 Rumah Sakit (AUM)

Semua institusi ini kompak melaksanakan instruksi pusat untuk mengalihkan infaq Jumat demi misi kemanusiaan.

Aksi tanggal 12 Desember hanyalah permulaan, PP Muhammadiyah telah mengeluarkan instruksi resmi agar pengalihan infaq ini dilakukan selama tiga kali Jumat berturut-turut.

Yakni pada tanggal:

- 12 Desember 2025 (Sudah terlaksana, tembus Rp 70 M)
- 19 Desember 2025
- 26 Desember 2025

Bisa dibayangkan berapa total dana yang akan terkumpul di akhir bulan nanti untuk membantu Sumatera?

Dana jumbo ini tidak akan mengendap di rekening, melainkan langsung disalurkan ke titik-titik terparah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Prioritas penggunaannya sangat krusial:

- Logistik: Operasional dapur umum untuk perut yang lapar.

- Kesehatan: Pengadaan obat-obatan dan layanan kesehatan darurat.

- Shelter: Penyediaan hunian sementara bagi ribuan warga yang kehilangan rumah.

Muhammadiyah kembali menegaskan posisinya sebagai ormas yang "Sat Set Wat Wet" dalam urusan bencana.

Tanpa banyak birokrasi, dana umat langsung dihimpun dan dikirimkan.

Rp 70 Miliar ini adalah pesan cinta dari seluruh Indonesia untuk saudara di Sumatera: "Kalian Tidak Sendirian!"

Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) tengah menggodok skema bantuan finansial bagi warga terdampak banjir ba...
19/12/2025

Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) tengah menggodok skema bantuan finansial bagi warga terdampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Dalam rapat tingkat menteri pada Rabu (17/12/2025), Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melontarkan usulan pemberian Jaminan Hidup (Jadup) dengan nominal yang memicu diskusi.

Usulan utamanya adalah memberikan uang tunai harian kepada setiap nyawa yang terdampak, dengan rincian:

- Nominal: Rp 10.000 per orang/hari.
- Durasi: Diberikan selama 3 bulan.
- Syarat: Bantuan cair setelah korban menempati Hunian Sementara (Huntara) atau Hunian Tetap (Huntap).

Namun, Gus Ipul sendiri sadar bahwa nominal Rp 10.000 di tahun 2025 mungkin nilainya sudah sangat kecil.

"Kami laporkan kepada Pak Menko (Pratikno), apakah indeks Rp 10.000 ini masih memenuhi standar hari ini atau perlu ditingkatkan," ujar Gus Ipul ragu-ragu.

Karena itu, angka ini belum final dan masih sangat mungkin direvisi alias dinaikkan agar lebih manusiawi sesuai biaya hidup saat ini.

Selain uang harian Rp 10 ribu tersebut, pemerintah ternyata menyiapkan paket santunan "Jumbo" lainnya untuk meringankan beban korban.

1. Santunan Duka
- Meninggal Dunia: Rp 15 Juta per jiwa.
- Luka-luka: Rp 5 Juta per jiwa.

2. Uang "Isi Rumah"

Setiap keluarga akan mendapat Rp 3 Juta, dana ini khusus untuk membeli perabotan dasar (panci, kasur, meja, kursi) guna mengganti barang yang hanyut atau rusak saat bencana.

Pemerintah sedang berusaha agar korban bencana tidak hanya mendapat tempat berteduh, tapi juga pegangan uang tunai untuk menyambung hidup.

Kini publik menanti keputusan Menko PMK: Apakah angka Rp 10.000 itu akan diketok palu, atau akan dinaikkan agar para korban bisa makan dengan lebih layak?

Media sosial di Sidoarjo mendadak heboh dengan video yang memperlihatkan insiden penolakan proses pemakaman di Desa Grog...
18/12/2025

Media sosial di Sidoarjo mendadak heboh dengan video yang memperlihatkan insiden penolakan proses pemakaman di Desa Grogol, Kecamatan Tulangan, pada Rabu pagi (17/12).

Narasi awal yang beredar menyebut jenazah ditolak warga, namun fakta di lapangan ternyata jauh lebih rumit.

Jenazah tersebut menjadi "sandera" dari konflik internal desa yang tak kunjung usai.

Seorang warga setempat bernama Rangga memberikan klarifikasi penting untuk meluruskan isu liar.

- Bukan Penolakan Personal: Warga menegaskan tidak membenci almarhum/almarhumah, penolakan itu murni karena akses jalan menuju makam ditutup.

- Konflik Internal: Penutupan jalan ini dipicu oleh perseteruan antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan warga yang tinggal di sekitar area makam.

- Dulu Aman: Sebelumnya situasi adem ayem dan warga perumahan bisa dimakamkan di sana, namun friksi yang memanas belakangan ini membuat akses jalan tersebut akhirnya diblokir oleh warga sekitar.

Kasihan sekali nasib almarhum, padahal secara administrasi, ia memiliki hak penuh untuk dimakamkan di sana.

- Ber-KTP Grogol: Meski pendatang, almarhum sudah lama menetap dan resmi memiliki KTP Desa Grogol.

- Anggota Paguyuban: Almarhum juga aktif dan terdaftar sebagai anggota paguyuban desa.

- Makam Menyatu: Rangga menyebut bahwa makam desa dan makam perumahan sebenarnya menyatu dan sudah ada plakat resminya.

Karena akses jalan buntu dan negosiasi alot di tengah situasi duka, pihak keluarga akhirnya mengalah.

Jenazah yang seharusnya beristirahat di dekat rumahnya, terpaksa dibawa dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Praloyo.

Hingga berita ini viral, pihak Pemerintah Desa maupun BPD setempat masih bungkam dan belum memberikan keterangan resmi terkait solusi atas sengketa jalan yang mengorbankan warga yang meninggal ini.

Kejadian ini menjadi pengingat keras bagi perangkat desa.

Jangan sampai ego sektoral dan konflik internal mengorbankan hak dasar warga, apalagi yang sedang berduka.

Kemanusiaan seharusnya di atas segalanya, termasuk di atas sengketa jalan.

Address

Surabaya

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when KATA KATA KOTA KITA posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to KATA KATA KOTA KITA:

Share